PERBEDAAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN YANG DIBERIKAN POSISI MIRING KIRI DAN POSISI BERDIRI TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN PERBEDAAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA POSISI MIRING DAN POSISI SETENGAH DUDUK

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

EFEKTIFITAS POSISI JONGKOK DAN POSISI MIRING KIRI TERHADAP PERCEPATAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU PRIMIPARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL

PERBEDAAN POSISI PERSALINAN DENGAN LAMANYA WAKTU KALA II DAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR R SOEPRAPTO CEPU

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

POSISI-POSISI DALAM PERSALINAN. Hasnerita, S.Si.T. M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN DENGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DI RSUD BANYUMAS

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DAN KONTRAKSI DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

LAMA KALA I FASE AKTIF IBU BERSALIN YANG MENGKONSUMSI ASUPAN SARI KURMA DAN AIR GULA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

HUBUNGAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN LAMA DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTUS LAMA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DINI DI KAMAR BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN : HUBUNGAN POSISI BERSALIN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI (BPM) KASIYATI SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

PENGARUH RANGSANGAN PUTING SUSU TERHADAP WAKTU KALA II PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOWEL PAMEKASAN ABSTRACT

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di bagian Rekam Medik RSUP dr. Kariadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

PERBEDAAN LAMA KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN YANG DILAKUKAN DAN YANG TIDAK DILAKUKAN PIJAT ENDORPHIN DI RB MARGO WALUYO SURAKARTA

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI KONTRAKSI PADA IBU INPARTU (Relationship Between Pregnancy Exercise With Pain Contraction In Labour)

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN PROSES INVOLUSI UTERUS DI BPM SRI HASTUTIK, SST SURABAYA TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

LAMANYA PERSALINAN KALA I DAN II PADA IBU BERSALIN MULTIGRAVIDA DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH BANDA ACEH

KOMPLIKASI PERSALINAN PADA IBU PRIMIPARA MUDA DAN PRIMIPARA TUA DI RSUD BANGIL PASURUAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

Distosia. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental dengan pendekatan

PENGARUH POSISI MERANGKAK TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA DI BPS NY.ENDANG SUMANINGDYAH KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN RELAKSASI NAFAS PANJANG DENGAN NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

PANDUAN MEDIK BLOK KEHAMILAN DAN MASALAH REPRODUKSI 3.1 PARTOGRAF. Tujuan Belajar : Mahasiswa mampu melakukan pengisian partograf

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TEKNIK PELVIC ROCKING

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

Transkripsi:

Perbedaan Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Yang Diberikan Posisi Miring Kiri dan Posisi Berdiri Tahun 2015 PERBEDAAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN YANG DIBERIKAN POSISI MIRING KIRI DAN POSISI BERDIRI TAHUN 2015 Zakkiyatus Zainiyah Dosen STIKes Ngudia Husada Madura, Indonesia ABSTRACT Stage 1 labor begins when uterus contracts regularly and increase its frequency and strength. Consequently, cervix opens completely (10cm) The previous research, under the authority of Puskesmas Klampis, showed that 35% of laboring mothers underwent longer stage 1 labor active phase. This research was aimed to analyze the differences in progress of stage 1 labor active phase for laboring mothers in left-side-lying and in standing positions under the authority of Puskesmas Klampis. This research employed posttest-only-control group design, true experiment. Independent variable was left-side-lying and standing positions left-side-lying and standing positions and dependent variable was progress of stage 1 labor active phase. Population consisted of 43 physiologically laboring mothers and sample used accidental sampling technique. Data collection technique used partographs and data analysis technique used tests of Maan Withney. The result showed that in left-side lying positions, experiment group, (56.25%) underwent normal progress of labor and in standing position, control group, (87.5%) underwent rapid progress of labor. Data analysis showed that p value: 0.01< a : 0.05) means Ha accepted, that is, there were differences in progress of stage 1 labor active phase for laboring mothers in left-side-lying and in standing positions under the authority of Puskesmas Klampis. Midwives are expected to advise laboring mothers to take standing positions during labor, because in this position for active phase, gravitational force helps to enlarge pelvic inlet and to help the lowest part of fetus descend faster. Bibliography: 8 (2005-2013) Keyword : left-side lying position, standing position, labor progress. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 41

