PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN MEJA ERGONOMIS BAGI PEKERJA PEMBUATAN ROTI

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

ANALISIS ASPEK ERGONOMI SORTASI AKHIR PADA PENGOLAHAN KOPI ROBUSTA DI PT. J. A. WATTIE PERKEBUNAN DURJO JEMBER

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

PERANCANGAN KERETA DORONG ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO SKRIPSI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN ALAT PENCETAK PEMPEK KRITING DI UKM PEMPEK BU LINA PALEMBANG

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Desain Kursi Kerja Ergonomis bagi Perajin Karawo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kondisi fasilitas kerja yang tidak beraturan menyebabkan produk yang dihasilkan kurang produktif.

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB I PENDAHULUAN. pada perindustrian kecil masih menggunakan dan mempertahankan mesin

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

BAB V HASIL DAN ANALISA

PERANCANGAN FASILITAS DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA STASIUN PENGEBORAN DI PT. PEPUTRA MASTERINDO

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS ) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri 2 Intitut Teknologi Nasional Malang Alamat Korespondensi : Jl. Selomangleng no. 1, Kediri E-mail: 1) sri.nuning@gmail.com, 2) sannysari@yahoo.com Abstrak IKM tenun ikat merupakan industri rumahan yang terletak di Jl. KH Agus Salim gang VIII, No. 54, Desa Bandar Kidul, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, industri ini memproduksi kain tenun ikat. Salah satu proses produksinya adalah pecelupan benang ke bak pewarna yang dilakukan operator dengan posisi jongkok/membungkuk dengan tempat (bak) pecelupannya diletakkan dilantai. Berdasarkan observasi awal, operator mengalami rasa sakit pada beberapa bagian tubuh seperti pinggang, lutut dan bahu. Hal ini mengakibatkan produktivitas kerja menurun dan target produksi menjadi tidak optimal. Melihat kondisi kerja tersebut perlu dilakukan, perancangan tempat pencelup pada stasiun pencelupan benang. Untuk merancang fasilitas kerja tersebut digunakan data antropometri tubuh operator di IKM tenun ikat Medali Mas, bagian tubuh yang mengalami rasa sakit selama bekerja dan waktu proses pencelupan. Hasil penelitian ini adalah rancangan meja pencelupan pada stasiun pencelupan. Berdasarkan implementasi dihasilkan perbandingan kondisi awal dan akhir yaitu bahwa pekerja pencelup benang dapat bekerja dengan posisi yang ergonomis, artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada paksaan pada kerja jaringan otot yang dapat diamati secara visual. Kata kunci: : tempat pencelupan, antropometri, ergonomi. 1. PENDAHULUAN IKM Medali Mas adalah sebuah industri yang bergerak dalam bidang industri tenun khususnya tenun ikat. Dalam proses produksinya, untuk menghasilkan produk kain tenun ikat tersebut meliputi beberapa tahapan yaitu proses ngeteng Plangkan (penyusunan benang), nali atau goso (pengikatan benang motif dengan tali rafia), penataan motif, proses penenunan. Dari hasil observasi dan tanya jawab langsung dengan pekerja di Industri tenun ikat, pada stasiun kerja pewarnaan benang plangkan menunjukkan beberapa keluhan dari para pekerja yang merasa kurang nyaman pada saat melakukan pekerjaannya. Pada stasiun pewarnaan plangkan, pekerja melakukan pekerjaannya dengan kondisi kerja badan membungkuk, membuat para pekerja pada saat proses bekerja tidak dengan nyaman, sehingga sering mengalami kesemutan, pegal-pegal, dan cepat merasa lelah (gambar 1). Bak pencelup benang yang tidak dirancang secara ergonomis mengakibatkan jaringan otot disekitarnya dipaksakan bekerja melebihi batas regangnya (untuk kegiatan pencelupan). Jika kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang (repetitive) sehingga jaringan otot akan mengalami cidera (injury). Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul Perancangan Tempat Pencelup untuk Proses Pewarnaan Benang Tenun. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan mampu menghasilkan desain bak pencelup benang dan dapat memperbaiki posisi kerja operator, serta mengurangi kelelahan sehingga produktivitas kerja akan tercapai dan pekerja merasa Efektif,, Aman, Sehat dan Efisien (ENASE) dalam bekerja. 356 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 1. Kondisi awal operator pencelup benang Dengan menggunakan software mannequin pro, dapat diketahui bahwa terjadi beban torque pada beberapa titik tubuh pekerja saat posisi membungkuk yaitu pada bagian lutut 16 Nm, punggung 60 Nm dan bahu 23 Nm seperti pada gambar torque 2 berikut : Gambar. 2.Torque Posisi Membungkuk Sebelum Evaluasi Data yang diperlukan adalah pengamatan secara mendetail tentang pekerja pada saat posisi membungkuk, dengan melakukan pengamatan visual secara langsung atau dengan pengamatan foto. Pada posisi ini dilakukan pengamatan tentang posisi kaki, leher, tulang belakang, dan lengan. Hasil yang diharapkan dari mengevaluasi desain bak pencelup ergonomis ini adalah bahwa pekerja dapat berdiri dengan posisi yang ergonomis, artinya semua jaringan otot dan tulang adalah bekerja sesuai dengan kondisi alamiah, tidak ada pemaksaan pada kerja jaringan otot yang dapat diamati Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 357

