Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Nisa khoiriah INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

DETERMINAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA IBU DI PUSKESMAS MANAGAISAKI ABD. RAHMAN, HERMIYANTI, A. FAHIRA NUR

Healthy Tadulako Journal (Abd. Rahman : 43-51) 43

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANAGAISAKI

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

1

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUNSARI KECAMATAN WONOMULYO

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MANAGAISAKI 1) Abd. Rahman 1) FKIK Universitas Tadulako ABSTRAK Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO) praktek menyusui dii negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun. Atas dasar tersebut WHO merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 4-6 bulan. Menurut pendapat Steven Allen dalam siaran pers UNICEF, 2004 disitasi oleh Roesli, (2000) bahwa ASI bukanlah sekedar makanan tetapi penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasii tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian : Diketahuinya Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan. Metode Penelitian : Jenis penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional Study (Potong Lintang), Sampel : semua suami yang memiliki anak usia 0 6 bulan di Puskesmas Managaisaki yaitu berjumlah 46 orang dengan tekhnik pengambilan sampel secara Consecutive Sampling dengan tekhnik pengambilan sampel secara Consecutive Sampling. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden melaksanakan praktek pemberian ASI ekslusif yaitu sebanyak 25 (52.1%), sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 30 responden atau 62.5% dan sebagian besar suami mempunyai sikap yang baik yaitu sebanyak 27 responden atau 58.7%. Hasil uji statistik menunjukkan pengetahuan dan sikap berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap suami dengan praktek pemberian ASI Eksklusif. Saran : Bagi pihak Puskesmas Managaisaki, perlunya membuat program penyuluhan yang berkesinambungan kepada orang tua laki-laki atau suamii untuk lebih mengenalkan tentang pentingnya ASI dan pentingnya dukungan suamii terhadap istri dalam memberikan ASI khususnya ASI eksklusif sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif meningkat. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap Suami, Pemberian ASI Eksklusif Daftar Pustaka : 19 (1998-2008) PENDAHULUAN Pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan hal penting pada bayi terutama pemberian ASI awal (kolostrum) karena kaya dengan antibodi yang mempunyai efek terhadap penurunan risiko kematian. ASI adalah makanan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. 1 ASI berguna untuk perkembangan sensorik dan kognitif, mencegah bayi terserang penyakit infeksi dan kronis. ASI terutama ASI eksklusif menurunkan kematian bayi dan kejadian sakit pada anak yaitu diare atau pneumoni, dan membantu kesembuhan dari penyakit (WHO, 2004).

Menurut World Health Organization (WHO) Praktek menyusui di negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun. Atas dasar tersebut WHO merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 4-6 bulan. Menurut pendapat Steven Allen dalam siaran pers UNICEF, 2004 disitasi oleh Roesli, (2000) bahwa ASI bukanlah sekedar makanan tetapi penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Sejalan dengan hasil kajian WHO di atas, Menkes melalui Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 yang menetapkan perpanjangan pemberian ASI secara eksklusif dari yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Inisiasi menyusui segera dan pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan adalah dua praktek pemberian ASI yang penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi optimal (WHO, 2002). Target pelaksanaan pemberian ASI eksklusif sebesar 80%, namun dalam pelaksanaan ASI eksklusif masih memprihatinkan. Di Indonesia praktek inisiasi menyusui segera setelah persalinan dan pemberian ASI eksklusif masih rendah. Proporsi praktek inisiasi menyusui dalam 30 menit setelah persalinan adalah 8,3%, dalam satu jam adalah 4-36% (BPS dan ORC Macro, 2003). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 2 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002. Dan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 bayi dibawah umur 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 32% (Depkes, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifnya praktek menyusui adalah faktor sosiall demografi ibu dan keluarga, struktur dan dukungan sosial (peran suami dan keluarga), status kesehatan ibu dan bayi, pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu, kebiasaan makan, pelayanan kesehatan, organisasi dan kebijakan, kultural, ekonomi dan lingkungan. Menurut hasil penelitian Zulfayeni et al. (2005), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI dalam waktu satu jam pertama setelah lahir, pelayanan rawat gabung, tidak membiasakan menggunakan dot/botol susu, pemberian penyuluhan mengenai ASI oleh petugas kesehatan, dukungan suami (peran ayah) dan dukungan anggota keluarga lain. Penelitian mengenai dukungan menyusui telah secara konsisten mengidentifikasi suami sebagai satu sumber dukungan yang penting dalam penentuan keputusan untuk menyusui. Peran suami mempengaruhi 4 aspek yaitu keputusan menyusui, bantuan saat pertama menyusui, durasi menyusui, dan faktor risiko pemberian air susu botol. Penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty tahun 2007 ditemui bahwa peran suami pada praktek pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap suami terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, faktor sosial ekonomi serta terpapar dengan berbagai sarana komunikasi media massa dan interpersonal. Suami juga berperan dalam memberikan dukungan emosional pada ibu saat

