83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah menguraikan segala sesuatu yang menjadi pembahasan dari skripsi ini, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam mendefinisikan aset tetapnya RSIA Muhammadiyah Taman Puring mengartikan sebagai Aset yang dimiliki perusahaan untuk digunakan sebagai operasional usaha yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode (tahun). Hal ini telah sesuai dengan pendapat IAI dalam Standar Akuntansi Keuangannya No. 16. 2. RSIA Muhammadiyah Taman Puring mengelompokan Aset Tetap berdasarkan Jenisnya, sedangkan dalam PSAK No. 16, tidak disebutkan pengelompokan aset tetap melainkan menjelaskan bahwa aset tetap merupakan aset berwujud. Karena jenis yang dikolompokan RSIA Muhammadiyah Taman Puring berupa tanah, gedung & bangunan, peralatan medis, kendaraan dan peralatan non medis, maka hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 16 karena aset yang dikelompokan tersebut merupakan aset yang secara fisik dapat dilihat (berwujud). 3. Dalam pengakuan aset tetapnya, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muhammadiyah Taman Puring mengakui aset tetapnya setelah aset
84 tetap tersebut siap untuk digunakan sebagai operasional kegiatan perusahaan. Hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 16, dalam paragraf 20 menjelaskan bahwa aset tetap merupakan aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai 4. Untuk memperoleh aset tetap RSIA Muhammadiyah Taman Puring dilakukan dengan cara membeli dengan tunai, membeli dengan angsuran, dibuat dengan sendiri dan peroleh melalui sumbangan/donasi. Semua biaya yang dikeluarkan dalam perolehannya diakui sebagai penambahan nilai aset tetap yang diperoleh tersebut, hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 16, tetapi untuk PSAK No. 16 paragraf 24-25 tetang aset yang deperoleh dalam pertukaran, paragraf 27 tentang aset yang diperoleh dengan leasing tidak dijelaskan oleh RSIA Muhammadiyah Taman Puring, karena perusahaan belum pernah melakukan kegiatan transaksi seperti itu. 5. Untuk biaya-biaya yang dikeluarkan setelah perolehan RSIA Muhammadiyah Taman Puring mengakui biaya tersebut sebagai biaya yang dibebankan dalam pemeliharaan aset tetapnya, sehingga hal ini belum sesuai dengan PSAK No. 16 paragraf 13, karena RSIA Muhammadiyah Taman Puring melakukan pengakuan setiap biaya yang dikeluarkan setelah perolehan aset tetap sebagai biaya berjalan, sedangkan dalam PSAK No. 16 dijelaskan bahwa pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberikan manfaat ekonomis di masa
85 yang akan datang harus diakui sebagai bagian dari aset yang bersangkutan. 6. RSIA Muhammadiyah Taman Puring menghentikan aset tetapnya jika aset tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi dan sudah tidak mempunyai nilai ekonomis atau habis masa manfaatnya. Hal ini telah sesuai dengan pendapat IAI dalam Standar Akuntansi Keuangannya No. 16. paragraf 69. 7. Dalam pelepasan aset tetapnya, RSIA Muhammadiyah Taman Puring tidak merinci bagaimana aset tersebut dilepas atau dihapuskan, berarti hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 16 paragraf 71 tetang pelepasan aset tetap. Untuk itu RSIA Muhammadiyah Taman Puring perlu membuat aturan mengenai bagaimana aset tetap yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Apakah harus dijual, dimusnahkan ataupun ditukarkan dengan aset lainnya. Karena hal tersebut berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan jika perusahaan tidak menghapuskan aset tetapnya yang sudah tidak digunakan lagi. 8. Untuk penyusutan aset tetapnya Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muhammadiyah Taman Puring memberikan pengertian sebagai pengalokasian harga perolehan suatu aset tetap untuk dijadikan sebagai beban pada periode-periode akuntansi perusahaan sesuai dengan masa manfaat aset tersebut. Hal ini telah sesuai dengan apa yang jelaskan oleh IAI dalam PSAK No. 16 paragraf 06 yang menyatakan bahwa penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah ynag
86 dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. 9. Dalam hal penentuan metode penyusutan aset tetap, RSIA Muhammadiyah Taman Puring menggunakan metode garis lurus (straight line method), hal ini sebenarnya tidak menyalahi aturan yang diterapkan oleh IAI dalam PSAKnya. Karena setiap penentuan metode yang digunakan oleh suatu perusahaan merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan tersebut, IAI dalam PSAKnya hanya menyediakan alternatif metode penyusutan yang bisa diterapkan oleh suatu perusahaan. 10. Dalam laporan keuangan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muhammadiyah Taman Puring tahun 2005 dan 2006 secara umum telah memuat informasi yang memadai tentang aset tetapnya mulai dari pengelompokan aset tetap, akumulasi penyusutan beserta metode yang digunakan maupun rincian aset tetapnya, sehingga hal tersebut tidak bertentangan dengan PSAK No. 16 paragraf 75 76. 5.2 Saran-Saran 1. Dalam pengakuan biaya setelah perolehan aset tetap, perusahaan harus membuat peraturan untuk biaya-biaya yang dikeluarkan cukup besar dapat diakui sebagai penambahan dalam aset tetap tersebut, karena hal ini akan berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan, apabila
87 biaya-biaya tersebut diakui dalam penambahan aset tetap perusahaan bukan sebagai biaya, maka keuntungan perusahaan dalam laporan aktivitas akan bertambah, sehingga dalam laporan posisi keuangan perusahaan juga akan semakin tinggi. 2. Untuk aset tetap yang sudah tidak produktif dan tidak memiliki masa manfaat lagi, perusahaan harus menghentikan dan menghapus aset tetap tersebut dari daftar kekayaan perusahaan sehingga dapat terhindar dari salah saji dalam laporan keuangan perusahaan, serta lebih informatif untuk para pengambil keputusan atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. 3. Perusahaan harus mempertimbangkan dalam pemilihan metode penyusutan dan estimasi masa manfaat aset yarig lebih tepat untuk diterapkan. Seperti untuk alat-alat medis, sebaiknya perusahaan menggunakan metode jumlah unit produksi atau dengan metode saldo menuran berganda, karena dengan metode jumlah unit produksi lebih mencerminkan kemampuan produksi alat-alat medis yang tergantung pada kapasitas produksi yang dihasilkan. Dan jika menggunakan metode saldo menurun berganda dirasakan lebih realistis karena besamya beban penyusutan disesuaikan dengan kemampuan produktivitas mesin yang menurun dari tahun ke tahun.