METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan. rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.3 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

Kata Kunci: kalsium, dismenore primer, gejala menstruasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB V PEMBAHASAN. A. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Jahe. sebagian responden mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang

BAB VI PEMBAHASAN. A. Pembahasan Univariat 1) Kejadian Dismenore Responden. yang tidak mengalami dismenore sebanyak 55 orang (55%).

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT NYERI HAID (DISMENORHEA) PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari,

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II STUDI PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE TERHADAP DISMENORHEA PRIMER PADA MAHASISWI KEPERAWATAN.

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan membutuhkan pengobatan (Decherney, 2007). lebih dari 50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenorhea.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vagina. Terjadi setiap bulan kecuali bila terjadi kehamilan. Siklus menstruasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober Desember 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB IV METODE PENELITIAN. Disiplin Ilmu yang terkait penelitian ini adalah ilmu kedokteran jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa ini terjadi satu kali dalam satu bulan. Semua wanita akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian

BAB 4 METODE PENELITIAN. mulai bulan 1 Februari sampai dengan 5 Mei Skema rancangan penelitian ditampilkan pada gambar 15.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Gigi serta Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan uji eksperimental dengan rancangan one group pretest and posttest design, dimana pada individu yang sama dilakukan penilaian kemudian diberikan perlakuan lalu dinilai kembali efek setelah diberikan perlakuan. Dan akan dianalisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon untuk melihat perbandingan rerata. O1 X O2 O1 = Nilai Pretest (nilai sebelum diberikan perlakuan) X = Treatment (perlakuan) O2 = Nilai posttest (nilai setelah diberikan perlakuan) 3.2. Waktu dan Tempat penelitian Tempat penelitian di RSU.H.Adam Malik dan RS jejaring FK USU medan. Waktu penelitian dimulai maret 2016 sampai mei2016 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Target Populasi yang dilakukan generalisasi adalah seluruh wanita usia muda reproduktif yang menderita dismenorea. 3.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi penelitian yang sebagian dari populasi ini akan diambil sebagai sampel penelitian, yaitu seluruh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa akademi kebidananserta tenaga medis yang bertugas di RSU.H.Adam Malik dan RS Jejaring medan 3.3.3. Sampel Penelitian Bagian dari populasi terjangkau yang diambil untuk dilakukan pengukuran yaitu pasien dengan dismenore, kemudian dinilai intensitas nyeri yang dinilai dengan Visual Analog Scale. Dimana, sampel penelitian diambil dengan cara consecutive sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, didapatkan mahasiswa yang menderita dismenorea. 3.4. Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi : Wanita produktif usia 17-25 tahun Menderita dismenore Siklus haid yang normal yaitu : siklus haid selama 24-35 hari dengan lama haid 4-6 hari (Fritz MA, 2005) Belum pernah menikah dan melahirkan Bersedia ikut penelitian Wanita yang tidak mengalami keluhan lain di daerah kandungan dan pelvis Wanita yang tidak mengalami nyeri sakit di bagian tubuh yang lain

Wanita yang tidak menjalani pengobatan dengan obat penghilang nyeri Wanita yang tidak pernah menjalani operasi di bagian abdomen dan pelvis 3.4.2. Kriteria Eksklusi : Tidak bisa mengikuti pemberian suplementasi per oral 30 mg IU/hari selama 6 hari. Bila haid tidak keluar sejak diberikan ZINK 3.5. Perhitungan Besar Sampel Pada penelitian ini, digunakan rumus : n = (Z α + Z β ) 2 π (P 1 P 2 ) 2 Dimana n = Besar sampel Z α = Derifat baku alfa, kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 % (1,96) Z β = Derifat baku beta, power penelitian sebesar 80 % (0,84) P 1 -P 2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna. Peneliti menetapkan sebesar 20% (0,20) π = Besarnya diskordan (ketidak sesuaian) (0,3) n = Besar sampel adalah 26,1 Maka pada penelitian ini, besar sampel yang digunakan 37 orang

