METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu yang sama dilakukan penilaian kemudian diberikan perlakuan lalu dinilai kembali efek setelah diberikan perlakuan. Dan akan dianalisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon untuk melihat perbandingan rerata. O1 X O2 O1 = Nilai Pretest (nilai sebelum diberikan perlakuan) X = Treatment (perlakuan) O2 = Nilai posttest (nilai setelah diberikan perlakuan) 3.2. Waktu dan Tempat penelitian Tempat penelitian di RSU.H.Adam Malik dan RS jejaring FK USU medan. Waktu penelitian dimulai maret 2016 sampai mei2016 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Target Populasi yang dilakukan generalisasi adalah seluruh wanita usia muda reproduktif yang menderita dismenorea. 3.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi penelitian yang sebagian dari populasi ini akan diambil sebagai sampel penelitian, yaitu seluruh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa akademi kebidananserta tenaga medis yang bertugas di RSU.H.Adam Malik dan RS Jejaring medan 3.3.3. Sampel Penelitian Bagian dari populasi terjangkau yang diambil untuk dilakukan pengukuran yaitu pasien dengan dismenore, kemudian dinilai intensitas nyeri yang dinilai dengan Visual Analog Scale. Dimana, sampel penelitian diambil dengan cara consecutive sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, didapatkan mahasiswa yang menderita dismenorea. 3.4. Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi : Wanita produktif usia 17-25 tahun Menderita dismenore Siklus haid yang normal yaitu : siklus haid selama 24-35 hari dengan lama haid 4-6 hari (Fritz MA, 2005) Belum pernah menikah dan melahirkan Bersedia ikut penelitian Wanita yang tidak mengalami keluhan lain di daerah kandungan dan pelvis Wanita yang tidak mengalami nyeri sakit di bagian tubuh yang lain
Wanita yang tidak menjalani pengobatan dengan obat penghilang nyeri Wanita yang tidak pernah menjalani operasi di bagian abdomen dan pelvis 3.4.2. Kriteria Eksklusi : Tidak bisa mengikuti pemberian suplementasi per oral 30 mg IU/hari selama 6 hari. Bila haid tidak keluar sejak diberikan ZINK 3.5. Perhitungan Besar Sampel Pada penelitian ini, digunakan rumus : n = (Z α + Z β ) 2 π (P 1 P 2 ) 2 Dimana n = Besar sampel Z α = Derifat baku alfa, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 % (1,96) Z β = Derifat baku beta, power penelitian sebesar 80 % (0,84) P 1 -P 2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna. Peneliti menetapkan sebesar 20% (0,20) π = Besarnya diskordan (ketidak sesuaian) (0,3) n = Besar sampel adalah 26,1 Maka pada penelitian ini, besar sampel yang digunakan 37 orang
3.6. Definisi Operasional Haid Normal Siklus haid normal adalah siklus haid 24-35 hari dengan lama haid 4-6 hari (Fritz MA, 2005) Dismenore Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling sering ditemui pada wanita muda dan reproduktif (Winknjosastro, 2007). Usia Usia diikut yang diikut sertakan pada penelitian ini adalah 17-21 tahun, karena usia diatas 17 merupakan dianggap sudah cukup dewasa untuk mengerti dengan informed consent yang diberikan. Mengenai batasan usia remaja itu sendiri, para ahli memasukkannya dalam beberapa periode. Menurut Hurlock (2004), masa remaja dibagi kedalam dua periode : (1) Remaja awal (early adolescence), antara usia 13 17 tahun untuk wanita dan usia 14 17 untuk laki-laki (2) Remaja akhir (late adolescence), antara 17 21 tahun. Menurut Mappiare (1992) batasan usia remaja di Indonesia : (1) Remaja awal, antara 12/13 17/18 tahun, (2) Remaja akhir, antara 17/18 21/22 tahun. Dan usia 17-25 merupakan usia rata-rata mahasiswa.
