BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikemas dengan baik sehingga mampu menghibur masyarakat yang menontonnya. bintang tamu, penataan panggung dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini, media komunikasi berkembang secara menonjol

berbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kepribadian masing-masing manusia. menarik perhatian setiap manusia sebagai penontonnya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di bidang teknologi saat ini sudah sangat pesat. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dengan kriteria terbaru dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. tenggelamnya kapal vanderwick diceritakan bahwa tokoh Randy Danistha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme

BAB I PENDAHULUAN. dan solusinya yang dikemas dengan nuansa humor yang segar. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Perdebatan mengenai batasan antara nilai-nilai moral


BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah belajar bagaimana proses editing pada sebuah program acara televisi (TV)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan

MINAT MASYARAKAT SUNGAI LUENG MENYAKSIKAN OPERA VAN JAVA (STUDI PENGGUNAAN DAN KEPUASAN)

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi (Kuswandi ; 2008:99).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN. menyiarkan pertunjukkan berita, informasi, hiburan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. terbukti karena Indonesia memiliki cukup banyak stasiun televisi yang eksis. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam merebut perhatian pemirsa televisi semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. sangat signifikan di berbagai bidang, dan masyarakat memerlukan saluran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media


BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : (Graeme Burton, 2007:125)

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. situasi misalnya acara OB (Office Boy) yang tayang di RCTI dan Tetangga Masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup komunikasi merupakan hal yang esensial, oleh sebab itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

TRANSKIP WAWANCARA PRODUSER PROGRAM PROVOCATIVE PROACTIVE METRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Perkembangannya-pun sangat pesat. Misalnya resolusi TV

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya, komunikasi berkembang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan karakteristik serta viewing-habbit masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Opera Van Java atau yang disingkat dengan OVJ merupakan program televisi dengan format komedi. Program ini disiarkan oleh stasiun televisi Trans 7 dengan durasi 120 menit. Opera Van Java tayang pertama kali pada Kamis, 27 November 2008. Opera Van Java mengadaptasikan bentuk pertunjukan wayang tradisional ke dalam bentuk program televisi yang dikemas secara on-air dan lebih modern. Pertunjukan wayang sendiri merupakan seni asli Indonesia yang berasal dari pulau Jawa. Dengan mengangkat cerita-cerita atau fenomena yang ada di masyarakat, Opera Van Java menyuguhkan penampilan dari bentuk pertunjukan wayang kulit tradisional menjadi suatu program televisi yang lebih masa kini. Tentunya program Opera Van Java mengemas cerita yang diangkat ke dalam format program komedi. Bentuk-bentuk pengadaptasian yang diambil oleh OVJ dari pertunjukan wayang adalah adanya dalang, sinden, dan musik-musik gamelan yang dihadirkan. Selain itu, OVJ juga mengadaptasi bentuk tata panggung dan pakaian yang digunakan oleh dalang, sinden, dan juga para pemain musik gamelannya. Sesuai dengan nama programnya, Opera Van Java identik dengan budaya Jawa. Dari sisi konten cerita, talent, tata panggung, wardrobe, properti dan lainnya, Opera Van Java menyuguhkan konsep budaya dan tradisional khususnya Jawa. Adanya dalang dan sinden serta alat musik gamelan dan musik-musik tradisional yang dihadirkan membuat Opera Van Java kental dengan budaya dan tradisional Jawanya. Tentunya budaya tersebut diambil dari pertunjukan wayang tradisional tadi. Opera Van Java menghadirkan cerita-cerita atau fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat Indonesia. Sesuai dengan konsep awalnhya yaitu pertunukan wayang, konten cerita yang diangkat Opera Van Java merupakan 1

