BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

KEPUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/KPPU/KEP/I/2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT


GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 50/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 8 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2008

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi :

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan. 1. Sejarah Kementerian Perdagangan Dalam sistem pemerintahan di bawah kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat beberapa perubahan dalam jajaran pemerintahan. Salah satunya adalah pengubahan susunan kementerian yang meliputi tugas serta penyebutannya. Kementerian Perdagangan merupakan salah satu departemen yang terkena perubahan sistem tersebut. Sebelum bernama kementerian perdagangan, institusi ini disebut dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Namun, sejak tahun 2004, terjadi pemisahan tugas dan wewenang pada keduanya dan berdiri sendiri dibawah kementerian terkait. Sejak saat itulah, istilah Departemen diganti menjadi Kementerian Perdagangan yang digunakan sejak kini. Kantor pusat Kementerian Perdagangan sendiri terletak di kawasan Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Pusat 10110, No Telp. 021-3840986. 41

42 2. Visi dan Misi Kementerian Perdagangan Kementerian Perdagangan mempunyai visi: Menjadikan Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instansi pemerintahan yang terpercaya dan profesional untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan Kementerian Perdagangan. Sedangkan misi Kementerian Perdagangan adalah Meningkatkan kinerja perdagangan dengan mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan Kementerian Perdagangan melalui : Audit, Pemantauan, Evaluasi dan Kegiatan Pengawasan Lainnya (konsultansi, Asistensi dan Sosialisasi). 3. Logo Kementerian Perdagangan Sebagaimana institusi lainnya, Kementerian Perdagangan pun memiliki logo sebagai lambang institusi. Dalam desain logonya, Kementerian Perdagangan menggunakan logo yang berasal dari dua komponen. Komponen pertama adalah simbol logo yang diwujudkan dengan visual grafis dan satu lagi berupa logo tipe yang dilambangkan dengan huruf. Dasar pembuatan logo yang demikian ini didasarkan pada visi serta misi yang dimiliki oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selain itu, pembuatan logo tersebut digunakan sebagai lambang institusi pada berbagai kepentingan, baik internal maupun eksternal. Untuk kepentingan internal, pemanfaatan logo digunakan sebagai penanda peralatan kerja, pelabelan aset, sampul arsip dan pendokumentasian, inventarisasi perlengkapan, lambang seragam serta identitas pegawai. Sementara

43 untuk kepentingan eksternal, logo kerap dimanfaatkan untuk mewakili kepentingan institusi. Seperti digunakan pada stempel, kepala atau kop surat, kartu nama, sampul, papan pengumuman, logo kendaraan dinas, papan nama kementerian, baliho serta berbagai aktivitas yang terkait publikasi massa. 4. Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kementerian Perdagangan Menteri Perdagangan dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh empat staff ahli dan tiga staff khusus. Empat staf ahli tersebut antara lain: 1) Staf Ahli Bidang Diplomasi Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah kerjasama perdagangan internasional.

44 2) Staf Ahli Bidang Pemberdayaan Usaha Dagang Mikro Kecil dan Menengah dan Promosi Ekspor Kementerian Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah iklim usaha perdagangan. 3) Staf Ahli Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Kementerian Perdagangan mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah usaha dagang kecil dan menengah. 4) Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Perdagangan mempunyai tugas untuk memberikan data dan masukan bagi Menteri Perdagangan dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan. Selain staff ahli tersebut, di bawah kementerian perdagangan terdapat Inspektorat Jenderal yang tugasnya penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan kementerian perdagangan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review, evaluasi, pemantauan. Inspektorat dibantu oleh Sekretariat Jenderal yang tugasnya koordinasi dan penyusunan rencana dan program, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Perdagangan. Dibawah Inspektorat dan Sekretariat Jenderal terdapat pula empat Direktorat Jenderal. Keempat Direktorat Jenderal tersebut masing-masing adalah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional dan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.

45 Masing-masing Direktorat Jenderal tersebut memiliki kewajiban untuk mengatur masalah yang terkait dengan fungsi mereka. Dalam pelaksanaan kerjanya, mereka akan berkoordinasi antara satu Direktorat dengan direktorat lainnya guna menghindarkan benturan kebijakan. Selain itu juga ada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Gambar 4.2 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Bagian Program dan Kerjasama Bagian Hukum dan Pelaporan Bagian Keuangan Bagian Kepegawaian Dan Umum Subbag. Penyusunan Program Subbag. Hukum Subbagian Perbendaharaan dan Gaji Subbagian Kepegawaian Subbag. Pemantauan Program Subbagian Informasi Publik Subbagian Akuntansi dan BMN Subbagian Umum Subbag. Kerjasama Subbagian Evaluasi dan Pelaporan

