BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis, atau akan lebih tepat jika disebut bahasa pengambil keputusan (Jusup, 2009:4). Hal ini dikarenakan dengan informasi akuntansi, manajemen perusahaan dapat mengkomunikasikan kinerja kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan pada perusahaan. Informasi akuntansi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan saat ini yang diperlukan untuk memahami situasi keuangan perusahaan yang akurat dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan stategis (Ullah, 2014). Bagi para pengusaha, informasi akuntansi sangat penting untuk mengikhtisarkan profitabilitas atau keuntungan atas usaha yang telah dijalankan serta untuk melakukan pembuatan keputusan yang berkaitan untuk kelancaran usahanya atau untuk melakukan investasi. Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Suatu informasi akan bermakna apabila memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam pembuatan keputusan. Informasi dikatakan memiliki kualitas jika berkaitan dengan intensitas informasi untuk menambah pengetahuan, menambah keyakinan, dan dapat merubah keputusan (Aprianto, 2014). Seorang wirausaha harus mampu untuk memahami informasi akuntansi perusahaannya agar dapat membuat suatu keputusan investasi yang tepat bagi 1
2 kelangsungan hidup perusahaan (Sari, 2014). Manajemen membaca informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dan informasi kinerja keuangan lain. Informasi akuntansi berfungsi sebagai mekanisme integratif yang dipakai untuk mengkoordinasikan bermacam-macam aktivitas dan sebagai suatu ukuran dari keseluruhan kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan (Simamora, 2004:10). Dalam kenyataannya di masyarakat, banyak wirausahawan tidak menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usahanya. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Siklus usaha yang sangat sederhana dan ruang lingkup yang kecil dimana kegiatannya hanya membeli barang dari pemasok, kemudian menjualnya kepada konsumen tanpa diproses lebih lanjut dan jumlahnya pun juga tidak banyak, sehinggga tidak menggunakan perhitungan dan laporan keuangan yang rumit (Sugiarto, 2010). Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi pada pengusaha kecil disebabkan karena berbagai kendala atau masalah yang mereka hadapi, antara lain disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pelatihan usaha, kurangnya pemahaman teknologi informasi dan kurangnya keandalan karakteristik laporan keuangan. Wichman (1984) dalam Wahyudi (2009) juga menyatakan bahwa terjadinya permasalahan dalam penerapan akuntansi karena kurangnya pengetahuan pemilik atau manajer perusahaan tentang akuntansi. Padahal menurut
3 Kreitner dan Kinicki (2001) pengetahuan seseorang akan mempengaruhi perilaku dan keputusannya. Untuk mendorong pengusaha kecil menggunakan informasi akuntansi, perlu dilakukan upaya untuk memetakan pengetahuan mereka dalam hal akuntansi, serta upaya perbaikannya sehingga mampu menggunakan informasi akuntansi yang ada dan dapat meningkatkan kualitas pembuatan keputusan usahanya (Linawati, 2015). Suhairi, dkk (2004) dan Krisanti (2012) dalam penelitiannya menunjukkan variabel pengetahuan akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Jika seorang wirausaha memiliki pengetahuan tentang akuntansi yang baik maka wirausahawan ini akan dapat menggunakan dan memahami informasi-informasi akuntansi yang digunakan dalam pembuatan keputusan investasi. Begitu pula sebaliknya jika seorang wirausaha tidak memiliki pengetahuan akuntansi yang baik maka wirausahawan ini tidak akan dapat memahami dan menggunakan informasi akuntansi dengan baik (Sari, 2015). Hasil yang berbeda ditunjukkan Roudah (2008) dan Pradnyadewi (2015) yang menyatakan bahwa variabel pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Seorang wirausaha setidaknya harus memiliki pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang baik. Seorang wirausaha harus memahami pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan secara sistematis dan teratur karena tidak mungkin untuk mengingat semua transaksi yang terjadi dalam keseluruhan proses
4 bisnis (Pradnyadewi, 2015). Kegunaan akuntansi sangat bervariasi, mulai dari sebagai alat satuan hitung, sumber informasi dan pengambilan keputusan. Bila dihubungkan dengan para pelaku usaha, tampaknya pemahaman akuntansi masih digunakan sebagai alat hitung dalam artian untuk melakukan pencatatan pada saat terjadi transaksi penjualan dan pembelian, menghitung berapa kas masuk (cash in flow) dan kas keluar (cash out flow) dan laporan akuntansi sebagai informasi dan pengambilan keputusan. Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan bagi wirausahawan dalam menggunakan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Wirausahawan juga dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan yang baik. Jiwa kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Kasmir,2010:17). Jiwa kewirausahaan juga berperan penting dalam pengambilan keputusan investasi. Besar kecilnya bentuk usaha juga mampu mempengaruhi seorang wirausaha untuk mengambil keputusan investasi yang diperlukan dalam usahanya (Sugiarto, 2010). Hasil penelitian Krisanti (2012) menyatakan bahwa variabel jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Pradnyadewi (2015) yang menyatakan jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Perilaku wirausahawan pada prosesnya akan dipengaruhi oleh usia. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi wirausahawan dalam melakukan
