BAB 4 PENUTUP. Mao Zedong( 毛泽东 ) lahir di Shaoshan pada 26 Desember Sejak kecil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dalam pembuatannya. Beberapa diantaranya tergolong dalam genre Lüshi 律诗.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. beberapa buku, skripsi yang isinya relevan dengan judul penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

2015 STRATEGI MAO TSE TUNG DALAM PERANG SAUDARA DI CHINA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Tidak baik disini adalah tidak layak untuk dinyanyikan yang membuat

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastra memiliki kekhasan dari pengarangnya masing-masing. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1 Universitas Kristen Maranatha

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) LISENSIA PUITIKA ARAB. Oleh: Fadlil Munawwar Manshur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR SASTRA DALAM LAGU DAERAH PANJALU PADA ALBUM PESONA WISATA SITU PANJALU

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab Kelima PENUTUP. Oleh yang demikian, rumusan ini akan diklasifikasikan kepada tiga bahagian mengikut

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Penggunaan Teks Puisi Di Kelas VII Panggih Cahyo Setiaji,2014

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

7. C Pembahasan: Dalam konteks kutipan paragraf tersebut, istilah bersubsidi bermakna mendapat bantuan uang dari pemerintah.

Transkripsi:

BAB 4 PENUTUP Mao Zedong( 毛泽东 ) lahir di Shaoshan pada 26 Desember 1893. Sejak kecil ia telah mempelajari kitab klasik Cina, seperti Kitab-kitab Klasik Konfusius dan memiliki ketertarikan besar terhadap kesusastraan. Kakak sepupu Mao adalah orang yang memperkenalkannya dengan buku-buku sastra. Seorang pengajar dari Sekolah Biasa Keempat Provinsi Hunan yang bernama Yuan adalah orang yang mengajari Mao untuk mengkritisi kesusastraan klasik Cina. Yuan pernah mengajak Mao untuk mengkritisi sebuah puisi pertengahan abad ke-7 milik Suku Man yang menguasai Dinasti Qing. Pengalaman membaca inilah membuat Mao tertarik pada puisi. Ketertarikan Mao terhadap puisi dan kesusastraan Cina klasik pun dipadukannya dengan cara menulis puisi bergaya klasik. Gaya klasik ini dimunculkan Mao dalam kata-kata yang digunakan dalam puisinya ataupun jenis puisi yang dibuatnya. Salah satunya adalah penulisan Qilü ( 七律 ) yang merupakan singkatan dari Qiyan Lüshi ( 七言律诗 ). Lüshi adalah puisi Cina yang terdiri dari delapan baris. Jadi Qilü adalah Lüshi yang setiap barisnya terdiri dari tujuh Kata Cina. Seumur hidupnya Mao menulis banyak puisi. Namun untuk puisi bergenre Qilü, hanya sebelas yang tergolong sebagai puisi terbaik karya Mao. Kesebelas Qilü ini ditulis sejak tahun 1927 sampai dengan tahun 1963. Qilü ini ditulis di tempat yang berbeda dan melukiskan beragam tempat berbeda, sesuai dengan pengalaman hidup Mao. Pengalaman hidup yang dikisahkan dalam Qilü ini dimulai dari pengalaman Mao ketika memimpin perjalanan panjang sejauh 25.000 li, perjuangannya memimpin pembasmian penyakit lintah, pengalamannya saat melancarkan gerakan Lompatan Jauh ke Depan, pengalamannya saat jenuh dengan kehidupan dan permasalahan yang dihadapinya, sampai dengan perasaannya saat pecah perang dingin antara Cina-Soviet. 109 Universitas Indonesia