secara visual. 2. METODE Objek penelitian adalah fasilitas kerja pada stasiun pencelup benang IKM tenun ikat Medali Mas. Data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan tempat pencelupan warna sebagai berikut : 1. Tinggi siku berdiri 2. Jangkauan tangan ke depan 3. Jangkauan tangan ke atas 4. Tinggi Pusar Untuk metode penelitian tahapan yang dilakukan sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Flowchart Penelitian Data Antropometri sangat dibutuhkan untuk penentuan dimensi dari tempat pencelupan warna. Adapun hasil perhitungan antropometri yang diambil dari 20 orang operator dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Hasil perhitungan persentil antropometri No Jenis Data Persentil (cm) 5% 50% 95% 1 Tinggi Siku Saat Berdiri 96 98 105 2 Jangkauan Tangan Ke Depan 64 69 75 358 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

3 Jangkauan Tangan Ke Samping 66 71 71 4 Tinggi Pusar 84 85 91 Gambar fasilitas kerja dan posisi kerja pada aktivitas pencelupan benang di Industri tenun ikat setelah perancangan ulang dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Posisi kerja operator setelah perancangan Perhitungan Waktu Baku dan Output Standar Dalam menentukan besarnya produktivitas untuk kondisi sebelum dan sesudah perancangan dapat diketahui dengan output yang dihasilkan dan waktu kerja yang digunakan oleh operator. Adapun waktu baku dan output standar pada aktivitas pencelupan benang di Industri tenun ikat sebelum dan setelah perancangan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data Waktu Baku dan Output Standar No Keterangan Waktu baku (menit/pak) 1. Proses pecelupan benang sebelum perancangan 45 0,02 2. Proses pecelupan benang setelah perancangan 15 0,07 Output Standar (pak/menit) Produktivitas Dari hasil pengolahan data, sebelum dan sesudah dilakukan perancangan diperoleh peningkatan produktivitas dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Data Peningkatan Produktivitas Penurunan waktu baku Peningkatan Produktivitas No Waktu Proses (menit/pak) (%) (pak/menit) (%) 1 Pencelupan benang warna 30 60 0,05 250 Uji Kelayakan Perancangan Dengan melihat data kuisioner terdahulu, maka dilakukan lagi uji kelayakan perancangan dengan menggunakan kuisioner. Apakah keluhan-keluhan pekerja pada kuisioner terdahulu dapat berkurang atau semakin bertambah. Kuisioner diberikan pada 3 orang responden yang sama dengan kuisioner awal sebelum perancangan. Pada tabel 5 berikut dapat kita lihat hasil dari kuisioner tersebut : Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 359

No Tabel 4. Perbandingan Hasil Kuisioner sebelum dan setelah Perancangan Bagian Tubuh Sebelum Perancangan Tidak Setelah Perancangan Tidak Jumlah Responden 1 Punggung 0 3 3 0 3 2 Pinggang 0 3 3 0 3 3 Pantat 0 3 3 0 3 4 Paha 0 3 3 0 3 5 Lengan 1 2 3 0 3 6 Lutut 0 3 3 0 3 7 Betis 0 3 3 0 3 Dengan menggunakan software mannequin pro, dapat diketahui bahwa beban torque operator setelah perancangan tempat pencelupan warna, mengalami penurunan yaitu pada bagian lutut dari 16 Nm menjadi 10 Nm, punggung dari 60 Nm menjadi 25 Nm dan bahu dari 23 Nm menjadi 6 Nm seperti pada gambar torque 5 berikut : Gambar 5. Torque Operator Setelah Perancangan 360 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

Dimensi Tempat Pencelupan Warna Setelah Perancangan Ukuran Tempat Pencelupan Warna dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5. Ukuran Tempat Pencelupan Warna No. Bagian Kursi dan Meja Ukuran (cm) 1. Tinggi dudukan bak 43 cm 2. Diameter bak 41 cm 3. Tinggi bak 15 cm 4. Panjang dudukan bak 125 cm 5. Lebar dudukan bak 42 cm LAB. GAMBAR TEKNIK UNIVERSITAS KADIRI Skala : DIGAMBAR : Ayub Ardi R. DILIHAT Satuan : m : Sri R. Tanggal : 10- DEPT/NIM : T.I/15522328 PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN MEDALI EMAS PERING ATAN : 4 Gambar 6. Tempat Pencelupan Warna setelah perancangan Kesimpulan 1. Dari hasil perancangan tempat pencelupan warna didapatkan adanya penurunan rasa sakit pada bagian-bagian tubuh bagian lutut dari 16 Nm menjadi 10 Nm, punggung dari 60 Nm menjadi 25 Nm dan bahu dari 23 Nm menjadi 6 Nm. Hal ini menimbulkan rasa nyaman operator pada saat melakukan pekerjaan. 2. Dari hasil perancangan tempat pencelupan warna didapatkan adanya peningkatan produktivitas sebesar 250% Daftar Pustaka [1] A.M. Madyana. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Universitas Atma Jaya. Jogyakarta. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 361

[2] Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Guna Widya. Jakarta. [3] Santoso S. 2003. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. [4] Sutalaksana, Anggawisastra, Tjakarmajaya. 1979. Teknik Tatacara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Bandung. [5] Wingjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu (Teknik Analisa untuk Peningkatan Produktivitas Kerja). Guna Widya. Edisi Kedua. Jakarta. 362 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk