BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Analisis Isu-Isu Strategis

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAPPEDA Planning for a better Babel

PENDAHULUAN Latar Belakang

Produk Domestik Regional Bruto

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Batas Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Masyarakat Miskin ( ) Presentase Penduduk Miskin. Kota& Desa Kota Desa

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

Gambaran Umum Kondisi Daerah

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

9.1. Analisis LQ Sektor Jembrana Terhadap Sektor Propinsi Bali

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Transkripsi:

PDRB (RIBU RUPIAH) BAB IV ANALISIS 4.1. Perkembangan Perekonomian Wilayah di Kabupaten Muna sesuai PDRB 2000-2013 Data PDRB Kabupaten Muna 2000-2013 (terlampir) menunjukkan bahwa terdapat beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan yang positif dan memberikan kontribusi yang signifikan pada PDRB Kabupaten Muna dibandingkan sektor lain. Untuk mengetahui perkembangan sektor-sektor PDRB Kabupaten Muna 2000-2013 maka dapat di lihat dalam gambar diagram berikut: 900000 Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai 2000-2013 850000 800000 750000 700000 650000 600000 550000 500000 450000 400000 Pertanian Pertambanagan & Pengalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Kontruksi Bangunan 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 Perdangan, Hotel, Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan Jasa-jasa Gambar 4.1. Perkembangan - PDRB Kab. Muna 2000-2013 36

Berdasarkan hasil analisis perkembangan trend dari tahun 2000 sampai 2013, pada tahun 2000-2005 ada 3 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi seperti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor Pertanian, Jasa. Akan tetapi sektor pertanian yang paling memberikan kontribusi paling tinggi karena masyarkat Kabupaten Muna dominan petani, sedangkan pada tahun 2000-2005 ada 6 sektor yang terus menunjukkan trend perkembangan yang cenderung menurun tiap tahunnya atau tidak memberikan konstribusi paling tinggi bagi Kabupaten Muna Seperti Konstruksi Bangunan, Industri Pengolahan, Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas, dan Air Bersih. Sedangkan Pada tahun 2006 terjadi penurunan PDRB di setiap sektor di Kabupaten Muna seperti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor Pertanian, Jasa, Konstruksi Bangunan, Industri Pengolahan, Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas, dan Air Bersih. Karena terjadi pemekaran Kabupaten Buton Utara. Sedangkan pada tahun 2007 PDRB Kabupaten Muna mulai stabil kembali, maupun naiknya tidak segnifikan seperti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor Pertanian, Jasa, Konstruksi Bangunan, Industri Pengolahan, Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas, dan Air Bersih. Sedangkan pada tahun 2008-2013 ada 3 sektor yang nilai PDRB nya sangan melonjak tinggi seperti sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, sektor Pertanian, Jasa, sedangkan ada 4 sektor yang memberikan konstribusi cukup tinggi seperi Konstruksi Bangunan, Industri Pengolahan, Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan, Pengangkutan dan Komunikasi, sedangkan ada 2 sektor yang terus menunjukkan trend perkembangan yang lambat tetapi naik tiap tahunnya seperti Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas, dan Air Bersih. Karena Pada tahun 2008 pemerintah daerah Kabupaten Muna mendapat bantuan 50 Milyar dari Pemerintah 37

Provinsi Sulawesi Tenggara mengakibatkan PDRB Kabupaten Muna meningkat di tahun 2008. Persentase Kontribusi - PDRB Kabupaten Muna 2000-2013 Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan 6% Jasa 22% Pertanian, Kehutanan, Peternakan 24,5% Pertambangan & Penggalian 2% Pengangkutan dan Komunikasi 4% Industri Pengolahan 6% Perdagangan, Hotel, Restoran 26% Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,5 % Konstruksi Bangunan 9% Gambar 4.2. Presentase - PDRB Kab. Muna 2000-2013 Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan pertumbuhan sektorsektor PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 adalah sebagai berikut : 1. Perdagangan, Hotel, dan Restoran ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi, yaitu sebesar 26% atau Rp. 4.919.166.920,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp.19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang positif tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.1. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 126.428,82 134.611,74 157.500,20 160.569,03 179.320,61 195.679,07 177.272,33 Perdangan, Hotel, Restoran 4.919.166.920,- 38

193.178,45 207.651,95 523.381,94 576.387,43 667.357,80 763.431,70 856.395,85 900000 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2000-2013 0 Perdangan, Hotel, Restoran Gambar 4.3. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2000-2013 2. Pertanian, Kehutanan, Peternakan ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi kedua setelah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dengan nilai sebesar 24,5% atau Rp. 4.746.210.570,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp. 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang positif tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.2. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Pertanian, Kehutanan, Peternakan 2000 2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 75.494,93 333.196,34 337.944,80 367.731,16 382.726,47 406.242,35 289.664,11 Pertanian, Kehutanan Peternakan 4.746.210.570,- 217.842,43 233.559,59 240.155,99 248.365,28 266.198,24 282.354,44 298.186,56 39