5 investasi. Pada saat usia muda seseorang akan lebih bersemangat dan berani mengambil resiko dalam menjalankan tugas-tugasnya karena ia mempunyai fisik yang kuat, energi yang banyak dan rasa ingin tahu yang besar (Hisrich,1995:55) dalam Tayras (2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha (1996) di India menunjukkan bahwa hampir sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia relatif muda. Menurut Indarti dan Rostiani (2008) menyatakan bahwa variabel usia tidak berpengaruh terhadap mahasiswa yang berusia muda memiliki intensi kewirausahaan lebih dibandingkan mereka yang berusia lebih tua. Berbagai penelitian seputar penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yaitu; Philip (1977) dalam Hadiyahfiriyah, (2006), mengungkapkan banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada UMKM disebabkan beberapa faktor, antara lain pendidikan dan overload standar akuntansi. Sementara Holmes dan Nicholls (1988), meneliti tentang faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil yang dilakukan di Australia pada 928 perusahaan kecil, menemukan bahwa pendidikan manajer, skala usaha, masa memimpin, sektor industri dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Terdapat ketidakkonsistenan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga dalam penelitian ini dilakukan kembali penelitian dengan berfokus pada faktor internal pelaku usaha (faktor dari dalam diri sendiri). Sesuai dengan Theory of Planned Behavior (TPB), kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) dipahami sebagai pengetahuan akuntansi dan sikap terhadap perilaku
6 (attitude towards behavioral) dipahami sebagai jiwa kewirausahaan sebagai variabel yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. Dengan TPB dapat dilihat sejauh mana persepsi pengusaha UMKM terhadap pengetahuan akuntansi dan jiwa kewirausahaan akan mempengaruhi keputusan investasinya. Dalam penelitian ini juga memasukkan usia sebagai variabel kontrol untuk membatasi atau sebagai pengendali terhadap variabel-variabel lainnya. Penelitian ini mengkaji persepsi pengusaha UMKM atas pemanfaatan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan Investasi. Responden yang digunakan adalah pengusaha UMKM yang sudah menjadi nasabah PT. Permodalan Nasional Madani (Persero), selanjutnya disebut PNM. PNM merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa keuangan. Perusahaan ini memiliki tujuan membantu menyediakan permodalan yang dibutuhkan oleh UMKM untuk mengembangkan usahanya dan menjadi role model pembiayaan UMKM yang berbasis lokal. Selain memberikan jasa pembiayaan kepada nasabahnya, PNM juga memberikan layanan non-finansial berupa jasa manajemen yaitu program pengembangan kapasitas usaha dengan kegiatan berupa pelatihan, konsultasi (knowledge sharing) dan pendampingan usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan kapasitas usaha dan sekaligus mempercepat kemajuan usaha pelaku UMKM yang menjadi nasabahnya. Hal ini menyebabkan nasabah PNM menarik untuk diteliti. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan non bank, PNM memerlukan informasi keuangan dan karakteristik pelaku usaha yang akan
7 menjadi calon nasabahnya. PNM mewajibkan calon nasabahnya untuk memberikan informasi keuangan perusahaannya. Informasi ini akan menjadi acuan dalam proses pemberian kredit, dimana semakin tinggi pengetahuan akuntansi yang dimiliki maka nasabah tersebut akan dapat memberikan laporan yang akurat dan relevan tentang kinerja dan keuangan perusahaanya, sedangkan semakin tinggi jiwa kewirausahaan yang dimiliki maka akan dapat menjamin kelangsungan usahanya sehingga mampu untuk memenuhi kewajibannya kepada PNM. Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah terletak pada penggunaan responden riil (pelaku usaha sesungguhnya) sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran nyata dari persepsi seorang wirausaha terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. 1.2 Rumusan Masalah Dilihat dari uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh pada penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi? 2) Apakah jiwa kewirausahaan berpengaruh pada penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi?
8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang disajikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menguji pengaruh pengetahuan akuntansi pada penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. 2) Untuk menguji pengaruh jiwa kewirausahaan pada penggunaan informasi akuntansi dalam pembuatan keputusan investasi. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan bukti bahwa minat perilaku wirausahawan dipengaruhi oleh kontrol keprilakuan dan sikap terhadap perilaku. Penelitian ini mempunyai kontribusi teori terhadap akademisi secara umum yaitu menerapkan TPB untuk fenomena ini dan bagi program studi khususnya program studi akuntansi dapat digunakan sebagai literatur dan referensi tentang kewirausahaan. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini dapat menjadi acuan implementasi bagi praktisi terutamanya praktisi kewirausahaan dan pelaku bisnis dalam pembuatan keputusan investasi. Penelitian ini juga bermanfaat bagi lembaga keuangan khususnya PNM dalam menjaring dan menyalurkan pembiayaan kepada calon nasabahnya.
9 3) Manfaat Kebijakan Hasil penelitian ini mempunyai kontribusi mendukung kebijakan pemerintah terhadap UMKM dalam hal pembinaan kewirausahaan yang meliputi pendidikan dan pelatihan bagi pengusaha UMKM sehingga mereka dapat memahami dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi usahanya.