proses persalinan, ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang pemberian makan bayi, terlibat dalam urusan perawatan anak, dalam pekerjaan rumah tangga, dalam ekonomi keluarga, serta berperan dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga (Sullivan et al., 2004). Berdasarkan profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah (2010) cakupan program ASII eksklusif pada tahun 2010 baru mencapai 36,2% sementara Kabupaten Tolitoli baru mencapai 35%. Hal tersebut masih jauh dari target nasional yaitu 80% (Profill Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2010). Sedangkan menurut profil Kesehatan Kabupaten Tolitoli tahun 2011 puskesmas yang paling rendah cakupan ASII Eksklusifnya adalah Puskesmas Managaisaki yaitu hanya 6,2%. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional Study (Potong Lintang) untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Ekslusif. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli. Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami yang memiliki anak usia 0 6 bulan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Consecutive Sampling. Adapun besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 46 responden. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil wawancara terhadap responden dan data sekunder yang di peroleh darii instansi yang terkait dalam penelitian ini yaitu: Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli dan Puskesmas Managaisaki. Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data dilaksanakan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat, setelah itu dianalisis meliputi analisis Univariat yaitu menggambarkan karakteristik masing masing variabel penelitian dengan distribusi frekuensi dan persentase masing - masing kelompok data yang di tampilkan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik dan analisis Bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabell dependen dengan menggunakan uji Chi Square (membandingkan variabel kategori) dengan tingkat kepercayaan 95%, bila nilai P 0,05 berarti Ho ditolak (Ada hubungan) dan bila P >0,05 berarti Ho diterima (Tidak ada hubungan) dengan memperhatikan nilai rasio prevalensi (RP) dalam hal ini variabel independen adalah Pengetahuan dan Sikap Suami sementara yang menjadi variabel dependennya adalah Praktek Pemberian ASII Eksklusif. HASIL 1. Karateristik Umum Variabel yang di teliti a. Umur Suami Karakteristik umum responden berdasarkan umur suami dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini : 3

Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Klasifikasi Umur Suami Klasifikasi Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%) 20 24 25 29 30 34 35 39 40 44 45 49 3 7 13 15 7 1 6.5 15.2 28.3 32.6 15.2 2.2 Total 46 100 Sumber data Primer 2013 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti klasifikasi umur terbanyak adalah 35 39 tahun yaitu sebesar 15 atau (32.6%). Sedangkan terendah pada kelompok umur 45 49 tahun yaitu 1 responden atau 2.2%. b. Tingkat Pendidikan Suami Karakteristik umum responden berdasarkan tingkat pendidikan suami dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Suami Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD SMP SMA PT 9 12 23 2 19.6 26.1 50.0 4.3 Total 46 100 Sumber data Primer 2013 Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti tingkat pendidikan suami tertinggi adalah SMA yaitu sebesar 23 atau 50% sedangkan terendah pada responden yang pendidikannya perguruan tinggi yaitu 2 responden atau 4.3%. 2. Analisis Univariat a. Pengetahuan Suami Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan suami dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Suami Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik Kurang 30 16 65.2 34.8 Total 46 100 Sumber data Primer 2013 4

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti ratarata suami mempunyai pengetahuan baik yaitu 30 (62.5%). b. Sikap Suami Karakteristik responden berdasarkan sikap suami dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini : Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Sikap Suami Sikap Jumlah Persentase (%) Baik Kurang 27 19 58.7 41.3 Total 46 100 Sumber data Primer 2013 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa dari 46 responden yang diteliti rata-rata suami mempunyai sikap baik yaitu 27 (58.7%) 3. Analisis Bivariat Analisis Bivariat di lakukan untuk mengetahui tingkat kemaknaan dan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang di gunakan dalam analisis ini adalah Chi Square dengan perhitungan Confidence Interval (CI) 95% serta tingkat kemaknaan p < 0,05. a. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif dapat di lihat pada tabel 5 di bawah ini : Tabel 5: Analisis Hubungan Pengetahuan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan Suami Praktek Pemberian ASI Eksklusif Ya Tidak n % n % p Baik Kurang 20 5 68.97 29.41 9 12 31.03 70.59 0.022 Keterangan : Signifikansi Berdasarkan hasil uji statistik variabel pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif ada hubungan secara bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p = 0,022. b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi dapat di lihat pada tabel 6 di bawah ini : Tabel 6 : Analisis Hubungan Pendidikan dengan 5

Penggunaan Kontrasepsi Pada Ibu Pendidikan Penggunaan Kontrasepsi Ya Tidak n % n % p Tinggi Rendah 21 5 Keterangan : Signifikansi Berdasarkan hasil uji statistik variabel pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif terdapat hubungan yang bermakna, hal ini di ketahui dari nilai p = 0,002. PEMBAHASAN 1. Hubungan Pengetahuan Suami dengan Praktek Pemberian ASI eksklusif dii Puskesmas Managaisaki. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia dimana pengetahuan bisa diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun non formal. Selain itu, pengetahuan juga dapat diperoleh dengan melihat secara langsung atau melalui media seperti televisi, radio, buku, majalah atau surat kabar (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif. hal ini dikarenakan responden sering mendapat penyuluhan dan informasi kesehatan 77.78 26.31 6 14 22.22 73.69 0.002 darii petugas kesehatan maupun dari media khususnya televisi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif selain itu di dukung oleh faktor pendidikan karena sebagian besar pendidikan responden adalah SMA. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa pengetahuan seseorang akan baik jika ditunjang dengan pendidikan, sosial ekonomi, serta pengalaman yang memadai. Menurut Alport (1945) megemukakan bahwa pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek pengalaman maupun lingkungan, pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin banyak pula pengetahuanya, namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah bukan berarti berpengetahuan rendah pula, peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. 2. Hubungan Sikap Suami dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Managaisaki. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang menjadii predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan 6

untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003). Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap suami dengan praktek pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian inii sejalan dengan pendapat Sarwono (1997) bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak lepas dari pengaruh interaksi dengan orang lain (eksternal), selain makhluk individuall (internal) kedua faktor tersebut berpengaruh terhadap sikap. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty (2007) bahwa peran suami pada praktek pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh sikap suami terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, faktor sosiall ekonomi serta terpapar dengan berbagai sarana komunikasi media massa dan interpersonal. Penelitian Sullivan et al., (2004) yang menyatakan bahwa suami juga berperan dalam memberikan dukungan emosional pada ibu saat proses persalinan, ikut serta dalam proses pengambilan keputusan tentang pemberian makan bayii termasuk pemberian ASI, terlibat dalam urusan perawatan anak, dalam pekerjaan rumah tangga, dalam ekonomi keluarga, serta berperan dalam menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga. KESIMPULAN Dari hasil penelitian di Puskesmas Managaisaki tentang pengetahuan dan sikap suamii dengan praktek pemberian 7 ASI eksklusif dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap suami dengan praktek pemberian ASII eksklusif. SARAN Bagi pihak Puskesmas Managaisaki, perlunya membuat program penyuluhan yang berkesinambungan kepada orang tua laki-laki atau suami untuk lebih mengenalkan tentang pentingnya ASI dan pentingnya dukungan suami terhadap istri dalam memberikan ASI khususnya ASI eksklusif sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi IV Rineka Cipta, Jakarta. Badan Pusat Statistik, BKKBN & ORC Marco (2003) Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003. Calverton, Maryland, USA: ORC Marco. (2001) Panduan manajemen laktasi: Keunggulan ASI dan manfaat menyusui. Jakarta: Dit. Gizi Masyarakat. (2002) Manajemen laktasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan masyarakat. (2002) Strategi Nasional peningkatan pemberian air susu ibu sampai tahun 2005. Jakarta. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah (2010) Profil Kesehatan Sulawesi Tengah tahun. Palu. Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli (2011) Profil Kesehatan Kabupaten Tolitoli, Tolitoli. Februhartanty, J., Musliatun, S. & Septiari, A.M. (2007) Peran ayah untuk meningkatkan praktek menyusui: dapatkah ayah di Indonesia melakukannya? Jakarta: SEAMEO-TROPMED Regional Center of Community Nutrition, University of Indonesia.

Lawrence, R.A. & Lawrence, R.M. ( 2005 ) Menyusui Eksklusif: a guide for the medical profession. 6 th edition. Philadellphia,USA: Mosby Inc. Notoatmodjo, S.(2002) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nystrom K and Ohrling K (2004). Parenthood pengalaman selama tahun pertama anak: tinjauan Sastra. J Adv Nurs; 46 (3):319-330. Pruett, K.D. (1998) Peran Ayah. Pediatrics, 102(5 Suppl E):1253-1261. Roesli, U. (2000) Mengenal ASI ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. (2008) Inisiasi menyusu dini plus ASI ekslusif. Cetakan I. Jakarta: Pustaka Bunda. Septiari, A.M., Februhartanty, J. & Bardosono, S. ( 2006 ) Praktek dan Sikap Bidan Terhadap kebijakan ASI Eksklusif Saat sampai enam bulan: Studi kualitatif digunakan di Jakarta Utara. Jakarta: SEAMEO- TROPMED Pusat Regional Gizi Masyarakat, UniversitasIndonesia. Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D, Cetakan IV, Alfabeta, Bandung. Sullivan, M.L., Leathers, S.J. & Kelley, M.A. (2004) Karakteristik keluarga yang berhubungan dengan durasi menyusui selama masa bayi awal antara primipara. J Hum Lact, 20(2):196-205 Taveras, E.M., Capra, A.M., Braveman, P.A., Jensvold, N.G., Escobar, G.J. and Lieu, T.A. (2003) Klinik dukungan dan faktor risiko psikososial yang terkait dengan penghentian menyusui. Pediatri,,112, 108-115 WHO (2002) Gizi kecukupan ASI eksklusif untuk bayi cukup bulan selama enam bulan pertama kehidupan. Genewa: WHO (2004) Nutrition: Pemberian ASI Eksklusif [Internet]. Available from: <www.cah-exclusive Breastfeeding.htm> [Accessed 8 November 2008]. Zulfayeni., Julia, M. & Helmiyati, S. (2005) Pengaruh dukungan pelayanan kesehatan terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 4 bulan di Kota Pekanbaru. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2(2):53-59. 8