PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS ) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri 2 Intitut Teknologi Nasional Malang Alamat Korespondensi : Jl. Selomangleng no. 1, Kediri E-mail: 1) sri.nuning@gmail.com, 2) sannysari@yahoo.com Abstrak IKM tenun ikat merupakan industri rumahan yang terletak di Jl. KH Agus Salim gang VIII, No. 54, Desa Bandar Kidul, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, industri ini memproduksi kain tenun ikat. Salah satu proses produksinya adalah pecelupan benang ke bak pewarna yang dilakukan operator dengan posisi jongkok/membungkuk dengan tempat (bak) pecelupannya diletakkan dilantai. Berdasarkan observasi awal, operator mengalami rasa sakit pada beberapa bagian tubuh seperti pinggang, lutut dan bahu. Hal ini mengakibatkan produktivitas kerja menurun dan target produksi menjadi tidak optimal. Melihat kondisi kerja tersebut perlu dilakukan, perancangan tempat pencelup pada stasiun pencelupan benang. Untuk merancang fasilitas kerja tersebut digunakan data antropometri tubuh operator di IKM tenun ikat Medali Mas, bagian tubuh yang mengalami rasa sakit selama bekerja dan waktu proses pencelupan. Hasil penelitian ini adalah rancangan meja pencelupan pada stasiun pencelupan. Berdasarkan implementasi dihasilkan perbandingan kondisi awal dan akhir yaitu bahwa pekerja pencelup benang dapat bekerja dengan posisi yang ergonomis, artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada paksaan pada kerja jaringan otot yang dapat diamati secara visual. Kata kunci: : tempat pencelupan, antropometri, ergonomi. 1. PENDAHULUAN IKM Medali Mas adalah sebuah industri yang bergerak dalam bidang industri tenun khususnya tenun ikat. Dalam proses produksinya, untuk menghasilkan produk kain tenun ikat tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu proses ngeteng Plangkan (penyusunan benang), nali atau goso (pengikatan benang motif dengan tali rafia), penataan motif, proses penenunan. Dari hasil observasi dan tanya jawab langsung dengan pekerja di Industri tenun ikat, pada stasiun kerja pewarnaan benang plangkan menunjukkan beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman pada saat melakukan pekerjaannya. Pada stasiun pewarnaan plangkan, pekerja melakukan pekerjaannya dengan kondisi kerja badan membungkuk, membuat para pekerja pada saat proses bekerja tidak dengan nyaman, sehingga sering mengalami kesemutan, pegal-pegal, dan cepat merasa lelah (gambar 1). Bak pencelup benang yang tidak dirancang secara ergonomis mengakibatkan jaringan otot disekitarnya dipaksakan bekerja melebihi batas regangnya (untuk kegiatan pencelupan). Jika kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang (repetitive) sehingga jaringan otot akan mengalami cidera (injury). Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul Perancangan Tempat Pencelup untuk Proses Pewarnaan Benang Tenun. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan mampu menghasilkan desain bak pencelup benang dan dapat memperbaiki posisi kerja operator, serta mengurangi kelelahan sehingga produktivitas kerja akan tercapai dan pekerja merasa Efektif,, Aman, Sehat dan Efisien (ENASE) dalam bekerja. 356 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
Gambar 1. Kondisi awal operator pencelup benang Dengan menggunakan software mannequin pro, dapat diketahui bahwa terjadi beban torque pada beberapa titik tubuh pekerja saat posisi membungkuk yaitu pada bagian lutut 16 Nm, punggung 60 Nm dan bahu 23 Nm seperti pada gambar torque 2 berikut : Gambar. 2.Torque Posisi Membungkuk Sebelum Evaluasi Data yang diperlukan adalah pengamatan secara mendetail tentang pekerja pada saat posisi membungkuk, dengan melakukan pengamatan visual secara langsung atau dengan pengamatan foto. Pada posisi ini dilakukan pengamatan tentang posisi kaki, leher, tulang belakang, dan lengan. Hasil yang diharapkan dari mengevaluasi desain bak pencelup ergonomis ini adalah bahwa pekerja dapat berdiri dengan posisi yang ergonomis, artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada pemaksaan pada kerja jaringan otot yang dapat diamati Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 357
