BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum Kota Tangerang III.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Tangerang Pembangunan kota administratif Tangerang secara makro berpijak pada kebijaksanaan pembangunan berdasarkan prioritas tahapan Repelita dimulai sejak Pelita I sampai dengan Pelita V. Selain bertitik tolak dari prioritas tersebut, ada beberapa faktor pendorong dan faktor penarik diantaranya berdasarkan undang-undang nomor 14 Tahun 1950 kota Tangerang ditetapkan sebagai ibukota kabupaten, pesatnya pertumbuhan ekonomi yang memungkinkan dapat memperbaiki kualitas kehidupan, masih banyak tersedianya sumber daya alam sehingga dapat menarik investor yang dapat menyerap lapangan kerja baru. Sedangkan dalam lingkup Jabotabek sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976, Tangerang termasuk wilayah pengembangan Jabotabek yang dipersiapkan untuk mengurangi ledakan penduduk DKI Jakarta, mendorong kegiatan perdagangan dan industri yang berbatasan dengan DKI Jakarta, mengembangkan pusat-pusat pemukiman dan mengusahakan keserasian pembangunan antara DKI Jakarta dengan daerah yang berbatasan langsung. Pertumbuhan penduduk kota administratif Tangerang melaju begitu tinggi. Hal ini terlihat pada data yang dituangkan dalam Rencana Umum Kota Tangerang (Perda Nomor 4 tahun 1985) kota administratif Tangerang dapat menampung 850.000 jiwa. 29 29
Menurut sensus tahun 1990 penduduk kota administratif Tangerang telah mencapai 921.848 jiwa. Lonjakan jumlah penduduk disebabkan terutama karena kedudukan dan peranan Kota Tangerang sebagai daerah penyangga DKI Jakarta (hinterland city). Sebagai konsekuensinya, kota administratif Tangerang menjadi konsentrasi wilayah pemukiman penduduk dan menjadi tempat kegiatan perdagangan terutama pada sektor industri. Perkembangan sektor perdagangan dan industri di kawasan ini memancing derasnya arus imigrasi sirkuler penduduk. Dilihat dari pertumbuhan penduduk dan dibandingkan dengan jumlah penduduk beberapa kotamadya di Jawa Barat, kota administratif Tangerang jauh lebih tinggi. Perkembangan perekonomian pada tahun 1989/1990, nilai investasi dari PMA dan PMDN mencapai US $ 1.191.585.352,00 dan nilai Non Fasilitas Industri Kecil Formal berjumlah Rp. 12.860.551.553,99. Perkembangan tersebut didorong pula oleh perkembangan wilayah yakni dengan adanya Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta dan Jalan Bebas Hambatan (Jalan Tol, Access Road). Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota administratif Tangerang pada tahun 1991/1992 mencapai Rp. 7.066.500.536,00 dan untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 3.284.847.747,74 serta PBB kawasan Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp. 1.900.000.000,00. Melihat indikator pertumbuhan kota dengan faktor-faktor yang ada, menurut pengelolaan serta pengendalian urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang lebih cepat dan terarah agar pelayanan masyarakat berjalan lebih baik. Dalam hal ini seyogyanya kota administratif Tangerang dikembangkan menjadi daerah otonom. 30
III.1.1.2. Letak Geografis Letak kota Tangerang secara garis kota Tangerang terletak pada posisi 106 36-106 42 Bujur Timur (BT) dan 6 6-6 Lintang Selatan (LS). Letak kota Tangerang tersebut sangat strategis karena berada di antara ibukota negara DKI Jakarta dan kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang pengembangan jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga ibukota Jakarta. Posisi kota Tangerang tersebut menjadikan pertumbuhannya pesat. Pada satu sisi wilayah kota Tangerang menjadi daerah limpahan berbagai kegiatan di ibukota Jakarta. Di sisi lain kota Tangerang dapat menjadi daerah kolektor pengembangan wilayah kabupaten Tangerang sebagai daerah dengan sumber daya alam yang produktif. Pesatnya pertumbuhan kota Tangerang dipercepat pula dengan keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian arealnya termasuk ke dalam wilayah administrasi kota Tangerang. Gerbang perhubungan udara Indonesia tersebut telah membuka peluang bagi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa secara luas di kota Tangerang. III.1.1.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Tangerang 1. Membangun iklim usaha yang kondusif. 2. Pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan usaha. 3. Penguatan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan UKMK. 4. Membangun jejaring bagi penguatan ekonomi daerah. 5. Pengembangan permukiman dengan menekankan pada kelestarian lingkungan hidup. 6. Pembangunan sarana dan prasarana pelayanan publik. 31
