BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi kesejahteraan dan kesehatan manusia pada umumnya. World Health. berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. serta dapat menjalar ke ke tempat yang jauh dari asalanya yang disebut metastasis.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

Penerimaan Diri Pada Wanita Pasien Kanker Payudara Pasca Mastektomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN.

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. system saluran kemih. Selain itu fungsi ginjal adalah untuk menyaring

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Dukungan..., Diana, Fakultas Psikologi 2016

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. kaum wanita yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan illness perception, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI, 2016). Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh setiap orang dan dipandang sebagai penyebab utama kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam Oetami, 2014) mengungkapkan bahwa dari 7,6 juta kematian didunia yang terjadi akibat penyakit, 13% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit kanker dan 458 ribu adalah kanker payudara. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang kejadiannya bermula dari sel-sel di payudara yang tidak normal dan terus tumbuh berlipat ganda dan pada akhirnya membentuk benjolan pada payudara. Pertumbuhan sel yang terus menerus akan menyebabkan tingkat keparahan yang terus berlanjut pada payudara karena sel-sel akan menyebar (metastasis) pada bagian tubuh lainnya, sehingga berpeluang menyebabkan kematian. Meskipun kanker payudara dianggap sebagai penyakit di negara maju, namun mayoritas (69%) dari semua kematian kanker payudara terjadi di negara berkembang. Etiologi dari penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan terjadinya kanker payudara. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor resiko yang antara lain 1

2 adalah perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama pada usia kurang dari 12 tahun, perempuan menopause di atas usia 50 tahun, belum pernah melahirkan, tidak pernah menyusui, melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun, riwayat adanya penyakit tumor jinak, adanya riwayat penyakit kanker pada anggota keluarga lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Jumlah pengidap kanker payudara di Indonesia cukup tinggi dan provinsi Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah pengidap kanker payudara terbanyak di Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 11.511 jiwa (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008, wilayah di Jawa Tengah dengan angka kejadian tertinggi berada di Semarang sebanyak 4215 kasus, diikuti Surabaya sebanyak 3829 kasus, Sukoharjo sebanyak 771 kasus dan Kudus sebanyak 456 kasus. Sedangkan di Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga Purwokerto pada tahun 2004 jumlah pasien kanker payudara sebanyak sekitar247 jiwa, kemudian pada tahun 2015 sebanyak 3.455 jiwa, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 5.275 jiwa dan pada tahun 2017 sejak bulan Januari sampai bulan Maret sekitar 670 jiwa. Usaha yang dilakukan oleh pasien untuk menyembuhkan penyakitnya misalnya dengan melaksanakan pengobatan. Jenis pengobatan kanker payudara terdiri dari kemoterapi yang berupa pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cairan melalui infus, radioterapi yang berupa proses penyinaran sel kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma, mastektomi yakni berupa pembedahan atau pengangkatan sel-sel kanker

3 payudara dengan cara operasi (Kholifah, 2009). Pelaksanaan pengobatan dapat menimbulkan dampak psikologis yang dapat menekan kondisi pasien kanker payudara seperti adanya perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik, serta dampak psikologis yang lainnya. Oetami (2014) menjelaskan bahwa dampak psikologis yang dialami oleh tiap orang berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan (stadium), jenis pengobatan yang dijalani dan karakteristik masing-masing pasien. Sekitar 30% pasien kanker mengalami permasalahan penyesuaian diri dan 20% didiagnosis mengalami depresi. Dampak psikologis yang sering dirasakan oleh pasien kanker payudara yaitu berupa ketidakberdayaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun, stres, emosi tidak stabil, cepat merasa lelah, bosan untuk melakukan kemoterapi, tidak percaya diri, lebih senang menyendiri serta mengalami gangguan tidur. Diantara karakteristik pribadi yang di maksud adalah mengenai tingkat self compassion yang dimiliki oleh setiap individu, karena tingkat self compassion pada setiap individu adalah berbeda. Menurut Hidayati (2013), self compassion adalah memberikan compassion atau welas asih kepada diri dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Neff & Germer (2013) juga berpendapat bahwa individu dengan self compassion yang baik akan mampu menahan diri dari tuntutan yang tidak realistis demi mengejar kesempurnaan. Dalam penelitian Astuti (2015), diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara self compassion dengan mental health pada individu pasien