secara visual. 2. METODE Objek penelitian adalah fasilitas kerja pada stasiun pencelup benang IKM tenun ikat Medali Mas. Data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan tempat pencelupan warna sebagai berikut : 1. Tinggi siku berdiri 2. Jangkauan tangan ke depan 3. Jangkauan tangan ke atas 4. Tinggi Pusar Untuk metode penelitian tahapan yang dilakukan sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Flowchart Penelitian Data Antropometri sangat dibutuhkan untuk penentuan dimensi dari tempat pencelupan warna. Adapun hasil perhitungan antropometri yang diambil dari 20 orang operator dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Hasil perhitungan persentil antropometri No Jenis Data Persentil (cm) 5% 50% 95% 1 Tinggi Siku Saat Berdiri 96 98 105 2 Jangkauan Tangan Ke Depan 64 69 75 358 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
3 Jangkauan Tangan Ke Samping 66 71 71 4 Tinggi Pusar 84 85 91 Gambar fasilitas kerja dan posisi kerja pada aktivitas pencelupan benang di Industri tenun ikat setelah perancangan ulang dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Posisi kerja operator setelah perancangan Perhitungan Waktu Baku dan Output Standar Dalam menentukan besarnya produktivitas untuk kondisi sebelum dan sesudah perancangan dapat diketahui dengan output yang dihasilkan dan waktu kerja yang digunakan oleh operator. Adapun waktu baku dan output standar pada aktivitas pencelupan benang di Industri tenun ikat sebelum dan setelah perancangan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data Waktu Baku dan Output Standar No Keterangan Waktu baku (menit/pak) 1. Proses pecelupan benang sebelum perancangan 45 0,02 2. Proses pecelupan benang setelah perancangan 15 0,07 Output Standar (pak/menit) Produktivitas Dari hasil pengolahan data, sebelum dan sesudah dilakukan perancangan diperoleh peningkatan produktivitas dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Data Peningkatan Produktivitas Penurunan waktu baku Peningkatan Produktivitas No Waktu Proses (menit/pak) (%) (pak/menit) (%) 1 Pencelupan benang warna 30 60 0,05 250 Uji Kelayakan Perancangan Dengan melihat data kuisioner terdahulu, maka dilakukan lagi uji kelayakan perancangan dengan menggunakan kuisioner. Apakah keluhan-keluhan pekerja pada kuisioner terdahulu dapat berkurang atau semakin bertambah. Kuisioner diberikan pada 3 orang responden yang sama dengan kuisioner awal sebelum perancangan. Pada tabel 5 berikut dapat kita lihat hasil dari kuisioner tersebut : Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 359
No Tabel 4. Perbandingan Hasil Kuisioner sebelum dan setelah Perancangan Bagian Tubuh Sebelum Perancangan Tidak Setelah Perancangan Tidak Jumlah Responden 1 Punggung 0 3 3 0 3 2 Pinggang 0 3 3 0 3 3 Pantat 0 3 3 0 3 4 Paha 0 3 3 0 3 5 Lengan 1 2 3 0 3 6 Lutut 0 3 3 0 3 7 Betis 0 3 3 0 3 Dengan menggunakan software mannequin pro, dapat diketahui bahwa beban torque operator setelah perancangan tempat pencelupan warna, mengalami penurunan yaitu pada bagian lutut dari 16 Nm menjadi 10 Nm, punggung dari 60 Nm menjadi 25 Nm dan bahu dari 23 Nm menjadi 6 Nm seperti pada gambar torque 5 berikut : Gambar 5. Torque Operator Setelah Perancangan 360 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
Dimensi Tempat Pencelupan Warna Setelah Perancangan Ukuran Tempat Pencelupan Warna dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5. Ukuran Tempat Pencelupan Warna No. Bagian Kursi dan Meja Ukuran (cm) 1. Tinggi dudukan bak 43 cm 2. Diameter bak 41 cm 3. Tinggi bak 15 cm 4. Panjang dudukan bak 125 cm 5. Lebar dudukan bak 42 cm LAB. GAMBAR TEKNIK UNIVERSITAS KADIRI Skala : DIGAMBAR : Ayub Ardi R. DILIHAT Satuan : m : Sri R. Tanggal : 10- DEPT/NIM : T.I/15522328 PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN MEDALI EMAS PERING ATAN : 4 Gambar 6. Tempat Pencelupan Warna setelah perancangan Kesimpulan 1. Dari hasil perancangan tempat pencelupan warna didapatkan adanya penurunan rasa sakit pada bagian-bagian tubuh bagian lutut dari 16 Nm menjadi 10 Nm, punggung dari 60 Nm menjadi 25 Nm dan bahu dari 23 Nm menjadi 6 Nm. Hal ini menimbulkan rasa nyaman operator pada saat melakukan pekerjaan. 2. Dari hasil perancangan tempat pencelupan warna didapatkan adanya peningkatan produktivitas sebesar 250% Daftar Pustaka [1] A.M. Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Universitas Atma Jaya. Jogyakarta. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 361
[2] Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Guna Widya. Jakarta. [3] Santoso S. 2003. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. [4] Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakarmajaya. 1979. Teknik Tatacara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Bandung. [5] Wingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Guna Widya. Edisi Kedua. Jakarta. 362 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk