BAB I PENDAHULUAN. dunia dan merupakan ekspresi kehidupan manusia. Karya sastra lahir di tengahtengah

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya (pengarang) terhadap dunia dan merupakan ekspresi kehidupan manusia. Karya sastra lahir di tengahtengah mayarakat sebagai hasil dari imajinasi pengarang serta refleksi terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Oleh karena itu karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Karya sastra yang baik tidak hanya merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat, tetapi juga merekam dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya. Bagaimanapun sebuah karya sastra mencerminkan masyarakat dan secara tidak terhindarkan dipersiapkan oleh keadaan masyarakat dan kekuatan pada zamannya. Karya sastra menggambarkan atau melukiskan corak, cita-cita, aspirasi, dan perilaku masyarakat, sesuai dengan hakikat dan eksistensinya. Karya sastra merupakan interpretasi atas kehidupan (Hudson dalam Al Ma ruf, 2010:1). Karya sastra baik puisi, fiksi, maupun drama merupakan hasil daya kreasi dan imajinatif terhadap kehidupan sosial budaya sastrawan yang diekspresikan melalui karya karyanya. Diantara ketiga karya sastra tersebut, fiksi lebih mendominasi karya lain, terutama novel. Hal ini terbukti dengan munculnya karya sastra fiksi terutama novel dan penulis penulis baru yang namanya mencuat lewat karya novel. 1

2 Penulisan novel novel baru, tidak semuanya melahirkan ide ide baru, tetapi ada yang bersumber dari cerita zaman dahulu, ditulis sesuai dengan keadaan sosial masyarakat sekarang. Tak ada karya sastra yang lahir dalam kekosongan budaya (Teeuw dalam Pradopo, 2010:57). Berdasarkan pendapat tersebut, manusia selalu menciptakan suatu kebudayaan baru yang relevan dengan kehidupan masyarakat pada masanya. Sebagai sebuah karya sastra, novel memberikan suatu gambaran berbagai permasalahan hidup dan kehidupan. Namun sebagai sebuah karya sastra novel, pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan sehingga bersifat subjektif. Novel merupakan bentuk karya sastra, yang dalamnya berisi tentang nilai-nilai moral, pendidikan, dan nilai-nilai budaya pada umumnya. Kaitanya dengan novel, novel mampu menghadirkan perkembangan suatu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail (Stanton, 2007:90). Novel juga dapat memberikan semangat serta dapat meningkatkan kemampuan membaca seseorang. Menurut Wellek & Warren (dalam Al-Ma ruf, 2010:18), cerita dalam novel secara tidak langsung pembaca dapat belajar, merasakan, dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang ditawarkan pengarang. Itulah sebabnya, novel akan dapat membuat pembacanya menjadi lebih arif, simpati, dan empati kepada orang lain. Karya sastra yang baik selalu memberi pesan kepada para pembaca untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks ini,

3 karya sastra dianggap sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, karya sastra selain dapat hadir sebagai sebuah dunia yang memiliki totalitas, dan mengembangkan makna sebagaimana dirinya sendiri, juga dapat dijadikan sebagai objek studi. Karya sastra membuat nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil pelajaran. Oleh karena itu, selain sebagai penyimpan nilai budaya, novel juga memberikan sebuah pesan-pesan yang bernilai pendidikan. Sebagaimana hal tersebut, penelitian ini menggali nilai dan aspek nasionalisme yang disampaikan oleh Ramadhan K.H. dalam novel Soekarno Kuantar ke Gerbang. Jenis karya sastra yang telah ada salah satunya adalah novel. Novel didalamnya terdapat beberapa tema yang diangkat untuk diceritakan. Salah satu tema yang diangkat dapat berupa pejuangan. Nasionalisme dalam karya sastra dapat dilihat dari perwatakan yang dimiliki dan digambarkan pada tokoh. Selain dari perwatakan tokoh, nasionalisme dalam karya sastra juga dapat dilihat dari aspek-aspek yang ada pada karya sastra (novel) tesebut. Aspek-aspek tesebut misalnya tedapat pada aspek politik, aspek sosial ekonomi, dan aspek budaya. Dalam novel ini keterkaitan nasionalisme dengan karya sastra terlihat pada perjuangan Soekano untuk mewujudkan cita-citanya yaitu kemedekaan bangsa Indonesia. Untuk mendapatkan kemedekaan itu tidaklah mudah, Soekano harus melewati banyak rintangan antara lain Soekano dipenjara dan diasingkan dibeberapa wilayah. Jadi, dapat dikatakan bahwa karya sastra sangat erat kaitanya dengan nasionalisme dilihat dari latar belakang karya sastra itu lahir.

