Cindi Laudia, Mahmud Alpusari, Eddy Noviana

dokumen-dokumen yang mirip
Indra Gunawan, Lazim N, Mahmud Alpusari No. Hp

Randika Gustina, Gustimal Witri, Eddy Noviana

THE EFFECT OF STRUCTURAL ANALYTIC SYNTHETIC (SAS) METHOD TO THE BEGINNING OF THE READING ABILITY OF STUDENTS IN FIRST GRADE SD NEGERI 79 PEKANBARU

THE EFFECT OF STAD COOPERATIVE LEARNING METHOD USING MEDIA AUDIO VISUAL ON STUDENTS SCIENCE ACHIVEMENTS THIRD AT THE SD NEGERI 42 PEKANBARU

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

USE OF AUDIO MEDIA IN LEARNING LISTENING TO THE TALE OF ELEMENTARY SCHOOL (STUDY EXPERIMENTS QUASI CLASS V STUDENTS SD V NEGERI 67 PEKANBARU)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra Barat 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Etik Andriani Aunillah Kusno. STKIP PGRI Sidoarjo Jl.Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PRO GRAM ST UDI PE NDIDI KAN TE KNI K ELE KTRO JURUS AN TE KNIK ELE KTRO FAKULTAS TE KNIK UNIVE RSITAS NE GE RI PADANG

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA MATERI CAHAYA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

Nofa & Rahmi p-issn: ; e-issn: Mutiara Nofa Nst 1 dan Rahmi 2. Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMPN 1 Kuripan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen. Eksperimen ini dilakukan

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Automotive Science and Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINSTIFIK TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI UANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif khususnya pada metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Nur Azizah, Siska Desy Fatmaryanti, Nur Ngazizah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume II No 1, Januari 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Miftahul Jannah Karya Ilmiah 8 Desember 2014

Satri Darni *, Rasmiwetti **, dan Sri Haryati ** No.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN SRATEGI INKUIRI DENGAN STRATEGI EKSPOSITORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

Dini Pandini H. Endang Surahman Diana Hernawati

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Program studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Abdul Rahman*, Herdini**, Roza Linda*** phone:

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

Transkripsi:

1 IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING INCREASING STUDENT CIVILIZED STUDIES ABILITY (Experimental Research on Science Learning Class III SDN 188 Pekanbaru) Cindi Laudia, Mahmud Alpusari, Eddy Noviana cindylaudia1@gmail.com, mahmud_131079@yahoo.co.id, eddy.noviana@lecturer.unri.ac.id 085271091190 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract: Problem based learning as inovation on learning because on problem based learning thinking achievement by eptimaly students can developing, assessing, testing and developing achievement of continue thinking. Research using experiment method (Quasi Experimental design) has a purpose to knowing impact of problem based learning to improvement of achievement critical thinking by students on learning IPA grade III SDN 188 Pekanbaru and to knowing differential improvement achievement critical thinking between experimental class with control class. Based on result of this research have got achievemet critical thinking within problem based learning, differential improvement from experimental class and control class, in experimental class improvement of average value from 60,778 be 85,667 with gain indeks 0,639 with ordinary cathegory. In other hand in control class have improvement skor achievement critical tinking of student by 65,143 be 75,429 with average gain indeks 0,262 in low chategory.applied problem based learning given impact on improvement achievement critical tinking by students SDN 188 Pekanbaru. This result based on determination coefisient is0,342%. This is describes about determination coefisient low. Key Word: Problem Based Learning, Achievement Critical Thinking.