7. Menciptakan situasi ketenagakerjaan yang kondusif. 8. Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum. 9. Peningkatan potensi SDM dari sisi IPTEK dan IMTAQ. 10. Pembangunan SDM (Aparatur Pemda, DPRD, Masyarakat), organisasi dan sistem manajemen kepemerintahan. 11. Akuntabilitas manajemen keuangan dan sumber daya daerah. 12. Pembangunan sarana dan prasarana kepemerintahan. 13. Terkendalinya pencemaran lingkungan. 14. Meningkatkan partisipasi masyarakat dunia usaha dan industri dalam pemeliharaan lingkungan. III.1.2. Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang III.1.2.1. Gambaran Umum Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) kota Tangerang adalah dinas yang dibentuk oleh pemerintah kota Tangerang untuk menangani dan mengelola keuangan yang diperoleh untuk keperluan pembangunan daerah. DPKAD Kota Tangerang beralamat Jl. Satria-Sudirman Tangerang. Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang memiliki rincian tugas sebagai berikut: 1. Menetapkan Rencana Strategis untuk menjabarkan visi, misi dan program Walikota di bidang pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 2. Mempelajari kebijakan strategis yang telah digariskan oleh Walikota dalam lingkup urusan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 3. Menjabarkan dan melaksanakan kebijakan strategis dalam lingkup urusan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 32
4. Menyelenggarakan pelayanan umum dan pembinaan teknis perijinan dalam lingkup urusan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 5. Menyelenggarakan upaya pengembangan, pembinaan dan pengendalian dalam lingkup urusan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 6. Merumuskan kebijakan pembangunan, pengadaan, serta rehabilitasi prasarana dan sarana fisik dalam lingkup tugas dinas. 7. Menyelenggarakan koordinasi dalam rangka menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait, baik pemerintah maupun swasta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan kedinasan dinas. 8. Menyelenggarakan pelayanan teknis administrasi bagi seluruh perangkat daerah dan masyarakat dalam lingkup urusan daerah yang berkenaan dengan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 9. Mengadakan upaya-upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh dinas. III.1.2.2. Visi dan Misi III.1.2.2.1. Visi 1. Menjadikan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang profesional berlandaskan akhlakul karimah di tingkat nasional pada tahun 2013. III.1.2.2.2. Misi 1. Meningkatkan pengelolaan pendapatan daerah. 2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan belanja daerah. 3. Meningkatkan efektivitas, efisiensi dan keekonomisan pengelolaan aset daerah. 33
4. Meningkatkan kompetensi SDM di bidang keuangan dan aset daerah dengan dilandasi kejujuran, keuletan, semangat dan kerja keras. 5. Meningkatkan sistem pengendalian administrasi pengelolaan keuangan daerah. 6. Meningkatkan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar pelayanan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. III.1.2.3. Fungsi DPKAD Kota Tangerang Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang adalah membantu walikota melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan. 34
III.1.2.5. Struktur Organisasi 35
III.1.2.6. Uraian dan Tanggung Jawab Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang, diperlukan struktur organisasi yang jelas dan sistematis agar terciptanya pembagian tugas secara merata dan efektif di setiap bidang yang menjadi ruang lingkup tugas dari DPKAD sendiri. Berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Nomor 37 Tahun 2008 tentang organisasi tata kerja Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD), tugas pokok dari masing-masing bagian dari struktur organisasi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Tangerang dipimpin oleh seorang yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas dalam penyelenggaraan urusan daerah yang berkenaan dengan pendapatan serta pengelolaan keuangan dan aset. 2. Sekretariat Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan tugas dan fungsi dinas serta penyelenggaraan kegiatan di bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian dan perencanaan. Bagian Sekretariat terdiri dari: a. Subbagian umum dan bagian kepegawaian Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan 36
fungsi sekretariat di bidang administrasi umum dan administrasi kepegawaian. b. Subbagian Keuangan Subbagian keuangan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang administrasi keuangan. c. Subbagian Perencanaan Subbagian perencanaan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan fungsi sekretariat di bidang perencanaan. 3. Bidang Pendapatan Bidang pendapatan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup pendataan obyek pajak daerah dan pendapatan asli daerah lainnya, pendaftaran wajib pajak daerah, penetapan besaran pajak daerah, serta penagihan pajak daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah. Bidang pendapatan terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu seksi pendaftaran dan penataan, seksi penetapan dan seksi penagihan. a. Seksi Pendaftaran dan Penataan Seksi pendaftaran dan penataan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Bidang Pendapatan yang berkenaan dengan pendataan obyek pajak daerah dan pendapatan asli daerah lainnya, pendaftaran wajib pajak daerah, serta penyusunan rencana perolehan pendapatan daerah yang 37