46 Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen merupakan unit operasional dibawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan RI. Peran Direktorat Perlindungan Konsumen adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dimana konsumen dan pelaku usaha dapat bertransaksi dengan percaya diri, dimana keduanya dapat merealisasikan hak-hak dan kewajibannya masing-masing dengan sebaikbaiknya. Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dalam melaksankan tugasnya dibantu oleh Sekretaris dan dibantu oleh Kepala Bagian, yaitu: 1. Kepala Bagian Kepala Program dan Kerja Sama 2. Kepala Bagian Hukum dan Pelaporan 3. Kepala Bagian Keuangan 4. Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Masing-masing tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda-beda. 1. Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tugas Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen meliputi: a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan standardisasi di Bidang Perdagangan dalam rangka perlindungan konsumen, memfasilitasi kelancaran perdagangan, dan mewujudkan persaingan yang sehat. b. Menganalisis penyelenggaraan perlindungan konsumen, bimbingan konsumen dan pelaku usaha, pelayanan pengaduan serta fasilitasi kelembagaan perlindungan konsumen.

47 c. Mengembangkan standardisasi perdagangan, meningkatkan efektivitas pengawasan barang/jasa beredar, mengembangkan kebijakan, dan pemberdayaan konsumen. d. Menfokuskan pada kelompok konsumen tertentu yang mempunyai kendala dalam mengakses informasi, atau mereka berpotensi terperangkap dalam kesepakatan transaksi yang merugikan dirinya. Fungsi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/jasa beredar. b. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/ jasa beredar. c. Pelaksanaan administrasi Direktorat Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. d. Pemberian bimbingan teknis di bidang standardisasi, metrologi legal, pemberdayaan konsumen, serta pengawasan barang/ jasa beredar. 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan program. b. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas, penyusunan rencana, program, evaluasi, dan pelaporan kegiatan badan. c. Perhimpunan dan pengelolaan data dan penyelenggaraan upaya pemecahan masalah sekretariat.

48 d. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian upaya pemecahan masalah Sekretariat. e. Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan laporan kegiatan kesekretariatan Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian yaitu: 1. Bagian Program dan Kerjasama Bagian Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Program dan Kerja Sama adalah a. Melaksanakan administrasi umum, pengkoordinasian, program, dan kerja sama antar Subbagian. b. Menyusun rencana dan program administrasi kerjasama dan program. c. Mengkoordinasikan penyiapan bahan dan penyusunan program kerjasama serta menyelenggarakan pengolahan dan perekaman data dokumen sumber. d. Mendorong terjalinnya kerjasama untuk membangun (keahlian, kecakapan dan teknologi perlindungan konsumen dengan lembagalembaga terkait (di dalam dan di luar negeri). Sedangkan fungsi dari bagian ini adalah sebagai berikut : a. Penyusunan rencana, program dan anggaran kegiatan di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal.

49 b. Pemantauan pelaksanaan program di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal, dan c. Penyiapan bahan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi, pemberdayaan konsumen, pengawasan barang beredar dan jasa, serta metrologi legal. Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Program dan Kerjasama dibantu oleh 3 (tiga) sub bagian yang terdiri atas : a. Subbagian Penyusunan Program; b. Subbagian Pemantauan Program; c. Subbagian Kerjasama. 2. Bagian Hukum dan Pelaporan Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Hukum dan Pelaporan adalah a. Penyusunan peraturan perundangan dan produk hukum, serta pemberian pertimbangan, nasehat, fasilitiasi, dan bantuan hukum. b. Pelaksanaan kajian dan pengembangan peraturan perundangan dan produk hukum, serta pelaksanaan pembinaan kesadaran hukum. c. Pengumpulan, penyiapan, pengelolaan, dan pengadministrasian bahan, data, dan informasi peraturan dan produk hukum.

50 Dalam menyelenggarakan tugas, Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai fungsi : a. Penyiapan koordinasi telaahan hukum, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; b. Penyiapan bahan evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen; dan c. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi publik di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Hukum dan Pelaporan dibantu oleh 3 (tiga) Subbagian yang terdiri atas : a. Subbagian Hukum; b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; c. Subbagian Informasi Publik. 3. Bagian Keuangan Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan dan inventarisasi kekayaan milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Keuangan adalah a. Penyiapan bahan kebijakan dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan keangan, penatausahaan administrasi keuangan yang meliputi evaluasi semester dan pertanggungjawaban.

51 b. Pengumpulan, pengolahan data dan informasi, inventarisasi permasalahan - permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan urusan keuangan. c. Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan. d. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). e. Penyimpanan berkas-berkas keuangan dan pengadministrasian dokumen dalam rangka pelayanan administrasi keuangan di lingkungan Dinas. Dalam menyelenggarakan tugas Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. Pengelolaan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai Direktorat Jenderal; dan; b. Pelaksanaan urusan akuntansi dan barang milik negara Direktorat Jenderal. Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian Keuangan dibantu oleh 2 (dua) Subbagian yang terdiri dari : 1) Subbagian Perbendaharaan dan Gaji; a. Pengelolaan data dalam transaksi dan melaporkan hasil transaksi keuangan perusahaan. b. Menerima, menatausahakan, mempertanggungjawabkan, dan menyimpan uang untuk keperluan belanja negara/ daerah. c. Membantu dalam menyelenggarakan pelayanan keuangan.

