BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk daerah yang rawan bencana dan memiliki jumlah penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam maupun akibat dari ulah manusia. Bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin topan, letusan gunung merapi, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan transportasi, dan kecelakaan industri sering kali menjadi ancaman yang serius bagi peduduk Indonesia. Ancaman bencana dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan harta benda (BNPB, 2011). Pada bulan Januari sampai Juli 2013 tercatat 757 kejadian bencana di Indonesia dengan jumlah korban 486 jiwa meninggal dan hilang, serta 767.894 jiwa menderita dan mengungsi (BNPB, 2013). Gempa bumi merupakan salah satu bentuk bencana yang sering terjadi di Indonesia, dengan frekuensi 363 kejadian yang tersebar di seluruh Indonesia, tercatat 74 kali kejadian gempa bumi dengan kekuatan 5,0 SR dan 55 kali gempa bumi dengan kekuatan 5,1 SR. Gempa dengan kekuatan yang begitu hebat dapat mengakibatkan dampak yang buruk dan mengancam hidup masyarakat baik fisik maupun non fisik (Saut, P, 2012). Salah satu daerah yang sering mengalami gempa di Indonesia adalah Aceh, tercatat gempa yang paling hebat terjadi pada 26 Desember 2004 dengan kekuatan 8,9 SR yang menimbulkan tsunami dan menelan banyak korban, 236.116 jiwa meninggal dunia dan 74.000 dinyatakan hilang. Selain itu, terdapat 514.150 jiwa yang secara spontan menjadi pengungsi karena 1
2 kehilangan tempat tinggal serta memberikan trauma yang berat bagi korban yang selamat (Hartini, 2010). Pada tanggal 2 juli 2013 gempa berkekuatan 6,2 skala ricther kembali mengguncang Aceh tepatnya di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah yang berpusat di kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah. Gempa yang terjadi menimbulkan korban jiwa 35 orang meninggal dunia dan 275 luka ringan dan berat. Gempa tersebut juga menghancurkan 4.291 rumah dan 83 fasilitas umum seperti sarana ibadah, sarana kesehatan dan sekolah-sekolah di 232 desa (BNPB, 2013). Berdasarkan data dari kepala desa Cang Duri (2013), desa Cang Duri merupakan salah satu desa yang terkena dampak gempa paling parah di kecamatan ketol dengan jumlah korban 1 orang meninggal dunia, 4 orang luka berat akibat tertindih reruntuhan rumah dan lebih dari 12 orang mengalami luka ringan. Selain itu, dampak yang paling parah dari gempa tersebut adalah menghancurkan 90% rumah-rumah warga dan infrasrtuktur lainya seperti puskesmas, sekolah, dan tempat-tempat ibadah seperti menasah dan masjid serta longsornya lahan-lahan pertanian yang merupakan sumber penghasilan utama masyarakat. Bencana yang menelan banyak korban dan menghancurkan sarana dan prasarana yang ada di masyarakat tentu saja menimbulkan stres dan trauma bagi masayarakat baik anak-anak, remaja, dewasa dan lansia akan mengalami tekanan yang berat akibat dampak gempa yang terjadi. Dampak gempa tidak hanya menyebabkan kerugian secara fisik tetapi juga menimbulkan kerugian secara non fisik. Dampak secara fisik yang di alami masyarakat desa Cang
3 Duri berupa kerusakan sarana dan prasarana yang di timbulkan, sedangkan dampak psikis berkaitan dengan kondisi kejiwaan masyarakat korban bencana seperti traumatik, jiwa terancam, hilangnya rasa aman dan nyama serta timbulnya masalah sosial lainya seperti menyebabkan orang yang terkena bencana mengalami kemiskinan atau semakin bertambah miskin. Akibat lebih jauh, masyarakat kehilangan kesempatan hidup secara layak dan bahkan sebagian menderita putus harapan. Kondisi itulah yang berpotensial menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat sehingga dapat mengalami stres dan traumatik (Asnayanti, dkk, 2013). Diantara kelompok masyarakat korban bencana, remaja merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap terjadinya gangguan psikologis atau traumatik. Karena, masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang merupakan masa terjadinya perubahan yang sangat pesat, masa mencari identitas diri, masa yang menimbulkan kekuatan, masa remaja adalah masa yang banyak masalah, serta masa yang penuh tekanan (Sumiati, dkk, 2009). Di satu sisi mereka harus berkembang mengikuti tahap-tahap perkembangannya, tapi di sisi lain mereka di tutuntut untuk belajar mengatasi dan berdaptasi terhadap kejadian bencana yang mereka alami untuk dapat menjadi individu yang kompeten, dengan demikian tekanan yang dialami remaja korban bencana menjadi lebih berat. Dan apabila masa-masa perkembangan remaja itu terganggu akan sangat berdampak buruk terhadap perkembangannya baik fisik maupun pikologisnya (Munawarah & Retnowati, 2009).
4 Berdasarkan survey dan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap beberapa remaja di desa Cang Duri, yang membuat remaja tertekan secara psikologis dan membuat beberapa remaja mengalami perubahan sikap menjadi pendiam dan menarik diri dari pergaulan setelah kejadian gempa adalah hilangnya rumah dan harta benda mereka, berubahnya keadaan lingkungan yang remaja rasakan, hancurnya sarana dan prasarana seperti sekolah, tempat bermain bagi anak-anak dan remaja. Dan untuk saat ini mereka harus tinggal di rumah sementara yang terbuat dari sisa-sisa rumah mereka yang hancur, serta masih seringnya terjadi gempa susulan yang membuat berkurangnya rasa aman dan nyaman yang remaja rasakan sekarang. Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi di Aceh Tengah kecamatan Ketol dapat menimbulkan dampak psikologis yang berat, khususnya pada remaja korban bencana. Masalah psikologis yang di alami ini pada gilirannya akan membawa dampak yang merugikan bagi perkembangan dan masa depan remaja yang bersangkutan. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan karena remaja merupakan generasi penerus bangsa yang sangat berperan untuk kemajuan bangsa dan negara dimasa yang akan datang. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Stres dan mekanisme koping remaja pasca gempa di desa Cang Duri kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah.
5 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana stres dan mekanisme koping remaja pasca gempa di desa Cang Duri kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stres dan mekanisme koping remaja pasca gempa di desa Cang Duri kecamatan Ketol kabupaten Aceh Tengah. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan perpustakaan guna memberikan pemahaman dan memperluas pengetahuan mahasiswa tentang stres dan mekanisme koping pada remaja korban gempa. 1.4.2 Bagi pelayanan kesehatan Agar dapat memberikan pelayanan yang komperhensif, pada remaja korban gempa agar dapat mengaplikasikan mekanisme koping yang adaptif dalam mengangani stres akibat gempa. 1.4.3 Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan menggali kemampuan peneliti dalam menghadapi stres akibat bencana dengan menggunakan mekanisme koping
6 yang adaptif, serta dapat menjadi pengalaman dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.