Skala L-MMPI Bagian dari skala validitas MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) untuk menilai kejujuran. Skala ini terdiri dari 15 butir pertanyaan yang harus dijawab Ya atau Tidak. Skor diambil dari jumlah jawaban tidak.bila Skor > 5 berarti responden cenderung tidak jujur. Sehingga responden tersebut tidak dapat dipercaya dan tidak diikutkan dalam penelitian (Kaplan, Saddock, 2000). Pada penelitian ini diperlukan penilaian kejujuran karena penelitian ini bersifat subjektif dengan penilaian oleh subjek penelitian sendiri sehingga validitas penelitian ini sangat dipengaruhi kejujuran responden (Gordon RM, 2011). ZINK Kapsul suplemen ZINK sediaan 15 mg IU yang diberikan per oral, pemberian dimulai kira-kira 2 hari sebelum perkiraan hari pertama haid dengan dosis 30 mg IU/hari (Ziaei, 2005). Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung sebagai berat badan dalam satuan kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan (m 2 ). Klasifikasi IMT berdasarkan kriteria WHO adalah: underweight (<18,5); normoweight (18,5 24,9); overweight (25,0 29,9); obese (>30) (WHO,2004) Intensitas Nyeri Intensitasnyeri di nilai dengan menggunankan lembar skala nyeri Universal Pain Assesment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner
untuk mengetahui lebih mendalam tentang wanita yang mengalami dismenore. Penilaian intensitas nyeri dikelompokkan dengan : Tidak Nyeri : bila skor 0 Nyeri Ringan : bila skor 1-2 Nyeri Sedang : bila skor 3-6 Nyeri Berat : bila skor 7-8 Nyeri Sangat Berat : bila skor 9-10 3.7. Etika Penelitian Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Fakultas Kedokteran Universitas untuk mendapatkan ethical clearance. Sebelum penelitian dilakukan subjek penelitian diberitahu mengenai latar belakang, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Jika subjek penelitian menyetujui untuk ikut penelitian ini maka subjek penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
3.7. Cara Kerja 1. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana subjek yang dimaksud adalah wanita muda produktif dengan rentang usia 17 s/d 25 tahun, subjek diambil dengan cara mengumpulkan mahawiswa kedokteran yang sedang bertugas di rumah sakit jejaring FK USU dengan sebelumnya ditanyakan apakah menderita nyeri haid, kemudian disesuaikan apakah memenuhi kriteria inklusi yang lain. Subjek penelitian diambil dengan meggunakan cara consecutive sampling yakni dengan mengumpulkan calon subjek sampai memenuhi jumlah besar sampel, dengan penambahan apabila dalam proses penelitian didapati kriteria ekslusi, Kemudian dimana Selanjutnya dilakukan informed consent bahwa subyek secara sukarela ikut dalam penelitian. Proses rekrutmen sampel melalui pedoman wawancara dan instrumen penyaring kejujuran dengan kuesioner Skala L- MMPI. Instrumen untuk menilai kejujuran ini dilakukan oleh karena pada penelitian ini dinilai berdasarkan subjektifitas dari subjek penelitian sendiri sehingga sangat dibutuhkan kejujuran dalam menilai rasa nyeri haid yang diukur dengan VAS. Apabila subyek cenderung tidak jujur dari hasil penilaian kuesioner Skala L-MMPI, maka peneliti akan merekrut subyek yang lain. Cara ukur : Skala ini terdiri dari 15 butir pertanyaan yang harus dijawab Ya atau Tidak. Diambil dari jumlah jawaban tidak. Bila skor >5 berarti responden tersebut cenderung tidak jujur.
2. Setelah subjek memenuhi kriteria inklusi, subjek dicatat tanggal haid, berat badan, tinggi badan, usia menarche dan dilakukan penilain intensitas nyeri haid oleh subjek penelitian sendiri dengan menggunakan VAS. Subjek juga dicatat alamat dan nomor telepon untuk dapat dihubungi dan diikutiselama prosedur penelitian dan agar dapat data nilai VAS secara akurat setiap bulan. 3. Subjek penelitian akan diminta untuk minum zink 30 mg/hari (15 mg dua kali sehari), selama haid dimulai dua hari sebelum perkiraan haid. Jika subjek memenuhi kriteria eksklusi maka subjek tidak diikut sertakan pada penilaian siklus haid berikutnya. Dan jika siklus haid subjek tidak normal, maka subjek juga batal menjadi subjek penelitian. 4. Penilaian dilakukan selama 3 siklus haid diberikan suplementasi zink dan selama waktu penelitian subjek tetap diikuti perkembangannya. Sampai jumlah sampel memenuhi besar sampel minimal. 5. Setelah tercapai besar sampel minimal dilakukan analisis statistik.