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan 2000-2013 450000 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 Pertanian Gambar 4.4. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan 2000-2013 3. Jasa ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi ketiga setelah sektor perdagangan, hotel, restoran, dan sektor pertanian, kehutanan, peternakan dengan nilai sebesar 22% atau Rp. 4.176.843.820,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang positif tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.3. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Jasa 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 153.247,31 158.028,80 164.138,23 170.972,45 180.081,10 191.367,62 160.474,80 Jasa 4.176.843.820,- 171.044,87 182.680,46 456.842,67 484.673,00 518.996,41 564.374,84 619.921,26 40

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Jasa 2000-2013 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 Jasa-jasa Gambar 4.5. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Jasa 2000-2013 4. Konstruksi Bangunan ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 9% atau Rp. 1.736.108.350,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang lambat tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.4. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Konstruksi Bangunan 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 54.000,14 57.573,75 64.055,39 70.090,61 74.360,04 77.296,25 66.099,13 Konstruksi Bangunan 1.736.108.350,- 71.135,07 76.686,56 178.817,69 198.285,44 219.846,18 247.531,23 280.330,87 41

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Konstruksi Bangunan 2000-2013 300.000,00 250.000,00 200.000,00 150.000,00 100.000,00 50.000,00 0,00 Konstruksi Bangunan Gambar 4.6. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Konstruksi Bangunan 2000-2013 5. Industri Pengolahan ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 6% atau Rp. 1.122.159,55 dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang cenderung menurun tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.5. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Industri Pengolahan 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 12.097.303,89 11.859.004,89 11.594.775,33 11.306.400,89 11.000.944,73 10.683.739,73 10.411.319,21 Industri Pengolahan 1.122.159,55 10.118.750,93 9.803.972,69 9.080.665,93 8.279.484,17 7.392.055,45 6.393.882,53 5.264.507,05 42

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Industri Pengolahan 2000-2013 14.000.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 8.000.000,00 6.000.000,00 4.000.000,00 2.000.000,00 0,00 Industri Pengolahan Gambar 4.7. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Industri Pengolahan 2000-2013 6. Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 6% atau Rp. 1.257.425,50 dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang cenderung menurun tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.6. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Industri Pengolahan 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 12.101.303,89 11.863.006,89 11.598.779,33 11.310.406,89 11.004.952,73 10.687.749,73 10.415.331,21 Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan 1.257.425,50 10.122.764,93 9.807.988,69 9.084.683,93 8.283.504,17 7.396.077,45 6.397.906,53 5.268.533,05 43

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Industri Pengolahan 2000-2013 14.000.000,00 12.000.000,00 10.000.000,00 8.000.000,00 6.000.000,00 4.000.000,00 2.000.000,00 0,00 Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan Gambar 4.8. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Keuangan, Jasa Persewaan, Jasa Perusahaan 2000-2013 7. Pengangkutan dan Komunikasi ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 4% atau Rp. 805.832,460,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang lambat tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.7. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Pengangkutan dan Komunikasi 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 21.032,49 24.038,82 27.377,54 29.258,90 31.722,64 33.942,72 29.155,72 Pengangk utan dan Komunik asi 805.832,46 30.801,09 36.043,37 91.732,32 97.300,93 107.081,59 114.935,00 131.409,33 44

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Pengngkutan & Komunikasi 2000-2013 600.000,00 500.000,00 400.000,00 300.000,00 200.000,00 100.000,00 0,00 Pengangkutan & Komunikasi Gambar 4.9. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Pengangkutan & Komunikasi 2000-2013 8. Pertambangan & Penggalian ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 2% atau Rp. 307.655.000,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang lambat tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.8. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Pengangkutan dan Komunikasi 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 11690,75 12571,97 14153,23 19340,06 16721,26 18176,17 18338,01 Pertamba ngan & penggalia n 307.655,00 20063,71 21511,11 25432,95 28132,25 31693,67 33044,14 36785,72 45

Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna Pertambangan dan penggalian 2000-2013 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 Pertambangan dan Penggalian Gambar 4.10. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Pertambangan dan Penggalian 2000-2013 9. Listrik, Gas, dan Air Bersih ini merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 0,5% atau Rp. 93.139.640,- dari jumlah total PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 sebesar Rp 19.164.541.810,- yang terus menunjukkan trend perkembangan yang lambat tiap tahunnya, seperti terlihat pada tabel dan grafik : Tabel. 4.9. Nilai Harga Konstan PDRB Kabupaten Muna Listrik, Gas, dan Air Bersih 2000-2013 dalam Juta Rupiah Total (Juta Rupiah) 2040,68 2676,74 2901,28 2845,09 3138,67 3688,64 2840,49 Listrik, Gas, dan Air Bersih 93.139,640,- 2840,49 3182,12 9849,81 10729,98 12903,72 15129,12 18372,81 46