3.6. Definisi Operasional Haid Normal Siklus haid normal adalah siklus haid 24-35 hari dengan lama haid 4-6 hari (Fritz MA, 2005) Dismenore Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling sering ditemui pada wanita muda dan reproduktif (Winknjosastro, 2007). Usia Usia diikut yang diikut sertakan pada penelitian ini adalah 17-21 tahun, karena usia diatas 17 merupakan dianggap sudah cukup dewasa untuk mengerti dengan informed consent yang diberikan. Mengenai batasan usia remaja itu sendiri, para ahli memasukkannya dalam beberapa periode. Menurut Hurlock (2004), masa remaja dibagi kedalam dua periode : (1) Remaja awal (early adolescence), antara usia 13 17 tahun untuk wanita dan usia 14 17 untuk laki-laki (2) Remaja akhir (late adolescence), antara 17 21 tahun. Menurut Mappiare (1992) batasan usia remaja di Indonesia : (1) Remaja awal, antara 12/13 17/18 tahun, (2) Remaja akhir, antara 17/18 21/22 tahun. Dan usia 17-25 merupakan usia rata-rata mahasiswa.

Skala L-MMPI Bagian dari skala validitas MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) untuk menilai kejujuran. Skala ini terdiri dari 15 butir pertanyaan yang harus dijawab Ya atau Tidak. Skor diambil dari jumlah jawaban tidak.bila Skor > 5 berarti responden cenderung tidak jujur. Sehingga responden tersebut tidak dapat dipercaya dan tidak diikutkan dalam penelitian (Kaplan, Saddock, 2000). Pada penelitian ini diperlukan penilaian kejujuran karena penelitian ini bersifat subjektif dengan penilaian oleh subjek penelitian sendiri sehingga validitas penelitian ini sangat dipengaruhi kejujuran responden (Gordon RM, 2011). ZINK Kapsul suplemen ZINK sediaan 15 mg IU yang diberikan per oral, pemberian dimulai kira-kira 2 hari sebelum perkiraan hari pertama haid dengan dosis 30 mg IU/hari (Ziaei, 2005). Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung sebagai berat badan dalam satuan kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan (m 2 ). Klasifikasi IMT berdasarkan kriteria WHO adalah: underweight (<18,5); normoweight (18,5 24,9); overweight (25,0 29,9); obese (>30) (WHO,2004) Intensitas Nyeri Intensitasnyeri di nilai dengan menggunankan lembar skala nyeri Universal Pain Assesment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner

untuk mengetahui lebih mendalam tentang wanita yang mengalami dismenore. Penilaian intensitas nyeri dikelompokkan dengan : Tidak Nyeri : bila skor 0 Nyeri Ringan : bila skor 1-2 Nyeri Sedang : bila skor 3-6 Nyeri Berat : bila skor 7-8 Nyeri Sangat Berat : bila skor 9-10 3.7. Etika Penelitian Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Fakultas Kedokteran Universitas untuk mendapatkan ethical clearance. Sebelum penelitian dilakukan subjek penelitian diberitahu mengenai latar belakang, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Jika subjek penelitian menyetujui untuk ikut penelitian ini maka subjek penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