3.8. Alur Penelitian Kriteria Inklusi Sampel Proses perekrutan sampel dengan kuesioner Skala L- MMPI Pre Test Pencatatan tanggal haid terakhir dan penilaian nyeri haid dengan VAS ZINK 30 mg selama haid mulai 2 hari sebelum perkiraan hari I haid Post Test Pencatatan tanggal haid terakhir dan penilaian nyeri haid dengan VAS setiap bulan selama 3 siklus haid berturut-turut (Subjek akan dieklsusikan jika memenuhi kriteria eksklusi) Analisa Statistik BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini dilibatkan sebanyak 37 penderita nyeri haid primer grade sedang-berat yang berusia 17-25 tahun sebagai sampel. Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1.Karakteristik Subjek Penelitian Penderita Nyeri Haid Std. Karakteristik N Mean Deviation Minimum Maximum Usia 37 22,95 1,33 21,00 26,00 Berat Badan 37 56,54 9,36 40,00 85,00 Tinggi Badan 37 160,16 5,46 148,00 171,00 IMT 37 22,02 3,44 16,02 34,93 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik subjek penelitian berdasarkan rerata usia penderita nyeri haid adalah 22,95 tahun ± 1,33, dengan berat badan rata-rata 55,54 kg ± 9,36, tinggi badan rata-rata 160,16 cm ± 5,46 dan rerata IMT adalah 22,02kg/m 2 ± 3,44. Tabel 4.2 Rerata Skor VAS sebelum dan sesudah pemberian suplemen Zink Skor VAS Std. N Mean Deviation Minimum Maximum VAS_AWAL 37 4,92 1,80,00 8,00 VAS bulan 1 37 3,73 2,04 0 8 VAS bulan 2 37 3,30 1,93 0 8 VAS bulan 3 37 2,70 2,03 0 8
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tingkat nyeri haid pada pada pasien dismenorrea paling tinggi sebelum diberikan suplemen zink yaitu 4,92 ± 1,80 (kategori nyeri sedang) dan mengalami penurunan skor nyeri setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut sehingga menjadi skor 2,7 ± 2,03 (kategori nyeri ringan) setelah pemberian suplemen zink. Tabel 4.3 Perbedaan nyeri sesudah dan sebelum pemberian suplementasi Zink Hasil uji Statistik VAS 1 - VAS 2 - VAS 3 - VAS 2 - VAS 3 - VAS 3 - Wilcoxon VAS_AWAL VAS_AWAL VAS_AWAL VAS 1 VAS 1 VAS 2 Z -4,292 a -4,762 a -5,068 a -3,578 a -4,719 a -3,947 a Nilai p,000,000,000,000,000,000 Secara statistik dengan uji Wilcoxon (tabel 4.3) menunjukkan adanya penurunan yang signifikan skor nyeri haid setelah pemberian suplemen zink setiap bulannya. Hal ini menjelaskan bahwa pemberian suplemen zink akan menurunkan rasa nyeri secara bertahap setiap bulannya. Secara rinci dapat diliaht pada gambar grafik sebelum dan sesudah pemberian suplemen zink di bawah ini.
Skor VAS 9 8 7 6 5 4 3 VAS awal VAS bulan 1 VAS bulan 2 VAS bulan 3 2 1 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Subjek Penelitian Gambar 8. Grafik skor VAS sebelum dan sesudah pemberian suplemen zink. Pembahasan Untuk mengetahui efektivitas pemberian zink terhadap penanganan nyeri haid maka dilakukan penelitian yang melibatkan 37 orang mahasiswi Fakultas Kedokteran penderita nyeri haid primer derajat sedang-berat yang berusia 17-25 tahun. Rentang umur tersebut dipilih karena populasi penderita nyeri haid primer lebih banyakberada di rentang umur remaja hingga dewasa muda dimana sekitar 70-90 % kejadian nyeri haid primer terjadi pada rentang usia tersebut ( Proctor dan Farquar, 2002). Dosis zink yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 mg sehari berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eby (2006). Bedanya pada
penelitian ini dosis zink sebesar 30 mg diberikan sekali sehari, sedangkan pada penelitian terdahulu dosis diberikan 15 mg dua kali sehari. Dosis ini dianggap aman karena dosis maksimal zink adalah 150 mg/hari (Prasad, 2004). Karena zink adalah suplemen makanan dan bukan obat, tidak ada efek zink yang membahayakan kesehatan jika diminum dalam dosis terapi. Efek samping zink jika diminum berlebihan adalah rasa mual, kembung dan rasa tidak nyaman di saluran pencernaan (Insel, 2002). Pemberian zink dilakukan selama empat hari sebelum siklus haid didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya yang memberikan zink selama 1-4 hari, ternyata memberikan efek yang sama-sama menurunkan intensitas nyeri haid (Eby, 2006) Hasil penelitian menemukan bahwa rerata tingkat nyeri haid pada pada