20000 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna listrik, Gas, dan Air Bersih 2000-2013 0 Listrik, Gas, Air Bersih Gambar 4.11. Grafik Pertumbuhan Nilai PDRB Kab. Muna Listrik, Gas, dan Air Bersih 2000-2013 4.2. Faktor Penyebab Perubahan Perekonomian Wilayah dan Potensial Wilayah Kabupaten Muna sesuai Trend Perkembangan PDRB 2000-2013 4.2.1. Faktor Penyebab Perubahan Perekonomian Wilayah Data hasil kuisioner yang diambil dilapangan kepada responden yang terdiri dari pihak BAPPEDA, Dinas Pendapatan Daerah, anggota DPR Kabupaten Muna, Pemerintah Kecamatan, dan Pelaku Usaha menunjukkan bahwa perubahan perekonomian wilayah Kabupaten Muna disebabkan oleh faktor internal dan eksternal, seperti pada tabel : Tabel. 4.10. Faktor Penyebab Perubahan Perekonomian Wilayah Kabupaten Muna 2000-2013 Faktor-faktor pendukung internal pengembangan /perubahan ekonomi wilayah (%) Sangat Cukup Mempengaruhi Mempengaruhi Tidak Mempengaruhi Total Infrastruktur pendukung 65 18 59 47,33% Pelayanan publik 23 32 17 24,00% Kualitas SDM 12 50 24 28,67% Faktor-faktor pendukung eksternal pengembangan/perubahan ekonomi wilayah (%) Total Promosi Daerah 25 25 36 28,67% Investasi 47 54 59 53,33% Kerjasama dgn daerah lain 28 21 5 18,00% Sumber: Data survei, 2015 47

Berdasarkan Tabel 4.10, faktor internal yang paling mempengaruhi pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Muna adalah infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi (47,33%). Sedangkan faktor eksternal yang paling mempengaruhi pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Muna adalah investasi (53,33%). 4.2.2. Potensial Wilayah Kabupaten Muna sesuai Trend Perkembangan PDRB 2000-2013 Data hasil analisis perkembangan (trend) sektor PDRB Kabupaten Muna tahun 2000-2013 menunjukkan bahwa dari sembilan sektor PDRB terdapat sektor potensial yang memiliki perkembangan yang cepat dan kontribusi yang signifikan terhadap pertambahan nilai PDRB Kabupaten Muna. tersebut adalah sebagai berikut : perdagangan, hotel, dan restoran memiliki kontribusi sebesar 26% dari total PDRB. 4.3. Arahan Pengembangan Potensial Wilayah Kabupaten Muna 4.3.1. Tinjauan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Muna 2010-2015 Untuk menyelaraskan agenda pembangunan nasional dan provinsi, maka Pemerintah Kabupaten Muna menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah tahun 2010-2015. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015, maka arah kebijakan umum pembangunan daerah direncanakan dengan 4 (empat) angenda utama, seperti tertera pada tabel : Tabel 4.11. Arah Kebijakan Pembangunan Kab. Muna 2010-2015 Agenda / Program 1. Pembangunan Ekonomi 2. Pengembangan Kualitas SDM Kegiatan Pembangunan ekonomi diarahkan untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat untuk bebas dari kemiskinan, pengangguran, kekurangan pangan, sandang, dan papan sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendapatan masyarakat. Pembangunan ekonomi masyarakat ditekankan pada peningkatakan akses masyarakat pada sumbersumber ekonomi sektor unggulan seperti pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan perikanan secara nyata dapat meningkatlkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, agenda pembangunan ekonomi ditundaklanjuti dengan meningkatkan keberdayaan usaha mikro/kecil dan menengah serta pengembangan industri berbasis partisispasi masyarakat. Untuk itu maka pemenuhan kebutuhan masyarakat di bidang ekonomi adalah terpenuhinya hak untuk memperoleh akses pemodalan, hak atas pengelolaan sumber daya alam,, serta hak atas pemerataan distribusi barang dan jasa. Pengembangan kualitas sumber daya manusia diarahkn untuk mememnuhi hak-nak masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap 48

3. Pembangunan Infrastruktur Dasar Wilayah 4. Revitalisasi Pemerintahan Daerah Sumber : RPJMD Kabupaten Muna 2010-2015 pendidikan dan kesehatan dalam rangka menciptakan masyarakat masyarakat yang berkualitas secara intelektual, emosional, spiritual dan jasmaniah, yang ditunjang oleh nilai-nilai kultural kearifan lokal dan budaya. Hak-hak dasar ini meliputi pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk bebas dari buta aksara, kebodohan dan keterbelakangan pendidikan dan putus sekolah, serta terjaminnya pelayanan kesehatan yang memadai untuk meminimalisir resiko penularan penyakit dan kekurangan gizi dalam rangka menciptakan masyarakat sehat dan produktif. Pembangunan infrastruktur dasar wilayah diarahkan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial budaya dalam kerangka pengembangan wilayah agar tercipta keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar desa dan antar kecamatan. Peningkatan aksesibilitas wilayah dengan pengembangan infrastruktur transportasi secara terpadu dengan mengembangkan jaringan pelayanan antar dan intra moda. Pemngembangan sarana dan prasarana sumber daya air diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan ekonomi secara berkelanjutan dan merata. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi diarahkan untuk mendorong terciptanya masyarakat yang saling terkoneksi antar wilayah. Serta pengembangan sarana dan prasrana energi dan ketenagalistrikan secara memadai dengan mengembangkan energi alternatif melalui diversivikasi energi yang berkelanjutan. Revitalisasi pemerintahan daerah diarahkan untuk mencipatakan sistem pemerintahan yang baik (good governance) melalui reformasi birokrasi dengan meningkatkan kapasitas manajemen pemerintahan daerah, peningkatan kulaitas pelayanan publik, peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintahan serta peningkatan akuntabilitas dan profesionalisme dalam penyelengaraan pemerintahan dan pelaksnaan pembangunan Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi Kabupaten Muna, maka dirumuskan program pengembangan prioritas sebagai berikut : 1. Pengembangan Pertanian Pengembangan sektor pertanian diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan, dan peningkatan nilai tambah produk pertanian dan peternakan melalui program penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dengan menyediakan sarana dan prasarana pertanian untuk mencapai swasembada pertanian dan pertenakan. 2. Pengambangan Kehutanan Program pengembangan sektor kehutanan diarahkan untuk pemulihan dan konservasi kawasan hutan lindung, hutan tanaman rakyat, untuk kepentingan wisata, penelitian dan pengolahan hasil hutan. 3. Pengembangan Kelautan dan Perikanan 49

Program pengembangan sektor kelautan dan perikanan diarahkan untuk peningkatan produksi perikanan, pemberdayaan masyarakat nelayan, konservasi pantai dan laut, serta peningkatan kualitas permukiman nelayan. 4. Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Program prioritas pengembangan sektor energi dan sumber daya mineral diarahkan untuk pengembangan energi alternatif, zonasi potensi bahan galian, pembinaan petambangan rakyat serta konservasi sumber daya air tanah dan mata air untuk menjaga keberlanjutannya. 5. Pengembangan Perdagangan Pengembangan sektor perdagangan diarahkan untuk meningkatkan perlindungan pada konsumen, meningkatkan efisiensi perdangan, serta membuka dan meningkatkan akses terhadap wilayah pemasaran. 6. Pengembangan Industri Pengembangan sektor industri diarahkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan hasil-hasil pertanian melalui pemanfaatan teknologi tepat guna berbasis partisipasi masyarakat. 4.3.2. Pengembangan Potensial Perekonomian Kabupaten Muna Dalam upaya untuk mengembangkan potensi sektor andalan perekonomian Kabupaten Muna maka disusun konsep/pendekatan pengembangan ekonomi berdasarkan trend atau kecenderungan sektor ekonomi PDRB yang berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan nilai PDRB Kabupaten Muna. Trend perkembangan sektor-sektor ekonomi tersebut adalah: Pengembangan Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Pengembangan sektor ini ditunjang oleh pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan perdagangan. Infrastruktur perdagangan merupakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan utama wilayah yang terdiri dari infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial baik fisik maupun non fisik yang tentunya akan mendorong kegiatan perekonomian wilayah menjdi lebih berkembang. Upaya lain yang harus dikembangkan adalah dengan meningkatkan pelayanan publik dan peluang investasi, dimana kedua hal tersebut merupakan indikator ketersediaan dan kemudahan akses bagi masyarakat dan pelaku usaha terhadap faktor-faktor ekonomi yang dilakukan secara transparan dan akuntabel, yang terdiri dari 50

kemudahan dalam urusan perizinan usaha, serta adanya kepastian dan jaminan hukum dan kemanan kepada masyarakat dan pelaku usaha, terutama kegiatan usaha kecil dan menegah. 51