4 Nasionalisme dalam karya sastra dikaitkan dengan dunia pendidikan, dapat menambah wawasan atau masukan yang berharga bagi pecinta karya sastra dan memberikan sumbangan yang besar dalam pengajaran sastra yang mampu dilakukan dengan cepat. Pendidikan nasionalisme berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan pendidikan karakter adalag melalui pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra mampu dijadikan sebagai pintu masuk dalam penanaman nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral, seperti kejujuran, pengorbanan, kepedulian sosial, dan lain sebagainya, banyak ditemukan dalam karya-karya sastra. Baik puisi, cerpen, novel, maupun drama. Ramadhan K.H. adalah sosok sastrawan yang lahir di Bandung pada tanggal 16 Maret 1927, tetapi besarnya berada di Cianjur. Ramadhan K.H. merupakan penyair, novelis, redaktur kebudayaan, penerjemah, wartawan (olah raga) untuk kantor berita Antara pada dekade 1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1946 Ramadhan K.H. ikut Laskar Pelajar di front Sukabumi, dan masuk Akademi Dinas Luar Negeri pada tahun 1949. Perhatiannya yang besar pada seni dan terutama kesusastraan, mendorongnya berpindah ke tulis-menulis. Kariernya ini telah dimulainya sejak zaman pendudukan Jepang dengan bimbingan kakaknya, Aoh Kartahadimadja. Mula-mula Ramadhan K.H. menulis cerpen dan sajak, tetapi kemudian beralih ke roman. Ramadhan K.H. pernah juga melukis, tetapi tidak dilanjutkan.

5 Pengalaman Ramadhan K.H. di jurnalistik cukup menyakinkan. Setelah pernah mengasuh majalah Kisah, Siasat, Siasat Baru dan Kompas selama 13 tahun, Ramadhan K.H. menjadi wartawan Kantor Berita Nasional Antara. Ramadhan K.H. seorang yang memilih hidup bergulat dalam perjuangan kemanusiaan dengan dunia menulis. Ia mengalami sebagian besar episode sejarah Indonesia, mulai dari zaman perjuangan revolusi, kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru, dan erat reformasi. Dalam masa-masa itu, Ramadhan K.H. telah menggoreskan sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Tidak saja di dunia sastra dan pers, yang menyita sebagian besar hidupnya, tapi juga dunia politik internasional. Ramadhan K.H. tidak hanya sebagai sastrawan, namun juga menyandang beberapa gelar diantaranya novelis, cerpenis, pendidik, biografi, pejuang, sejarawan informal, dan diplomat. Ramadhan K.H. pernah pula tercantum sebagai redaktur majalah budaya Budaya Jaya, mengcover olimpiade di Helsinki serta Asian Games di New Delhi. Pada tahun 1952 Ramadhan K.H. diundang Sticusa (Lembaga Kerja Sama Kebudayaan) ke Belanda dan beberapa Negara Eropa Barat lainnya. Berikutnya pada tahun 1957 kumpulan sajaknya, Priangan si Jelita memperoleh hadiah pertama Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BKMN). Buku tersebut bersama novelnya berjudul Royan Revolusi (1968) telah disalin ke bahasa Prancis. Ramadhan K.H. tiga kali memperoleh hadiah untuk penulisan novel. Yang pertama dari IKAPI/UNESCO, untuk novel Royan Revolusi, lalu dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) masing-masing untuk Kemelut Hidup (1975) dan Keluarga Permana (1976). Kemelut Hidup kemudian difilmkan oleh Asrul Sani.

6 Karya Ramadhan K.H. yang dinilai memikat dan menyejarah, ada beberapa puluhan tokoh ditulisnya dalam bentuk autobiografi, diantaranya Soekarno dan Inggit Garnasih, Soeharto, A.E. Kawilarang, Ali Sadikin, Sukamdani Sahid Gitosardjono, Jenderal Polisi Hoegeng, Gobel, Kemal Idris, Jenderal Soemitro, Laksamana Sukardi, Dewi Dja, Ibnu Sutowo, dan lain-lain. Novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. terdiri atas 414 halaman, diterbitkan oleh Bentang, didistribusikan oleh PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta. Novel Soekarno Kuantar ke Gerbang memiliki 85 bagian atau bab yang terpisah, tapi antara bagian tersebut masih berkaitan. Novel tersebut memiliki keistimewaan dan memiliki perbedaan dengan novel-novel lain. Keistimewaannya adalah alur cerita yang merupakan pencerminan dunia realitas yang dialami oleh manusia di tengah tengah masyarakat, sehingga ceritanya benar benar hidup. Penggambaran kompleksitas tokohnya begitu tertata seakan akan terjadi didunia nyata. Selain itu, di dalam novel ini juga disertakan biografi pengarang secara lengkap, sehingga pembaca mengetahui latar belakang pengarangnya di dalam menulis novel ini. Novel Soekarno Kuantar ke Gerbang memiliki daya motivasi dan gagasan yang membuat pembaca ingin tahu lebih jauh tentang cerita yang kisahkan. Kelebihan novel ini adalah ceritanya ringan, mampu dengan mudah ditangkap oleh pembaca. Banyak misteri yang tersirat dan mampu mengundang pembaca untuk terus membacanya. Di alur cerita banyak makna dan amanat yang dituliskan oleh penulis. Novel ini ditulis berdasarkan pengalaman Ibu Inggit Garnasih, dengan bantuan Ny. Ratna Djuami Asmara Hadi dan Ny. Kartika Uteh

7 Riza Yahya, putra-putri angkat Ir. Soekarno-Inggit Garnasih, sehingga novel ini mampu membuat perubahan positif bagi siapapun yang membacanya. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat meraih mimpi, mengingat novel ini menceritakan tentang kehidupan Ibu Inggit Ganarsih bersama Soekarno dan sejarah perjuangan bangsa ini untuk mencapai Indonesia merdeka. Alasan penulis melakukan penelitian terhadap novel Soekarno Kuantar ke Gerbang, dikarenakan novel tersebut merupakan novel baru yang terbit tahun 2014 dan berdasarkan resensi dan komentar-komentar tentang novel Soekarno Kuantar ke Gerbang menunjukkan adanya nilai nasionalisme yang diangkat dalam dunia pendidikan. Membicarakan tentang nasionalisme, novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. berisi tentang nilai-nilai nasionalisme, yang menceritakan seorang pemuda yang awalnya bernama Kusno menjadi Soekarno yang mempunyai semangat juang tinggi, tidak mengenal lelah, pantang menyerah untuk kemerdekaan bangsa Indonesia melawan penjajah. Penelitian ini menggunakan teori nasionalisme dan sosiologi sastra dengan alasan bahwa novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. berkaitan erat dengan aspek nasionalisme, sejarah dan budaya. Dengan demikian kajian aspek nasionalisme diharapkan dapat mengungkapkan nilai nilai kehidupan nasionalisme yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan sehari-hari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

8 1. Bagaimana latar sosiohistoris Ramadhan K.H. sebagai pengarang novel Soekarno Kuantar ke Gerbang? 2. Bagaimanakah struktur yang membangun novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H.? 3. Bagaimanakah aspek-aspek Nasionalisme pada novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. ditinjau dari sosiologi sastra? 4. Bagaimanakah implementasi aspek nasionalisme dalam novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. dalam pembelajaran sastra di SMA? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan latar sosiohistoris Ramadhan K.H. sebagai pengarang novel Soekarno Kuantar ke Gerbang. 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. 3. Mendeskripsikan aspek-aspek nasionalisme yang terkandung dalam novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. ditinjau dari sosiologi sastra. 4. Mendeskripsikan implementasi aspek nasionalisme dalam novel Soekarno Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. dalam pembelajaran sastra di SMA. D. Manfaat Peneitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

9 1. Manfaat secara teoretis Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu pengetahuan dalam dunia sastra, khususnya pada karya fiksi terutama adalah novel. Di samping itu, juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pada pengembangan ilmu sosial khususnya nasionalisme. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai aspirasi siwa dalam meningkatkan pengetahuan dan rasa nasionalisme. b. Bagi Guru Menambah pengalaman yang cukup berarti dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pembinaan apresiasi sastra di sekolah dengan nilai nilai pendidikan yang ada. c. Bagi Sekolah Dapat menambah referensi dalam mengapresiasi karya sastra dari aspek nasionalisme. d. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan atau wawasan bagi pembaca tentang nasionalisme