110 Qilü ini juga berisi tentang pengalaman hidup Mao bersama rekan-rekan seperjuangannya, seperti Liu Yazi, Zhou Shizhao, Luo Ronghuan, dan Lin Biao. Dalam skripsi ini analisis terhadap Qilü Mao dilakukan dengan menggunakan Teori Stilistika. Teori Stilistika adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang gaya penulisan. Oleh karena itu, Teori Stilistika dalam skripsi ini diterapkan untuk menganalisis diksi dan gaya bahasa yang terdapat dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi tema-tema pokok dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa puisi berbentuk Qilü karya Mao memiliki tiga tema pokok, yaitu: Curahan hati Terdapat tiga tema curahan hati dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao. Tema ini muncul dalam puisi yang berjudul Mendaki Lushan, Kepada Komrad Guo Moruo, dan Melayat Komrad Luo Ronghuan. Dalam Mendaki Lushan Mao menggambarkan rasa jenuhnya akan permasalahan yang selalu membayangi. Dalam Kepada Komrad Guo Moruo Mao mencurahkan perasaan gundahnya atas sikap Soviet yang tidak konsisten. Puisi ini juga merupakan puisi balasan untuk Guo. Dalam Melayat Komrad Luo Ronghuan Mao melukiskan kesedihannya atas kepergian Luo Ronghuan yang merupakan penasihat militer Mao saat melakukan perjalanan panjang. Nasihat Tema nasihat juga muncul sebanyak tiga kali dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao. Tema ini muncul dalam puisi yang berjudul Kepada Tuan Liu Yazi, Menjawab Teman, dan Kepada Komrad Zhou Shizhao. Dalam Kepada Tuan Liu Yazi Mao menasihati Liu untuk bertindak lebih fleksibel dan tidak banyak menuntut. Hal ini dilakukan Mao untuk menghibur Liu yang memiliki idealisme

111 tinggi sehingga sering merasa kecewa dengan kenyataan yang tak sesuai harapan. Dalam Menjawab Teman nasihat Mao lebih mengarah pada dukungan dan penghiburan bagi Zhou Shizhao. Dalam Kepada Komrad Zhou Shizhao nasihat Mao justru lebih mengarah pada kritikan agar Zhou tidak terlena dengan kejayaan masa lalu. Perjuangan Tema perjuangan yang merupakan tema terbesar dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao muncul dalam lima Qilü Mao. Kelima puisi tersebut adalah Perjalanan Panjang, Tentara Pembebasan Rakyat Menduduki Nanjing, Melepas Dewa Wabah, Kembali ke Shaoshan, dan Awan Musim Dingin. Dalam Perjalanan Panjang tema perjuangan jelas terlihat mulai dari judul sampai dengan pemilihan kata dalam puisi yang kental dengan nuansa semangat perjuangan. Dalam Tentara Pembebasan Rakyat Menduduki Nanjing tema perjuangan lagi-lagi telah terlihat dari judul dan isinya yang memang menyiratkan cerita tentang perjuangan melawan Partai Nasionalis Cina. Dalam Melepas Dewa Wabah tema perjuangan tersirat dalam karakter-karakter Cina klasik dan kisah Cina tradisional yang merujuk pada upaya pembasmian lintah. Dalam Kembali ke Shaoshan tema perjuangan pun tersirat dalam kata-kata yang merujuk pada Gerakan Lompatan Jauh ke Depan di bawah kepemimpinan Mao. Dalam Awan Musim Dingin tema perjuangan tersirat rapat dalam kata-kata yang sederhana. Kesederhanaan ini dapat dengan mudah mengecoh pembaca. Sebab bila dilihat sekilas, Qilü ini seolah-olah hanya menggambarkan suasana musim dingin dalam pandangan Mao. Namun jika dikritisi lebih jauh, Qilü ini sesungguhnya menyiratkan semangat perjuangan Mao di tengah perang dingin antara Cina-Soviet. Tema-tema pokok tersebut disampaikan dengan ciri-ciri sebagai berikut: menggunakan gaya bahasa, khususnya personifikasi;

