BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cepat dari berjalan. Lari sprint menggunakan start atau tolakan jongkok,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan watak. Banyak dijumpai penyelenggaraan pendidikan jasmani di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. normal, namun anak anak yang memiliki keterbelakangan mental juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Program pendidikan jasmani sekolah dan kesehatan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya proses yang dituntut dalam pengelolan pelajaran itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anggaran pendidikan yang besar karena mereka sadar akan pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia pendidikan sangat banyak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. selama ini berorentasi pada suatu titik pusat pada guru. Kenyataan ini dapat dilihat dilapangan

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. sekolah tetapi juga permainan ini sangat menarik dan dapat dimainkan di

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Oleh karena itu, guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator beberapa siswa yang diharapkan mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa. Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga peran guru siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengkondisikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan tepat agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima anak didik dengan tuntas. Sejalan dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran, dimana guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi tidak menoton serta dapat meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran, maka harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk belajar serta berinteraksi dengan baik satu dengan yang lainnya. 1

2 Pengajaran adalah suatu atau serangkaian aktivitas untuk menciptakan suatu kondisi yang dapat membantu, memberi rangsangan, bimbingan, pengaruh dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar sehingga siswa dapat memperoleh (mendapatkan), mengubah serta mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan demikian pengajaran bukanlah sekedar menyangkut persoalan penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa, akan tetap lebih luas dari itu yaitu bagaimana menciptakan kondisi hubungan yang dapat membantu, membimbing dan melatih siswa untuk belajar. Variasi pengajaran adalah cara mengajar yang digunakan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Lutan dalam Husdarta (2000:33) mengatakan bahwa metode pengajaran merupakan cara guru berinteraksi dengan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Variasi pembelajaran memberikan andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan model pengajaran yang tepat dan sesuai tentu akan menghasilkan suatu kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien serta diharapkan mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Hal ini berarti bahwa penggunaan metode pengajaran yang baik dan tepat akan dapat menciptakan kondisi, dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan bergairah. Sejumlah pertimbangan haruslah diperhatikan terlebih dahulu sebelum seorang guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menetapkan variasi pembelajaran atau model pembelajaran apa yang akan diberikan. Kelelahan dan kejenuhan adalah dua hal yang sering timbul, sebagai akibat dari kesalahan memilih variasi pembelajaran yang diterapkan.

3 Dalam pencapaian hasil belajar peran guru sangat dibutuhkan. Dari berbagai eksperimen yang dilakukan, beranekaragam pengalaman guru yang dikumpulkan dan dikaji untuk menentukan kebijaksanaan baru yang lebih efisien dan efektif. Peninjauan dan pembaruan kurikulum, pengembangan alat bantu guru dan teknologi kependidikan, merupakan alternative yang ditempuh. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian pada bulan Mei di SMA Negeri 1 Kabanjahe, siswa kelas XI masih mengalami kesulitan dalam melakukan teknik Backhand dalam pembelajaran Tenis Meja, khususnya teknik Backhand Drive hal tersebut dikarenakan kurangnya mendapat koreksi kesalahan gerak dari guru. Penyebab masalah-masalah belajar siswa dapat bersumber dari internal dan eksternal, faktor dari dalam individu itu sendiri atau internal, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran pendidikan jasmani. Sedangkan faktor eksternal merupakan keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru. Setelah melakukan observasi di SMA Negeri 1 Kabanjahe khususnya kelas XI tidak pernah dilakukan variasi pembelajaran. Proses belajar mengajar pendidikan jasmani masih dibawah target yang ingin dicapai. Dimana proses pembelajaran kurang memenuhi persyaratan untuk seorang anak mendapatkan kemampuan keterampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Dari keterangan beberapa siswa hasil wawancara bersama peneliti dapat disimpulkan bahwa, kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang berlangsung, guru masih menjadi pusat pembelajaran dan kurang melibatkan peran siswa secara

4 aktif, dengan kecenderungan mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru pendidikan jasmani, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran yang berlangsung kurang dipahami oleh siswa secara optimal. Model metode-metode praktek ditekankan pada teacher centered dimana para siswa melakukan latihan praktek berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru, latihan-latihan tersebut tidak dilakukan siswa sesuai dengan inisiatif sendiri. Gaya ini akan berpengaruh terhadap kurangnya keaktifan siswa dalam partisipasinya saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung. Adapun cara guru dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah tersebut setelah peneliti melakukan observasi adalah guru tersebut masih menggunakan cara yang lama yaitu terpaku dalam aturan dibuku tanpa melihat basic siswa yaitu cepat merasa jenuh. Didalam materi tenis meja khususnya Backhand Drive guru tersebut setelah memberikan penjelasan kepada siswa dan siswa langsung mengaplikasikan pembelajaran tenis meja tersebut, dengan menggunakan meja seperti bermain tenis meja yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kejenuhan dari siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan tidak menghasilkan hasil tenis meja sesuai dengan KKM. Disekolah tersebut bidang studi pendidikan jasmani sangat digemari oleh siswa akan tetapi melihat bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani tersebut masih membuat siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut sehingga membuat siswa jenuh dan bosan, sehingga hasil yang diinginkan oleh guru tersebut tidak maksimal. Tetapi disaat guru memberikan kebebasan waktu untuk siswa bermain siswa begitu senang dan sangat antusias.