cerita-cerita budaya Indonesia khususnya budaya Jawa. Seperti cerita rakyat Jawa Barat yaitu Sangkuriang, Jawa Tengah yaitu Roro Jonggrang, Jawa Timur yaitu Ande-Ande Lumut, dan masih banyak cerita rakyat lainnya yang kental dengan nuansa budaya dan tradisionalnya yang tentunya dikemas secara komedi. Sama halnya dengan pertunjukan wayang pada umumnya, Opera Van Java selalu menghadirkan musik-musik gamelan selama pertunjukan berlangsung. Seperti pertunjukkan wayang yang tokoh-tokohnya dimainkan oleh orang, Opera Van Java juga memiliki seorang dalang yang mengatur jalannya cerita. Pelawak yang berperan sebagai dalang dalam program Opera Van Java adalah Parto Patrio. Di setiap penampilannya, Parto selalu diapit oleh dua orang sinden yang lengkap berdandan ala sinden. Dari segi cerita, Opera Van Java memang tidak terlalu berbeda dengan acara-acara lawak yang sudah lebih dulu ada. Hal yang membuatnya berbeda adalah improvisasi yang dilakukan para pemainnyayaitu Sule, Aziz Gagap, Andre Taulany, dan Nunung serta Parto sebagai dalangnya. Disinilah kekuatan dan nilai lebih dari Opera Van Java yang hadir sebagai sebuah program komedi. Gaya yang pernah ngetop di dunia lawakan zaman Charlie Chaplin ini berhasil diangkat OVJ diselingi kekacauan-kekacauan yang menyimpang dari alur cerita membuat pemirsa menjadi tidak bosan. Jalan cerita dibuat seakan-akan sebuah latihan bukan pertunjukan, menjadikan setiap pemain bebas untuk berimprovisasi dan melakukan kesalahan, sehingga penonton pun menjadi lebih santai (http://www.bluetoad.com/article/opera+van+java,+ya%e2%80%99eeeeee ee.../267399/0/article.html diakses pada tanggal 13 Mei 2014, pukul 21.07 WIB). Kekuatan OVJ juga ada pada jalan cerita yang sangat serba spontan, seenaknya, suka-suka pemain, keluar dari skenario, dan bahkan melawan sang dalang. Tak jarang, para kru Trans7 maupun penonton digeret ke panggung dan ikut kena usil. Tidak hanya itu, dalam spontanitas ini, karakter dan kehidupan personal para pelawaknya ikut 2

dibawa-bawa. Batas antara pribadi pemain dengan karakter yang sedang dibawakannya jadi kabur, bahkan tidak penting. Gaya seperti ini yang membuat OVJ unik dan disukai orang muda karena jauh dari hipokrisi (ketidakjujuran) dan kepura-kepuraan ala sandiwara (http://www.the-marketeers.com/archives/dari-opera-van-java-sampaisalah-sambung.html#.u3ingyf_vt8 diakses pada tanggal 13 Mei 2014, pukul 21.59 WIB). Selain itu, tata panggung yang dihadirkan oleh program Opera Van Java juga mengusung konsep budaya dan tradisional. Lebih khususnya pada set panggung untuk dalang dan sindennya. Tata panggung untuk dalang dan sindennya selalu menggunakan Gebyok sebagai background set. Ditambah dengan homeband yang memainkan alat musik gamelannya membuat nuansa budaya dan tradisional yang dihadirkan semakin kental. Dari segi wardrobe/ kostum (pakaian) yang digunakan para wayang Opera Van Java, dalang dan sindennya, terlihat pula unsur-unsur budaya dan tradisional serta fenomena-fenomena yang diangkat dalam setiap episodenya. Wayang Opera Van Java selalu menggunakan wardrobe yang sesuai dengan cerita yang diangkat seperti cerita-cerita rakyat tadi. Dalang selalu menggunakan pakaian tradisional pria Jawa yaitu beskap dan kain batik dilengkapi dengan blangkon. Dan sinden selalu menggunakan kebaya yang merupakan pakaian tradisional wanita khas Jawa. Begitu pula dengan properti yang digunakan, Opera Van Java selalu menggunakan properti sebagai bahan Gimmick (adegan lucu) yang dilakukan oleh para wayang OVJ untuk menghasilkan lawakan yang lucu. Properti panggung berbahan steorofoam yang siap dihancurkan, misalnya melihat aksi Sule atau pemain lainnya yang menyuruh Aziz Gagap untuk menduduki kursi yang terbuat dari steorofoam, yang pasti akan hancur berantakan. Properti pentungan yang patah jika dipukulkan ke kepala (http://www.bluetoad.com/article/opera+van+java,+ya%e2%80%99eeeeee ee.../267399/0/article.html diakses pada tanggal 13 Mei 2014, pukul 21.07 WIB). 3

Selain itu properti juga digunakan untuk menunjang jalannya cerita dalam program Opera Van Java. Baik properti dari bahan gabus (mock up), plastik, maupun properti yang sesungguhnya. Semua properti yang digunakan disesuaikan dengan cerita yang diangkat untuk setiap episodenya. Seperti contoh untuk episode yang mengangkat cerita tentang pendekar, properti yang perlu disiapkan adalah seperti pedang, anak panah, perisai dan properti lainnya. Opera Van Java termasuk ke dalam tujuh acara komedi terpopuler di Indonesia. Selain Opera Van Java, acara komedi terpopuler lainnya adalah Extravaganza, Ngelenong Nyook, Chatting, Ngelaba, Bagito Show, dan Ria Jenaka. Saat ini, Opera Van Java merupakan satu-satunya program komedi yang mengusung konsep budaya dan tradisional. (http://www.lintas.me/entertainment/tv/jagoanbokiss.com/7-acara-komedishow-tv-terpopuler-di-indonesia diakses pada tanggal 12 Mei 2014, pukul 18.00 WIB). Dari segala sisi yang dihadirkan di dalam program Opera Van Java, program tersebut berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. Penghargaan yang telah diperoleh program Opera Van Java diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Program komedi/ lawak Panasonic Gobel Award tahun 2010 2. Program komedi/ lawak Panasonic Gobel Award tahun 2011 3. Program TV favorit pilihan anak muda Indonesia Most Favorite Youth Brand 2011 Majalah Marketeers & Markplus Insight 4. Program komedi/ lawak Panasonic Gobel Award tahun 2012 (http://www.trans7.co.id/?halaman=penghargaan Diakses pada tanggal 9 Januari 2014, pukul 15.00 WIB). Penghargaan yang telah Opera Van Java peroleh merupakan salah satu bukti bahwa program tersebut diterima oleh masyakarat Indonesia. Penghargaan tersebut pula yang membuat program Opera Van Java tetap bertahan. Bertahannya penayangan program Opera Van Java hingga saat ini 4

merupakan bentuk dari adanya konsep-konsep kreatif yang dihasilkan oleh tim kreatif yang bekerja dibalik layar Opera Van Java. Gambar 1.1 Tata Panggung Dalang dan Sinden Opera Van Java Sumber: Opera Van Java Tata panggung atau set dalang untuk program Opera Van Java mengangkat tema tradisional yaitu budaya Jawa. Terdapat tempat untuk homeband dimana alat musik yang digunakan adalah gamelan dan juga sinden dimana penataannya dibuat dengan menambah unsur-unsur budaya dan tradisional. Seperti Gebyok yang digunakan pada background set. Dengan menggunakan teknologi dari lighting, panggung dalang dan sinden menjadi terlilat lebih modern namun tetap kental dengan unsur budaya dan tradisionalnya. Gambar 1.2 Tata Panggung Sketsa Opera Van Java Sumber: Opera Van Java 5

Set sketsa atau tata panggung untuk sketsa program Opera Van Java dibuat lebih modern dibandingkan dengan set untuk dalang dan sindennya. Tata panggung sketsa lebih menyesuaikan dengan cerita yang diangkat untuk setiap episodenya. Seperti cerita-cerita rakyat yang dikemas secara komedi. Gambar 1.3 Ruang Wardrobe/ Kostum Trans 7 Sumber: Opera Van Java Wardrobe/ kostum yang digunakan dalam program Opera Van Java juga menghadirkan konsep budaya dan tradisionalnya. Konsep tersebut disesuaikan dengan tema yang telah dibuat untuk setiap episodenya. Wardrobe tersebut diantaranya adalah dress, kemeja, blouse, celana bahan, celana jeans, celana panjang, celana pendek, sepatu, sandal, kacamata, kalung, gelang, cincin, dan masih banyak kebutuhan wardrobe lainnya. Gambar 1.4 Gudang Properti Trans 7 Sumber: Opera Van Java 6

Sama halnya dengan wardrobe, properti yang digunakan dalam program Opera Van Java menyesuaikan dengan tema cerita yang dibuat. Baik cerita tentang budaya dan tradisional Indonesia, maupun cerita tentang fenomena yang sedang terjadi di masyarakat. Semua konsep kreatif yang dihadirkan di dalam program Opera Van Java yaitu dari segi tata panggung, wardrobe, dan propertinya merupakan identitas dari Opera Van Java sebagai program komedi yang mengusung konsep dari pertunjukan wayang. Karena konsep kreatif merupakan dasar identitas dari berlangsung dan berjalannya sebuah program, maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai konsep kreatif untuk menunjang keberlangsungan program Opera Van Java dan agar selalu dapat bertahan untuk menjadi program komedi unggulan dibanding program komedi lainnya. Oleh karena itu, peneliti menjadikan hal ini sebagai penelitian dengan judul Konsep Kreatif dalam Program Opera Van Java di Trans 7. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, diperoleh batasan atau fokus dari penelitian ini. Oleh karena itu, fokus penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk pembuatan tata panggung? 2. Bagaimana konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk persiapan wardrobe/ kostum (pakaian)? 3. Bagaimana konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk persiapan properti yang digunakan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk pembuatan konsep tata panggung. 7

2. Untuk mengetahui konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk persiapan wardrobe/ kostum (pakaian). 3. Untuk mengetahui konsep kreatif dalam program Opera Van Java untuk persiapan properti yang digunakan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang konsep kreatif di sebuah program televisi khususnya program komedi. 2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Dapat mengaplikasikan wawasan dan pengetahuan yang di dapat ke dalam dunia kerja sesungguhnya. 2. Dapat memberikan kontribusi yang baik sebagai tim kreatif bagi sebuah program televisi. 1.5 Tahapan Penelitian Terdapat beberapa tahapan dalam penilitian ini, diantaranya adalah: 1. Observasi Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi untuk menentukan tema yang akan diangkat menjadi sebuah penelitian. Setelah mendapatkan sebuah tema atau masalah yang akan diteliti, peneliti menentukan judul yang akan di ambil sebagai judul penelitian ini. 2. Memfokuskan Masalah Setelah judul penelitian dibuat, peneliti mulai memfokuskan permasalahan yang diambil. Berdasarkan latar belakang yang dibuat, peneliti mulai membuat fokus penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk memberikan batasan terhadap penelitian yang akan dilakukan. 8

3. Pengumpulan data Tahap ini, peneliti mulai mengumpulkan semua data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini. Dengan menggunakan teknik wawancara, peneliti memulai pengumpulan data diawali dengan membuat daftar pertanyaan. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut dikoreksi oleh pembimbing yang bersangkutan untuk diperiksa apabila ada kesalahan dan perlunya tambahan terhadap pertanyaan-pertanyaan wawancara tersebut. Kemudian, setelah semua pertanyaan dikoreksi dan siap untuk proses wawancara, peneliti mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara terhadap narasumber yang bersangkutan dengan penelitian ini. Setelah semuanya siap, peneliti mulai melakukan wawancara terhadap narasumber. Semua pertanyaan yang telah dibuat diajukan kepada narasumber tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat pastinya akan berkembang pada saat wawancara. Setelah semua pertanyaan diajukan, dan pertanyaan tersebut sudah memiliki jawaban yang lengkap dan jelas, pada akhirnya tahap pengumpulan data selesai dan kemudian akan dilanjutkan pada tahap selanjutnya. 4. Menganalisis data Peneliti mulai mengolah satu per satu hasil wawancara atau jawaban yang telah diajukan kepada narasumber. Pengolahan data dilakukan dengan teknik dan cara yang dijelaskan pada BAB III penelitian ini. 5. Penyajian dan Pembahasan Data Setelah proses menganalisis data selesai, kemudian data-data tesebut dijelaskan dan dibahas kembali pada BAB selanjutnya yaitu BAB 9

IV. Data-data tersebut disajikan dengan konsep yang dimaksud oleh peneliti. 6. Kesimpulan dan Saran Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini. Ditahap ini, peneliti mulai menyimpulkan seluruh bentuk proses dan konten dari penelitian ini dimulai dari awal penelitian hingga selesai. Kemudian peneliti juga memberikan saran kepada pihak perusahaan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini. Saran dimaksud untuk memberikan alternatif pemecahan masalah bagi perusahaan atas masalah yang diangkat dalam penelitian ini dan pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TRANS 7). Alamat perusahaan ini adalah Jalan Kapten P. Tendean Kav. 12-14A, Jakarta. Untuk lebih lengkapnya, penelitian ini dilakukan pada Divisi Produksi untuk Program Opera Van Java Trans 7. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dimulai dari bulan September 2013 sampai dengan bulan Mei 2014. 10