pasien dismenorhea paling tinggi sebelum diberikan suplemen zink yaitu 4,92 ± 1,80 (kategori nyeri sedang) dan mengalami penurunan skor nyeri setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut sehingga menjadi skor 2,7 ± 2,03 (kategori nyeri ringan) setelah pemberian suplemen zink. Secara statistik menunjukkan adanya penurunan yang signifikan skor nyeri haid setelah pemberian suplemen zink setiap bulannya. Hal ini menjelaskan bahwa pemberian suplemen zink akan menurunkan rasa nyeri secara bertahap setiap bulannya. Sejak prostaglandin disebut sebagai penyebab nyeri haid, maka penelitian penelitian yang dilakukan difokuskan pada penghambatan produksi prostaglandin. Zink sebagai salah satu mikronutrien dapat
menghambat metabolisme prostaglandin di mana konsentrasi zink sebesar 1x10-5 mol/l, dalam rentang konsentrasi fisiologis pada jaringan uterus, dapat menghambat metabolisme prostaglandin (Kelly dan Abel, 1983). Penelitian lain menyimpulkan bahwa mekanisme zink dalam otot polos uterus sama dengan mekanisme zink pada pengobatan angina pectoris dengan cara meningkatkan sirkulasi pada pembuluh darah kapiler (Eby, 2006). Pada keadaan nyeri haid terjadi kontraksi uterus yang kuat yang menimbulkan ischemia jaringan sehingga terjadi pengeluaran mediator nyeri seperti prostaglandin. Dengan pemberian Zink diharapkan dapat memperbaiki sirkulasi sehingga ischemia jaringan dapat dicegah. Berdasarkan literatur, Zink dapat menghambat metabolisme prostaglandin di endometriummanusia Begitu pula pada penelitian dilakukan pada tikus,.ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Akinola dan Odutuga(1999) yang dilakukan pada tikus, yang menyatakan bahwa tikus yang mengalami defisiensi zink memiliki kadar metabolit prostaglandin yang tinggi di dalam plasmanya, dibandingkan dengan tikus yang tidak mengalami defisiensi zink. Zink juga merupakan salah satu nutrisi yang dapat meningkatkan konversi asam lemak esensial sebagai antiinflamasi bagi prostaglandin. Zink diteliti sebagai salah satu terapi untuk nyeri haid karena efeknya dapat mengurangi sintesis prostaglandin melalui kemampuannya sebagai antiinflamasi dan katalisator antioksidan endogen yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro. 13,14,15
Zink juga mengatur Cox-2 yaitu suatu enzim yang terlibat dalam nyeri dan inflamasi, dimana pemberian zink akan menurunkan aktivitas Cox-2 sehingga dapat menurunkan sintesis prostaglandin (Fong dkk, 2005). Zink memiliki fungsi menginhibisi timbulnya nyeri lewat berbagai mekanisme seluler. Tetapi kadar yang berlebihan dari elemen zink yang berbahaya juga dapat menimbulkan terlepasnya mediator inflamasi yang menimmbulkan nyeri. Lewat aktivasi TRPA1 melalu mekanisme yang unik yang dikatakan toksisitas zink. 36,37 Peningkatan kadar prostaglandin memiliki peranan yang penting sebagai penyebab terjadinya nyeri haid. Dawood (2006) berpendapat bahwa terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin. Kadar zat ini meningkat pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus. Zink memiliki efek mengurangi sintesis prostaglandin dan kemampuannya sebagai antiinflamasi dan antioksidan dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro. Zink juga merupakan salah satu nutrisi yang dapat meningkatkan konversi asam lemak esensial sebagai antiinflamasi bagi prostaglandin (Mayo, 1997). Oleh karena itu zink memiliki kemampuan menurunkan kadar PGF2 Selama siklus menstruasi ditemukan peningkatan dari kadar prostaglandin terutama PGF 2 dan PGE 2. Pada fase proliferasi konsentrasi kedua prostaglandin ini rendah, namun pada fase sekresi