3.7. Cara Kerja 1. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana subjek yang dimaksud adalah wanita muda produktif dengan rentang usia 17 s/d 25 tahun, subjek diambil dengan cara mengumpulkan mahawiswa kedokteran yang sedang bertugas di rumah sakit jejaring FK USU dengan sebelumnya ditanyakan apakah menderita nyeri haid, kemudian disesuaikan apakah memenuhi kriteria inklusi yang lain. Subjek penelitian diambil dengan meggunakan cara consecutive sampling yakni dengan mengumpulkan calon subjek sampai memenuhi jumlah besar sampel, dengan penambahan apabila dalam proses penelitian didapati kriteria ekslusi, Kemudian dimana Selanjutnya dilakukan informed consent bahwa subyek secara sukarela ikut dalam penelitian. Proses rekrutmen sampel melalui pedoman wawancara dan instrumen penyaring kejujuran dengan kuesioner Skala L- MMPI. Instrumen untuk menilai kejujuran ini dilakukan oleh karena pada penelitian ini dinilai berdasarkan subjektifitas dari subjek penelitian sendiri sehingga sangat dibutuhkan kejujuran dalam menilai rasa nyeri haid yang diukur dengan VAS. Apabila subyek cenderung tidak jujur dari hasil penilaian kuesioner Skala L-MMPI, maka peneliti akan merekrut subyek yang lain. Cara ukur : Skala ini terdiri dari 15 butir pertanyaan yang harus dijawab Ya atau Tidak. Diambil dari jumlah jawaban tidak. Bila skor >5 berarti responden tersebut cenderung tidak jujur.

2. Setelah subjek memenuhi kriteria inklusi, subjek dicatat tanggal haid, berat badan, tinggi badan, usia menarche dan dilakukan penilain intensitas nyeri haid oleh subjek penelitian sendiri dengan menggunakan VAS. Subjek juga dicatat alamat dan nomor telepon untuk dapat dihubungi dan diikutiselama prosedur penelitian dan agar dapat data nilai VAS secara akurat setiap bulan. 3. Subjek penelitian akan diminta untuk minum zink 30 mg/hari (15 mg dua kali sehari), selama haid dimulai dua hari sebelum perkiraan haid. Jika subjek memenuhi kriteria eksklusi maka subjek tidak diikut sertakan pada penilaian siklus haid berikutnya. Dan jika siklus haid subjek tidak normal, maka subjek juga batal menjadi subjek penelitian. 4. Penilaian dilakukan selama 3 siklus haid diberikan suplementasi zink dan selama waktu penelitian subjek tetap diikuti perkembangannya. Sampai jumlah sampel memenuhi besar sampel minimal. 5. Setelah tercapai besar sampel minimal dilakukan analisis statistik.

3.8. Alur Penelitian Kriteria Inklusi Sampel Proses perekrutan sampel dengan kuesioner Skala L- MMPI Pre Test Pencatatan tanggal haid terakhir dan penilaian nyeri haid dengan VAS ZINK 30 mg selama haid mulai 2 hari sebelum perkiraan hari I haid Post Test Pencatatan tanggal haid terakhir dan penilaian nyeri haid dengan VAS setiap bulan selama 3 siklus haid berturut-turut (Subjek akan dieklsusikan jika memenuhi kriteria eksklusi) Analisa Statistik BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini dilibatkan sebanyak 37 penderita nyeri haid primer grade sedang-berat yang berusia 17-25 tahun sebagai sampel. Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1.Karakteristik Subjek Penelitian Penderita Nyeri Haid Std. Karakteristik N Mean Deviation Minimum Maximum Usia 37 22,95 1,33 21,00 26,00 Berat Badan 37 56,54 9,36 40,00 85,00 Tinggi Badan 37 160,16 5,46 148,00 171,00 IMT 37 22,02 3,44 16,02 34,93 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik subjek penelitian berdasarkan rerata usia penderita nyeri haid adalah 22,95 tahun ± 1,33, dengan berat badan rata-rata 55,54 kg ± 9,36, tinggi badan rata-rata 160,16 cm ± 5,46 dan rerata IMT adalah 22,02kg/m 2 ± 3,44. Tabel 4.2 Rerata Skor VAS sebelum dan sesudah pemberian suplemen Zink Skor VAS Std. N Mean Deviation Minimum Maximum VAS_AWAL 37 4,92 1,80,00 8,00 VAS bulan 1 37 3,73 2,04 0 8 VAS bulan 2 37 3,30 1,93 0 8 VAS bulan 3 37 2,70 2,03 0 8