52 d. Menyelenggarakan administrasi pelayanan gaji dan belanja pegawai lainnya, pembukuan/ akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan gaji/ belanja pegawai lain. 2) Subbagian Akuntansi dan BMN; a. Pengumpulan, pengelolaan, pengadministrasian, dan penyiapan bahan, data, dan produk. b. Mengusulkan sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai untuk pengembangan sistem informasi akuntansi dan keuangan dan bentuk-bentuk pelaporan. 4. Bagian Kepegawaian dan Umum Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan dilingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, tugas Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum adalah a. Menyusun rencana kegiatan Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. b. Melaksanakan koordinasi dengan Sub Bagian dan Sub Bidang di lingkungan Badan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, data dan informasi untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.

53 c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pelaksanaan pemberian informasi dan komunikasi. d. Penyusunan Program kerja Tahunan Dinas Pelaksanaan tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan oleh Sekretaris. Dalam menyelenggarakan tugas, Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan urusan kepegawaian; b. Pelaksanaan urusan perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi. Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Bagian kepegawaian dan Umum dibantu oleh 2 (dua) Subbagian yang terdiri atas : a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Umum. B. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan Magang Selama penulis melakukan pemagangan dikantor pemerintahan Kementerian Perdagangan di Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, penulis mendapat ilmu tentang pemerintahan meskipun belum sepenuhnya menguasai akuntansi pemerintahan. Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen terbagi menjadi empat sub bagian, yaitu bagian umum, bagian keuangan, bagian hukum dan pelaporan, bagian program. Secara umum dan keseluruhan pengeluaran kas pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan secara

54 garis besar dapat dilihat dalam prosedur pengelolaan dana dan optimalisasi penggunaannya yang terangkum di dalam pedoman akuntansi keuangan pemerintahan Kementerian Perdagangan. Pengeluaran kas tersebut untuk mendistribusikan dana-dana pemerintahan untuk melakukan kegiatan belanja pegawai, belanja negara, dan belanja lain-lain yang diperlukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan. Prosedur pengeluaran kas pemerintahan tidak jauh berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Namun saja, penulis melakukan pelaksanaan magang di pemerintahan. Oleh karena itu, penulis akan menganalisis prosedur pengeluaran kas perjalanan dinas pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Untuk melakukan perjalanan dinas pegawai yang melakukan kegiatan tersebut harus memperhatikan prosedur yang berlaku menurut Standar Akuntansi Pemerintahan yaitu mendapatkan izin dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) karena KPA akan mengeluarkan surat tugas kepada yang diperintahkannya. Setelah surat tugas terbit dan disetujui maka pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas dan dibuatkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). SPPD ini akan diajukan ke Pejabat Pengguna Komitmen (PPK). Jika disetujui maka PPK akan menandatanganinya. Dengan mendapatkan persetujuan, pegawai yang melakukan perjalanan dinas diharuskan untuk melapor ke bendahara dengan melampirkan rinciaan penggunaan biaya. Maka, bendahara akan mengeluarkan uang sejumlah perincian tersebut setelah disetujui oleh PPK. Setelah kembali, pegawai yang bersangkutan harus melaporkan kegiatannya

55 kepada PPK dengan tembusan KPA berikut lampiran bukti-bukti pengeluaran yang akan dipertanggungjawabkan bendahara ke KPPN. Berikutnya, penulis akan membahas prosedur pengeluaran kas untuk perjalanan dinas di Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, yaitu bendahara melakukan pengajuan ke KPPN dengan mengajukan proposal berbentuk TOR (Term of Reference). TOR ini menjadi salah satu data pendukung dalam pengalokasian anggaran. Perjalanan dinas merupakan rencana kegiatan untuk melaksanakan tugasnya. Maka rencana kegiatan yang diajukan harus dilampirkan TOR sebagai salah satu acuan perencana anggaran untuk menguji kelayakan pendanaan kegiatan bagi kegiatan dimaksud. Setelah dapat persetujuan, KPPN akan mentransfer uang ke rekening bendahara. Lalu, bendahara menarik uang, dengan dilampirkan perincian pengguna anggaran yang akan di didistribusikan ke bagian-bagian yang akan mengadakan kegiatan. Bagian-bagian yang mengadakan kegiatan, maka mempertanggungjawabkan ke bendahara berupa kuitansi atau kuitansi administrasi untuk di bukukan atau sebagai bukti. Bendahara mempertanggungjawabkan ke KPPN berupa SPM dan SPTB yang telah di tanda tangani oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pejabat penguji. Selanjutnya KPPN mengisi kembali ke rekening bendahara sejumlah yang dipertanggungjawabkan oleh bendahara. SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana).