0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan termasuk ke dalam penelitian kuantitatif adalah jenis quasi eksperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 01:77). Jadi, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang hanya mengkaji pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikatnya, yaitu perlakuan yang dilakukan terhadap variabel bebas akan dilihat hasilnya pada variabel terikatnya. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok yaitu Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan atau kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah Student Facilitator and Explaining (SFAE) dan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan atau kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan tidak menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah Student Facilitator and Explaining (SFAE). Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (01:79) mengungkapkan Nonequivalent Control Group Design memiliki desain yang hampir sama dengan Pretest-Posttest Control
1 Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontol tidak dipilih secara random. Desain ini terdiri dari dua tahap tes, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Tes awal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam materi sistem persamaan linier dua variabel, sedangkan tes akhir diberikan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian perlakuan terhadap pemecahan masalah belajar matematika siswa. Menurut Sugiyono (01:79) pola desain Nonequivalent Control Group Design yaitu: TABEL NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN E X K Keterangan: E K X O 1 & O 3 O & O 4 = kelas eksperimen = kelas kontrol = treatmen (perlakuan) = obsevasi dengan pretest = observasi dengan posttest 3. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3..1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek atau unsur yang akan diteliti, Sugiyono (01:80) mengemukakan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari lima kelas, yaitu kelas VIII A sampai kelas VIII E SMP Negeri 1 Sungkai Jaya tahun pelajaran 015/016. Dari lima kelas tersebut tidak ada kelas unggulan sehingga kemampuan siswa pada tiap-tiap kelas tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, kelima kelas tersebut dapat dipandang sebagai satu kesatuan populasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sungkai Jaya diperoleh data sebagai berikut: TABEL 3 POPULASI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGKAI JAYA TAHUN PELAJARAN 015/016 No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 30 VIII B 3 3 VIII C 8 4 VIIID 30 5 VIIIE 9 Jumlah 149 Sumber: TU SMP Negeri 1 Sungkai Jaya 3.. Sampel Penelitian Setelah menentukan populasi, diambil sampel yang merupakan anggota populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (01:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini ada kelas dari kelas yang ada pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Sungkai Jaya, yaitu
3 kelas VIII A dan kelas VIII D. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian yang ini adalah 60 siswa. Pertimbangan penentuan sampel ini atas dasar izin yang diberikan oleh pihak sekolah dan kelas ini yang diajar oleh guru yang sama, buku panduan mengajarnya yang sama, materinya sama, serta memiliki perlakuan yang sama. 3..3 Teknik Sampling Teknik sampling menurut Sugiyono (01:81) adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik penelitian yang dilakukan adalah teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (01:85) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, dua kelas yang dipilih sebagai sampel ialah kelas yang dipandang sebagai satu kesatuan populasi karena pertimbangan penentuan sampel atas dasar izin yang diberikan oleh pihak sekolah dan kelas ini diajar oleh guru yang sama, buku panduan mengajarnya yang sama, materinya sama, serta memiliki perlakuan yang sama. Atas pertimbangan tersebut maka diambil sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII A dan kelas VIII D. Alasan lain dari dipilihnya kedua kelas tersebut sebagai sampel penelitian karena siswa dari kedua kelas tersebut lebih kondusif dan kemampuan siswa dari kedua kelas tersebut sama serta memiliki prestasi yang sama pula (berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP Negeri 1 Sungkai Jaya). Kemudian dipilih kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol.
4 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini disebabkan, tes yang berbentuk uraian sesuai dengan indikator yang akan diukur dalam pemecahan masalah matematika. Dengan tes yang berbentuk uraian, siswa dituntut untuk dapat memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar tanpa adanya spkulasi, tes uraian ini juga dapat mengetahui beberapa jauh tingkat pemahaman dan tingkat penguasaan siswa dalam materi matematika, dan membiasakan siswa dalam menjawab soal dengan cara sendiri tanpa terpaku pada suatu konsep tertentu. 3.3.1 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika a. Definisi Konseptual Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini ialah kesanggupan atau potensi yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti dalam menyelesaikan soal yang tidak rutin, dan mengaplikasikan matematika untuk menentukan jawabannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga mencapai suatu tujuan.
5 b. Definisi Oprasional Kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini ialah skor yang diperoleh dari soal-soal tes yang berbentuk soal uraian yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linier dua variabel yang berbentuk uraian dengan indikator-indikator tentang kemampuan pemecahan masalah sebagai berikut: 1. menentukan dan mengidefinisikan masalah yang akan dipecahkan.. menentukan/ menetapkan tujuan berdasarkan identifikasi masalah; 3. menyusun strategi pemecahan masalah yang baik, dengan mendefinisikan tujuan dari masalah; 4. melaksanakan strategi melalui proses penghitungan matematika. Skor yang diperoleh dari soal dapat dilihat dalam tabel berikut. TABEL 4 PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA No Langkah-langkah Indikator Skor 1. Identifikasi masalah Tidak menjawab 0 Memperhatikan syarat-syarat soal 1. Menetapkan tujuan Tidak merumuskan masalah 0 Merumuskan masalah/menyusun masalah model matematika dengan baik dan 1 menentukan tujuan 3. Menyusun strategi Tidak ada strategi 0 Terdapat strategi, tetapi tidak relevan 1 Terdapat strategi, tetapi jawaban tidak selesai Terdapat strategi, tetapi jawaban salah perhitungan 3 Terdapat strategi serta jawaban selesai dan 4 4 Melaksanakan strategi benar Tidak ada prosedur 0 Terdapat prosedur, tetapi tidak relevan 1
6 penyelesaian Terdapat prosedur, tetapi jawaban tidak selesai Terdapat prosedur, tetapi jawaban salah perhitungan Terdapat prosedur serta jawaban selesai dan benar 3 4 c. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional di atas, butir soal yang digunakan dalam instrument penelitian ini adalah sebagai berikut. TABEL 5 KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Kompetensi No Dasar 1 Mengenal sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) Menentukan penyelesaian SPLDV dengan berbagai cara Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Bentuk Indikator Menyelesaikan SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel Menyelesaikan SPLDV dengan substitusi, eliminasi dan gabungan Membuat model matematika dan menyelesaikannya dari masalah seharihari yang berkaitan dengan SPLDV Bentuk Soal No soal Esay 1,, 6 Esay 3, 4, 5 Esay 7, 8, 9, 10 3.3. Pengujian Instrumen a. Uji Validitas Sugiyono (010:173) menyatakan bahwa valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui
7 tingkat validitas tiap butir soal yang telah diuji cobakan oleh guru matematika disekolah tempat penelitian yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas pada tiap-tiap butir soal. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, angka kasar dari Karl Person (Arikunto, 010:13) sebagai berikut: r xy n XY X Y n X X n Y Y Keterangan: r xy X Y : koefisien korelasi : jumlah nilai dalam distribusi X : jumlah nilai dalam distribusi Y XY : jumlah perkalian dari X dan Y X Y n : kuadarat dari X : kuadrat dari Y : banyak subjek pengikut tes Hasil r hitung dikonsultasikan dengan (tabel r) product moment untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n ) Kaedah keputusan: Jika Jika berarti valit, sebaliknya berarti tidak valit b. Uji Reliabilitas Menguji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpa dalam Arikunto (010:39) yaitu:
8 Keterangan: r 11 k σ b σ t : reliabilitas instrumen : banyaknya butir pertanyaan atau soal : jumlah varians skor tiap-tap butir : varians total Untuk memperoleh jumlah varians butir dicari terlebih dahulu varian setiap butir, kemudian dijumlahkan. Dengan rumus. Dengan kriteria pengujian, apabila r hitung > r tabel maka alat pengukuran (angket dan soal bentuk uraian) tersebut adalah reliabel dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel alat pengukuran (angket dan soal bentuk uraian) tersebut tidak reliabel. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah menggunakan tes tertulis berbentuk soal uraian. Pada penelitian ini data diambil sebanyak satu kali yaitu, pada saat pengukuran akhir (posttest) yang dilakukan setelah materi selesai diajarkan. Alat ukur tes yang diberikan sebanyak 10 butir soal yang berbentuk soal uraian. Sebelum soal tes diberikan kepada sampel penelitian, soal-soal tersebut diujikan terlebih dahulu diluar sampel penelitian yang direncanakan sebanyak 10 butir soal.