Zakkiyatus Zainiyah Pendahuluan Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan aktif. Pada Fase latendi mulai dari pembukaan 0 cm sampai 3 cm dengan lamanya sekitar 8 jam(setyorini, 2013), dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai pembukaan serviks sempurna dengan lamanya sekitar ± 6 jam (Asrinah, 2010). KalaI fase aktif pada primipara berlangsung ± 8 12 jam dengan dilatasi serviks 1 cm/jam, sedangkan pada multipara berlangsung ± 6-8 jam dengan dilatasi serviks 2 cm/jam (Layliyana, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui patograf pada tanggal 5 Desember 2014-12 Januari 2015, dari 5 orang ibu bersalin diwilayah Kerja Puskesmas Klampis terdapat 2 orang ibu bersalin (primipara) dan 1 orang ibu bersalin (multipara) yang tidak mengalami perpanjangan kala I fase aktif, yaitu1 orang ibu bersalin primipara dalam proses persalinannya berlangsung ± 5 jam dari pembukaan 4cm-10cm, 1 orang ibu bersalin primipara dalam proses persalinannya berlangsung ± 6 jam dari pembukaan 4cm-10cm, dan 1 orang ibu bersalin multipara dalam proses persalinannya berlangsung ± 4 jam dari pembukaan 4cm-10cm, Sedangkan terdapat 2 orang ibu bersalin (multipara), yaitu1 orang ibu bersalin multipara dalam proses persalinannya berlangsung ± 10 jam dari pembukaan 4cm-7cm, pada pembukaan 7cm pasien di rujuk ke RSUD Bangkalan karena mengalami perpanjangan kala I fase aktif, dan 1 orang ibu bersalin multipara dalam proses persalinan berlangsung ± 11 jamdari pembukaan 4cm-8cm, pada pembukaan 8cm pasien di rujuk ke RSUD Bangkalan karena mengalami perpanjangan kala I fase aktif. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpanjangan Kala I fase aktif yaitu Disproporsi fetopelvik, Analgesi, Malposisi, Ketuban pecah sebelum persalinan dimulai, Posisi Persalinan. Perpanjangan kala I fase aktif pada ibu yaitu dapat menyebabkan kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, syok, dan kelelahan pada ibu. Sedangkan pada janin dapat menyebabkan terjadinya asfeksia, trauma cerebri, dan fetal distress (Oxorn, 2010). Memberikan KIE yang dilakukan oleh bidan pada ibu hamil TM III untuk melakukan posisi miring kiri atau posisi berdiri pada saat proses persalinanya, dan menjelaskan bahwa posisi tersebut dapat mempercepat proses persalinan. Sebaiknya di ruang bersalin diberikan gambar-gambar tentang macam-macam posisi persalinan dan manfaatnya. Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu bersalin dalam memilih posisi persalinan yaitu bisa dengan posisi miring kiri ataupun posisi berdiri, karena dukungan keluarga dapat membantu untuk mengatur posisi yang akan digunakan saat persalinan (Setyorini, 2013). Secara umum ada 5 posisi utama dalam persalinan yang bisa di pilih yaitu posisi berdiri/tegak, posisi setengah duduk, posisi merangkak, posisi jongkok, posisi berbaring miring ke kiri. Posisi berdiri berpengaruh terhadap penurunan bagian terbawah janin, posisi duduk dapat digunakan untuk memantau kondisi janin, posisi merangkak mengurangi nyeri Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 42

Perbedaan Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Yang Diberikan Posisi Miring Kiri dan Posisi Berdiri Tahun 2015 punggung, posisi jongkok dapat meningkatkan diameter-diameter panggul dan merangsang untuk mengejan, sedangkan posisi miring ke kiri baik digunakan untuk mengatur kecepatan pada kala II dan memudahkan untuk istirahat diantara kontraksi selama akhir kala I dan pada kala II persalinan (Yanti, 2009). Adapun posisi persalinan yang tidak diperbolehkan adalah posisi terlentang karena dapat terjadinya syndrome supine hipotensi (Setyoroni, 2013). Tujuan penelitian ini Menganalisis perbedaan kemajuan persalinan kala I fase aktif pada ibu miring kiri dan posisi berdiri diwilayah Kerja Puskesmas Klampis. METODE Penelitian ini menggunakan Desain penelitian ini adalah menggunakan rancangan True Experiment (Post Test Only Control Group Design) dipuskesmas Klampis Bangkalan. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang di estimasi memiliki HPL pada bulan Maretmei tahun 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis sebanyak 32 orang ibu bersalin, 16 kelompok perwakilan untuk posisi miring dan kelompok kontrol 16 untuk posisi berdiri, sesuai dengan kriteria Inklusi dan eksklusi, kriteria inklusi: Ibu bersalin yang bersedia menjadi responden, Ibu bersalin primipara dan multipara, Persalinan kala I fase aktif, Ibu bersalin dengan posisi letak kepala ubun-ubun kecil, Kriteria eksklusi: Kelainan panggul, Letak patologi, Cacat rahim, Solutio placenta, Placenta previa. Teknik sampling dengan teknik accidental sampling, Dalam penelitian ini alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi (patograf) yang digunakan peneliti untuk mengetahui perbedaan kemajuan persalinan kala I fase aktif pada ibu miring kiri dan posisi berdiri, uji statistik Maan Whitney dimana untuk menganalisis dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 dengan skala data yang digunakan adalah ordinal. HASIL Berdasarkan penelitian diketahui bahwa setengahnya dari 32 ibu bersalinmemiliki usia antara 20-25 tahun yaitu 16ibu bersalin (50%). Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar dari 32 ibu bersalin adalah multipara yaitu 18 ibu bersalin (56,25%). Tabel 1 Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin yang Diberikan Posisi Miring Kiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis. Kemajuan persalinan yang diberikan posisi miring kiri Frekuensi (F) Persentase (%) Cepat 7 43,75 Normal 9 56,25 Lambat 0 0 Total 16 100 Berdasarkan pada tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar dari 16 ibu miring kiri mengalami kemajuan persalinan secara normal yaitu 9 ibu bersalin (56,25%). Tabel 2 Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin yang Diberikan Posisi Berdiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 43

