BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB III METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU. Pengarang kitab Ilmu Falak Methoda Al-Qotru ini memliliki nama lengkap

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

JADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS ASTRONOMI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB SYAWĀRIQ AL-ANWĀR

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOE DDIN DJAMBEK TENTANG PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

BAB III DALAM PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA. Radjo adalah salah seeorang ahli falak kelahiran Bukittinggi (29 Rabi ul Awal

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB I PENDAHULUAN. kepada nabi Muhammad saw ketika melaksanakan misi suci yaitu Isra Mi raj,

BAB V PENUTUP. beberapa kesimpulan yang akan penulis uraikan. 1. Perhitungan Awal Waktu Salat dalam Aplikasi Digital Falak

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB V PENUTUP. Waktu Salat Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 2010, dapat

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN KAMARIAH ALMANAK NAUTIKA DAN ASTRONOMICAL ALGORITHMS JEAN MEEUS

BAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

Lampiran I Draf wawancara dengan Qotrun Nada di kediamannya di Desa Mandesan, Selopuro, Blitar pada 15 Mei 2016.

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

BAHAN AJAR ILMU FALAK I. Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. ajar Ilmu Falak 11

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN KETINGGIAN HILAL PERSPEKTIF ALMANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB III PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM. pada hari Kamis Kliwon, tanggal 14 Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H.

BAB III METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai a little mosque on the tundra oleh media Kanada, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Matahari dan Bulan maupun kondisi cuaca yang terjadi ketika rukyat.

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB I PENDAHULUAN. segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang. sebagainya. Demikian pula hari-hari besar dalam Islam, semuanya

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

Ṡamarᾱt al-fikar Karya Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT

ANALISIS KOMPARASI PERHITUNGAN WAKTU SALAT DALAM TEORI GEOSENTRIK DAN GEODETIK

BAB III PEMIKIRAN SAADOE DDIN DJAMBEK TENTANG WAKTU SALAT DI DAERAH KUTUB. A. Biografi Intelektual Saadoe ddin Djambek

BAB III SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI APLIKASI ZEPHEMERIS. uji verifikasi hasil perhitungan aplikasi Zephemeris. kesalahan maupun kekurangan pada aplikasi.

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE. 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama Bajangan, kecamatan

BAB IV DALAM KITAB AL-DŪRR AL-ANĪQ. A. Analisis Metode Hisab Awal Bulan Qamariah Dalam Kitab al-dūrr al-

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

Halaman Jud ul. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM

BAB II HISAB AWAL BULAN QAMARIYAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SLAMET HAMBALI TENTANG PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali dalam Penentuan Awal

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan zakat dan beribadah haji yang disampaikan kepada. Rasulullah Saw melalui wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril, maka

BAB III PEMIKIRAN SAADOE DDIN DJAMBEK TENTANG PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH. Saadoe ddin yang dikenal dengan datuk Sampono Radjo, ia memiliki

RANCANG BANGUN INDIKATOR JAM SHOLAT ABADI MENGGUNAKAN ATMEL 89S52

BAB I PENDAHULUAN. adalah ilmu falak, karena ilmu ini berkaitan dengan hal-hal yang ada

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TERJADINYA GERHANA DENGAN RUBU AL-MUAJAYYAB. A. Analisis Perhitungan terjadinya Gerhana dengan Rubu al-mujayyab

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN AKURASI JAM MATAHARI PERUMAHAN KOTABARU PARAHYANGAN PADALARANG JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS TERHADAP URGENSI KETINGGIAN TEMPAT DALAM FORMULASI PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT

BAB III HISAB KETINGGIAN HILAL MENURUT KITAB SULLAM AN-NAYYIRAIN DAN ALMANAK NAUTIKA

MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit

BAB III SISTEM HISAB ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB. Pada bab ini kajian yang akan penulis kemukakan adalah penjelasan

Telaah Matematis pada Penentuan Awal Bulan Qomariyah Berdasarkan Metode Ephemeris Hisab Rukyat

MENGENAL SISTEM WAKTU UNTUK KEPENTINGAN IBADAH

BAB III SISTEM PERHITUNGAN AL-MANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS. 1. Sekilas Tentang Sistem Almanak Nautika

BAB IV ANALISIS HISAB ARAH KIBLAT MUHAMMAD KHUMAIDI JAZRY DALAM KITAB AL-KHULASHAH FI AL-AWQAT AL-SYAR IYYAH BI AL-LUGHARITMIYYAH