2 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Eksperimental pada Pembelajaran IPA Kelas III SDN 188 Pekanbaru) Cindi Laudia, Mahmud Alpusari, Eddy Noviana cindylaudia1@gmail.com, mahmud_131079@yahoo.co.id, eddy.noviana@lecturer.unri.ac.id 085271091190, 085265977183, 081365426537 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Penelitian merupakan penelitian dengan metode eksperimen (Quasi Experimental design) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 188 Pekanbaru dan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Kemampuan berfikir kritis siswa yang melalui pembelajaran berbasis masalah, terdapat perbedaan peningkatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen peningkatan rata-rata yaitu dari 60,778 menjadi 85,667 dengan indeks gain 0,639 dengan kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol juga terjadi peningkatan skor kemampuan berfikir kritis siswa, dari 65,143 menjadi 75,429 rata-rata indeks gain 0,262 dengan kategori rendah. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa SDN 188 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat berdasarkan koefesien determinasi sebesar 0,342%. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi tingkat pengaruhnya rendah. Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berfikir kritis.

3 PENDAHULUAN Era globalisasi yang diiringi dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas sehari hari, seperti kemudahan dalam berkomunikasi, bepergian, dan dalam melakukan pekerjaan lainnya. Namun, dibalik semua dampak positif tersebut, terdapat permasalahan yang semakin kompleks, seperti pemanasan global dan degradasi moral. Hal ini mengidentifikasi bahwa tantangan yang dihadapi generasi yang akan datang akan semakin berat. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa yang datang adalah kemampuan berfikir kritis (critical thinking). Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah secara kreatif dan berfikir logis sehingga menghasilkan pertimbangan dan keputusan yang tepat (Nur Azizah, dkk, 2014: 24). Menurut Tan (Rusman, 2011: 229) pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan. Menurut Arends (Trianto, 2011: 94) salah satu ciri pembelajaran berbasis masalah yaitu siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk menngembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir. Dan disalah satu tujuan pemeblajaran berbasis masalah juga disebutkan bahwa pembelajaran berbasis masalah bertujuan membantu mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah (Trianto, 2011: 94). Dengan demikian peneliti mencoba menerapkan pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPA terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa. Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang memicu siswa untuk berfikir tingkat tinggi dalam memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran.pembelajaran berbasis masalah ini terdiri dari 5 (lima) langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Ibrahim dan Nur dan Ismail (Rusman, 2011: 243). Menurut Richard Paul (Alec Fisher, 2009: 4) berfikir kritis adalah mode berfikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana saja si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar standar intelektual padanya. Menurut Ennis (Renol Afrizon, dkk, 2012: 10) mengungkapkan bahwa, ada 12 indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima besar aktivitas sebagai berikut: 1). Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi; memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan. 2). Membangun kemampuan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengenai serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. 3). Menyimpulkan yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. 4). Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah istilah dan

4 definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi. 5). Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 188 Pekanbaru dan apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 188 Pekanbaru dan perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode eksperimen (Quasi Experimental design). Bentuk desain penelitian ini adalah nonequlvalent control grup design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013: 79). Pada desain ini terdapat dua kelas, satu kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah, dan satu kelas untuk kelas kontrol yaitu kelas yang diberi perlakuan metode pembelajaran konvensional. Instrument pengumpulan data penelitian ini adalah tes (pretest dan posttest). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal dengan bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan dalam dua tahap dengan soal yang sama. Tahap awal (pretest) dilakukan sebelum penerapan pembelajaran berbasis masalah, dengan tujuan untuk melihat hasil belajar IPA sebelum diterapkan model tersebut. Kemudian pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalahdan pada kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran biasa. Setelah itu kedua kelas diberi tes akhir (posttest) untuk mengukur kemampuan berfikir kritis setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut. 1. Analisis pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berfikir kritis Analisis pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berfikir kritis adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran berbasis masalah tersebut terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Jika hasil pengujian koefisien korelasi menghasilkan korelasi yang signifikan, maka besarnya pengaruh antar variabel dapat dicari dengan koefisien determinasi. = D = ( )² x 100%