bersumber dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. b. Seksi Penetapan Seksi penetapan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang pendapatan yang berkenaan dengan penghitungan serta penetapan besaran pajak daerah, pemeriksaan sederhana terhadap pembukuan wajib pajak daerah, serta pengelolaan barang kuasi. c. Seksi Penagihan Seksi penagihan dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang pendapatan yang berkenaan dengan penagihan pajak daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah, pengurusan pendapatan daerah di luar pendapatan asli daerah, serta pembukuan dan pelaporan realisasi pendapatan daerah. 4. Bidang Anggaran Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup penyusunan rancangan peraturan daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta penyiapan anggaran kas daerah. Bidang anggaran terdiri dari 3 (tiga) seksi, yaitu seksi penyusunan anggaran, seksi pengendalian anggaran, dan seksi kas daerah. 38
a. Seksi Penyusunan Anggaran Seksi penyusunan anggaran dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang anggaran yang berkenaan dengan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). b. Seksi Pengendalian Anggaran Seksi pengendalian anggaran dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang anggaran yang berkenaan dengan penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD). c. Seksi Kas Daerah Seksi kas daerah dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang anggaran, yang berkenaan dengan pengelolaan kas daerah. 5. Bidang Penatausahaan dan Akuntansi Bidang penatausahaan dan akuntansi dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup penelitian terhadap permintaan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah, akuntansi pada tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Bendahara Umum Daerah (BUD), serta evaluasi terhadap laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bidang Penatausahaan dan Akuntansi terdiri dari 3 39
(tiga) seksi, yaitu seksi penatausahaan keuangan daerah, seksi akuntansi, dan seksi evaluasi. a. Seksi Penatausahaan Keuangan Daerah Seksi penatausahaan keuangan daerah dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang penatausahaan dan akuntansi yang berkenaan dengan penelitian terhadap Surat Perintah Membayar (SPM) serta penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). b. Seksi Akuntansi Seksi akuntansi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang penatausahaan dan akuntansi yang berkenaan dengan pelaksanaan akuntansi pada tingkat satuan kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan Bendahara umum Daerah (BUD). c. Seksi Evaluasi Seksi evaluasi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang penatausahaan dan akuntansi yang berkenaan dengan evaluasi atas laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD), verifikasi terhadap laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan, serta penelitian terhadap kelengkapan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) bendahara pengeluaran. 40
6. Bidang Aset Daerah Bidang aset daerah dipimpin oleh seorang kepala bidang yang mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatan penyelenggaraan sebagian tugas dinas dalam lingkup administrasi, mutasi, dan pemberdayan aset. Bidang aset daerah terdiri dari seksi administrasi aset, seksi mutasi aset, dan seksi pemanfaatan dan pemberdayaan aset. a. Seksi Administrasi Aset Seksi administrasi aset dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang aset yang berkenaan dengan pengadministrasian pengadaan dan pemeliharaan barang daerah serta aset. b. Seksi Mutasi Aset Seksi mutasi aset dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang aset yang berkenaan dengan administrasi mutasi aset serta penghapusan dan pemindahtanganan aset. c. Seksi Pemanfaatan dan Pemberdayaan Aset Seksi pemanfaatan dan pemberdayaan aset dipimpin oleh seorang kepala seksi yang mempunyai tugas pokok memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas bidang aset yang berkenaan dengan pemanfaatan dan pemberdayan aset. 41
III.2. Metodologi Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini, terdiri dari : 1. Observasi Observasi ialah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian yang merupakan sumber data, sehingga data yang diperoleh benar-benar bersifat obyektif. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti. 3. Studi Literatur Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan judul dan topik skripsi dengan cara mempelajari dan membaca buku buku serta literatur guna mendapat referensi dan teori teori yang relevan yang akan dijadikan dasar dalam membahas masalah yang ditemukan pada saat penelitian lapangan. 42