Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. infeksi dan menutup sistem saluran akar dengan rapat. Perawatan saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan saluran akar merupakan suatu usaha perawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar bertujuan untuk mengeleminasi bakteri yang

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1995). Sealer merupakan semen yang dapat menutupi celah-celah saluran akar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. terus-menerus, yaitu mencabutkan atau mempertahankan gigi tersebut. Dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan etiologi, pencegahan, diagnosis dan terapi terhadap penyakit-penyakit

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin di dalam mulut dengan cara pengambilan semua jaringan pulpa

I. PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi, sterilisasi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama dari perawatan saluran akar adalah untuk menghilangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlu dicabut. Proses perawatan saluran akar meliputi preparasi biomekanis,

BAB I PENDAHULUAN. Pembuangan jaringan yang tidak sehat secara mekanik dan kimiawi merupakan

Diagnosis Penyakit Pulpa dan Kelainan Periapikal

Perawatan Endodontik pada anak. Written by Administrator Tuesday, 13 December :46

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. suatu infeksi ulang (Namrata dkk., 2011). Invasi mikroorganisme terjadi melalui

Tujuan Menutup sistem saluran akar dari kontaminasi oral Menutup sistem saluran akar dari cairan dari apikal Menghalangi perkembangan bakteri yang mun

BAB 1 PENDAHULUAN. layer. 4 Smear layer menutupi seluruh permukaan saluran akar yang telah dipreparasi

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

Jenny Krisnawaty dkk: Apeksifikasi gigi permanen muda insisivus pertama kiri atas yang non-vital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. setelah instrumentasi pada saluran yang tidak diirigasi lebih banyak daripada saluran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam perawatan saluran akar. Menghilangkan jaringan pulpa, mikroorganisme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolismenya dari saluran akar (Stock dkk., 2004). Tujuan perawatan saluran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar atau pembersihan dan

Abstrak. Abstract. Likky Tiara Alphianti 1 1

Management of open apex: a case report of permanent anterior teeth

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terapeutik pilihan yang dilakukan pada gigi desidui dengan pulpa terinfeksi.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akar terbagi menjadi tiga tahapan utama yang disebut Triad Endodontic yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

PREPARASI SALURAN AKAR DAN OBTURASI SALURAN AKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan perawatan saluran akar mencakup Triad Endodontik yang

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai salah satu penyebab kegagalan perawatan sistem saluran akar.

DIAGNOSIS DAN RENCANA PERAWATAN Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tan

BAB 2 EKSTRAKSI GIGI. Ekstraksi gigi adalah proses pencabutan gigi dari dalam soket dari tulang

Pendahuluan Tahapan pengisian saluran akar adalah tahapan yang dilakukan setelah preparasi saluran akar. Pengisian saluran akar merupakan tindakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan ikat tubuh lainnya yang tersusun oleh jaringan pembuluh darah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAWATAN PULPA GIGI ANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ENDODONTIC-EMERGENCIES

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nekrosis pulpa adalah kematian sel-sel di dalam saluran akar yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

Kuretase Periapikal Pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Atas Dengan Nekrosis Pulpa, Disertai Lesi Periapikal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 dilakukan pemantauan oleh Depkes RI yang. menunjukkan bahwa dari 13 jenis penyakit gigi dan mulut, yang paling

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaaan calcium hydroxide point secara klinik sebagai medikamen intrakanal: sebuah tinjauan pustaka

Klasifikasi karies. Pulpotomi

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan terapi saluran akar bergantung pada debridement

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

ribbon-shaped yang memutar 180 o dimulai dari mesial (mesiobukal dan atau mesiolingual) melintasi daerah bukal dan berakhir di distal. Sering ditemuka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar menjadi sumber berbagai macam iritan.iritan-iritan yang masuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angka pencabutan gigi di Indonesia terutama di daerah pedesaan masih cukup

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Maturitas adalah proses pematangan yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

Novitasari et al, Frekuensi Kegagalan Pengisian Saluran Akar dengan Teknik Preparasi Step Back.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

GARIS GARIS BESAR PROGRAM PENGAKARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

Etiologi Nyeri pada Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Mekanismenya 1. Nyeri 1.1 Definisi Nyeri 1.2 Klasifikasi Nyeri

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

Penatalaksanaan penyakit pulpa pada gigi anak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir 700 spesies bakteri dapat ditemukan pada rongga mulut. Tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Beer dkk., 2006; Walton dan Torabinejad, 2008). gejalanya, pulpitis dibedakan menjadi reversible pulpitis dan

Lampiran 1 Alur Pikir

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

PANDUAN SKILL LAB BLOK MEDICAL EMERGENCY DISLOKASI TMJ DAN AVULSI JURUSAN KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

IX. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Gigi Tiruan Cekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR

Bedah endodontik suatu pendekatan konservatif dalam penanggulangan kista yang lebih dari 2/3 panjang saluran akar gigi anterior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertujuan untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap

Transkripsi:

Vol. 65, No. 2, Mei-Agustus 2016 Hal. 60 67 ISSN 0024-9548 Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha (Root canal treatment in permanent teeth of children with gutta percha) Zulfi Amalia Bachtiar Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan - Indonesia Korespondensi (correspondence): Zulfi Amalia Bachtiar, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Medan, Indonesia. E-mail: zulfii.amalia@gmail.com ABSTRACT Background: The planning of a root canal treatment on children is done based on the diagnosis of root development. The first permanent teeth eruption in children is at the age of 6-7, which is the first molar, followed by lower central incisors. By the time a child is 9-10 of age their apical foramen will have perfect closure. In root canal treatments, canals are cleaned before the filling procedure. Filling the canal with gutta percha is proposed for permanent teeth because it provides satisfying treatment results. Purpose: The aim of this report is to describe root canal treatment on permanent teeth in children using gutta percha filling material. Gutta percha is a favorable material in most cases of root canal treatment. Review: This material is easily sterilized before use, and doesn't increase bacteria growth, it also doesn't cause coloring in tooth structures and is radiopaque. Gutta percha is the least toxic material and creates less irritation on periapical tissues compared to other root filling materials. Conclusion: Root Canal Treatment has been shown to have long-term prognosis is good even fot young patiens, Root canal treatment of permanent tooth for children is done as such in root canal treatments for adults. The difference in child patients is the need of psychological approach and good communication. Keywords: root canal treatment; permanent tooth in children; gutta percha ABSTRAK Latar belakang: Rencana perawatan saluran akar pada anak dilakukan berdasarkan diagnosis pada perkembangan akar gigi. Gigi permanen pada anak pertama kali erupsi pada usia 6-7 tahun yaitu gigi molar satu permanen dan diikuti erupsi gigi insisivus satu bawah sehingga ketika anak berusia sekitar 9-10 tahun sudah memiliki gigi permanen dimana pembentukan foramen apikalnya sudah tertutup sempurna. Pada perawatan saluran akar dilakukan pembersihan saluran akar sebelum diisi dengan bahan pengisi saluran akar. Pengisian saluran akar dengan gutta percha disarankan uuntuk gigi permanen karena hasil perawatannya cukup memuaskan. Tujuan: Tujuan dari penulisan ini adalah mendeskripsikan perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan pengisi gutta percha. Tinjauan pustaka: Gutta percha adalah material pilihan bagi sebagian besar kasus. Bahan tersebut mudah disterilkan sebelum dimasukkan dan tidak mendorong pertumbuhaan bekteri. Gutta percha tidak mewarnai struktur gigi dan radiopak. Gutta percha merupakan bahan yang paling kurang toksik dan paling sedikit mengiritasi jaringan periapikal dari semua bahan pengisi saluran akar. Simpulan: Perawatan saluran akar telah terbukti memiliki prognosis jangka panjang yang baik bahkan pada pasien berusia muda. Perawatan saluran akar untuk gigi permanen anak dilakukan seperti perawatan saluran akar untuk gigi orang dewasa. Namun yang membedakan pada penatalaksanaannya yaitu perlu pendekatan psikologis dan komunikasi

Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha 61 yang baik pada pasien. Kata kunci: perawatan saluran akar; gigi permanen anak; gutta percha Pendahuluan Ruang lingkup perawatan saluran akar gigi anak salah satunya adalah perawatan pulpa gigi desidui dan gigi permanen muda. Namun beberapa anak sudah memiliki gigi permanen seperti gigi orang dewasa. Pembentukan dan penutupan akar merupakan proses yang membutuhkan waktu sekitar 3 tahun setelah gigi erupsi. Gigi permanen pada anak pertama kali erupsi pada usia 6-7 tahun yaitu gigi molar satu permanen dan diikuti erupsi gigi insisivus satu bawah sehingga ketika anak berusia sekitar 9-10 tahun sudah memiliki gigi permanen dimana pembentukan foramen apikalnya sudah tertutup sempurna. 1-4 Rencana perawatan dilakukan berdasarkan diagnosis pada perkembangan akar gigi. Perawatan saluran akar untuk gigi permanen anak dilakukan seperti perawatan saluran akar untuk gigi orang dewasa. Namun yang membedakan pada penatalaksanaannya yaitu perlu pendekatan psikologis dan komunikasi yang baik pada pasien. 1,5 Perawatan saluran akar dipilih sebagai perawatan untuk mempertahankan gigi di dalam rongga mulut. Pada perawatan saluran akar dilakukan pembersihan saluran akar sebelum diisi dengan bahan pengisi saluran akar. Bahan pengisi yang digunakan pada perawatan saluran akar terdiri dari bahan pengisi solid dan semisolid. Bahan pengisi yang dapat digunakan antara lain gutta percha, mineral trioxide aggregate (MTA), kalsium hikdroksid, kon perak, dimana bahan pengisi tersebut dipilih sesuai indikasi perawatan. 6,7 Suatu bahan pengisi idealnya memiliki kriteria sebagai berikut: mudah dimasukkan ke dalam saluran akar, bakteriostatik, radiopak, tidak merubah warna gigi, steril atau mudah dibersihkan sebelum dimasukkan ke saluran akar, tidak mengiritasi jaringan periapikal, mudah dikeluarkan dari saluran akar bila diperlukan. 8 MTA mempunyai beberapa keuntungan yaitu mampu merangsang regenerasi dan pembentukan jaringan keras, bersifat biokompatibel, daya tahan terhadap pembentukan celah mikro serta mempunyai sifat antibakteri terhadap sejumlah bakteri fakultatif. Akan tetapi bahan ini mempunyai kelemahan antara lain tidak mempunyai efek antibakteri terhadap sejumlah bakteri anaerob, mempunyai warna abu-abu sehingga memberikan wama gelap atau hitam pada dentin, setting time yang tidak dapat diprediksi dan relatif mahal. 9,10 Pengisian dengan bahan gutta percha lebih disarankan pada perawatan saluran akar karena bahannya yang biokompatibel, radiopak, sukar berubah bentuk, dan hasil perawatannya cukup memuaskan. Gutta percha dipilih juga untuk endodontic retreatment. Apabila pengisian belum hermetis, dapat diatasi dengan aplikasi siler tetapi efektivitas bahan siler tidak dapat bertahan lama jika siler tidak berikatan baik dengan dinding dentin. Namun dengan keterbatasan bahan tersebut, gutta percha masih digunakan sebagai bahan yang baik untuk kesuksesan saluran akar. 11 Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan pengisi gutta percha. Perawatan Saluran Akar Perawatan saluran akar merupakan perawatan yang bertujuan untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak terdapat lagi gejala, dapat berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. 6,12 Perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap (triad endodontik), yaitu preparasi biomekanis meliputi pembersihan dan pembentukan, sterilisasi yang meliputi irigasi dan disinfeksi serta pengisian saluran akar. Mikroba direduksi atau dieliminasi di dalam sistem saluran akar, agar terjadi proses penyembuhan melalui tindakan pembersihan dan pembentukan saluran akar (cleaning and shaping). Pembersihan dilakukan dengan mengeluarkan jaringan pulpa vital dan nekrotik, serta mereduksi mikroorganisme. Pembentukan dilakukan dengan membentuk saluran akar sedemikian rupa agar saluran akar dapat menerima bahan pengisi dengan baik. 6,13 Indikasi perawatan saluran akar Secara umum perawatan saluran akar diindikasikan untuk: 14,15 1) email yang tidak di dukung oleh dentin; 2) gigi sulung dengan infeksi

