DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB I. PENDAHULUAN...

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

BAB IV PENGOLAHAN DATA

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

PENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

OPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR PENGERING TERHADAP KUALITAS KAYU SUREN, SENGON, DAN MAHONI

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB III PERBAIKAN ALAT

MESIN PENGERING PAKAIAN ENERGI LISTRIK DENGAN MEMPERGUNAKAN SIKLUS KOMPRESI UAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

JENIS-JENIS PENGERINGAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube

I. PENDAHULUAN. dunia yang melibatkan beberapa negara konsumen dan banyak negara produsen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Pendahuluan ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN. Jika Σ E meningkat kegiatan : - ekonomi - ilmu pengetahuan - apresiasi manusia Akan berkembang dengan subur

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PENGERING HIBRID ENERGI SURYA-BIOMASSA UNTUK PENGERING IKAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

Transkripsi:

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO 4205 100 009

TUJUAN PENELITIAN Membuat desain alat penukar panas yang optimal untuk sistem. Membuat sistem pengaturan udara yang optimal sehingga meningkatkan produksi nelayan. Membuat analisa ekonomis dampak penggunaan alat pengering ikan.

METODOLOGI

DESAIN ALAT PENGERING Dimensi Tungku: Panjang 1,5 m, Lebar 0,5 m, Tinggi 0,6 m, Kapasitas 50 Kg. Cerobong direncanakan memiliki panjang 0,25 m lebar 0,25 m dan tinggi 2 m. Heat exchanger diletakkan 1 m diatas tanah yang sejajar dengan dasar rak pengeringan ikan. Rak pengering ikan dengan panjang 1m, lebar 1m, dan tinggi 1m, memiliki 4 tingkat dengan jarak 20 cm.

PEMBAKARAN Sumber panas berasal dari pembakaran 0,39 Kg/s kayu yang menghasilkan temperatur sebesar 540 C, dan menghasilkan kalor sebesar 6,54 KW. Heat Balance adalah kesetimbangan kalor yang terjadi dari pembakaran kayu di dalam tungku. Kalor total = 6,54 KW Rugi konveksi = 11,86 % Rugi radiasi = 2,55 % Rugi flue gas = 33,44 % Rugi kadar air = 0,39 % Rugi lain = 3,75 % Total rugi = 51,99 % = 3,40 KW Kalor efektif = 48,01 % = 3,14 KW

HEAT EXCHANGER Menggunakan panas sebesar 33,44 % atau sebesar 2,18 KW sebagai media pemanas udara kering. Temperatur udara awal 28 C dan akan dipanaskan mencapai suhu 50 C, yang akan mengeringkan ikan. Kecepatan udara pengering sebesar 1,5 m/s. Total area yang dibutuhkan untuk perpindahan panas adalah 0,54 m 2. Heat Exchanger yang digunakan adalah tipe shell and tube menggunakan 42 pipa tembaga berdiameter ¾. memakai sistem fire tube atau fluida panas yang berada di pipa.

FAN Fan sebagai alat pengalir udara pemanas diletakkan sebelum Heat Exchanger atau dengan kata lain fan berfungsi sebagai pendorong fluida dingin. Dari konfigurasi peralatan tersebut, dilakukan perhitungan pressure drop atau losses yang terjadi dalam ducting ataupun di lemari pengering yaitu sebesar 13 Pa. Fan harus mampu memberikan tekanan statis 13 Pa, dan memberikan kapasitas sebesar 200 CFM. Sehingga dipilih fan dengan merk Sunon A2175-HBT AC fan.

ALTERNATIF DESAIN Untuk daerah yang belum ada jaringan listrik, kami memberikan alternatif desain yaitu dengan menggunakan kincir angin untuk menggerakkan fan. Dengan asumsi bahwa kincir angin bekerja optimal sehingga fungsi fan tidak terganggu.

INVESTASI AWAL Bahan Ukuran (cm) Kebutuhan (unit) Harga unit Harga total Seng 122x244x0,03 1 Tripleks 120 x240x0,3 3 20.000 45.000 20.000 135.000 Papan 20x200x2 4 15.000 60.000 Kayu reng 2x3x400 7 15.000 105.000 Kawat kasa 100x100 5 20.000 100.000 Fan $18,20 172.900 Tembaga ¾ x100 11 85.000 935.000 Balok kayu 10x10x2 2 80.000 160.000 Paku 1 Kg 18.000 18.000 Pengerjaan 250.000 Lain-lain 45.000 TOTAL 2.000.000

PEMASUKAN NELAYAN Pengeringan Lama Produksi Hasil Pendapatan Musim panas 2 hari 15 2400 Kg 36 juta Musim hujan 5 hari 6 960 Kg 14,4 juta Musim hujan dengan alat BEAYA OPERASIONAL 2 hari 15 2400 Kg 48 juta Komponen Satuan Total Bahan baku 30 x 200 x 5000 30.000.000 Garam 5 x 100.000 500.000 Kayu bakar 2 x 500.000 1.000.000 Tenaga kerja 2 x 30.00 x 30 1.800.000 Listrik, dll 200.000

PROFIT Pengeringan Pendapatan Operasional Profit Musim Panas 36 jt 33,5 jt 2,5 jt Musim Hujan 14,4 jt 33,5 jt -19,1 jt Musim Hujan dengan Alat 48 jt 33,5 jt 14,5 jt

KESIMPULAN Heat Exchanger berfungsi sebagai media penukar kalor antara fluida panas dari gas buang dengan udara dingin. Udara dingin yang dipanaskan inilah yang akan mengeringkan ikan. Dari pengerjaan disimpulkan bahwa konfigurasi Heat Exchanger yang paling efektif pertukaran kalornya adalah fire tube. Dalam konfigurasi ini fluida panas masuk melalui tube sedangka fluida dingin masuk melalui shell. Sistem pengaturan udara yang dipakai adalah penyaluran udara pengering ke produk yaitu ikan teri. Udara dingin dihembus oleh fan kemudian melewati Heat Exchanger sehingga menjadi panas dan dialirkan melalui ducting menuju rak pengering. Fan ditempatkan di depan Heat Exchanger supaya mempermudah perawatan serta tidak memerlukan material yang khusus. Dengan adanya alat pengering ini, dapat menghindarkan nelayan dari kerugian saat musim hujan karena proses pengeringan tetap berjalan. Jika dibandingkan dengan musim panas, alat ini akan memberikan pendapatan 33% lebih besar jika dibandingkan dengan pengeringan tradisional.