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tingkat nyeri haid pada pada pasien dismenorrea paling tinggi sebelum diberikan suplemen zink yaitu 4,92 ± 1,80 (kategori nyeri sedang) dan mengalami penurunan skor nyeri setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut sehingga menjadi skor 2,7 ± 2,03 (kategori nyeri ringan) setelah pemberian suplemen zink. Tabel 4.3 Perbedaan nyeri sesudah dan sebelum pemberian suplementasi Zink Hasil uji Statistik VAS 1 - VAS 2 - VAS 3 - VAS 2 - VAS 3 - VAS 3 - Wilcoxon VAS_AWAL VAS_AWAL VAS_AWAL VAS 1 VAS 1 VAS 2 Z -4,292 a -4,762 a -5,068 a -3,578 a -4,719 a -3,947 a Nilai p,000,000,000,000,000,000 Secara statistik dengan uji Wilcoxon (tabel 4.3) menunjukkan adanya penurunan yang signifikan skor nyeri haid setelah pemberian suplemen zink setiap bulannya. Hal ini menjelaskan bahwa pemberian suplemen zink akan menurunkan rasa nyeri secara bertahap setiap bulannya. Secara rinci dapat diliaht pada gambar grafik sebelum dan sesudah pemberian suplemen zink di bawah ini.

Skor VAS 9 8 7 6 5 4 3 VAS awal VAS bulan 1 VAS bulan 2 VAS bulan 3 2 1 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Subjek Penelitian Gambar 8. Grafik skor VAS sebelum dan sesudah pemberian suplemen zink. Pembahasan Untuk mengetahui efektivitas pemberian zink terhadap penanganan nyeri haid maka dilakukan penelitian yang melibatkan 37 orang mahasiswi Fakultas Kedokteran penderita nyeri haid primer derajat sedang-berat yang berusia 17-25 tahun. Rentang umur tersebut dipilih karena populasi penderita nyeri haid primer lebih banyakberada di rentang umur remaja hingga dewasa muda dimana sekitar 70-90 % kejadian nyeri haid primer terjadi pada rentang usia tersebut ( Proctor dan Farquar, 2002). Dosis zink yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 mg sehari berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eby (2006). Bedanya pada

penelitian ini dosis zink sebesar 30 mg diberikan sekali sehari, sedangkan pada penelitian terdahulu dosis diberikan 15 mg dua kali sehari. Dosis ini dianggap aman karena dosis maksimal zink adalah 150 mg/hari (Prasad, 2004). Karena zink adalah suplemen makanan dan bukan obat, tidak ada efek zink yang membahayakan kesehatan jika diminum dalam dosis terapi. Efek samping zink jika diminum berlebihan adalah rasa mual, kembung dan rasa tidak nyaman di saluran pencernaan (Insel, 2002). Pemberian zink dilakukan selama empat hari sebelum siklus haid didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya yang memberikan zink selama 1-4 hari, ternyata memberikan efek yang sama-sama menurunkan intensitas nyeri haid (Eby, 2006) Hasil penelitian menemukan bahwa rerata tingkat nyeri haid pada pada pasien dismenorhea paling tinggi sebelum diberikan suplemen zink yaitu 4,92 ± 1,80 (kategori nyeri sedang) dan mengalami penurunan skor nyeri setiap bulan selama 3 bulan berturut-turut sehingga menjadi skor 2,7 ± 2,03 (kategori nyeri ringan) setelah pemberian suplemen zink. Secara statistik menunjukkan adanya penurunan yang signifikan skor nyeri haid setelah pemberian suplemen zink setiap bulannya. Hal ini menjelaskan bahwa pemberian suplemen zink akan menurunkan rasa nyeri secara bertahap setiap bulannya. Sejak prostaglandin disebut sebagai penyebab nyeri haid, maka penelitian penelitian yang dilakukan difokuskan pada penghambatan produksi prostaglandin. Zink sebagai salah satu mikronutrien dapat

menghambat metabolisme prostaglandin di mana konsentrasi zink sebesar 1x10-5 mol/l, dalam rentang konsentrasi fisiologis pada jaringan uterus, dapat menghambat metabolisme prostaglandin (Kelly dan Abel, 1983). Penelitian lain menyimpulkan bahwa mekanisme zink dalam otot polos uterus sama dengan mekanisme zink pada pengobatan angina pectoris dengan cara meningkatkan sirkulasi pada pembuluh darah kapiler (Eby, 2006). Pada keadaan nyeri haid terjadi kontraksi uterus yang kuat yang menimbulkan ischemia jaringan sehingga terjadi pengeluaran mediator nyeri seperti prostaglandin. Dengan pemberian Zink diharapkan dapat memperbaiki sirkulasi sehingga ischemia jaringan dapat dicegah. Berdasarkan literatur, Zink dapat menghambat metabolisme prostaglandin di endometriummanusia Begitu pula pada penelitian dilakukan pada tikus,.ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Akinola dan Odutuga(1999) yang dilakukan pada tikus, yang menyatakan bahwa tikus yang mengalami defisiensi zink memiliki kadar metabolit prostaglandin yang tinggi di dalam plasmanya, dibandingkan dengan tikus yang tidak mengalami defisiensi zink. Zink juga merupakan salah satu nutrisi yang dapat meningkatkan konversi asam lemak esensial sebagai antiinflamasi bagi prostaglandin. Zink diteliti sebagai salah satu terapi untuk nyeri haid karena efeknya dapat mengurangi sintesis prostaglandin melalui kemampuannya sebagai antiinflamasi dan katalisator antioksidan endogen yang dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro. 13,14,15

Zink juga mengatur Cox-2 yaitu suatu enzim yang terlibat dalam nyeri dan inflamasi, dimana pemberian zink akan menurunkan aktivitas Cox-2 sehingga dapat menurunkan sintesis prostaglandin (Fong dkk, 2005). Zink memiliki fungsi menginhibisi timbulnya nyeri lewat berbagai mekanisme seluler. Tetapi kadar yang berlebihan dari elemen zink yang berbahaya juga dapat menimbulkan terlepasnya mediator inflamasi yang menimmbulkan nyeri. Lewat aktivasi TRPA1 melalu mekanisme yang unik yang dikatakan toksisitas zink. 36,37 Peningkatan kadar prostaglandin memiliki peranan yang penting sebagai penyebab terjadinya nyeri haid. Dawood (2006) berpendapat bahwa terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah haid, mirip lemak alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin. Kadar zat ini meningkat pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus. Zink memiliki efek mengurangi sintesis prostaglandin dan kemampuannya sebagai antiinflamasi dan antioksidan dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah mikro. Zink juga merupakan salah satu nutrisi yang dapat meningkatkan konversi asam lemak esensial sebagai antiinflamasi bagi prostaglandin (Mayo, 1997). Oleh karena itu zink memiliki kemampuan menurunkan kadar PGF2 Selama siklus menstruasi ditemukan peningkatan dari kadar prostaglandin terutama PGF 2 dan PGE 2. Pada fase proliferasi konsentrasi kedua prostaglandin ini rendah, namun pada fase sekresi

konsentrasi PGF 2 lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PGE 2, dimana selama siklus menstruasi konsentrasi PGF2 akan terus meningkat kemudian menurun pada masa implantation window. Pada beberapa kondisi patologis konsentrasi PGF2 dan PGE 2 pada wanita dengan keluhan menorrhagia secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kadar prostaglandin wanita tanpa adanya gangguan haid. Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF 2 banyak ditemukan di miometrium. Dengan adanya PGF 2 akan menimbulkan efek vasokontriksi dan meningkatkan kontraktilitas otot uterus. Sehingga dengan semakin lamanya kontraksi otot uterus ditambah adanya efek vasokontriksi akan menurunkan aliran darah ke otot uterus selanjutnya akan menyebabkan iskemik pada otot uterus dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.menurut Mayo, ditemukan konsentrasi PGF 2 α dan PGE 2 dalam jumlah yang lebih tinggi pada endometrium dan darah haid pada wanita yang mengalami dismenorea. Dimana PGF 2 α dan PGE 2 mempunyai efek yang berlawanan terhadap pembuluh darah yaitu sebagai vasodilator dan vasokonstriktor. Dengan pemberian PGF 2 α akan menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot uterus pada semua fase menstruasi sedangkan PGE 2 dapat menghambat kontraktilitas otot uterus. 22 Pada keadaan nyeri haid terjadi kontraksi uterus yang kuat mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke otot uterus, sehingga mengakibatkan berkurangnya asupan oksigen ke dalam jaringan yang menimbulkan iskemia. Keadaan iskemia akan mengakibatkan pelepasan