5 2. Analisis peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol Besarnya peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) yang dikembangkan oleh Hake dalam Rostina Sundayana (2014: 151). g =, (Rostina Sundayana, 2014: 1) Tabel 1. Kategori Gain Ternormalisasi (g) Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi -1,00 g < 0,00 tidak terjadi penurunan g = 0,00 0,00< g < 0,30 tidak terjadi peningkatan rendah 0,30 g < 0,70 sedang 0,70 g 1,00 tinggi (Sumber: Rostina Sundayana, 2014: 151) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Tes Awal (Pretest) Tes awal (Pretest) adalah tes kemampuan berfikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa dikelas kontrol. Hasil tes awal pada kedua kelas penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2. Data Tes Awal pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Jumlah Standar Ratarata ( (s²) Min Varians Nilai Kelas siswa Deviasi (n) (s) 15,143 Eksperimen 36 60,778 Nilai Max 20 80 Kontrol 35 65,143 7,166 52 80 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan rata- rata skor tes awal (pretest) anatar kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Akan tetapi untuk melihat apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, maka dilakukan olahan data secara manual. Skor akan diuji dengan menggunakan uji perbandingan dua sampel yang saling bebas (uji t). Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

6 uji homogenitas terhadap skor tes awal (pretest) kelas eksperimen maupun kelas kontrol. b. Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Tes Akhir (Posttest) Tes akhir (posttest) adalah tes yang diberikan setelah mereka mendapat perlakuan berupa penerapan pembelajaran berbasis masalah pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa dikelas kontrol. Hasil tes akhir pada kedua kelas penelitian dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Data Tes Akhir pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah siswa (n) Ratarata ( Standar Deviasi (s) Varians (s²) Nilai Min Nilai Max Eksperimen 36 85,667 9,908 64 100 Kontrol 35 75,428 12,579 44 88 Sama seperti skor tes awal (pretest), sebelum dilakukan analisis uji t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap skor tes akhir (posttest). c. Data Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Kelas Eksperimen Besarnya pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berfikir kritis siswa pada kelas eksperimen dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien determinasi, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Besar Pengaruh pada Kelas Eksperimen Tes Kelas Eksperimen n R KD Tingkat Pengaruh Pretest 36 60,778 Posttest 36 85,667 0,585 0,342 Rendah Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa setelah dihitung dengan koefisien determinasi, ditemukan besar koefisien determinasinya adalah 0,342. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi tingkat pengaruhnya rendah. Dengan kata lain, penerapan pembelajaran berbasis masalah di kelas III SDN 188 Pekanbaru berpengaruh rendah terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. d. Data Peningkatan Tes Awal (Pretest) dengan Tes Akhir (Posttest) Besarnya peningkatan peningkatan sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain). Hasil analisis peningkatan skor

7 sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) diperoleh seperti tabel 5 berikut ini: Tabel 5.Peningkatan Tes Awal (Pretest) dengan Tes Akhir (Posttest) Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kode Siswa Pretest Posttest Gain Pretest Posttest Gain Rata-rata 60,778 85,667 0,639 65,143 75,429 0,262 Sumber: Skor olahan Microsoft Excel, 2007 Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan skor kemampuan berfikikir kritis siswa pada kedua kelas. Pada kelas eksperimen, rata-rata skor tes awal (pretest) siswa yaitu 60,778. Setelah diberikan perlakuan dan kemudian dilakukan tes akhir (posttest), rata-rata skor kemampuan berfikir kritis siswa meningkat menjadi 85,667 dengan indeks gain 0,639 dengan kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol juga terjadi peningkatan skor kemampuan berfikir kritis siswa, dari ratarata skor tes awal (pretest) 65,143 meningkat menjadi 75,429 pada skor tes akhir (posttest) dengan rata-rata indeks gain 0,262 dengan kategori rendah. e. Data Gain Ternormalisasi Gain ternormalisasi (g) adalah peningkatan hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah diterapkannya perlakuan terhadap kedua kelas penelitian. Gain digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah di kelas eksperimen dan pembelajaran biasa di kelas kontrol. Tabel 6. Hasil Uji t Skor Gain Kemampuan Berfikir Kritis Siswa antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji t Kelas Keputusan S Eksperimen 0,639 0,262 Kontrol 65,143 0,409 : Rata-rata skor pretest S: Standar deviasi 4,841 2,034 Terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan tabel 6 diatas > atau 4,841 > 2,034. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak bearti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada skor gain. Dengan kata lain, pada skor gain kemampuan berfikir kritis siswa kedua kelas mengalami peningkatan dan memiliki perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

8 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah untuk melihat besar pengaruh pembelajaran berbasis masalah tersebut terhadap kemampuan berfikir kritis siswa dikelas eksperimen dihitung dengan koefisien determinasi, dan ditemukan besar koefisien determinasinya adalah 0,342. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi tingkat pengaruhnya rendah (Sugiyono, 2013: 257). Dengan kata lain, penerapan pembelajaran berbasis masalah di kelas III SDN 188 Pekanbaru berpengaruh rendah terhadap kemampuan berfikir kritis siswa. Setelah diketahui besar pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berfikir kritis siswa, selanjutnya untuk melihat peningkatan skor kemampuan berfikir kritis siswa maka dilakukan analisis peningkatan skor sebelum dan sesudah perlakuan yang dihitung dengan uji gain ternormalisasi (normalized gain). Dari analisis terhadap skor gain ternormalisasi pada kelas eksperimen memiliki rata-rata 0,639 dengan kategori sedang dan standar deviasi 0,215. Sedangkan pada kelas kontrol memiliki rata-rata 0,262 dengan kategori rendah dan standar deviasi 0,409. Berdasarkan hasil perbedaan dua rata-rata terhadap skor gain ternormalisasi kemampuan berfikir kritis siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan rata-rata gain ternormalisasi siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan pembelajaran berbasis masalah jauh lebih meningkat dalam hal kemampuan berfikir kritis. Hal uji perbedaan peningkatan dua rata-rata indeks gain antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa yang signifikan. Hal ini ditujukkan oleh > atau 4,841 > 2,034. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak bearti terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada skor gain. Dengan kata lain, pada skor gain kemampuan berfikir kritis siswa kedua kelas mengalami peningkatan dan memiliki perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan analisis diatas, dapat dikatakan bahwa rata-rata kemampuan berfikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, hal ini telah terbukti secara hitungan statistik terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa yang signifikan anatar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Dengan demikian ada pengaruh pembelajaran berbasis masalah terhadap peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 188 Pekanbaru. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya, diperoleh bahwa terdapat peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa dengan data sebagai berikut: 1. Kemampuan berfikir kritis siswa yang diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah, terdapat perbedaan peningkatan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen peningkatan rata-rata yaitu dari 60,778 menjadi

9 85,667 dengan indeks gain 0,639 dengan kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol juga terjadi peningkatan skor kemampuan berfikir kritis siswa, dari 65,143 menjadi 75,429 rata-rata indeks gain 0,262 dengan kategori rendah. 2. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa SDN 188 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat berdasarkan koefesien determinasi sebesar 0,342%. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi tingkat pengaruhnya rendah. Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, peneliti ingin memberikan rekomendasi sebagai berikut: 1. Dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan hanya melibatkan beberapa indikator kemampuan berfikir kritis, oleh karena itu perlu diupayakan pengembangan atau pelatihan indikator kemampuan berfikir kritis yang lainnya. 2. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi mengenai perbedaanperbedaan yang terjadi antar kelas eksperimen dan kelas kontrol serta hubungan antara pembelajaran berbasis masalah dengan kemampuan berfikir kritis siswa. 3. Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan salah satu bahan diskusi dalam rangka memberikan masukan pada guru yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Alec Fisher. 2009. Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Erlangga. Jakarta. Nur Azizah, Siska Desy Fatmaryanti, dan Nur Ngazizah. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis pada Siswa SMA Negeri 1 Kutowinangun Kelas X Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi5(2):24 25. Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Jawa Tengah. Renol Afrizon, Ratnawulan, dan Ahmad Fauzi. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTSN Model Padang Pada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction.Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1(1): 10. (Online). http://ejournal.unp.ac.id diakses 15 Januari 2017). Rostina Sundayana. 2014. Statistik Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Rusman. 2011. Model Model Pembelajaran. RajaGrafindoPersada. Jakarta.

10 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.