BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Akan tetapi terkendala dari segi tata kelola pertunjukan di panggung, kemampuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

STRATEGI PROMOTION MIX UNTUK PENINGKATAN DAYA TARIK SENI PERTUNJUKAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PURWOREJO. (Studi Pada Pertunjukan Tari Dolalak)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III PENUTUP. menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

ANALISIS PROMOSI DALAM KETERTARIKAN WISATAWAN (WISNUS) DI KOTA SUNGAILIAT PULAU BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

23. URUSAN KEBUDAYAAN

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MENEJERIAL. Bermunculan dan semakin menjamurnya objek wisata baru

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV KESIMPULAN. Di era yang kini semakin banyak seniman-seniman tari yang semakin kreatif

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

BAB V PENUTUP. a. Musik sebagai identitas atau simbol masyarakat daerah kalibawang. b. Musik sebagai pembelajaran tentang agama islam, musik yang

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. No Jenis/Series Arsip Retensi Keterangan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB IV KESIMPULAN. Kontinuitas yang terjadi pada kelompok musik Riau Rhythm Chambers

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pengimplementasian marketing plan berjalan lancar, maka jika ingin terus eksis dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermakna kultural bagi masyarakatnya. Sayang sekali sebagian sudah hilang

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media promosi, karena dengan melakukan promosi produk, merupakan salah satu upaya mempertahankan keunggulan produk.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB IV PENUTUP. Gamelan Festival oleh Komunitas Gayam 16, dapat disimpulkan bahwa. Komunitas Gayam 16 dalam event YGF adalah melakukan tahapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

STRATEGI PENGELOLAAN SANGGAR SENI ANACARAKA DALAM MEWADAHI BAKAT ANAK-ANAK DI PEGUNUNGAN KINTAMANI BALI

BAB III METODE PENELITIAN

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. program wisata yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 yang berskala

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA BAB V PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha sangatlah ketat, hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PENUTUP. menjadi kekuatan yaitu keindahan sumber daya alam, keunikan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri

ANALISIS POSITIONING NOTEBOOK ACER BERDASARKAN PERSEPSIAN KONSUMEN ABSTRAK

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dab Pendanaan Indikator Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Kata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

URUSAN PILIHAN PARIWISATA KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tari Dolalak sebagai peningkatan daya tarik seni pertunjukan tradisional di Kabupaten Purworejo memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri bagi penikmat sajian pertunjukan ini. Akan tetapi terkendala dari segi tata kelola pertunjukan di panggung, kemampuan SDM (sumber daya manusia) dalam mengemas sajian pertunjukan, serta penggunaan media promosi melalui pemanfaatan perkembangan informasi teknologi seperti website dan media sosial yang belum maksimal. Pada pelaksanaannya kegiatan promosi yang dilakukan secara langsung oleh pemerintah, hanya memasang baliho pertunjukan Dolalak di depan gedung kesenian saja, akan tetapi secara tidak langsung melalui analisis pasar yang berkaitan dengan penonton, tari Dolalak dalam hubungannya dengan masyarakat telah memiliki komunitas pencinta Dolalak. Komunitas ini diberi nama NFC (Ndolalak Fans Club) yang rutin dalam menyebarkan informasi melalui media sosial sehingga masyarakat dapat mengetahui waktu pentas Dolalak. Berdasarkan hasil analisis internal, yang menjadi kekuatan antara lain sajian dan keunikan tari Dolalak, eksistensi dan keberadaan tari Dolalak, tari Dolalak dijadikan mata pelajaran muatan lokal di sekolah, keberadaan sanggar tari Dolalak yang banyak jumlahnya, tingginya minat siswa-siswi sekolah untuk mempelajari tari Dolalak, pertunjukan tradisional tari Dolalak merupakan sarana dan media 97

pengumpulan massa sekaligus hiburan yang sehat dan murah meriah, tari Dolalak mudah dipelajari dan dapat diajarkan ke semua kalangan usia, kecintaan masyarakat Purworejo terhadap tari Dolalak serta tari Dolalak sebagai brand image Purworejo. Pada hasil analisis eksternal, di dapatkan beberapa kelemahan, yaitu, pengelolaan tari Dolalak sebagai bagian dari aktivitas promosi daerah belum optimal, pergeseran fungsi dari tari Dolalak, kualitas SDM pengelola pertunjukan tradisional tari Dolalak belum optimal, tingkat apresiasi pelaku seni tradisi relatif rendah, kurangnya koordinasi antara stakeholder Dinas Dikbudpora dan Dinas Pariwisata, dan tidak ada aliran dana dari donatur/pihak swasta/eo. Setelah melakukan analisis internal dan analisis eksternal, kemudian didapatkan pula hasil analisis eksternal yakni peluang, diantaranya peran serta pemerintah daerah dan masyarakat Purworejo yang terus mengembangkan dan melestarikan kesenian asli daerah Purworejo (tari Dolalak), adanya perhatian Pemkab Purworejo dalam mengembangkan dan mengangkat kesenian lewat pelatihan, seminar, parade dan festival tari Dolalak, memberikan ruang berekspresi kepada pelaku dan seniman tari Dolalak dengan tampil di ajang nasional dan internasional, pertunjukan rutin Dolalak di gedung Kesenian Sarwo Edhi Wibowo. Selain mendapatkan peluang, hasil analisis eksternal juga menggambarkan ancaman, yaitu ; penikmat dalam hal ini penonton (konsumen) tidak tertarik dengan seni tradisi, SDM dari segi pengelola dan seniman dalam mengemas pertunjukan tradisional tidak optimal, persaingan dengan keberadaan seni pertunjukan dari daerah lain dalam mempromosikan daya tarik daerah. 98

Berdasarkan kuadran analisis SWOT posisi yang didapatkan yakni berada di posisi Kuadran I pada posisi ini strategi yang diperlukan adalah strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang tepat berdasarkan kuadran analisis SWOT yaitu pengembangan dan penetrasi produk, dengan mempertahankan program yang sudah ada. Langkah yang dilakukan adalah memasyarakatkan Dolalak dengan sosialisasi dari pemerintah dengan memperbaiki sistem koordinasi, dengan cara mempertahankan dan meningkatkan citra tari Dolalak sebagai daya tarik seni pertunjukan tradisional di Kabupaten Purworejo, ditunjukkan dengan usaha dari Dinas Dikbudpora saat menyelenggarakan pertunjukan gelaran pentas Dolalak yang gratis sehingga menarik perhatian masyarakat untuk datang menonton pentas Dolalak. B. Temuan Strategi yang diperoleh berdasarkan kuadran analisis SWOT adalah strategi pengembangan dan penetrasi.. Nilai intangible merupakan nilai yang tak terlihat (non benda) yang bersifat abstrak, seperti estetika dari konsep seorang koreografer tari dalam pengemasan pementasan, baik itu konsep tata rias, tata busana dan tata pola gerak penari Dolalak, serta komposisi tari yang lebih dinamis dan berkembang disesuaikan dengan yang ada saat ini. Diharapkan nantinya melalui nilai intangible yang telah disebutkan, tari Dolalak dapat bersaing dan dikemas modern untuk meningkatkan daya tarik pertunjukan untuk wisata di Kabupaten Purworejo. Selain itu strategi pengembangan intangible dengan menumbuhkan kepercayaan dan minat di hati masyarakat bahwa tari Dolalak adalah tarian daerah Purworejo yang 99

unik, menarik dan dapat diajarkan di semua kalangan usia. Sehingga diharapkan untuk kemajuan ke depan, eksistensi dan keberadaan tari Dolalak, dibangun motivasinya. Dapat dicontohkan, untuk anak-anak usia TK sampai SD diajarkan tari Dolalak di sekolah secara terus-menerus oleh tenaga pengajar tari Dolalak yang berkompeten, sampai pada saatnya anak-anak ditampilkan untuk pentas dan dapat ditonton oleh masyarakat luas. Untuk pengembangan dari sisi tangible (yang terlihat), misal dari packaging (kemasan) tari Dolalak dari segi kostum, make up, komposisi tari dan aransemen musik. Berikut nya strategi penetrasi yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo secara agresif masuk ke market. Langkah yang dilakukan misalnya dengan menentukan segmen dan target penonton sajian pertunjukan tari tradisional Dolalak lebih spesifik siapa saja, misal ditentukan dari kelompok usia, waktu dan tempat pentas (di outdoor), dari cara promosi dan media yang digunakan. Dari kemasan penyelenggaraan hiburan rakyat yang murah dan meriah, misal pentas Dolalak dilaksanakan dengan kemasan pasar hiburan rakyat dengan kemasan panggung yang banyak, sehingga penonton dapat berpindah menonton dari satu panggung ke panggung yang lain. Supaya harapannya nantinya mendapatkan banyak penonton. Dengan cara merubah pola pikir masyarakat dimana, pola pikir adalah nilai yang tak terlihat (intangible value). Mengubah kesadaran dan tradisi serta kebiasaan masyarakat untuk menonton pertunjukan tradisional adalah masalah rasa, motivasi dan proses revolusi mental dari setiap individu yang menonton. Rasa ini adalah suatu nilai yang tidak terlihat yang tentunya perlu dilakukan suatu bentuk manajemen roso, dilakukan dengan 100

mengawinkan antara manajemen roso yang ada dalam diri karena seni adalah roso yang dapat menampilkan seni sesuai dengan nilai dan keindahan yang terkandung pada materi seni itu sendiri (intangible value). Gambar 5. Penari Dolalak anak-anak 101

B. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1. Pemanfaatan teknologi informasi perlu ditingkatkan untuk mengenalkan dan mempromosikan seni pertunjukan tradisional kepada masyarakat luas. Selain mengenalkan kepada mayarakat luas, pemanfaatan teknologi informasi juga dapat menarik investor-investor untuk berkontribusi aktif dalam usaha peningkatan daya tarik seni pertunjukan tradisional di Kabupaten Purworejo. 2. Perlunya peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) melalui program pelatihan manajemen seni di lingkungan Dikbudpora dan Dinas Pariwisata Kabupaten Purworejo. 3. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta seperti event organizer, investor, tenaga kontrak yang memiliki skill di bidang desain komunikasi visual untuk pengembangan promosi web design Kabupaten Purworejo dalam mengembangkan dan mengemas pertunjukan untuk kebutuhan wisata daerah. 102

DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Tertulis Byrnes, William. 2009. Management and the Arts. British : Library Cataloguing in-publication Data. Captian Ningsih, Sentri. 2013. Tari Dolalak sebagai Identitas Masyarakat Kabupaten Purworejo, dalam Skripsi Tugas Akhir S-1 pada Jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Darsiharjo dkk. 2009. Pengembangan Potensi Seni Tradisi Di Jawa Barat Melalui Pembinaan Sentra-Sentra Budaya Industri Seni Dan Pariwisata. dalam Penelitian Hibah Kompetitif Dikti. David, Fred. 2006. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 10, Jakarta: Salemba Empat. Indrayanti, Poppy. 2013. Strategi Tata Kelola Andong Wisata Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata Kota Yogyakarta, dalam Tesis pada Program Studi Magister Tata Kelola Seni, Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Kertamukti, Rama. 2015. Strategi Kreatif dalam Periklanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kotler & Amstrong. 2009. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-12, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kotler & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi ke-13, Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Remaja Rosdakarya. Edisi Revisi. Bandung: PT Nur Maghfirah Aesthetika. 2012. Strategi Promosi Wisata Pulau Bawean Melalui 103

Event Festival Molod Bawean, dalam Skripsi Tugas Akhir S-1 pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Noor, Any. 2009. Manajemen Event. Bandung: Alfabeta. Peterson, Anya.2007. Antropologi Tari, terj. F. X. Widaryanto, Bandung: Sunan Ambu Press. Purwanto, Damanik. 2013. Strategi Pemasaran Atraksi Wisata Teater Calonarang Tetekan di Tabanan Bali. dalam Jurnal Pariwisata Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Rangkuti. 2015. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Rustopo. 2005. Mencermati Seni Pertunjukan III, Perspektif Pendidikan, Ekonomi dan Manajemen. ISI Surakarta: Badan Penerbit ISI Surakarta. Santosa. 2004. Mencermati Seni Pertunjukan II, Perspektif Pariwisata, Lingkungan dan Kajian Seni Pertunjukan. Surakarta: Badan Penerbit ISI Surakarta. Soedarsono, R. M.2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Soedarsono. 1976. Pengantar Pengetahuan Tari, Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia. Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sutiyono. 2012. Dampak Pengembangan Pariwisata dalam Komunitas Seni Pertunjukan Tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. UNY. Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pengembangan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media. 104

B. Sumber Wawancara 1. Nama : Surahman Iryanto Pekerjaan : PNS Jabatan : Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Dikbudpora Kabupaten Purworejo Tanggal wawancara : 13 April 2016 2. Nama : Diah Woro Pekerjaan : PNS Jabatan : Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata Kab. Purworejo Tanggal wawancara : 18 April 2016 3. Nama : Untariningsih Pekerjaan : PNS Jabatan : Pamong budaya dan pemilik Sanggar Tari Prigel Kabupaten Purworejo Tanggal wawancara : 12 Maret 2016 105