62 Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital; 3) kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari sepertiga apeks; 4) mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan); 5) gigi tidak goyang dan periodonsium normal; 6) foto ronsen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal, tidak ada granuloma; 7) kondisi pasien baik; 8) pasien ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya; 9) keadaan ekonomi pasien memungkinkan. Kontraindikasi perawatan saluran akar Secara umum, kontraindikasi perawatan saluran akar, yaitu: 14-16 1) fraktur akar gigi yang vertical; 2) tidak dapat lagi dilakukan restorasi; 3) kerusakan jaringan periapikal melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar gigi; 4) resorbsi tulang alveolar melibatkan setengah dari permukaan akar gigi; 5) kondisi sistemik pasien, seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol. Tahap Perawatan Saluran Akar Pembersihan saluran akar Pembersihan saluran akar atau debridement merupakan proses pembuangan iritan dari sistem saluran akar. Tujuannya adalah untuk membasmi iritan tersebut walaupun dalam kenyataannya sulit mengeliminasi semua iritan. Iritan-iritan tersebut adalah bakteri, produk samping bakteri, jaringan nekrotik, debris organik, darah, dan kontaminan lain. 17 Teknik pembersihan saluran akar dengan cara instrumen berkontak pada dinding saluran akar dan membersihkan secara mekanis dinding saluran akar untuk melepas debris. Selanjutnya, bahan irigasi secara kimiawi akan melarutkan sisa-sisa zat organik dan menghancurkan mikroorganisme dan kemudian bahan irigasi ini akan membersihkan semua debris dari rongga saluran akar dan akhirnya akan membebaskan saluran akar dari iritan. Bahan irigasi yang digunakan adalah sodium hipoklorit dimana bahan irigasi ini mampu melarutkan jaringan pulpa dan sebagai agen antimikroba. Namun pada penelitian diungkapkan, untuk mencapai pembersihan yang sempurna sangat sulit dicapai walaupun klinisi sudah berupaya dengan baik. Sehingga tujuan pembersihan adalah untuk mengurangi iritan sampai ke daerah yang sulit dicapai dan untuk mengobturasi saluran akar sehingga sisa-sisa iritan itu akan terisolasi di dalam saluran akar. 17,18 Preparasi saluran akar Preparasi saluran akar yang ideal meliputi 4 tahap, yaitu: menentukan arah saluran akar, membersihkan saluran akar (cleaning), membentuk saluran akar (shaping), preparasi daerah apikal. Selama proses preparasi saluran akar dilakukan irigasi untuk membersihkan sisa jaringan pulpa, jaringan nekrotik dan serbuk dentin. Tujuan irigasi saluran akar yaitu: 6 1) mengeluarkan debris; 2) melarutkan jaringan smear layer; 3) antibakteri; 4) sebagai pelumas. Terdapat beberapa teknik preparasi saluran akar, diantaranya teknik standar, teknik crown down, dan teknik step back. Teknik preparasi standar awalnya digambarkan sebagai metode yang paling baik untuk membersihkan dan membentuk saluran akar. Tujuan teknik ini adalah terciptanya preparasi yang memiliki ukuran, bentuk, kekonusan yang sama dengan instrumen standar. Namun pada saluran akar yang bengkok sulit dicapai pembentukan saluran akar seperti itu. Teknik standar diindikasikan untuk obturasi dengan bahan pengisi kon perak. 17 Teknik preparasi crown down dimulai dari daerah korona menuju apikal. Pelebaran saluran akar dimulai dari daerah sepertiga tengah dan sepertiga korona saluran akar dengan menggunakan instrumen rotatif. Selanjutnya daerah sepertiga apikal dipreparasi menggunakan K-file dengan gerakan memutar tanpa tekanan, diikuti file berikutnya dengan ukuran yang lebih kecil sampai salah satu file mencapai panjang kerja sebenarnya (file dimulai dari ukuran besar ke ukuran yang lebih kecil). 13,17 Teknik step-back menghasilkan bentuk corong yang lebih halus dari korona ke apeks. Teknik ini merupakan teknik yang sering dilakukan di klinik. Preparasi saluran akar dimulai dari daerah apikal menuju korona menggunakan MAF yang panjangnya sesuai panjang kerja yaitu panjang gigi dikurangi 2 mm. File lebih besar digunakan berikutnya dengan panjang kerja 1 mm lebih pendek dari file sebelumnya sampai tiga nomor di atas MAF. Setiap peningkatan nomor diikuti dengan pengurangan panjang kerja sebesar 1 mm dan selalu dilakukan rekapitulasi dan irigasi. 13,17 Teknik step-back dapat digunakan untuk sebagian besar saluran akar, seperti saluran akar lurus, saluran akar bengkok, saluran akar dengan pembengkokan sempit. Teknik preparasi step-back mempunyai

Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha 63 beberapa keuntungan, yaitu: 13 1) kemungkinan terjadinya trauma periapikal lebih kecil; 2) memudahkan pengambilan lebih banyak debris; 3) instrumen yang menghasilkan bentuk corong yang baik akan memudahkan penempatan kon gutta perchabaik dengan metode kondensasi lateral maupun kondensasi vertikal. Pengisian Saluran Akar Tujuan pengisian adalah untuk menutup saluran akar secara tiga dimensi dengan bahan yang kompatibel dari kamar pulpa sampai ke apeks. 19 Bahan pengisi saluran akar terdiri atas material obturasi inti yang akan mengisi ruang saluran akar dan ditambah dengan siler saluran akar. Material obturasi inti biasanya berupa material solid dan semisolid (bentuk pasta atau bentuk yang lunak). Material solid lebih banyak keuntungannya dibandingkan dengan material semisolid (pasta). Keunggulan utama material solid adalah material ini dapat dikendalikan panjangnya, mempunyai kemampuan beradaptasi pada ketidakteraturan saluran akar dan menciptakan kerapatan yang adekuat. 17 Kriteria bahan pengisi saluran akar yang baik adalah mudah dimanipulasi, bertahan lama dalam saluran akar dan mudah pula dikeluarkan jika diperlukan, misalnya saat menyesuaikan panjang kerja atau saat perawatan ulang saluran akar. Secara detail dapat dikatakan: 19 1) mudah dimasukkan ke dalam saluran akar; 2) bahan cair atau pasta yang kemudian mengeras; 3) menutup saluran akar dengan baik secara lateral maupun apical; 4) tidak mengalami penyusutan; 5) tidak dapat ditembus oleh bahan cair; 6) bakteriostatik; 7) tidak memberi warna ke gigi; 8) mudah dikeluarkan jika diperlukan; 9) dapat disterilisasi; 10) dapat terlihat pada foto rontgen. Gutta percha Bowman pada tahun 1867 memperkenalkan gutta percha yaitu suatu bahan pengisi yang sangat baik karena tidak berubah bentuk setelah insersi kecuali jika dibuat plastis dengan suatu pelarut atau pemanasan. Komposisi kon gutta percha bervariasi menurut tiap pabrik. Friedman dkk mendeskripsikan komposisinya yaitu 20% gutta percha(matriks), 66% senyawa oksida (pengisi), 11% sulfat logam berat (radiopacifier), dan 3% malam atau resin (penyebab plastis). 20 Gutta percha telah teruji oleh waktu sebagai material obturasi karena telah dipakai sejak 160 tahun. Gutta percha lebih baik dibandingkan dengan bahan pengisi yang lain karena gutta percha dapat beradaptasi terhadap ketidakteraturan saluran akar yang telah dipreparasi, relatif mudah dimanipulasi meskipun teknik obturasinya cukup kompleks, mudah dikeluarkan dari saluran akar, baik sebagian ketika akan mempreparasi pasak maupun seluruhnya ketika akan melakukan perawatan ulang, toksisitasnya relatif ringan karena hampir tidak berubah selama berkontak dengan jaringan ikat. Keuntungan lain gutta percha adalah kecendrungan untuk bersifat swa-sterilisasi, yakni tidak memfasilitasi pertumbuhan bakteri. Jika diduga telah terkontaminasi, gutta percha dapat disterilkan dengan cara mencelupkannya ke dalam NaOCl 1% selama satu menit. 17 Pada evaluasi terhadap hampir 300 akar yang dirawat secara endodontik oleh Nelson setelah 2 sampai 30 tahun, ditemukan bahwa diagnosis awal dan perawatan sebelum lesi periapikal berkembang berhubungan dengan derajat keberhasilan yang lebih besar, adaptasi dan kondensasi bahan pengisi gutta percha yang memadai juga mendukung keberhasilan. Swartz dkk melaporkan angka keberhasilan 89,6% pada 1000 gigi yang dirawat di bagian endodontik Universitas West Virginia. 20 Mineral Trioxide Aggregate (MTA) Mineral trioxide aggregate (MTA) telah berhasil digunakan pada perawatan endodontik sejak awal tahun 1990. Kandungannya yaitu trikalsium silikat, dikalsium silikat, trikalsium aluminat, tetrakalsium aluminoferit, kalsium sulfat, dan bismut oksida. Materi ini memiliki sifat bioaktif yang baik dan dapat merangsang pelepasan sitokin dari fibroblas pulpa, kemudian merangsang pembentukan jaringan keras. 21 Bahan ini digunakan dalam aplikasi pulp capping, untuk perawatan apikal yang terbuka pada gigi permanen muda, perbaikan lesi perforasi, dan sebagai siler (MTA Fillapex) yang diindikasikan untuk pengisian saluran akar gigi permanen. 20 MTA dicampur menjadi pasta yang kaku dengan air steril. Konsistensi dapat disesuaikan dengan memvariasikan rasio powder dan likuid dan ditutup dengan kasa lembab untuk mencegah pengeringan bahan. Setting diperiksa kembali setelah 4 jam penempatan dan perawatan selanjutnya dapat dilakukan. 20 Kalsium Hidroksid Penggunaan kalsium hidroksida (CaOH 2 ) dalam bidang endodonti pertama kali diperkenalkan oleh Herman pada tahun 1920. Ca(OH) 2 diklasifikasikan

64 Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha Gambar 1. Gigi 47 diisi dengan CaO dan Y 2 O 3, gigi 46 diisi dengan gutta percha. secara kimia ke dalam basa kuat yang menetralkan asam laktat dari osteoklas sehingga mencegah pelarutan komponen bahan dentin dan aksi utamanya berasal dari pemisahan ion kalsium (Ca 2+ ) dan ion hidroksil (OH - ) menghasilkan induksi terhadap deposisi jaringan keras dan anti bakteri. Ca(OH) 2 murni memiliki ph 12,5-12,8 yang bertindak sebagai agen terapeutik, digunakan secara luas dalam berbagai jenis perawatan endodontic dan dental traumatology. 23 Keuntungan kalsium hidroksid yaitu cepat dan relatif mudah hanya melibatkan satu material. Kerugian menggunakan kalsium hidroksid yakni masalah yang umum pada penggunaan setiap material semisolid yaitu sukarnya mengendalikan panjang pengisian, dapat terbentuknya gelembung udara di dalam material atau di dekat dinding saluran akar sehingga pengisian kurang hermetis, dan perlu dilakukan beberapa foto rontgen selama obturasi untuk memeriksa panjang pengisian dan densitas yang baik. 17 Kalsium hidroksid dapat digunakan sebagai bahan pengisi namun sifat fisik bahan ini yang cair menyulitkan dalam pengisian karena sulitnya mengontrol bahan pengisi sesuai panjang kerja. Dari keterbatasan tersebut, setelah beberapa tahun ditemukan bahan pengisi untuk gigi permanen dengan tetap menggabungkan keuntungan yang dimiliki kalsium hidroksid namun bisa diaplikasikan sebagai bahan pengisi secara tiga dimensi, memiliki sifat fisik yang tidak cair yaitu kalsium oksida (CaO). Akan tetapi, bahan ini jarang tersedia dan kurangnya penelitian tentang keberhasilan pemakaian bahan pengisi kalsium oksida. 24 Pada penelitian Koral S, rentang umur pasien 15-74 tahun dengan 57 kasus yang diisi dengan kalsium hidroksid (Biocalex 6/9), 89% berhasil setelah dilakukan follow up 3 tahun. 24 Siler Saluran Akar Siler saluran akar lebih penting daripada material obturasi inti karena siler saluran akar dapat memberikan kerapatan yang baik, sedangkan material intinya berfungsi sebagai vehicle (kendaraan) bagi silernya. Siler saluran akar digunakan bersamasama dengan material obturasi apapun teknik atau material yang digunakan. 17 Siler dapat memberikan ikatan yang baik antara dinding dentin dan material obturasi inti. Siler juga berfungsi sebagai antibakteri, mengisi ruang yang kosong antara gutta percha dan dinding dentin, memberikan gambaran radiopak, serta bertindak sebagai lubrikan. 25 Menurut Grossman, syarat-syarat siler adalah: 20 1) toleran terhadap jaringan; 2) tidak terjadi pengerutan pada saat pengerasan; 3) dapat diukur waktu pengerasannya; 4) melekat ke dinding kanal dengan baik; 5) radiopak; 6) tidak mewarnai gigi; 7) dapat dilarutkan dengan baik menggunakan bahan pelarut; 8) tidak larut oleh cairan jaringan pada mulut; 9) bakteriostatik; 10) dapat menutupi bagian apikal, lateral, dan koronal. Secara umum, terdapat empat jenis siler saluran akar yakni siler berbasis ZOE (Kerr PCS,Kerr, Romulus, MI, USA) resin (AH Plus, Dentsply Maillefer, Ballaigues, Switzerland), semen ionomer kaca (Ketac-Endo, 3M ESPE, St. Paul, MN, USA), dan kalsium hidroksid (Sealapex, Kerr, Romulus, MI, USA). Sebagian besar semen yang paling sering digunakan yaitu semen ZOE. Keuntungan utama siler saluran akar berbasiskan ZOE adalah riwayat keberhasilannya yang telah berlangsung lama. 17 Siler saluran akar ZOE digunakan harus dicampur dahulu sampai mencapai konsistensi yang kental diatas glass lab steril dengan spatula steril. Jika diangkat setinggi 5-7 cm siler tidak akan putus. Semakin kental campuran, semakin baik sifat semennya, terutama dalam hal stabilitas, superioritas kerapatannya, dan berkurang toksisitasnya. 17 Teknik Pengisian Saluran Akar dengan Gutta Percha Banyak cara digunakan untuk mengobturasi saluran akar dengan gutta percha dan siler, tergantung pada ukuran saluran akar yang telah dipreparasi, bentuk final dari preparasi dan ketidakteraturan dalam saluran akar. Teknik pengisian saluran akar dengan gutta percha yang biasa digunakan yaitu teknik kondensasi lateral dan teknik kondensasi vertikal. Pemilihannya

Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha 65 Gambar 2. Teknik kondensasi lateral. Gambar 3. Teknik kondensasi vertikal. bergantung pada operator, walaupun ada situasi khusus yang mengharuskan pemilihan teknik khusus. Keduanya harus dilakukan dengan memakai siler saluran akar. 17 Kondensasi lateral dari gutta percha dapat dilakukan hampir pada semua keadaan, kecuali pada saluran akar yang sangat bengkok atau bentuk akar yang abnormal atau saluran akar yang ketidakteraturannya tinggi seperti pada resorpsi interna. Kondensasi vertikal merupakan teknik yang efektif pada kasus resorpsi interna dan pada induksi ujung akar. 17 Cara pengisian kondensasi lateral menggunakan spreader dan plugger untuk mendorong gutta percha mengalir dengan memasukkan instrumen ini di sisi bahan pengisi dan menekannya ke lateral dan apikal. Teknik kondensasi vertikal menggunakan kekuatan vertikal digabung dengan aplikasi panas untuk mendorong gutta percha ke apikal dan lateral. 20 Tahap perawatan saluran akar Kunjungan pertama: 1) ronsen foto; 2) pasang isolator karet dan sterilisasi daerah kerja. Pada gigi vital dilakukan anastesi local; 3) pembuangan jaringan karies dengan ekskavator dan bur bulat kemudian pembukaan atap pulpa; 4) ekstirpasi pulpa dengan menggunakan broach kemudian saluran akar diirigasi dengan sodium hipoklorit 5%; 5) tentukan perkiraan panjang kerja dari gambaran radiografik (kurang 1-2 mm dari apeks); 6) masukkan K-file kecil (IAF) hingga mencapai panjang kerja kemudian buat radiografi dan tentukkan ukuran file yang sesuai dengan ukuran ruang saluran akar (MAF); 7) preparasi saluran akar dengan menggunakan teknik step-back dan setiap pergantian file diirigasi dengan sodium hipoklorit 5%. Keringkan saluran akar dengan paper point; 8) letakkan bahan medikamen kalsium hidroksida dan tutup dengan restorasi sementara. Kunjungan kedua (setelah 7 hari): 1) isolasi daerah kerja; 2) buka restorasi sementara, irigasi dengan larutan sodium hipoklorit 5% dan keringkan; 3) pengisian saluran akar dengan bahan gutta percha terdiri dari teknik kondensasi lateral dan teknik kondensasi vertikal. Teknik kondensasi lateral dengan cara 1) pilih kon gutta percha utama (master apical cone) yang nomornya sama dengan MAF. Potong sesuai panjang gigi. MAC dapat disterilkan dalam sodium hipoklorit sekitar 1 menit; 2) letakkan kon dalam saluran akar yang kering. Pangkalnya harus rata dengan permukaan insisal atau oklusal gigi. Buat radiograf untuk menentukan apakah kon telah mengisi saluran dengan tepat di bagian apikal dan lateral, 1-2 mm dari apeks; 3) periksa radiograf dan bila kon gutta percha tidak sesuai, betulkan atau pilih kon lain dan buat radiograf; 4) campur siler saluran akar pada glass labyang steril dengan spatula steril. Uji konsistensinya