112 menggunakan beberapa karakter Cina kuno yang tidak pernah dipergunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari dewasa ini, contohnya bili 薜荔, chiyan 斥晏, kunji 昆鸡, dan sebagainya; menggunakan gaya alusi dengan menyisipkan kisah-kisah mitologi dan legenda Cina tradisional, serta pengalaman masa lalu Mao; menggunakan variasi penulisan ungkapan Cina dan kata-kata bermakna ganda. Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa Mao memiliki pengetahuan yang luas mengenai sastra, khususnya sastra Cina klasik. Hal ini tentunya sangat terkait dengan latar belakang pendidikan dan kecintaan Mao terhadap sastra klasik Cina sejak kecil. Kegemaran Mao membaca karya-karya klasik, baik sejarah maupun sastra, membuatnya memiliki banyak pengetahuan tentang karya-karya klasik, sehingga ia bisa membuat Qilü dengan baik. Penguasaan Mao dalam teknik penulisan karya klasik nampak jelas dalam kesebelas buah puisi berbentuk Qilü yang ditulisnya. Enam dari sebelas puisi berbentuk Qilü karya Mao bahkan tergolong sebagai Qilü yang baik. Penggolongan ini didasarkan atas kriteria Qilü yang baik, yaitu Qilü yang baris kelima dan keenamnya saling berparalel. Adapun keenam Qilü Mao yang tergolong sebagai Qilü yang baik adalah Tentara Pembebasan Rakyat Menduduki Nanjing, Kepada Tuan Liu Yazi, Melepas Dewa Wabah, Kepada Komrad Guo Moruo, Awan Musim Dingin, dan Melayat Komrad Luo Ronghuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan puisi berbentuk Qilü mampu mengungkapkan banyak peristiwa dalam bentuk yang ringkas dan indah. Kekuatan utama yang ditonjolkan oleh puisi berbentuk Qilü karya Mao adalah alusi yang membuat pembaca merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi. Di satu sisi, alusi dalam puisi berbentuk Qilü karya Mao seolah mengilas balik informasi tentang kejadian di masa lalu. Namun di sisi lain, alusi ini menganalogikan peristiwa pada masa lalu dengan peristiwa yang sedang terjadi saat Mao menuliskan puisi tersebut.

113 Jika tidak menggunakan teknik penulisan Qilü, keindahan dan kekayaan informasi seperti yang dijelaskan di atas tidak akan nampak seutuhnya. Hal inilah yang membuat puisi berbentuk Qilü karya Mao menjadi istimewa. Tingkat kesulitan menulis puisi berbentuk Qilü menunjukkan penguasaan Mao yang sangat luas dan mendalam terhadap karya sastra Cina klasik. Keunikan yang dibuat Mao dalam Qilü karyanya muncul pada puisi Melepas Dewa Wabah. Dalam puisi tersebut, Mao menciptakan Qilü gaya baru dengan dua bait yang masing-masing terdiri dari delapan baris dan tiap barisnya memiliki tujuh kata. Mao juga menyisipkan nilai tradisi dan kepercayaan masyarakat Cina terhadap makhluk supranatural. Hal ini tercermin pada baris terakhir puisi Melepas Dewa Wabah yang menyebutkan tentang cara menyembah Dewa. Selain menciptakan gaya baru, melalui Qilü Mao juga berhasil menunjukkan bahwa ia adalah seorang pemimpin yang berjiwa nasionalis dan patriotis. Nasionalis sebab puisi-puisi Mao umumnya menaruh perhatian pada permasalahan sosial negaranya, bahkan menggunakan kisah-kisah klasik negaranya untuk menganalogikan peristiwa yang sedang terjadi pada zamannya sendiri. Kedua hal tersebut membuktikan rasa cinta tanah air yang besar dalam diri Mao. Jiwa patriotis Mao terbukti dari banyaknya upaya yang ia lakukan untuk membela dan mempertahankan negaranya, baik secara fisik ataupun non-fisik. Patriotisme fisik dilakukan Mao dengan ikut bergabung dalam Partai Komunis Cina dan bersedia turun ke jalan untuk berkampanye atau bahkan bergerilya melawan Jepang dan Partai Nasionalis Cina. Patriotisme non-fisik dilakukannya dengan menulis beragam artikel di surat kabar yang mengkritik situasi dan kondisi pada saat itu. Selain menulis artikel, Mao juga menulis sejumlah puisi dengan unsur patriotisme. Hal ini tersirat dalam Qilü Mao yang sebagian besar memiliki kecenderungan tema perjuangan. Perjuangan yang disiratkan dalam Qilü Mao adalah semangat untuk membela dan mempertahankan keutuhan Republik Rakyat Cina.