BAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman

dokumen-dokumen yang mirip
agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem CBT (Community Based Tourism) terhadap kondisi berdaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Setiap kali mendengar nama Pulau Bali, yang langsung terlintas di kepala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan pariwisata secara signifikan pada perkembangan ekonomi suatu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata dan Potensi Obyek Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

DAFTAR PUSTAKA. Annonimus, 1997,Kriteria Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata Agro, Departemen Pos dan Telekomunikasi, Jakarta

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. turis dalam melakukan perjalanan wisata atupun bisnis. lingkungan atau tempat-tempat tujuan wisata khususnya.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Identifikasi dan perencanaan pengembangan

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. yang bersifat terpusat (sentralistik) berubah menjadi desentralisasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Wisata Alas Pala Sangeh Kabupaten Badung yang merupakan suatu studi kasus

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

PENGEMBANGAN DESA WISATA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL - KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan. dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, perkebunan harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian sebagaimana disampaikan dalam bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan yang dirumuskan sebagai berikut.

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya serta diperkuat oleh kekayaan dan keragaman budaya, di samping berperan sebagai sumber pangan dan devisa negara, juga mempunyai daya tarikdalam sektor pariwisata alam (ecotourism). Sektor wisata pertanian ini yang kemudian populer penyebutannya menjadi Agrowisata (Agro-tourism) secara perlahan terus tumbuh dan berkembang di Indonesia (Syukur Irwantoro, 2010). Dalam Pedoman Umum Agrowisata yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian (2012) disebutkan bahwa sinergi antara Pertanian dan Pariwisata merupakan landasan dalam pengembangan agrowisata. Dengan demikian pengembangan Pertanian dan Pariwisata secara simultan merupakan salah satu bentuk pengembangan ekonomi kreatif di sektor pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha agribisnis dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. Dampak positif pengembangan agrowisata antara lain dapat meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat serta peningkatan citra pertanian. 1

Pengembangan agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya untuk mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dikembangkan fungsinya sebagai obyek wisata (wisata agro). Hal tersebut nampak jelas lagi bila mencakup hamparan yang luas seperti perkebunan, sentra penghasil sayuran tertentu dan wilayah pedesaan yang berpotensi besar menjadi destinasi pengembangan agrowisata. Pengembangan agrowisata merupakan salah satu upaya dalam rangka mengembangkan usaha masyarakat berbasis agribisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat di wilayah yang bersangkutan pada umumnya. Agrowisata adalah usaha tani yang salah satu fungsi lainnya adalah sebagai obyek pariwisata. Demikian pula dalam hal pemasaran produksinya berorientasi bagi pelayanan para wisatawan pada kawasan tersebut. Dengan demikian, agrowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis agribisnis, sehingga menjadikan kawasan agribisnis tersebut sebagai profit center (Departemen Pertanian, 2005). Pengembangan agrowisata sebagai obyek dan daya tarik wisata berkembang dengan pesat, atraksi yang ditawarkan menekankan pada pola kehidupan masyarakat tradisonal dan suasana pedesaan yang damai. Pengalaman yang berkualitas akan diperoleh melalui keterlibatan aktif wisatawan baik bersifat fisik dengan berbaurnya bersama masyarakat, maupun bersifat mental dan emosional terhadap obyek atau kegiatan wisata yang diikutinya. Wisatawan yang berkunjung ke agrowisata biasanya tidak sekedar melihat-lihat namun wisatawan juga berpartisipasi dalam aktivitas dan kegiatan yang ada di dalamnya. Panorama 2

alam yang indah dan unik menjadikan daerah tujuan wisata memiliki nilai jual yang tinggi. Lebih lanjut menurut Middleton (1988) daya tarik terutama bagi wisata minat khusus (special interest tourism), dalam hal ini termasuk agrowisata, tidak lagi hanya sekedar berada di lokasi tujuan wisata untuk singgah dan sightseeing sebentar tetapi menginginkan dapat berinteraksi, berpartisipasi, dan belajar dari apa yang dilihat di lokasi yang dikunjungi tersebut. Pembangunan agrowisata yang bermuara pada tujuan meningkatkan kesejahteraan stakeholder, tidak terlepas dari peran serta sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Hal ini mengingat bahwa pariwisata berhubungan erat dengan pelayanan karyawan sebagai tuan rumah/winiwisatawan (host) yang akan berinteraksi dengan wisatawan (guest) (Damanik, 2013). Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia yang ada di dalamnya dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Oleh karena itu manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi/perusahaan. (Yuniarsih dan Suwatno, 2009) Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa sumberdaya manusia memiliki peranan yang sangat strategis dalam suatu perusahaan dan sangat menentukan hidup-matinya perusahaan. Apabila manusia yang ada dalam perusahaan memiliki kinerja yang baik maka perusahaan akan bertahan dan berkembang, Namun sebaliknya apabila manusia yang ada dalam perusahaan itu 3