konsentrasi PGF 2 lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PGE 2, dimana selama siklus menstruasi konsentrasi PGF2 akan terus meningkat kemudian menurun pada masa implantation window. Pada beberapa kondisi patologis konsentrasi PGF2 dan PGE 2 pada wanita dengan keluhan menorrhagia secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kadar prostaglandin wanita tanpa adanya gangguan haid. Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF 2 banyak ditemukan di miometrium. Dengan adanya PGF 2 akan menimbulkan efek vasokontriksi dan meningkatkan kontraktilitas otot uterus. Sehingga dengan semakin lamanya kontraksi otot uterus ditambah adanya efek vasokontriksi akan menurunkan aliran darah ke otot uterus selanjutnya akan menyebabkan iskemik pada otot uterus dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.menurut Mayo, ditemukan konsentrasi PGF 2 α dan PGE 2 dalam jumlah yang lebih tinggi pada endometrium dan darah haid pada wanita yang mengalami dismenorea. Dimana PGF 2 α dan PGE 2 mempunyai efek yang berlawanan terhadap pembuluh darah yaitu sebagai vasodilator dan vasokonstriktor. Dengan pemberian PGF 2 α akan menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot uterus pada semua fase menstruasi sedangkan PGE 2 dapat menghambat kontraktilitas otot uterus. 22 Pada keadaan nyeri haid terjadi kontraksi uterus yang kuat mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke otot uterus, sehingga mengakibatkan berkurangnya asupan oksigen ke dalam jaringan yang menimbulkan iskemia. Keadaan iskemia akan mengakibatkan pelepasan
reaktif oksigen spesies yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan akan menyebabkan pengeluaran mediator-mediator nyeri. Di sisi lain, di dalam uterus terdapat enzim copper-zink dismutase yang dapat meng-inaktivasi pelepasan reaktif oksigen spesies tersebut, di mana pemberian zink akan menjaga jumlah enzim tersebut tetap adekuat di dalam uterus (Sugino dkk, 2002). Pemberian zink juga berefek sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang dapat menurunkan kadar sitokin-sitokin penyebab inflamasi sehingga dapat mengurangi kram dan rasa nyeri (Prasad, 2004). Pada penelitian ini didapat penurunan intensitas nyeri yang bermakna pada kelompok zink. Penurunan intensitas nyeri ini didukung oleh hasil penelitian Eby (2006) dalam penelitiannya tentang pemberian zink. Pada penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi zink 30 mg/hari tidak mengalami nyeri haid, dibandingkan dengan wanita yang menkonsumsi zink 15 mg/hari. Pemberian zink juga akan menurunkan kadar Cox-2, suatu enzim yang terlibat dalam nyeri, inflamasi dan prekursor kanker uterus (Fong dkk, 2005). Didukung pula oleh Sieppmann dkk (2005), pada penelitiannya diperoleh hasil bahwa nyeri haid primer maupun sekunder akan memburuk pada keadaan defisiensi zink. Secara fisiologis tubuh yang normal adalah tubuh yang nyaman tanpa rasa nyeri, tetapi rasa nyeri adalah respon fisiologis tubuh kita terhadap suatu rangsang. Rasa nyeri dibutuhkan untuk mekanisme pertahanan
tubuh kita untuk mencegah kerusakan organ atau jaringan yang lebih luas, yang diakibatkan oleh suatu rangsang nyeri (Guyton dan Hall, 2006). Nyeri haid tergolong nyeri akut yang termasuk tipe nyeri viseral. Nyeri ini terjadi akibat kontraksi pada otot polos rahim disertai dengan iskemia jaringan akibat produksi prostaglandin yang berlebihan saat haid. Rasa nyeri ini sangat individual dan berbeda pada setiap orang. Sehingga di satu sisi ada yang tidak merasakan nyeri, tapi di sisi lain ada yang merasakan nyeri yang sangat hebat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, dan berpengaruh pada ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun tempat kerja. Penemuan zink ini diharapkan dapat mengurangi bahkan mencegah keluhan nyeri haid yang terjadi sehingga kualitas hidup dan kualitas kerja dapat ditingkatkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dismenore sering dijumpai pada wanita usia muda. Pada pemberian suplemen Zink dosis 300 mg perhari yang diberikan pada 2 hari sebelum menstruasi sampai selesai menstruasi terbukti bermanfaat dalam mengurangi intensitas nyeri haid (dismenore) yang terjadi setelah pemberian selama 2 dan 3 bulan pengobatan. Zink dengan efektifitasnya mengurangi nyeri, dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada pengobatan nyeri haid (dismenorea). 5.2. SARAN Diharapkan suplementasi Zink dapat diberikan sebagai alternatif penanganan nyeri pada dismenorea. Serta diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kadar prostaglandin pada darah menstruasi yang dapat menimbulkanrasa nyeri pada saat menstruasi.