BAB III PENENTUAN WAKTU SHALAT PADA KALENDER NAHDATUL ULAMA TAHUN Sejarah singkat tentang NAHDATUL ULAMA

SISTEM INFORMASI ARAH KIBLAT DAN JADWAL WAKTU SHALAT DI KOTA - KOTA BESAR DI INDONESIA

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian penulis yang berjudul Perancangan Aplikasi. Mobile Phone, dapat diambil beberapa kesimpulan, bahwa :

BAB IV ALGORITMA PEMROGRAMAN WAKTU SALAT SHALATQ MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT VISUAL BASIC 2010 DAN PENGUJIAN PROGRAM SHALATQ

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak Methoda Al- Qotru Salat adalah ibadah yang tak bisa ditinggalkan. Dalam mengerjakan salat lima waktu, kaum muslimim sepakat bahwa salat lima waktu harus dikerjakan pada waktunya dan sesuai dengan pembagian waktu-waktunya. Terlepas dari pergantian waktu salat satu dengan waktu salat selanjutnya, ulama berselisih pendapat mengenai kapan dimulainya atau dilaksanakannya salat lima waktu tersebut. Meskipun secara kasat mata dalam persoalan penentuan waktu salat tidak nampak adanya suatu persoalan yang sangat besar, tetapi bagaimana jika perbedaan tersebut telah melebihi dari 4 menit atau 5 menit. Tentu itu akan jadi persoalan bagi kita, semisalnya yang mana seharusnya waktu tersebut sudah memasuki waktu salat Magrib, tetapi masih ada yang masih melaksanakan salat Asar. Pada dasarnya dalam mengetahui waktu seperti waktu terbitnya matahari, waktu tergelincirnya matahari, waktu terbenamnya matahari, dan lain sebagainya itu merupakan suatu hal yang tidak ada dasar hukum yang pasti, namun apabila dikaitkan dengan ibadah seperti salat maka hukumnya menjadi wajib. Jadi sebelum mengerjakan salat, kaum muslimin diwajibkan untuk menentukan dan mengetahui awal waktu salat 72

73 terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pelaksanaan ibadah tersebut tidak akan dapat terlaksana dengan benar dan sempurna manakala tidak mengetahui waktu pelaksanaannya. 1 Metode yang digunakan kaum muslimin untuk menentukan awal waktu salat ada berbagai cara, misalnya dari melihat pergerakan Matahari, hingga perhitungan dengan metode klasik dan kontemporer. Pergerakan Matahari sebagaimana yang kita ketahui, yaitu dengan melihat bayang-bayang sesuatu untuk menentukan waktu-waktu salat. Metode klasik merupakan metode yang digunakan dan dihasilkan dari pemikiran ulama-ulama pada zaman dahulu yang masih cenderung sederhana, baik dalam konsep perhitungan maupun data-data yang digunakan, dan proses perhitungannya lebih panjang, cenderung lebih ribet dan menyita banyak waktu dan biasa disebut dengan hisab. Metode kontemporer merupakan metode yang menggunakan data-data astronomis dan dalam pengambilan datanya menggunakan ephemeris. Sebagaimana saat ini, penentuan awal waktu salat dengan fenomena alam sudah jarang sekali dipraktikkan atau sudah tidak eksis lagi di kalangan kaum muslim, hal ini disebabkan para ahli ilmu falak telah menemukan metode yang dianggap lebih mempermudah kaum muslimin untuk mengetahui kapan awal waktu salat itu tiba, yaitu penentuan awal waktu salat dengan metode hisab yang dapat memberikan data waktu salat sesuai syari at Islam, sehingga kaum muslimin tidak perlu repot lagi melihat 1 Musyaiyadah, Studi Analisis metode Penentuan Awal Waktu Salat Dengan Jam Istiwa Dalam Kitab Syawâriq al-anwâr, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2011, hlm. 54.