Zakkiyatus Zainiyah Kemajuan persalinan yang diberikan posisi setengah duduk Uji statistik Maan Withney α = 0,05 ρ value = 0,01 Sumber : Data primer 2014 Frekuensi (F) Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwaposisi persalinan dengan miring kiri sebagian besar ibu bersalin mengalami kemajuan persalinan secara normal yaitu 9 ibu bersalin (56,25%), sedangkan posisi persalinan dengan berdiri hampir seluruhnya ibu bersalin mengalami kemajuan persalinan secara cepat yaitu 14 ibu bersalin (87,5%). Setelah dilakukan uji statistik Maan Whitney, didapatkan hasil P Value (0,01) < α (0,05) sehingga Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kemajuan persalinan kala I fase aktif pada ibu Persentase (%) miring kiri dan posisi berdiri di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis. Cepat 14 87,5 PEMBAHASAN Normal 2 12,5 Berdasarkan hasil penelitian Lambat 0 0 sebagian besar yang diberikan posisi Total 16 100 miring kiriadalah ibu bersalin Berdasarkan tabel 2 diketahui primipara yangmengalami kemajuan bahwa hampir seluruhnya dari 16 persalinan secara normal yaitu ibu (56,25%) dengan waktu rata-rata berdiri mengalami kemajuan ±6-7 jam, sedangkan hampir persalinan secara cepat yaitu 21 ibu setengahnya yang diberikan posisi bersalin (87,5%). miring kiri adalah ibu bersalin multipara yang mengalami Tabel 3 Berdasarkan Perbedaan kemajuan persalinan secara cepat Kemajuan Persalinan yaitu (43,75%) dengan waktu ratrata ± 4-5 jam. Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin yang Diberikan Kala I multipara akan Posisi Miring Kiri dan Posisi Berdiri Di Wilayah berlangsung lebih cepat karena Kerja Puskesmas Klampis. dapat diraba dari pinggir servik yang Kemajuan Persalinan sudah lunak apalagi dengan Posisi Total Cepat Normal Lambat pengalaman melahirkan sebelumnya Persalinan % % % ibu akan % merasa lebih tenang dan Miring 7 43,75 9 56,25 0 0 tidak 16 cemas 100 sehingga his akan lebih Kiri adekuat dan teratur (Prawirohardjo, Berdiri 14 87,5 2 12,5 0 0 16 100 2005). Total 21 65,63 11 34,37 0 0 32 100 Dengan posisi miring kiri kemajuan persalinan bisa berlangsung normal yaitu kala I pada primipara berlangsung 1 jam untuk setiap pembukaan 1 cm dan pada multipara bisa berlangsung 1 jam untuk setiap pembukaan 2 cm.karena posisi miring kiri dapat membantu mengarahkan kepala bayi ke jalan lahir apabila posisinya belum tepat, membantu pergerakan kepala bayi ke posisi optimal selama kala I sehingga membuat ibu merasa lebih nyaman karena proses pembukaan terjadi secara perlahan (Werdiningsih, 2013). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang diberikan posisi miring kiri sebagian besar (56,25%) mengalami kemajuan persalinan secara normal, sedangkan ibu bersalin yang Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 44

Perbedaan Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin Yang Diberikan Posisi Miring Kiri dan Posisi Berdiri Tahun 2015 diberikan posisi berdiri hampir seluruhnya (87,5%) mengalami kemajuan persalinan secara cepat. uji statistik Maan Whitney, didapatkan hasil P Value (0,01) < α (0,05) sehingga Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kemajuan persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin yang diberikan posisi miring kiri dan posisi berdiri di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis. Teori (Asrinah, 2010) Posisi berdiri berpengaruh terhadap kemajuan persalinan karenan dengan adanya gaya gravitasi dapat membantu penurunan bagian terendah janin, memperbesar ukuran panggul menambah 28% ruang outletnya dan memperbesar dorongan untuk meneran pada kala II. Sedangkan pengaruh posisi berdiri pada kala I yaitu dengan adanya gaya gravitasi dapat memperluas pintu atas panggul sehingga membantu penurunan bagian terendah janin turun lebih cepat (Simkin, 2005).Cara melakukan posisi berdiri ada 2 cara yaitu ibu berdiri dengan bersandar ke tempat tidur, dan ibu bersandar pada pasangan. Hendaknya posisi berdiri dilakukan selama 15-30 menit karena posisi ini dapat menambah dimensi PAP (Simkin, 2005). Dengan posisi berdiri kemajuan persalinan bisa berlangsung secara cepat yaitu kala I (primipara) berlangsung 1 jam untuk pembukaan 1 cm, dan (multipara) berlangsung 1 jam untuk pembukaan 2 cm (Setyorini, 2013). Teori (Simkin, 2005) posisi miring kiri berpengaruh terhadap kemajuan persalinan karena memungkinkan wanita yang lelah untuk beristirahat, dapat mengurangi hemoroid, dapat mengatasi masalah detak jantung janin jika berkaitan dengan terjadinya kompresi tali pusat, dapat meningkatkan kemajuan persalinan, dapat menambah rotasi pada bayi dengan oksiput posterior (OP). Posisi miring kiri berpengaruh terhadap kemajuan persalinan kala I karena dapat membantu mengarahkan kepala bayi ke jalan lahir apabila posisinya belum tepat, membantu pergerakan kepala bayi ke posisi optimal selama kala I sehingga membuat ibu merasa lebih nyaman karena proses pembukaan terjadi secara perlahan (Werdiningsih, 2013).Pada sisi yang sama dengan oksiput dan punggung janin. Posisi itu akan membantu posisi janin dari Oksiput Posterior ke Oksiput Tranversal. Ibu bersalin dengan janin Oksiput Posterior yang berbaring pada sisi yang sama dengan oksiput selama 15-30 menit akan mendorong terjadinya rotasi dari Oksiput Posterior ke Oksiput Tranversal (Simkin, 2005). Dengan posisi miring kiri kemajuan persalinan bisa berlangsung secara normal yaitu kala I (primipara) berlangsung 1 jam untuk setiap pembukaan 1 cm, sedangkan (multipara) berlangsung 1 jam untuk setiap pembukaan 2cm (Setyorini, 2013). Ibu bersalin yang diberikan posisi berdiri hampir seluruhnya (87,5%) yaitu ibu bersalin multipara yang mengalami kemajuan persalinannya berlangsung secara cepat, karenadengan adanya gaya gravitasi dapat menambah dimensi PAP dan menurunkan bagian terendah janin lebih cepat, sehingga terjadi his yang lebih adekuat, lebih sering dan lebih sakit, maka ibu Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 45

Zakkiyatus Zainiyah mengalami pembukaan serviks 2cm setiap 1 jam. Sedangkan ibu miring kiri sebagian besar (56,25%) yaitu ibu bersalin primiparayang mengalami kemajuan persalinan secara normal. Posisi ini hanya membantu ibu untuk tidak menekan vena cava inferior, ibu dapat merasa lebih nyaman karena tidak merasa sesak dan suplay oksigen ke bayi tidak berkurang, dengan his yang kuat dan sering sehingga pembukaan serviks terjadi secara perlahan yaitu 1cm setiap 1 jam. KESIMPULAN Ibu bersalin yang diberikan posisi miring kiri di Wilayah Kerja Puskesmas Klampis sebagian besar mengalami kemajuan persalinan yang normal. Ibu bersalin yang diberikan posisi berdiridi Wilayah Kerja Puskesmas Klampis hampir seluruhnya mengalami kemajuan persalinan yang cepat. Ada perbedaan kemajuan persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin yang diberikan posisi miring kiri dan posisi berdiri di wilayah kerja Puskesmas Klampis. Lailiyana, SKM, Laila, SST, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC Oxorn. 2010. Ilmu Kebidanan Patologis & Fisiologis Persalinan. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirihardjo. Edisi IV. Jakarta: BinaPustakaSarwonoPrawiroh ardjo Setyorini, SST.Keb., M.P.H. 2013. Belajar Tentang Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu Simkin. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Werdiningsih. 2013. The Complete Book Of Pregnancy. Jogjakarta : Trans Idea Publishing Yanti, SST, M.Keb. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Rihana DAFTAR PUSTAKA Asrinah, Putri, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 46