reaktif oksigen spesies yang mengakibatkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan akan menyebabkan pengeluaran mediator-mediator nyeri. Di sisi lain, di dalam uterus terdapat enzim copper-zink dismutase yang dapat meng-inaktivasi pelepasan reaktif oksigen spesies tersebut, di mana pemberian zink akan menjaga jumlah enzim tersebut tetap adekuat di dalam uterus (Sugino dkk, 2002). Pemberian zink juga berefek sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang dapat menurunkan kadar sitokin-sitokin penyebab inflamasi sehingga dapat mengurangi kram dan rasa nyeri (Prasad, 2004). Pada penelitian ini didapat penurunan intensitas nyeri yang bermakna pada kelompok zink. Penurunan intensitas nyeri ini didukung oleh hasil penelitian Eby (2006) dalam penelitiannya tentang pemberian zink. Pada penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi zink 30 mg/hari tidak mengalami nyeri haid, dibandingkan dengan wanita yang menkonsumsi zink 15 mg/hari. Pemberian zink juga akan menurunkan kadar Cox-2, suatu enzim yang terlibat dalam nyeri, inflamasi dan prekursor kanker uterus (Fong dkk, 2005). Didukung pula oleh Sieppmann dkk (2005), pada penelitiannya diperoleh hasil bahwa nyeri haid primer maupun sekunder akan memburuk pada keadaan defisiensi zink. Secara fisiologis tubuh yang normal adalah tubuh yang nyaman tanpa rasa nyeri, tetapi rasa nyeri adalah respon fisiologis tubuh kita terhadap suatu rangsang. Rasa nyeri dibutuhkan untuk mekanisme pertahanan

tubuh kita untuk mencegah kerusakan organ atau jaringan yang lebih luas, yang diakibatkan oleh suatu rangsang nyeri (Guyton dan Hall, 2006). Nyeri haid tergolong nyeri akut yang termasuk tipe nyeri viseral. Nyeri ini terjadi akibat kontraksi pada otot polos rahim disertai dengan iskemia jaringan akibat produksi prostaglandin yang berlebihan saat haid. Rasa nyeri ini sangat individual dan berbeda pada setiap orang. Sehingga di satu sisi ada yang tidak merasakan nyeri, tapi di sisi lain ada yang merasakan nyeri yang sangat hebat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, dan berpengaruh pada ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun tempat kerja. Penemuan zink ini diharapkan dapat mengurangi bahkan mencegah keluhan nyeri haid yang terjadi sehingga kualitas hidup dan kualitas kerja dapat ditingkatkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dismenore sering dijumpai pada wanita usia muda. Pada pemberian suplemen Zink dosis 300 mg perhari yang diberikan pada 2 hari sebelum menstruasi sampai selesai menstruasi terbukti bermanfaat dalam mengurangi intensitas nyeri haid (dismenore) yang terjadi setelah pemberian selama 2 dan 3 bulan pengobatan. Zink dengan efektifitasnya mengurangi nyeri, dapat digunakan sebagai terapi alternatif pada pengobatan nyeri haid (dismenorea). 5.2. SARAN Diharapkan suplementasi Zink dapat diberikan sebagai alternatif penanganan nyeri pada dismenorea. Serta diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kadar prostaglandin pada darah menstruasi yang dapat menimbulkanrasa nyeri pada saat menstruasi.