74 fenomena alam sebelum mengerjakan salat, meskipun masih ada sebagian orang awan, orang tua terdahulu, beberapa pesantren atau masjid yang menggunakan bayangan Matahari untuk menentukan awal waktu salat. Sebagaimana dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada dalam menentukan awal waktu salat menggunakan hisab sendiri untuk menghasilkan waktu yang lebih akurat dan sesuai dengan yang di syariatkan dalam al-qur an maupun dalam sunah Nabi saw. Methoda Al-Qotru adalah kitab Qotrun Nada yang membahas tentang hisab awal waktu salat. Menghitung awal waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al- Qotru ini, ada beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu diantaranya mengetahui tanggal, bulan, tahun ( Masehi ) yang akan dihitung, mengetahui lintang tempat dan bujur tempat, Penentuan kedudukan suatu tempat (lintang dan bujur) diperlukan dalam menetapkan saat masuknya waktu-waktu salat secara tepat. Perbedaan bujur akan berpengaruh terhadap waktu suatu daerah. Selanjutnya untuk menghisab waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al- Qotru adalah mengetahui tinggi tempat. Menentukan tinggi matahari pada saat terbenam (gurub) sangat berkaitan erat dengan kerendahan ufuk, dan kerendahan ufuk itu ditentukan oleh tinggi tempat. 2 Dengan demikian, ketinggian tempat dalam 2 Badan Hisab Dan Rukyah Departemen Agama, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1981, hlm. 68.

75 perhitungan waktu salat dapat mempengaruhi besar kecilnya kerendahan ufuk, 3 sehingga ketinggian tempat merupakan suatu langkah yang perlu dan penting untuk dipertimbangkan dalam mencari waktu salat setelah terbenamnya matahari (Magrib, Isya, Subuh dan terbit) yakni waktu yang memperhitungkan kerendahan ufuk, karena dalam hal ini akan mempengaruhi ketinggian matahari yang berada di bawah ufuk yakni yang terjadi pada waktu salat setelah terbenamnya matahari tersebut (Magrib, Isya, Subuh dan terbit). Mengetahui awal waktu Zuhur dalam kitab Methoda Al-Qotru ini adalah saat ketinggian Matahari berada pada 90 0 atau ketika Matahari berada dipuncak zenitnya, ketika Matahari berada diatas meridian. Jadi untuk awal waktu Zuhur dalam kitab Methoda Al-Qotru dapat diketahui dengan rumus: Merpass (Mp) + koreksi waktu daerah (K). Cara mengetahui koreksi waktu daerah (K) yaitu dengan cara beda waktu dengan waktu GMT x 15 bujur tempat : 15. Mengetahui waktu Asar dengan cara diketahui jarak zenith (H ) terlebih dahulu dengan proses lintang tempat (ɸ) - deklinasi (δ) + 1. Kemudian mencari tinggi Matahari waktu awal Asar (H), sebagaimana rumus yang sudah umum untuk ketinggian Matahari pada awal waktu Asar yaitu dengan cara 1: (Abs Shift tan (lintang- deklinasi) + 1. lalu mencari sudut waktu awal Asar (T) dengan cara Sin tinggi Matahari waktu Asar (H) : cos lintang tempat (ɸ) : cos deklinasi (δ) + tan lintang tempat x tan 3 Abd. Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta : Liberty, 1983, hlm. 30.

76 deklinasi, dan untuk mengetahui awal waktu Asar yaitu dengan cara cos 1 sudut waktu awal Asar (T) : 15 + Merpass (Mp) + koreksi waktu daerah ). Mengetahui waktu Magrib dengan cara diketahui tinggi Matahari awal Magrib. Secara umum untuk ketinggian Matahari pada awal waktu Magrib adalah -1. Tetapi dalam kitab Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada ini dalam menentukan ketinggian Matahari untuk awal waktu Magrib masih melibatkan tinggi markaz, refraksi, semidiameter Matahari, dan kerendahan ufuk. Lalu mencari sudut waktu awal Magrib dengan cara sin tinggi Matahari awal Magrib (H) : cos lintang tempat (ɸ) : cos deklinasi (δ) + -tan lintang tempat (ɸ) x tan deklinasi (δ), kemudian mengetahui awal waktu Magrib dengan cara cos 1 sudut waktu awal Magrib (H) : 15 + Merpass (Mp) + koreksi waktu daerah (K). Mengetahui waktu Isya, terlebih dahulu harus diketahui ketinggian Matahari pada awal waktu Isya. Para ahli falak berbeda-beda pendapat tentang ketinggian Matahari untuk awal Isya. Ada yang menggunakan tinggi Mataharinya bernilai -16, atau -18 atau ada yang menggunakan -20. Dalam hal ini Qotrun Nada juga menetapkan untuk ketinggian Matahari awal waktu Isya adalah -18, lalu mencari sudut waktu awal Isya yaitu dengan cara sin -18 o : cos lintang tempat : cos deklinasi + -tan lintang tempat x tan deklinasi. Kemudian untuk mengetahui awal waktu Isya yaitu dengan cara cos 1 sudut waktu awal Isya : 15 + merpass + koreksi waktu daerah.