9 Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis untuk mengetahui kondisi dari kelompok eksprimen untuk menjawab hipotesis yang telah dikumpulkan. 3.5 Teknik Analisis Data Setelah data hasil penelitian terkumpul, dilakukan analis data. Analisis data akhir ditunjukkan untuk mengetahui kondisi akhir antara kelompok kontrol dan kelompok eksprimen. Data yang digunakan dalam analisis ialah data dari hasil posttest. Sebelum menganalisis data, teknik analisis data yang akan dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu, uji normalitas dan uji homogenitas data. 3.5.1 Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dihitung berdistribusi normal karena syarat untuk analisis data dalam penelitian ini salah satunya adalah data yang di uji harus berdistribusi normal. untuk menghitung normalitas suatu kelompok digunakan uji Lilliefor s. Menurut Sudjana (005:466) uji normalitas dengan rumus Lilliefor s. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1.Menentukan bilangan baku dengan menggunakan Rumus =
30 Keterangan: = bilangan baku = nilai-nilai yang diperoleh = rataan S = simpangan baku. Menentukan peluang masing-masing bilangan baku dengan rumus F(Z i ) = P (Z Z i ) 3. Menentukan Proposi dengan menggunakan rumus S (Z) = 4. Menghitung harga mutlak dengan menggunakan rumus F (Z i ) S ( Z i ) 5. Menentukan harga mutlak terbesar yang selanjutnya disebut L 0 kemudian L 0 bandingkan L 0 dengan L tabel. Kriteria normal apabila L 0 < L tabel 6. Ketentuan normalitas kelompok: a. apabila L 0 L tabel maka data kelompok berdistribusi normal b. apabila L 0 L tabel maka data kelompok tidak berdistribusi normal b. Uji Homogenitas Uji homogenitas harus dilakukan dalam penelitian ini, supaya kita bisa mengetahui bahwa data yang kita miliki berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika ternyata data berdistribusi normal, selanjutnya barulah diadakan uji homogenitas dengan uji kesamaan varian. Uji homogenitas ini dilakukan supaya bisa diketahui apakah sampel yang kita ambil benar-benar homogen. Untuk menguji homogen data digunakan uji kesamaan dua varians. Rumus uji homogen menurut Sugiyono (01:197) adalah: =
31 : tidak terdapat pengaruh varian kelas eksprimen dengan varian kelas kontrol (homogen) : terdapat pengaruh varian kelas eksprimen dengan varian kelas kontrol (tidak homogen) Hipotesis statistiknya adalah: H 0 : H a : eksperimen = ekperimen kontrol kontrol Langkah-langkah yang diperlukan untuk menguji homogenitas menurut Sugiono (01: 75), yaitu: 1. menentukan harga F hitung dari kedua kelompok yang diteliti. kemudian menentukan harga F tabel, dengan dk pembimbing yaitu n 1 1 dan dk penyebut n 1 3. setelah didapat F hitung dan F tabel maka untuk menentukan data tersebut homogen dilakukan uji homogenitas dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Kriteria uji homogenitas menurut Sugiono (01: 199), yaitu: a. Jika F hitung F tabel maka H 0 diterima atau data tersebut homogen b. Jika F hitung F tabel maka H 0 ditolak atau data tersebut tidak homogen. ditolak. c. Uji Hipotesis Setelah diketahui data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua sampel mempunyai varians yang sama (homogen), maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Analisi data yang digunakan untuk menganalisis data hasil
3 penelitian adalah analisis statistik, oleh karena itu data yang penulis kumpulkan adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang didapat dari hasil pemberian tes dan diberi nilai dari tiap-tiap responden. Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-rata, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh. Rumus uji-t menurut Sugiyono (01: 197), yaitu: Hipotesis yang akan dibuktikan adalah: Ho : Tidak ada pengaruh penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungkai Jaya tahun pelajaran 015/016?. Ha : Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sungkai Jaya tahun pelajaran 015/016?. Hipotesis statiknya yaitu: H 0 : μ 1 = μ H a : μ 1 μ Keterangan: μ 1 = parameter kelas ekperimen μ = parameter kelas kontrol
33 Kriteria pengujian sebagai berikut. Jika t tabel t hitung + t tabel maka H 0 diterima. Jika + t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka H 0 ditolak. Uji pengaruh dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu dengan pengujian dua pihak dan taraf signifikannya (α) = 0,05 dan akan dicoba pada taraf signifikannya (α) = 0,01.