5 Beranjak dari kenyataan tersebut, maka penulis menganggap hal itu merupakan suatu dilema dalam pendidikan jasmani sekolah tersebut. Ditambah lagi dengan minimnya kreatifitas dan pengetahuan guru pendidikan jasmani pada siswa akan kemampuan untuk menerapkan variasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Pada variasi pembelajaran ini anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan guru memberikan materi, tetapi siswa terlibat langsung dalam berbagai pelajaran yang membawa aktivitas tertentu dengan hasrat bergerak, semua potensi yang ada disekitarnya atau lingkungannya dioptimalkan sehingga anak benar-benar menikmati suasana belajar yang menyenangkan dan gembira sehingga tingkat keterlibatan dan intensitas gerak anak dapat dioptimalkan. Penguasaan tekhnik merupakan kemampuan untuk memahami atau mengetahui suatu rangkaian spesifik gerakan atau bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan tugas olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan teknik pukulan backhand drive dan dapat menggunakan tekhnik tersebut dengan baik. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani akan berakibat menurunnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikutin pembelajaran pendidikan jasmani, dengan cara meningkatkan variasi gaya mengajar yang digunakan oleh guru pendidikan jasmani dalam mengajar siswa. Salah satunya adalah dengan penggunaan variasi pembelajaran.

6 Variasi pembelajaran merupakan cakupan dengan memperkenalkan berbagai tingkat perubahan. Dari bentuk variasi ini diharapkan mampu menjadi masukan dan cara alternatif lain dalam penggunaan dan penerapan mengajar pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. Sehingga pelaksanaan belajar mengajar itu sendiri lebih meningkat serta mampu menumbuhkan kemampuan dan kreativitas. Variasi pembelajaran ini akan menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya dengan memberikan kesempatan serta keleluasaan kepada siswa untuk mencoba, menilai sendiri, dan menyimpulkan berdasarkan penemuanpenemuannya dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Akibatnya, siswa merasa terlibat secara efektif dan termotivasi sendiri untuk belajar, sehingga Variasi pembelajaran ini dapat membangkitkan gairah belajar, semangat, minat, partisipasi, kreativitas, inovatif, dan pemahaman konsep yang dipelajari dalam diri siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pendidikan jasmani. Oleh sebab itu Variasi Pembelajaaran adalah suatu cara atau strategi agar siswa dapat menguasai gerakan Backhand Drive dengan benar sehingga akan menghasilkan tehnik Backhand Drive yang benar dan maksimal. Alasan peneliti untuk meneliti Backhand Drive Tenis Meja, peneliti ingin melihat variasi pembelajaran terhadap kemampuan proses belajar Backhand Drive siswa kelas XI. Variasi Pembelajaran yang dimaksud adalah: 1. Memukul bola kedinding 2. Memukul bola dengan menggunakan meja 3. Memantulkan bola kedalam lingkaran 4. Memukul bola berpasangan tanpa memantul dilantai, Agar para siswa dapat memenuhi KKM yang ditetapkan disekolah.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi, agar tidak terlalu jauh permasalahan yang dihadapi, maka masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Bagaimana proses pembelajaran Backhand Drive tenis meja pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2012/2013? (2) Faktor-Faktor apa sajakah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas Backhand tenis meja pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2012/2013? (3) Apakah pembelajaran yang digunakan guru olahraga sudah tepat sasaran dalam penguasaan teknik dasar tenis meja khususnya Backhand Drive? (4) Apakah dengan menerapkan Variasi Pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar Backhand Drive siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe Tahun Ajaran 2012/2013? C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini efektif dan efisien maka peneliti membuat pembatasan yang akan diteliti. Maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah Peningkatan Hasil Belajar Backhand Drive Tenis Meja Melalui Variasi Pembelajaran Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan paparan diatas, maka terdapat dua variabel penelitian sebagai berikut: 1. Variabel bebas yakni variasi pembelajaran. 2. Variabel terikat yakni hasil belajar Backhand Drive tenis meja.

8 D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui Variasi Pembelajaran dapat Meningkatkan Hasil Belajar Backhand Drive Tenis Meja pada siswa kelas XI SMA N 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah Variasi Pembelajaran dalam Meningkatkan Hasil Belajar Backhand Drive Tenis Meja Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi proses belajar mengajar penjas terutama materi tenis meja dalam Backhand Drive tenis meja, adapun manfaat tersebut adalah: 1. Peningkatan mutu pembelajaran disekolah 2. Merupakan masukan bagi guru terutama guru bidang studi pendidikan jasmani dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan suatu materi. 3. Sebagai sumbangan pikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuan pembelajaran bidang studi pendidikan jasmani pada khususnya.