77 Mengetahui waktu Subuh tentukan ketinggian Matahari pada awal waktu Subuh.Awal waktu Subuh adalah kebalikan dari awal waktu Isya.Isya adalah batas akhir cahaya Matahari yang masih tersisa. Sedangkan awal waktu Subuh adalah awal cahaya Matahari mulai tampak. Karena itu ketinggian Matahari antara keduanya juga sama. Para ahli falak juga berbeda pendapat tentang nilai ketinggian Matahari pada awal waktu Subuh. Ada yang menggunakan ketinggian Matahari untuk waktu Subuh - 18 o dan ada juga yang menggunakan -20 o dan lain-lainya. Dalam hal ini Qotrun Nada menetapkan ketinggian Matahari untuk awal waktu Subuh adalah -20.lalu mencari sudut waktu awal Isya yaitu dengan cara sin -20 o : cos lintang tempat : cos deklinasi + - tan lintang tempat x tan deklinasi. Kemudian untuk mengetahui awal waktu Subuh yaitu dengan cara merpass - cos 1 sudut waktu awal Isya : 15 + koreksi waktu daerah. Mengetahui waktu Syuruk dengan cara mencari tinggi Matahari awal Syuruk terlebih dahulu. Secara umum untuk ketinggian Matahari awal waktu Syuruk adalah -1. Tetapi dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada ini dalam menentukan ketinggian Matahari untuk awal waktu Syuruk sama halnya dengan mencari tinggi Matahari pada awal waktu Magrib, yaitu masih melibatkan tinggi markaz, refraksi, semidiameter Matahari, dan kerendahan ufuk. Lalu mencari sudut waktu awal Syuruk yaitu dengan cara sin tinggi Matahari awal Syuruk (H) : cos lintang tempat (ɸ) : cos deklinasi (δ) + -tan lintang tempat (ɸ) x tan deklinasi (δ), kemudian

78 mengetahui awal waktu Syuruk yaitu dengan cara Merpass (Mp) - cos 1 sudut waktu awal Syuruk (H) : 15 ) + koreksi waktu daerah (K). Mengetahui waktu Duha dengan cara diketahui tinggi Matahari untuk awal waktu Duha, dalam hal ini Qotrun Nada menetapkan 4.5 untuk ketinggian Matahari awal waktu Duha. kemudian mencari sudut waktu awal Duha yaitu dengan cara sin 4,5 : cos lintang tempat (ɸ) : cos deklinasi (δ) + -tan lintang tempat (ɸ) x tan deklinasi (δ), kemudian mengetahui awal waktu Duha yaitu dengan cara Merpass (Mp) - cos 1 sudut waktu awal Syuruk (H) :15) + koreksi waktu daerah (K). Jadi dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru ini tidak menggunakan jam istiwa atau waktu hakiki, karena sudah menggunakan koreksi waktu daerah dan sesuai dengan waktu Indonesia. Semua awal waktu salat dipengaruhi oleh lintang, kecuali awal waktu salat Zuhur. Hal ini disebabkan awal waktu salat Zuhur adalah waktu berkulminasinya Matahari. Saadoeddin Djambek, 4 dalam bukunya menjelaskan bahwa perbedaan bujur cukup besar pengaruhnya terhadap masuknya waktu salat dan perbedaan lintang tidak sama besar pengaruhnya sepanjang tahun. Waktu Zuhur senantiasa sama untuk semua lintang. Data-data yang digunakan untuk mengetahui awal waktu dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada ini tidak terlalu berbeda dengan data yang 21. 4 Sa adoeddin Djambek, Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa, Jakarta : Bulan Bintang, tt, hlm.

79 digunakan dalam metode hisab kontemporer atau data ephemeris, seperti mengetahui lintang tempat, deklinasi Matahari dan equation of time, True Geocentric Distance (S), Longitude Matahari (λ), semidiameter, Right Ascension, Merpass dan Obliquity. Walaupun dalam proses perhitungannya untuk lebih ribet dan prosesnya panjang, tetapi hasilnya hanya berbeda berapa menit dengan data ephemeris. Terdapat beberapa rujukan yang digunakan oleh Kementerian Agama. Beberapa rujukan inilah yang menjadikan perbedaan dalam perhitungan. Berbagai rujukan inilah yang menjadikan perbedaan dalam perhitungan. Beberapa sistem hisab tersebut yaitu: 1) Hisab Haqiqi Taqribi, dengan rujukan meliputi: Kitab Sullam al-nayyirayn, Fath al- Ra uf al-mannan, al-qawaid al-falaqiyyah;2) Hisab Haqiqi Tahqiqi, dengan rujukan meliputi: Hisab Haqiqi, Radi at al-mithal, al-khulasah al-wafiyah, al-manaj al- Hamidiyyah, Nur al-azwur, Menara Kudus; 3) Hisab Kontemporer, dengan rujukan meliputi: New Comb, Jeen Meus, E. W. Brouwn, Almanak Nautika, Ephemeris Hisab Rukyat, al-falaqiyyah, Mawaqit, Ascript, Astro Info, Starry Night Pro 5. 5 Hasil perhitungan dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada ini sudah dikategorikan sebagai hisab Haqiqi Tahqiqi, 6 karena sebagian data menggunakan data astronomis dan menggunakan rumus trigonometri, dalam proses 5 Siti Tatmainul Qulub, Telaah Kritis Putusan Sidang Itsbat Penetapan Awal Bulan Qamariyah di Indonesia dalam Perspektif Ushul Fikih, dalam al-ahkam (Jurnal Pemikiran Hukum Islam), Volume 25 Nomor 1, April 2015, hlm. 115. 6 Hisab Haqiqi Tahqiqi adalah hisab yang perhitungannya berdasarkan data Astronomis yang diolah dengan Spherical Trigonometri (Ilmu Ukur Segitiga Bola) dengan koreksi-koreksi gerak Bulan maupun Matahari yang sangat telilti dan dalam penyelesaian perhitungannya digunakan alat-alat elektronik, misalnya kalkulator atau komputer. Lihat Lajnah Falakiyah, Pedoman Rukyat Dan Hisab Nahdlatul Ulama, Jakarta: Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006, hlm. 50.

80 perhitungannya telah menggunakan rumus-rumus ilmu ukur segitiga bola seperti tangen, cotangen, sinus, cosines dan secan dan menggunakan algoritma dengan bantuan kalkulator ataupun komputer. Dalam perhitungan awal waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada terutama dalam menentukan tinggi Matahari pada setiap waktuwaktu salat seperti tinggi Matahari untuk awal waktu Isya Qotrun Nada sudah menetapkan -18 0, tinggi Matahari untuk awal waktu Subuh benilai -20 0 dan tinggi Matahari untuk awal waktu Duha bernilai 4.5, kemudian tinggi Matahari awal waktu Syuruk dan awal waktu Magrib Qotrun Nada masih melibatkan tinggi markaz, refraksi, semidiameter Matahari, dan kerendahan ufuk (Dip) sebagaimana telah dijelaskan dalam rumus. Kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada untuk mengetahui awal waktu salat dengan hasil akurat juga menampilkan data deklinasi Matahari yaitu dengan menggabungkan dua cara. Pertama, untuk menghitung deklinasi Mataharinya cukup dengan satu waktu saja. sebagaimana untuk menghitung awal waktu Magrib, Isya, Subuh, Zuhur, Asar, maka cukup menggunakan deklinasi Matahari pada jam 17.30 WIB atau menggunakan deklinasi Matahari jam 12.00 WIB saja. Jadi dengan menggunakan deklinasi pada jam 17.30 WIB atau menggunakan deklinasi Matahari pada jam 12.00 WIB, maka sudah dapat digunakan untuk menghisab awal waktu salat sehari semalam. Kitab Methoda Al-Qotru ini, untuk menghitung deklinasi Matahari,

81 Qotrun Nada menggunakan jam beduk atau waktu pertengahan hari, yakni pukul 11.30 WIB atau setara dengan 04.30 GMT. Kedua, untuk mengetahui deklinasi Mataharinya yaitu dengan menghitung terlebih dulu deklinasi Matahari di setiap waktu-waktu tersebut, sebagai contoh untuk mengetahui deklinasi Matahari waktu salat Isya, maka harus terlebih dahulu menghitung deklinasi Matahari pada waktu tersebut, untuk mengetahui deklinasi Matahari waktu salat Subuh, maka harus terlebih dahulu menghitung deklinasi Matahari pada waktu Subuh, begitupun dengan waktu-waktu yang lainnya. Walaupun proses perhitungannya melelahkan dan menyita banyak waktu karena harus menghitung posisi Matahari secara beulang-ulang untuk mendapatkan deklinasi di setiap semua waktu-waktu salat, tetapi hasilnya kemungkinan lebih tinggi keakuratannya. Begitu pula untuk mengetahui nilai equation of time atau istilah Indonesianya Perata Waktu selain yang terdapat pada data-data Ephemeris, agak sulit bagi kita orang awam menemukan teori-teori tentang yang ada di tabel Ephemeris. Oleh Karena itu Qotrun Nada mempunyai cara sendiri dalam menentukan nilai equation of time sebagaimana dijelaskan dalam perhitungan sebelumnya yaitu dengan mengembangkan (berdasarkan penelitian dan uji coba) konsep perhitungan equation of time yang unik dengan tingkat akurasi yang tinggi dan tingkat kesalahannya tidak melebihi 5 detik, bahkan konsep perhitungan yang digunakan Qotrun Nada dalam kitab Methoda Al- Qotrun dapat digunakan untuk menghitung equation of time pada jam berapapun.