66 Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha yang tepat. Ambil semen dengan lentulodan lapisi permukaan saluran akar; 5) keringkan kon gutta percha dengan udara dan lapisi separuh apikal kon dengan semen. Masukkan ke dalam saluran sampai permukaan yang sebelumnya telah diukur; 6) dengan menggunakan spreader isi saluran dengan kon gutta percha tambahan (kondensasi lateral); 7) potong pangkal gutta percha dengan instrumen panas dan hilangkan kelebihannya dari kamar pulpa. Teknik kondensasi vertical dengan cara: 1) kon gutta percha utama (master apical cone) sesuai dengan MAF dipaskan pada saluran akar; 2) dinding saluran akar dilapisi dengan siler dan kon dilumuri siler; 3) ujung koronal kon dipotong dengan instrument panas; 4) plugger dipanasi sampai merah dan plugger didorong ke dalam sepertiga koronal gutta percha. Sebagian gutta percha koronal terbakar oleh plugger; 5) sebuah kondenser vertikal dengan ukuran yang sesuai dimasukkan dan tekanan vertikal dikenakan pada gutta percha yang telah dipanasi, untuk mendorong gutta percha yang menjadi plastis kearah apical; 6) aplikasi plugger panas dan kondensor diulangi sampai gutta percha plastis menutup saluran akar. Bagian sisa saluran diisi dengan potongan tambahan gutta percha panas; 7) bersihkan kamar pulpa dengan memakai kapas yang di basahi alkohol kemudian tutup dengan restorasi sementara dan lakukan foto ronsen; 8) jika pengisian sudah tepat, kontrol 1 minggu dan pembuatan restorasi akhir. Evaluasi Pemeriksaan ulang dianjurkan dalam waktu 6 bulan sampai 4 tahun. Enam bulan merupakan interval yang rasional untuk hampir semua pasien. Evaluasi dilihat dari pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif, dan pemeriksaan radiografi. Perawatan dikatakan berhasil bila tidak adanyeri atau pembengkakan berdasarkan keluhan pasien, pada pemeriksaan objektif tidak ada gejala saat gigi diperkusi, tidak terdapat kerusakan jaringan lunak, gigi tidak mobiliti, dan pada pemeriksaan radiografi tidak ditemukan lesi radiolusen atau lesi yang sebelumnya ada telah sembuh yang dievaluasi minimal selama satu tahun. 17 Gejala-gejala yang menetap (misalnya pembengkakan, nyeri, nyeri tumpul yang menetap atau sensitif ketika mengunyah) biasanya mengindikasikan suatu kegagalan. Secara radiografik jika patosisnya menetap atau berkembang dapat dikatakan bahwa perawatan yang dilakukan gagal, khususnya lesi radiolusen yang tetap tidak berubah, telah membesar atau telah berkembang di bandingkan pada awal perawatan. 17 PEMBAHASAN Tujuan perawatan saluran akar pada gigi permanen anak sama halnya dengan orang dewasa yaitu mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin didalam mulut. Namun yang membedakan penatalaksanaan perawatan gigi pada anak yaitu perlu pendekatan psikologis dan komunikasi yang baik pada pasien. 1 Penelitian Quadros dkk menunjukkan kelompok usia 26-49 tahun merupakan insiden tertinggi dari perawatan saluran akar, kemudian diikuti kelompok muda (antara usia 8 25 tahun). Insiden tertinggi perawatan saluran akar pada gigi molar bawah kemungkinan disebabkan gigi permanen pertama yang erupsi di dalam rongga mulut karena itu gigi lebih rentn terhadap karies. Pada 579 gigi yang dirawat saluran akar dengan bahan gutta percha di Dental School of Piracicaba, State University of Campinas, SP, Brazil 30,7 % pasien di-recall kembali setelah 1 tahun dan tingkat keberhasilan berkisar antara 83-96% tergantung pada status pulpa sebelum dilakukan perawatan. 26 Kelompok pada Universitas Temple melaporkan tingkat keberhasilan 96,2% setelah 1 tahun dilakukan pengisian dengan gutta percha pada 458 gigi. 27 Gutta percha adalah material pilihan pada hampir semua kasus. 17 Bahan tersebut mudah disterilkan sebelum dimasukkan dan tidak mendorong pertumbuhaan bekteri.gutta percha tidak mewarnai struktur gigi dan radiopak. Gutta percha merupakan bahan yang toksisitasnya paling rendah dan paling sedikit mengiritasi jaringan periapikal dari semua bahan pengisi saluran akar. Namun gutta percha sukar dimasukkan ke dalam akar yang sempit kecuali jika dikombinasi dengan siler saluran akar. 20 Pengisian dengan bahan CaO (Kalsium oksida) relatif sedikit digunakan dalam beberapa tahun