memiliki kinerja yang tidak baik, maka perusahaan tersebut tidak akan dapat bertahan hidup serta tidak mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan demikian semakin disadari bahwa didalam suatu perusahaan, kinerja dari sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai hasil yang diharapkan. Karyawan memberikan sumbangan nyata kepada perusahaan melalui kinerja yang dalam istilah lain disebut sebagai job performance atau aktual performance. Kinerja yang tinggi dari sumberdaya manusia sebuah organisasi dapat menjadi keunggulan kompetitif dari organisasi itu sendiri karena tidak mudah ditiru oleh pesaingnya. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat dari Prawirosentono, (1999), yang menyebutkan bahwa apabila menggunakan strategi bersaing lewat sumberdaya manusia, maka akan diperoleh dua keunggulan yaitu keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, karena kedua keunggulan ini akan sulit ditiru oleh pesaing. Keunggulan sumberdaya manusia akan dapat diraih melalui kinerja karyawan yang tinggi. Menurut Moekijat (2007), penilaian hasil kerja berhubungan dengan hasil kerja dan tanggung jawab karyawan. Lebih lanjut disampaikan, bahwa dalam dunia yang bersaing seperti sekarang ini, perusahaan membutuhkan hasil kerja yang tinggi. Pada waktu yang bersamaan, karyawan membutuhkan umpan balik atas hasil kerja mereka yang dapat dipergunakan sebagai perbaikan dan petunjuk perilaku mereka yang akan datang. Selanjutnya diuraikan beberapa manfaat penilaian kinerja antara lain : a. Perbaikan hasil kerja, umpan balik kinerja memungkinkan karyawan, manajer serta bagian sumber daya manusia mengambil 4

tindakan yang tepat untuk memperbaiki kinerja karyawan. b. Penyesuaian kompensasi, penilaian kinerja membantu para pengambil keputusan untuk menentukan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) bagi karyawan. c. Kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, kinerja yang kurang baik dapat menunjukkan kebutuhan akan pelatihan ulang. d. Keputusan penempatan, promosi, mutasi, dan demosi karyawan biasanya didasarkan atas penilaian kinerja karyawan. Karyawan sebagai salah satu stakeholder memiliki tugas dan tanggung jawab besar terhadap keberhasilan perusahaan. Peran karyawan akan menjadi nyata apabila partisipasi dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan pertisipasi inilah penelitian mengenai kinerja karyawan menjadi menarik untuk diteliti dan diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan agrowisata perkebunan. Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran merupakan bagian dari Kebun Getas/Assinan/Banaran, PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). Kebun Getas/Assinan/Banaran merupakan penggabungan dari dua kebun yang semula berdiri sendiri yaitu : a. Kebun Getas, dengan budi daya tanaman karet b. Kebun Assinan/Banaran dengan budi daya kopi dan kakao. Kebun Getas/Assinan/Banaran dipimpin oleh seorang Administratur yang membawahi dua Sinder Kepala yaitu Sinder Kepala Getas yang mengelola tanaman karet, dan Sinder Kepala Assinan/Banaran yang mengelola tanaman kopi serta agrowisata Kampoeng Kopi Banaran. 5

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana upaya Manajemen PTPN IX (Persero) dalam mengembangkan agrowisata, khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia di Kampoeng Kopi Banaran? 2. Bagaimana kinerja karyawan agrowisata dalam mendukung pengembangan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran? 3. Bagaimana sosio-demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, status dalam keluarga, status kepegawaian serta pengalaman kerja) karyawan mempengaruhi kinerja karyawan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Umum : Mengetahui proses pengembangan agrowisata dan menganalisis kinerja karyawan agrowisata dalam mendukung pengembangan agrowisata di Kampoeng Kopi Banaran, PTPN IX (Persero) 2. Khusus : a. Untuk mengetahui upaya Manajemen PTPN IX (Persero) dalam mengembangkan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran? b. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sumber daya manusia dalam mendukung pengembangan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran? c. Untuk mengetahui bagaimana kinerja karyawan agrowisata dalam mendukung pengembangan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran? 6

d. Untuk mengetahui apakah agrowisata Kampoeng Kopi Banaran yang dikembangkan dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan kebun? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Memperluas wawasan dan khazanah tentang teori dan praktek pengelolaan agrowisata secara umum dan khususnya agrowisata perkebunan 2. Memberikan kontribusi teoritis dalam pertimbangan kebijakan bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan agrowisata, khususnya dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia 3. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut. 1.5. Keaslian Penelitian Meskipun telah banyak dilakukan penelitian yang berkaitan dengan agrowisata maupun kinerja karyawan dalam mendukung pengembangan perusahaan/bisnis pariwisata, namun yang meneliti tentang kinerja karyawan dan pengaruhnya dalam mendukung pengembangan agrowisata, sejauh pengetahuan penulis, belum ada yang melakukannya. Penelitian tentang agrowisata pernah dilakukan oleh Ismi Purba, (2009) yang meneliti tentang Strategi Pengembangan Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran PTPN IX (Persero) Semarang. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran berada pada kuadran I (pertama) dari matriks SWOT, dengan wilayah peluang lebih besar dari kekuatan, sehingga perusahaan harus bisa memanfaatkan peluang dengan menggunakan kekuatan 7

yang ada. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Matriks Internal Eksternal (IE Matrix), Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran berada pada posisi sel I, yaitu posisi tumbuh dan kembangkan. Sri Endah Nurhidayati (2012), dalam desertasi yang berjudul : Pengembangan Agrowisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Kota Batu, Jawa Timur, menulis bahwa prinsip ekonomi Community Based Tourism (CBT) dalam pengembangan agrowisata berkaitan dengan terciptanya pekerjaan yang menyerap tenaga kerja lokal, pengembangan usaha sektor pariwisata, dan peningkatan pendapatan komunitas yang berasal dari belanja wisata. Pengembangan agrowisata dari prinsip sosial berdampak pada perubahan nilai sosial tentang tamu, nilai menyambut tamu, perlakukan terhadap tamu, dan filosofi tentang penerimaan tamu. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya mencakup kinerja karyawan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran yang terlibat secara langsung dalam operasional dan pengembangan agrowisata Kampoeng Kopi Banaran, PTPN IX (Persero), Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 8