82 Dalam proses perhitungan waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru untuk penggunaan waktu ihtiyat tidak digunakan, tapi untuk lebih berhati-hati bisa ditambahkan sendiri, misalnya ditambah 2 menit atau 3 menit atau biasanya ditambah 4 menit juga bisa. Sedangkan dalam metode hisab kontemporer nilai ihtiyat-nya sebesar 2 menit untuk membulatkan hasil perhitungan. B. Analisis Keakurasian dan Relevansi Hisab Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak Methoda Al-Qotru Karya Qotrun Nada dengan Menggunakan Hisab Kontemporer Ephemeris Sebagai Alat Uji Verifikasi. Perlu kita ketahui bahwa ribuan tahun yang lalu ternyata ilmu falak sudah ada. Dalam perkembangannya manusia selalu memperhatikan kejadian-kejadian yang berada di sekitarnya, sebagaimana pandangan manusia terhadap alam yang selalu berubah-ubah sesuai dengan pengetahuan disetiap zamannya. Mempelajari ilmu falak penting untuk masyarkat umum terutama orang muslim, karena dengan ilmu falak kita dapat mengetahui awal dan akhir waktu salat dengan waktu lebih akurat, penentuan arah kiblat, penetuan awal bulan Ramadhan untuk pelaksanaan kewajiban puasa, penentuan awal Syawal dalam penentuan hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha yang berkaitan dengan kewajiban haji. Sejak zaman dahulu hingga era globalisasi saat ini, ilmu falak mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat signifikan dalam hal metode yang digunakan untuk penentuan waktu pelaksanaan ibadah. Jika dulu para ulama masih menggunakan

83 metode yang sederhana dan rumit, berbeda dengan saat ini, yang mana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju. 7 Pada zaman modern seperti sekarang ini, masyarakat disajikan dengan berbagai situasi dan kondisi yang serba instant dan masyarakat saat ini tidak mau terlalu ribet dalam berbagai aktifitas dan persoalannya. Demikian halnya dalam penentuan awalwaktu salat, para pakar ilmu falak berlomba-lomba untuk melakukan kajian-kajian mendalam dan komprehensif untuk menemukan berbagai metode yang lebih canggih dan praktis. Metode yang digunakan oleh para ahli falak saat ini lebih praktis dan didukung dengan alat hitung yang modern seperti kalkulator, sehingga hasil yang didapatkan pun akan lebih akurat. Selain itu saat ini telah banyak program-progran ilmu falak lainnya yang lebih instan di komputer ataupun di HP (software-software tentang waktu salat), hasil dari pengembangan hisab kontemporer. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan ilmu falak (misalnya cara penentuan waktu salat), namun tidak ada salahnya jika dalam menentukan awal waktu salat tersebut menggunakan metode yang lain, dimana hasilnya pun tidak berbeda jauh dengan hasil yang diperoleh dari program-program yang telah berkembang. 8 Dalam hal ini, metode hisab awal waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada untuk menguji keakurasiannya yaitu dengan menggunakan 7 Nita Zuliana Wati, Analisis Perhitungan Waktu Salat dalam Kitab Ilmu Falak dan Hisab karya K.R. Muhammad Wardan, Semarang: Skripsi Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang, 2013, t.d, hlm. 79. 8 Musyaiyadah, Studi Analisis metode, hlm. 22.

84 perhitungan hisab kontemporer dengan data-data ephemeris sebagai tolak ukurnya, karena metode kontemporer sudah dianggap sebagai metode yang paling akurat pada saat ini dan hampir digunakan di seluruh Indonesia. Jika hasil antara kedua metode tersebut sama atau mendekati maka bisa dikatakan metode penentuan awal waktu salat dalam Kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru akurat. Perhitungan awal waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru dan metode hisab kontemporer: Data-data yang digunakan untuk Menghitung Awal Waktu Salat pada tanggal 16 Mei 2016 Kota Semarang Kitab Ilmu Falak Methoda Al-Qotru Metode Kontemporer Lintang tempat -07 o 00 Lintang tempat -07 o 00 Deklinasi 19 o 11 40.22 Deklinasi 19 o 11 42 Equation of time 00 o 03 39.31 Equation of time 00 o 03 37 True Distance Geocentric 1.011136873 True Geocentric Distance 1.0111562 Longitude 55 o 45 05.21 Longitude 55 o 46 11 Semidiameter 00 o 15 48.97 Semidiameter 00 o 15 49.04 Right Ascension 53 o 25 20.36 Right Ascension 53 o 26 04 Obliquity 23 o 26 13.01 Obliquity 23 o 26 05

85 Dari tabel diatas dapat dilihat dengan jelas hasil yang digunakan dalam perhitungan waktu salat metode kontemporer dan perhitungan dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru. Setelah dibandingkan antara keduanya, hasil perhitungannya hampir sama,dan perbedaannya antara 1 menit atau 2 menit. Meskipun metode kontemporer menggunakan data ephemeris dalam penyelesaiannya, hasilnya tidak berbeda jauh berbeda dengan rumus yang digunakan dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru. Adapun perbedaan rumus waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru dengan Metode kontemporer yaitu Untuk deklinasi Matahari dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru untuk masing-masing waktu salat memiliki deklinasi sendiri, berbeda dengan metode kontemporer yang hanya menggunakan satu deklinasi dan berlaku untuk semua waktu-waktu salat. Untuk meridian pass dalam metode kontemporer menggunakan jam 12 WIB sebagai tolak ukurnya, sedangkan dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru tidak menggunakan jam 12 dan terkadang perhitungan meridian pass dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru bisa kurang dari jam 12 WIB atau melebihi jam 12 WIB. Waktu Salat Kitab Methoda Al-Qotru Metode Kontemporer 9 Zuhur a. K = (( Zn x 15)- λd) : 15 a. Mer.Pass = 12-e 9 Muhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam., hlm. 95-99.

86 b. Zuhur = Mer. Pass + K b. Interpolasi = (λ - λd) : 15 c. Zuhur = Mer. Pass Interpolasi Asar Magrib Isya a. H = (Abs tan (φ δ) + 1 b. H = tan -1 (1: H) c. T = (Sin H : cos φ : cos δ) +(- tan φ x tan δ ) d. Asar = ((Cos -1 T : 15) + Mer. Pass + K a. H = 0 θ 0.575 ((1.76: 60) x r) b. T = (Sin H : cos φ : cos δ) +(- tan φ x tan δ ) c. Magrib = ((Cos -1 T : 15) + Mer. Pass + K a. T = (Sin -18 o : cos φ : cos δ) +(- tan φ x tan δ ) a. Zm = δ φ b. ho, cotan ho = tan zm + 1 c. Cos to = sin ho : cos φ : cosδ tan φ x tanδ d. Asar = Mer. Pass + to: 15 Interpolasi Data yang digunakan : a. ho = -1 o b. Cos to = sin ho : cos φ : cos δ tan φ x tan δ c. Magrib = Mer. Pass + to: 15 Interpolasi Data yang digunakan : a. Cos to = sin -18 o : cos φ : cos δ tan φ x tan δ

87 Subuh Syuruk atau Terbit Duha b. Isya = ((Cos -1 T : 15) + Mer. Pass + K a. T = (Sin -20 o : cos φ : cos δ) +(- tan φ x tan δ) b. Subuh = ((Cos -1 T : 15) + Mer. Pass + K a. H = 0 θ 0.575 ((1.76: 60) x r) b. T = (Sin H : cos φ : cosδ) +(- tan φ x tan δ ) c. Magrib =(Mer.Pass - (( Cos -1 T : 15) + K a. T = (Sin 4.5 : cos φ : cosδ) +(- tan φ x tan δ ) b. Duha = (Mer.Pass - (( Cos -1 T : 15) + K b. Isya = Mer. Pass + to: 15 Interpolasi a. to = Sin -20 o : cos φ : cos δ - tan φ x tan δ b. Subuh = Mer. Pass - to : 15 Interpolasi Data yang digunakan : d. ho = -1 o e. Cos to = sin ho : cos φ : cos δ tan φ x tan δ Magrib = Mer. Pass - to : 15 Interpolasi a. ho = 3 o 30 b. Cos to = sin ho : cos φ : cos δ tan φ x tan δ c. Duha = Mer. Pass - to : 15 Interpolasi

88 Perbandingan hisab awal waktu salat 16 Mei 2016 Kota Semarang Waktu Salat Kitab Methoda Al-Qotru Hisab Kontemporer Selisih Zuhur 11 o 34 44.68 11 o 34 47 00 0 00 02.32 Asar 14 o 56 33.29 14 o 56 35.64 00 0 00 02.35 Magrib 17 o 29 44.85 17 o 29 47.62 00 0 00 02.77 Isya 18 o 41 59.02 18 o 41 28.67 00 0 00 30.35 Subuh 04 o 19 54.49 04 o 19 02.37 00 0 00 52.12 Syuruk 05 o 39 40.86 05 o 39 46.38 00 0 00 08.67 Duha 06 o 03 46.15 06 o 03 50.45 00 0 00 44.3 Data terlampir Perbandingan hisab awal waktu salat 23 Mei 2016 Kota Pangkal Pinang Waktu Salat Kitab Methoda Al-Qotru Hisab Kontemporer Selisih Zuhur 11 52' 03.98" 11 o 52 06 00 0 00 02.02 Asar 15 15' 57.03" 15 o 16 10.46 00 0 00 13.43 Magrib 17 53' 20.34" 17 o 52 48.05 00 0 00 32.29 Isya 19 05' 13.90" 19 o 05 54.91 00 0 00 41 Subuh 04 29' 41.57" 04 o 29 42.11 00 0 00 01.54 Syuruk 05 50' 46.81" 05 o 51 02.49 00 0 00 15.68

89 Duha 06 14' 30.83" 06 o 14 45.56 00 0 00 14.73 Data terlampir Dari tabel di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa hasil perhitungan awal waktu salat dalam kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru dibandingkan dengan perhitungan metode kontemporer berbeda pada detiknya, tapi untuk membulatkan hasilnya perbedaan diantara dua metode tersebut berkisar antara 0-1 menit, perbedaan tersebut cukup akurat dan relevan jika digunakan untuk penentuan awal waktu salat pada saat ini. Hal ini juga dibuktikan dengan wilayah Blitar bagian timur dan sekitarnya menggunakan metode ilmu falak Al-Qotru karya Qotrun Nada dalam penentuan awal waktu salat. Kitab ilmu falak Methoda Al-Qotru dalam koreksi waktu sudah menggunakan interpolasi bujur tempat untuk memindahkan ke waktu daerah, sehingga untuk waktunya sudah menggunakan jam Indonesia bukan jam GMT lagi. Penentuan awal waktu salat dalam kitab Methoda Al-Qotru ini tidak lepas dari adanya kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode yang digunakan dalam menentukan awal waktu salat dalam kitab ini antara lain sebagai berikut: a. Setelah dilakukan perbandingan dengan metode kontemporer dengan menggunakan data-data ephemeris sebagai tolak ukurnya, karena metode kontemporer sudah dianggap sebagai metode yang paling akurat pada saat ini, hasil perhitungan menggunakan

90 metode Qotrun Nada hanya ada perbedaan 0-1 menit, sehingga metode ini layak dan relevan untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia. b. Menghitung Equation Of Time (Eq) agak sulit bagi kita orang awam menemukan teoriteori tentang yang ada di tabel Ephemeris. Namun Qotrun Nada berhasil mengembangkan konsep perhitungan Equation Of Time yang unik dengan tingkat akurasi yang tinggi yang tingkat kesalahannya tidak melebihi 5 detik dan konsep perhitungannya pun dapat digunakan untuk menghitung Equation Of Time pada jam berapapun. c. Nilai bujur tempat, deklinasi Matahari, equation of time, semidiameter, true geocentric distance, obliquity hanya ada perbedaan 0-1 menit dengan data ephemeris sehingga hasil perhitungannya tidak terlalu berbeda. d. Walaupun proses perhitungannya panjang, ribet dan menyita banyak waktu tetapi hasilnya akurat. Kekurangan kitab Ilmu Falak Methoda Al-Qotru karya Qotrun Nada dalam penentuan awal waktu salat yaitu: a. Dalam menentukan deklinasi Matahari harus menghitung terlebih dahulu pada setiap waktu-waktu salat, cara ini memang menghasilkan waktu-waktu salat yang cukup tinggi keakuratannya akan tetapi proses ini sangat melelahkan karena harus menghitung secara berulang-ulang untuk mendapatkan deklinasi yang berbeda-beda untuk setiap waktu-waktu salat.

91 b. Proses perhitungannya panjang dan terkesan rumit, sehingga terasa melelahkan dan menyita banyak waktu.