Bachtiar: Perawatan saluran akar pada gigi permanen anak dengan bahan gutta percha 67 terakhir dibandingkan pengisian dengan gutta percha dan siler. Menurut penelitian Koral S, pada 67 kasus perawatan saluran akar dengan CaO (Biocalex 6/9) dengan tingkat keberhasilan 95,6%. Sifat ekspansif dari CaO pada lingkungan lembab ditakutkan dapat menyebabkan fraktur pada akar yang dirawat karena tekanan perluasan dari bahan CaO. CaO dianggap sebagai bahan alternatif yang aman dan layak untuk pengisian saluran akar tetapi masih kurangnya penelitian mengenai bahan tersebut. 24 Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan saluran akar telah terbukti memiliki prognosis jangka panjang yang baik bahkan pada pasien berusia muda. Perawatan saluran akar untuk gigi permanen anak dilakukan seperti perawatan saluran akar untuk gigi orang dewasa. Namun yang membedakan pada penatalaksanaannya yaitu perlu pendekatan psikologis dan komunikasi yang baik pada pasien. Sebagai saran, 1) gutta percha sebaiknya digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar pada gigi permanen dengan saluran akar yang telah tertutup sempurna karena memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi; 2) teknik kondensasi lateral lebih baik digunakan pada gigi permanen anak karena memiliki saluran akar dengan diameter lebih luas dibandingkan daripada gigi orang dewasa; 3) perawatan saluran akar menggunakan gutta percha dapat dikombinasikan dengan penggunaan pasak dan restorasi akhir untuk memberikan kekuatan dan melindungi gigi dari fraktur setelah perawatan; 4) penelitian mengenai keberhasilan jangka panjang perawatan saluran akar meggunakan gutta percha pada gigi anak perlu dilakukan karena masih sangat sedikitnya data mengenai hal ini terutama di Indonesia. Daftar pustaka 1. Perawatan penyakit pulpa gigi pada anak. Universitas Gajah Mada. Diambil dari: Elisa.ugm.ac.id Diakses tanggal 22 Januari 2016. 2. Rafter M. Apexification: a review. Dent Traumatol 2005; 21(1):1-8. 3. Febriyanti, Soemartono SH. Perawatan apeksifikasi gigi molar permanen tetap pada anak usia 9 tahun. IJD 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 112-6. 4. Oskouian R, Romano-Clarke G. A pediatric guide to children s oral health. American Academy of Pediatric 2010. Diambil dari www.aap.org/oralhealth. 5. Garcia-Godoy F, Murray PE. recommendations for using regenerative endodontic prosedures in permanent immature traumatized teeth. Dent Traumatol 2012; 28(1): 33-41. 6. Perbedaan daya antibakteri siler saluran akar berbahan dasar resin dan berbahan dasar kalsium hisroksida terhadap Enterococcus faecalis. Diambil dari etd. repository.ugm.ac.id. Diakses tanggal 22 Januari 2016. 7. Tsesis I, Fuss Z. Diagnosis and treatment of accidental root perforations. Endodontic Topics 2006; 13: 95 107. 8. Ørstavik D. Materials used for root canal obturation: technical, biological and clinical testing. Endodontic Topics 2005; 12: 25 38. 9. Monalisa. Mineral trioxide aggregate sebagai bahan alternatif dalam perawatan endodonti. USU e-repository 2008. 10. Srinivasan V, Waterhouse P, Whitworth J. Mineral trioxide aggregate in paediatric dentistry. International Journal of Paediatric Dentistry 2009; 19: 34 47. 11. Leonardo R. Obturation of the root canal-listening to the needs of the tooth with sciece and simplicity. Oral Health Journal 2009; 66-70. 12. Christiono S. Perawatan endodontik pada anak. Fkg Unissula. 13 Desember 2011: 1-5. 13. Nurhayani. Perbedaan jumlah debris yang terdorong keluar apeks gigi pada preparasi saluran akar teknik step back dan crown down. Fakultas Gigi Universitas Sumatera Utara 2004. Diakses tanggal 3 Februari 2016. 14. Hardianti. Perbandingan tingkat keakuratan radiografi konvensional dengan digital dalam pengukuran panjang kerja pada perawatan endodontik. Universitas hasanuddin Fakultas Kedokteran Gigi Makassar 2014. Diakses tanggal 3 Februari 2016. 15. Luik P. Root canal treatment. Diambil dari: ortodontia. ee/dental-services/root-canal-treatment/ Diakses tanggal 12 Februari 2016. 16. Pandula V. Contraindications of root canal treatment. Diambil dari: www.juniordentist.com/contraindicationsof-root-canal-treatment.html. Diakses tanggal 12 Februari 2016. 17. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia. Alih bahasa: Sumawinata N. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009. h. 229-39. 18. Arifah S. Sodium hipoklorit sebagai bahan irigasi perawatan saluran akar. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 2009. 19. Tarigan R, Perawatan pulpa gigi (endodonti). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2004. h. 135-44. 20. Grossman L, Oliet S, Rio C. Ilmu endodontik dalam praktek. Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1995. h. 265-82. 21. Rodd HD, Waterhouse PJ, Fuks AB, Fayle SA, Moffat MA. Pulp therapy for primary molars. International Journal of Paediatric Dentistry 2006; 16(1): 15-23. 22. Whitworth J. Methods of filling root canals: principles and practices. Endodontic Topics 2005; 12(1): 2 24. 23. Viddyasagar M. Apexification and apexogenesis- a case report. Int J Contemporary Dent 2010; 1(3): 52-4 24. Koral S. Calcium oxide as a root filling material: a threeyear prospective clinical outcome study. The Open Dentistry Journal 2011; 5: 13-7. 25. Badraldin AM. Root canal sealer. Khourtum-Sudan: GV Black Dental Center; 2009.