BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

... Tugas Milik kelompok 8...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. keluar (Smeltzer & Bare, 2001). Siklus menstruasi endometrium terdiri dari

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

2015 PERBED AAN TINGKAT D ISMENORE PAD A AKTIVITAS RINGAN, SED ANG, D AN BERAT ATLET WANITA KBB

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

HUBUNGAN GANGGUAN HAID DENGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT)

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB II LANDASAN TEORI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korteks serebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI MENSTRUASI (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI DI BEBERAPA SMA DI KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju masa dewasa yang ditandai dengan perubahan baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

Masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi berakhir pada awal senium umur tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. Masa pubertas merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

Transkripsi:

6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menstruasi 2.1.1 Pengertian Menstruasi Mentruasi adalah pendarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, dkk, 2005). Menstruasi adalah masa dikeluarkannya darah akibat peluruhan endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010). 2.1.2 Intensitas Menstruasi Menstruasi terjadi secara teratur setiap 28 hari ditambah 7 hari dengan pengeluaran ovum melalui proses ovulasi (Ayu dan Bagus, 2010). Lama rata-rata menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang keluar (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi (Bobak, dkk, 2005). 2.1.3 Siklus Menstruasi Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi, fase iskemi. Fase proliferasi merupakan periode perumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke 14 siklus 28 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau

7 menjelang pendarahan berhenti dan terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, fase proliferasi bergantung kepada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium (Graaf). Fase sekresi berlangsung sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi selanjutnya, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan, menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum yang dibuahi. Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar tujuh sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum (badan kuning) yang menyekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penurunan kadar progesteron dan estrogen yang cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama fase iskemi, suplay darah ke endometrium fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan pendarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama siklus berikutnya (Bobak, dkk, 2005). 2.2 Konsep Dismenore 2.2.1 Pengertian Dismenore Dismenore adalah rasa nyeri menyertai menstruasi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari (Ayu dan Bagus, 2010). Dismenore adalah nyeri haid yang biasanya bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah (Sophia, 2013).

8 Dismenore adalah gangguan ginekologi yang paling umum saat menstruasi pada wanita, dan diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder (Maruf, dkk, 2013). Dismenore adalah nyeri yang terjadi selama siklus haid yaitu satu dari gejala-gejala ginekologi pada masa remaja yang paling sering terjadi yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. 2.2.2 Intensitas Dismenore Dismenore ringan intensitasnya terjadi sejenak, dapat pulih kembali, tidak memerlukan obat, rasa nyeri hilang sendiri, dan tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari. Dismenore sedang intensitasnya memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit, tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Dismenore berat intensitasnya rasa sakit yang hebat sehingga tidak mampu melakukan tugas harian, memerlukan istirahat, memerlukan obat dengan intensitas tinggi, diperlukan tindakan operasi karena mengganggu setiap menstruasi (Ayu & Bagus, 2010). 2.2.3. Klasifikasi Dismenore Dismenore dibagi berdasarkan penyebabnya menjadi dismenore primer dan sekunder, dismenore primer terjadi tanpa dijumpai kelainan pada alat reproduksi, semata-mata berkaitan proses hormonal menstruasi. Dismenore sekunder terjadi karena terdapat kelainan pada alat reproduksi (Ayu dan Bagus, 2010).

9 2.2.4 Gejala dismenore Dismenore primer biasanya dimulai dalam enam sampai dua belas bulan pertama setelah menarche ketika siklus ovulasi teratur dan terkait gejala sistemik seperti mual, muntah, diare/ sembelit, sakit kepala, pusing ringan, kelelahan, dan pingsan. Selain itu, frekuensi kencing, lekas marah, depresi saraf, perut kembung mungkin terjadi selama periode menstruasi. Rasa sakit biasanya dimulai pada atau sebelum menstruasi dan secara bertahap berulang 1 sampai 3 hari. Selanjutnya, rasa sakit mungkin berselang dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Nyeri haid menjadi kurang sejalan dengan usia wanita yang semakin bertambah (Maruf, 2013). Keadaan patologis yang dijumpai pada dismenore sekunder ialah seperti endometriosis, tumor pada ovarium, infeksi pada tuba dan sekitarnya, mioma uteri, polip uterus dan mioma terlahir, stenosis atau tertutupnya kanalis serviks, kelainan kongenital uterus, himen inperforata, septum vagina transversal, dll (Ayu dan Bagus, 2010). 2.3 Konsep Remaja 2.3.1 Pengertian Remaja Remaja adalah suatu masa yang dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilitas atau kemampuan bereproduksi, yang dimulai pada usia 11 atau 12 tahun sampai akhir masa remaja akhir atau usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan dalam semua ranah perkembangan. Remaja SMA merupakan remaja dalam masa yang penuh

10 gejolak dalam mencari identitas diri dan perkembangan seksual mereka (Trisnawati, 2010). Remaja adalah masa transisi dari anak-anak mejadi dewasa (Jose, 2010). 2.3.2 Kelompok Usia Remaja Remaja adalah seseorang yang berusia 10-20 tahun dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, psikologi, dan aspek fungsional (Jafar, 2005). Menurut WHO remaja adalah masa pada usia 10-24 tahun. 2.4 Aktivitas Belajar 2.4.1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan siswa. Jadi dapat kita pahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan belajar (Iin, 2012). Aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan sehingga mengakibatkan adanya perubahan pada dirinya baik yang tampak maupun yang tidak tampak, karena adanya interaksi antara individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya (Rezeki, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau belajar dengan sungguh sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 12)

11 Aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar. 2.3.2. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar Menurut Sardiman (2009:101) dalam penelitian Rezeki Putri, 2013 menyatakan jenis-jenis aktivitas belajar yang dapat dilakukan siswa, antara lain: 1) Aktivitas visual yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan pekerjaan lain. 2) Aktivitas berbicara, mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Aktivitas mendengarkan sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Aktivitas menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Aktivitas menggambar misalnya membuat gambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Aktivitas motorik yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat reparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Aktivitas mental misalnya menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Aktivitas emosional seperti misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.