BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persamaan dan perbedaan yang telah mendukung penelitian ini:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2008) meningkatkan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2010 : 8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya tambangnya dan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berbagai partisipan untuk berkontribusi dalam modal (principal), keahlian dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maretha dan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DALAM PERSPEKTIF AGENCY THEORY

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis dan usaha saat ini, corporate governance atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer)

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami isu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Bringham dan Huston, 2001)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ngkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent).teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Laporan audit penting dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. orang atau lebih (pihak), dimana salah satu pihak disebut sebagai agent dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Bila teori agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Menurut Hidayah (2008), definisi corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaan yang telah mendukung penelitian ini: 1. Ni Nyoman Tri Sariri Muryati dan I Made Sadha Suardikha (2014) Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh corporate governance pada nilai perusahaan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh corporate governance pada nilai perusahaan.sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012.Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: variabel komite audit independen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sementara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan dewan redaksi semua variabel tersebut berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan dalam penelitian Menggunakan variabel yang sama yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Perbedaan dalam penelitian Penelitian Ni Nyoman Tri Sariri Muryati dan I Made Sadha Suardikha 8

9 (2014) menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Penelitian sebelumnya pada nilai perusahaannya menggunakan rumus Tobin s Q, sedangkan penelitian sekarang menggunakan rumus PBV sebagai acuannya. 2. Dwi Sukirni (2012) Penelitian ini mengambil topik tentang kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan deviden dan kebijakan hutang analisis terhadap nilai perusahaan.tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan deviden dan kebijakan hutang analisis terhadap nilai perusahaan. Sampel penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional, kebijakan dividen, kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan dalam penelitian Menggunakan variabel yang sama yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.

10 Perbedaan dalam penelitian Penelitian Dwi Sukirni (2012) menggunakan semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Pada penelitian sekarang menambahkan variabel profitabilitas, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit. 3. Enggar Fibria Verdana Sari (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan: kualitas laba sebagai variabel intervening. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji apakah mekanisme corporate governance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan, di mana kualitas laba sebagai variabel intervening. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2010.Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Kepemilikan institusional dan komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sementara kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris independentidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Persamaan dalam penelitian Menggunakan variabel yang sama yaitu mekanisme corporate governance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi

11 dewan komisaris independen dan komite audit. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Perbedaan dalam penelitian Penelitian Enggar Fibria Verdana Sari (2013) menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2010, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 4. Ni Ketut Karlina Prastuti dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih (2015) Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh good corporate pada nilai perusahaan dengan moderasi corporate social responsibility. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh good corporate governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris, dan komite audit pada nilai perusahaan. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dan regresi moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Variabel kepemilikan institusional dan komite audit berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, sementara, variabel kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Temuan lain dalam penelitian menunjukkanbahwa corporate social responsibility tidak mampu memoderasi pengaruh good corporate governance pada nilai perusahaan.

12 Persamaan dalam penelitian Menggunakan variabel yang sama yaitu mekanisme corporategovernance, yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Perbedaan dalam penelitian Penelitian Ni Ketut Karlina Prastuti dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih (2015) menggunakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 1. Dina Anggraini (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan textile, garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan (size) terhadap nilai perusahaan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan textile, garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012. Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Ukuran Perusahaan (size) memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

13 Persamaan dalam penelitian Menggunakan variabel yang sama yaitu dewan komisaris independen dankomite audit. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Perbedaan dalam penelitian Penelitian Dina Anggraini (2013) menggunakan perusahaan textile, garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012, sedangkan penelitian sekarang menggunakan sampel perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. 2.2 Landasan Teori Pada landasan teori ini dijelaskan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti dan digunakan sebagai landasan penyusunan hipotesis serta analisisnya. 2.2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah sebuah kontrak anatara manager (agent) dengan investor (principal). Principal adalah pemegang saham, sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer) (Dwi Sukirni, 2012). Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenen, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan

14 kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan (Enggar Fibria Verdana Sari, 2013). Jensen dan Meckling (1976) berpendapat bahwa agency conflict timbul pada berbagai hal sebagai berikut : (a) manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan dirinnya dan bukan yang paling menguntungkan bagi perusahaan; (b) manajemen cenderung memepertahankan tingkat pendapat perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi internal yang positif atau disebut Earning retention; (c) manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini, mereka akan mengambil keputusan investasi yang sangat aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manajer; (d) manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi; (e) asumsi dasar lainnya yang membangun agency theory adalah agency problem yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara kepentingan agar dana yang diinvestasikannya mendapat return maksimal, sedangkan manajer berkepentingan terhadap perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik (agency problem). Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teri keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana

15 membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/capital yang telah ditanamkan oleh investor. Selain itu corporate governance juga berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan kata lain corporate governance diharapkan akan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost). 2.2.2 Definisi Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai pasar berbeda dengan nilai buku.jika nilai buku merupakan harga yang dicatat pada nilai saham perusahaan, sedangkan nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa tertentu oleh permintaan dan penawaran saham tersebut oleh pelaku pasar. Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini akan menggunakan proksi yaitu Price to Book Value (PBV) pada periode yang telah ditentukan. Price to Book Value = Harga Pasar Saham per Lembar Nilai Buku Saham per Lembar... (1)

16 2.2.3 Good Corporate Governance Good corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders. Dengan melakukan penerapan good corporate governance diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan yang dapat menguntungkan semua pihak yang berkepentingan. Governance structure adalah struktur hubungan pertanggungjawaban dan pembagian peran di antara berbagai organ utama perusahaan yaitu Pemilik/Pemegang Saham, Pengawas/Komisaris, Pengelola/Direksi/Manajemen. Corporate governance dapat diibaratkan sebagai sekumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi sebuah perusahaan untuk menarik modal, dan sumber daya manusia, suatu operasional entitas dapat beroperasi secara efisien, sehingga perusahaan dapat menjaga kelangsungan kegiatan operasional dengan menghasilkan nilai ekonomis jangka panjang untuk pemegang saham dan masyarakat secara keseluruhan (Muh. Arief Effendi, 2009). Dengan demikian corporate governance dapat member keyakinan kepada para pemegang saham. Menurut pedoman umum good corporate governance yang dijelaskan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) prinsipprinsipnya sebagai berikut : a. Keterbukaan (Transparency) Keterbukaan adalah adanya pengungkapan suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat dibandingkan dengan keadaan yang menyangkut

17 tentang keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang materiil dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemakai kepentingan. b. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara komisaris, diskusi, dan pemegang saham yang meliputi pengawasan, evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. c. Pertanggungjawaban (Responsibility) Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini mewujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan menjadi professional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang kuat. d. Independensi (Independency) Untuk melancarkan asas Corporate Governance, perusahaan harus dikelola independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Independensi

18 diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas.mekanisme ini menuntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komite dalam komisaris, dari pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus objektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu. e. Kewajaran (Fairness) Kewajaran merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan disini diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang tertuang dalam Pedoman Umum GCG Indonesia (2006) antara lain : a. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. b. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

19 c. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. d. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip-prinsip ini mengharuskan perusahaan untuk memberikan laporan tetapi bukan saja kepada pemegang saham, calon investor, kreditor dan pemerintah, akan tetapi juga kepada stakeholder lainnya, seperti masyarakat umum dan karyawan. Laporan ini berfungsi sebagai media pertanggungjawaban perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan yang diberikan perusahaan untuk menunjukkan tingkat kinerja yang dicapai oleh perusahaan dalam pengelolahan sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga memberikan nilai tambah kepada stakeholder. Variabel good corporate governance yang akan diteliti meliputi : 1. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain). Investor institusional sering disebut dengan investor

20 yang canggih atau investor yang menggunakan jasa pialang, Investor yang canggih dan para pialang ini memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menilai perusahaan sehingga memberikan harga yang sesuai terhadap saham yang diperjual belikan. Manajemen perusahaan sebagai pengelola perusahaan akan berupaya meningkatkan kinerja mereka melalui berbagai keputusan guna meningkatkan nilai perusahaan. Investor institusional diyakini mampu memonitor tindakan manajer dengan lebih baik dibanding dengan investor individual. KI = Kepemilikan Saham oleh Institusional Total Saham yang Beredar 2. Kepemilikan Manajerial x 100%. (2) Kepemilikan manajerial dapat diartikan sebagai pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan Komisaris). Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan. Hal ini juga didukung penelitian Ni Nyoman Tri Sariri Muryati dan I Made Sadha Suardikha (2014), kepemilikan manajerial berperan sebagai pihak yang menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham karena proporsi saham yang dimiliki manajer dan direksi mengindikasikan menurunnya kecenderungan adanya tindakan manipulasi oleh manajemen. KM = Kepemilikan Saham oleh Manajemen x 100%.. (3) Total Saham yang Beredar

21 3. Proporsi Dewan Komisaris Independen Komisaris Nasional Good Corporate Governance (KNGCG) mengeluarkan pedoman tentang komisaris independen yang ada di perusahaan publik.bagian dari pedoman tersebut menyebutkan bahwa pada prinsipnya, komisaris bertanggung jawab dan berwenang untuk mengawasi kebijakan dan tindakan direksi, serta memberikan nasihat kepada direksi. OJK telah menetapkan peraturan bahwa jumlah dewan komisaris independen harus secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, dengan ketentuan bahwa jumlah dewan komisaris independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) dari seluruh jumlah anggota komisaris. PDKI = Jumlah Komisaris Independen Jumlah Komisaris x 100% (4) 4. Komite Audit Komite audit sesuai dengan Kep. 29/PM/2004 adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, komite audit sekurang-kurangnya terdiri atas tiga orang anggota, seorang diantaranya merupakan dewan komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua

22 komite audit, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen, di mana setidaknya satu diantaranya memiliki kemampuan di bidang akuntansi atau keuangan. Variabel ini diukur secara numeral yaitu dengan menggunakan nominal dari anggota komite audit perusahaan. 2.2.4 Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Good corporate governance merupakan sistem tata kelola perusahaan yang menentukan arah dan tujuan perusahaan. Tujuan good corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi stakeholders. Manfaat dari penerapan good corporate governance agar perusahaan dapat mengelola perusahaan dengan baik sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat meningkat yang juga akan berdampak pada tingginya nilai perusahaan. 1. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme corporate governance.kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti dipercaya dapat mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Pada umumnya, institusi yang memiliki saham di sebuah perusahaan ikut memonitoring perusahaan tersebut. Semakin besar kepemilikan institusional, akan semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan serta akan dilakukan tindakan pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faisal, 2004). Penelitian Ni Nyoman (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan.dengan adanya

23 kepemilikan institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen (direktur dan komisaris) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen (pihak intern). Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.dalam penelitian Ni Nyoman (2014) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen, maka diharapkan manajemen tersebut termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Enggar (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin rendah. 3. Proporsi Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan Salah satu proksi Good Corporate Governance (GCG) adalah komisaris independen.ini didasarkan pemikiran bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam perusahaan, diharapkan dewan komisaris dapat melakukan tugas pengawasan dan memberikan nasihat kepada dewan direksi secara

24 efektif.oleh karena itu, keberadaan komisaris independen dapat memicu manajemen untuk bekerja lebih baik sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ni Nyoman (2014) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan. Keberadaan komisaris independen dapat memicumanajemen untuk bekerja lebih baik sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Ni Ketut (2015) menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. fungsi pengawasan yang dilakukan oleh proporsi komisaris independen belum mampu untuk mendominasi setiap kebijakan yang diambil oleh dewan komisaris. 4. Komite Audit dan Nilai Perusahaan Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Menurut Dina Anggraini (2013) bahwa komite audit merupakan komite yang berpandangan tentang masalah akuntansi, laporan keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan internal serta auditor independen. Dalam penelitian Enggar (2013) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya pengawasan ini akan memastikan pencapaian kinerja perusahaan dan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

25 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kepemilikan Institusional (+) Kepemilikan Manajerial Proporsi Dewan Komisaris Independen (+/-) (+/-) Nilai Perusahaan Komite Audit (+) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan skema pada kerangka pemikiran diatas, didapatkan hipotesis atas penelitian, sebagai berikut: 1. Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2. Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai perusahaan. 3. Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 4. Komite Audit berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.