BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sendy Mohamad Anugrah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. apabila seseorang dapat menguasai teknik dasar yaitu passing bawah, passing

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

I. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan prestasi olahraga agar regenerasi prestasi terus tercipta dan. berlangsung pada kegiatan di Sekolah terbina dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. permainan bola basket three on three, dan slam dunk kontes.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. pemain diberikan teknik-teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Disusun oleh : SURYADI NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu yang populer dan menarik

BAB I PENDAHULUAN. masyrakat akan perkembangan olahraga prestasi di Indonesia khususnya.dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deni Pazriansyah, 2013

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolabasket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa bolabasket adalah olahraga menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyahatkan. Keterampilanketerampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribble, dan rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini. Permainan bolabasket di samping telah berkembang di kalangan masyarakat, juga merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah, sebagai bahan kurikulum, serta untuk menampung bakat dan minat siswa. Hampir di seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan (SMA/SMK) telah memiliki kegiatan ekstrakurikuler bolabasket, bahkan di tiap-tiap sekolah tersebut tidak jarang memiliki klub bolabasket. Dengan adanya permainan bolabasket yang ada di sekolah-sekolah membuktikan bahwa olahraga ini mendapat perhatian dari kalangan pelajar maupun sekolah tersebut. Kejuaraan-kejuaraan bolabasket antar sekolah sering diselenggarakan baik ditingkat daerah maupun nasional. Dengan adanya pertandingan-pertandingan tersebut akan menjadi persaingan positif antar sekolah untuk menjadi yang terbaik di cabang olahraga bolabasket. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya kompetisi bolabasket serta pembinaan yang baik akan melahirkan bibit-bibit atlet yang berbakat khususnya dalam bolabasket. Selanjutnya di wilayah Kabupaten Magetan sendiri, permainan olahraga bolabasket telah memasyarakat. Banyaknya fasilitas yang dibangun dan berbagai event pertandingan yang telah digelar, merupakan bukti bahwa permainan bolabasket mendapat tempat di kalangan masyarakat Kabupaten Magetan. Di lingkup lembaga,

2 yaitu ditingkat SMP dan SMA maupun SMK, permainan bolabasket juga telah mejadi bagian dari kegiatan kurikulum pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler. Melihat perkembangan olahraga di SMP di wilayah Kabupaten Magetan, masih ada sekolah yang memerlukan pembinaan terutama pada aspek penguasaan teknik dasar, yaitu pada siswa putra SMP Negeri 1 Magetan. Dari hasil seleksi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) terlihat bahwa siswa putra SMP Negeri 1 Magetan, masih kurang dalam penguasaan teknik dasar khususnya pada penguasaan dribble. Gerakan dasar menggiring bola atau dribble merupakan salah satu teknik dasar bolabasket yang memiliki kontribusi besar dalam permainan bolabasket. Dribble merupakan teknik permainan bolabasket yang mempunyai tujuan untuk lebih cepat menuju daerah lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, dan untuk mengendalikan permainan. Berdasarkan cara melakukannya dribble hanya dapat dilakukan dengan satu tangan kanan atau kiri saja dan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri. Berdasarkan tata urutan dalam melatih teknik dasar bolabasket khususnya dribble atau menggiring bola merupakan teknik dasar bolabasket yang paling awal diajarkan bagi siswa sekolah. Hal ini karena, dribble atau menggiring bola sebagai dasar untuk membentuk karakter permainan yang baik. Kemampuan melakukan dribble atau menggiring bola yang baik dan benar akan dapat membentuk individual yang baik untuk mencapai kemenangan. Melatih teknik dasar dribble bolabasket bagi siswa sekolah terutama bagi siswa SMP bukan merupakan hal yang mudah. Banyak kendala yang dihadapi dalam melatih dribble bolabasket bagi siswa sekolah. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam melatih dribble bolabasket, maka seorang pelatih harus mampu mengatasinya dan menciptakan kondisi latihan yang sesuai dengan kondisi siswa. Melakukan dribble yang baik dan benar dibutuhkan penguasaan teknik yang benar. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan melakukan dribble bola basket. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam latihan dribble bolabasket tersebut

3 akan berdampak pada proses latihan, sehingga tujuan latihan tidak tercapai. Kondisi latihan yang demikian menuntut seorang pelatih untuk mencari solusi yang tepat, sehingga latihan dapat berjalan dengan baik dan tujuan latihan dapat tercapai. Kesulitan siswa dalam melakukan dribble bolabasket yaitu bola yang cukup berat dan ukurannya yang besar, sehingga bola tidak dapat dikontrol dengan baik dan mengakibatkan bola sering terlepas dari tangan. Untuk mengatasi hal tersebut latihan dribble bolabasket dapat dilakukan dengan memodifikasi alat khususnya bola. Modifikasi bola yang dimaksud yaitu menggunakan bola yang lebih kecil atau ringan seperti bola plastik. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999/2000: 48) salah satu jalan pemecahan. Modifikasi tersebut dapat Memodifikasi peralatan dalam hal ini bola merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah dalam latihan dribble bolabasket. Penggunaan bola plastik akan memberikan nuansa yang baru, sehingga siswa akan tertarik dan tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran dribble bolabasket. Namun demikian keberhasilan dribble bolabasket tidak terlepas dari faktor individu atau siswa. Keberadaan siswa merupakan faktor dominan yang akan berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan. Faktor siswa tersebut sangat kompleks, di antaranya kemampuan fisik, kesungguhan belajar, bakat dan minat, motivasi dan lain sebagainya. Kemampuan fisik merupakan faktor yang mendasar dan dibutuhkan dalam semua cabang olahraga termasuk permainan bolabasket. Kemampuan fisik yang baik dibutuhkan dalam gerakan dribble bolabasket di antaranya koordinasi mata-tangan. Koordinasi mata-tangan merupakan unsur penting dan sangat perlu untuk dilatih karena berpengaruh terhadap keberhasilan dribble bolabasket. Sedangkan pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan belum diketahui seberapa besar pengaruh unsur koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan dribble bolabasket. Modifikasi latihan dribble bolabasket menggunakan bola plastik merupakan solusi untuk mengatasi kendala dalam latihan dribble bolabasket. Kemampuan

4 dribble bolabasket tidak terlepas dari kemampuan koordinasi mata-tangan. Untuk mengetahui pengaruh latihan dribble bolabasket menggunakan bola standar dan bola plastik serta pengaruh tingkat koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan dribble bolabasket, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen. Latihan dribble bolabasket menggunakan bola standar dan bola plastik dieksperimenkan pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. Kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 1 Magetan berjalan dengan baik, namun tidak semua siswa putra mampu melakukan dribble dengan baik dan benar. Kondisi semacam ini perlu ditelusuri faktor penyebabnya, baik dari metode latihan, penguasaan teknik dribble, kondisi fisik siswa, sarana prasarana latihan dan lain sebagainya. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar motorik adalah sangat penting. Latihan akan berhasil dengan baik, jika kesulitankesulitan yang dihadapi siswa dicarikan solusi yang tepat. Latihan yang tidak memperhatikan taraf kondisi siswa (misalnya siswa belum siap, belum memiliki kemampuan fisik yang memadai), harus dicarikan solusi yang tepat sesuai dengan kondisinya. Jika kendala-kendala semacam ini tidak dicarikan solusi yang tepat, maka tujuan latihan sulit dicapai. Selain hal tersebut, perlu diciptakan variasi-variasi atau modifikasi latihan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswanya. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk melatih siswa dengan paralatan (bola) yang sebenarnya menuntut guru atau pelatih berkreativitas agar tujuan latihan dapat tercapai dengan baik. Di samping itu juga harus ditingkatkan unsur-unsur kondisi fisik yang mendukung kemampuan dribble bolabasket. Tanpa didukung kondisi fisik yang memadai, maka suatu keterampilan akan sulit dikuasai. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi judul penelitian Pengaruh Penggunaan Bola dalam Latihan Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Dribble Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Masih banyak siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013 yang kurang mampu melakukan dribble. 2. Banyak kendala yang dihadapi siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013 dalam melakukan dribble. 3. Jarang diterapkan modifikasi penggunaan bola dalam latihan dribble bolabasket yang didasarkan pada kemampuan dan kondisi siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. 4. Belum diketahui pengaruh penggunaan bola standar dan bola plastik dalam latihan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. 5. Belum diketahui pengaruh koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. 6. Perlunya penerapan latihan dengan menggunakan bola standar dan bola plastik terhadap kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penggunaan bola standar dan bola plastik dalam latihan dribble bolabasket. 2. Koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap kemampuan dribble bolabasket.

6 3. Kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh latihan menggunakan bola standar dan bola plastik terhadap kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013? 2. Adakah perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi matatangan rendah terhadap kemampuan dribble bolabasket pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013? 3. Adakah interaksi antara penggunaan bola dalam latihan dan koordinasi matatangan terhadap kemampuan dribble bolabasket pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh latihan menggunakan bola standar dan bola plastik terhadap kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. 2. Perbedaan pengaruh koordinasi mata-tangan tinggi dan koordinasi mata-tangan rendah terhadap kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013.

7 3. Ada tidaknya interaksi antara penggunaan bola dalam latihan dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan dribble bolabasket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain: 1. Dapat meningkatkan kemampuan dribble pada siswa putra ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 1 Magetan 2012/2013 yang dijadikan objek penelitian. 2. Sebagai masukan untuk dijadikan pedoman guru Penjaskes SMP Negeri 1 Magetan pentingnya pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan siswa, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. 3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.