4 ginjal kronis. Artinya individu yang mampu mengembangkan self compassion dalam dirinya lebih dapat menerima permasalahan yang terjadi di hidupnya, memperlakukan diri mereka dengan keperdulian dan kebaikan, serta menyadari emosi yang mereka rasakan tanpa melakukan evaluasi secara berlebihan. Selain memerlukan adanya self compassion, pasien kanker payudara juga memerlukan adanya regulasi emosi yang baik untuk menurunkan tingkat stres yang mereka alami akibat dari kondisi kesehatannya tersebut. Chaplin (2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan regulasi emosi atau pengendalian emosi adalah usaha di pihak individu untuk mengatur dan menguasai emosinya. Pengendalian emosi dilakukan bukan dengan menekan emosi melainkan kepada kemampuan untuk menyalurkan emosinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosyidi (2014), menunjukkan bahwa proses regulasi emosi yang dialami oleh istri yang tertular HIV/AIDS memberikan dampak positif bagi keadaan fisik dan psikis. Dimana istri yang tertular HIV/AIDS menjadi lebih terbuka, kembali bersemangat dalam menjalani hidup, keadaan fisik semakin membaik dan keadaanya menjadi stabil. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang didiagnosa kanker payudara selain harus memiliki self compassion yang baik, mereka juga diharapkan mempunyai regulasi emosi yang baik. Hal tersebut bertujuan untuk membantu pasien menerima dan bangkit dari kondisi berat yang mereka alami serta dapat mengurangi stres

5 fisik dan stres psikologis atau emosional yang gejalanya adalah sebagai berikut : ketidakberdayaan, kecemasan, tidak percaya diri, harga diri menurun, stres, emosi tidak stabil, cepat merasa lelah, bosan untuk melakukan kemoterapi, cemas, lebih senang menyendiri, serta mengalami gangguan tidur. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi di lapangan dengan cara observasi dan wawancara terhadap 3 orang ibu yang mengidap kanker payudara yang mempunyai stadium berbeda-beda. Dari hasil studi pendahuluan tersebut bahwa kondisi psikologis pasien kanker payudara berbeda-beda tergantung dari stadiumnya. Studi pendahuluan yang pertama dilakukan pada subjek P. Setelah dokter memvonis Pmengidap kanker payudara, P mengatakan bahwa selama beberapa bulan perasaanya pada waktu itu adalah syok karena tidak menyangka bahwa dirinya mengidap kanker payudara, frustasi, mengalami keteganggan otot, tidak percaya diri, menarik diri dari lingkungan, gelisah, takut dan pasrah. Namun, setelah beberapa waktu P pun menjalani operasi pengangkatan sel kanker. Setelah menjalani operasi pengangkatan tersebut, kondisi psikologisnya berangsur-angsur membaik. Awalnya, P mengaku merasa takut untuk kemoterapi. Namun, P menyadari bahwa dirinya harus menjalani kemoterapi agar sembuh, sehingga dirinya pun semangat untuk menjalani kemoterapi. Studi pendahuluan yang kedua dilakukan kepada subjek N. Saat N didiagnosa mengidap kanker peyudara, subjek langsung menangis histeris dan tidak menyangka bahwa dirinya mengidap kanker. Kemudian selama beberapa

6 hari N merasa sangat sedih perasaanya campur aduk antara frustasi, menyalahkan diri sendiri, sakit, ingin sembuh, dan kasihan melihat suami dan anak-anaknya yang masih kecil. Namun, N merasa harus bangkit dan melawan penyakitnya tersebut demi suami dan anak-anaknya. Akhirnya N pun melakukan operasi pengangkatan sel kanker, Operasi tersebut di lakukan di RS. Karyadi Semarang, N di rawat di RS selama beberapa hari. Pada saat setelah operasi, N merasa tidak percaya diri karena harus kehilangan salah satu payudaranya dan merasa putus asa. Pada saat melaksanakan kemoterapi yang pertama kalinya, N mengatakan bahwa dirinya syok karena setelah menjalani kemoterapi N terus menerus muntah dan N mengatakan pada saat itu rasanya seperti akan meninggal. Setelah beberapa kali menjalani kemoterapi N mengatakan bahwa dirinya sangat putus asa, karena tidak sembuh-sembuh dan dirinya merasa bahwa proses kemoterapi hanya sia-sia saja, selain itu N juga merasa sedih karena semakin hari rambut N semakin botak.pernah suatu hari N merasa berputus asa dan tidak mau untuk melanjutkan kemoterapi, namun dirinya sadar bahwa suami dan anak-anaknya masih membutuhkan kehadiran dirinya terlebih melihat kondisi anak-anaknya yang masih kecil. Sehingga N berusaha kuat untuk menjalani proses kemoterapi sampai selesai. Subjek ke 3 adalah R. Kondisi psikologis pada R lebih baik dari pada kondisi P dan N. R mengaku bahwa dirinya sekarang sudah tidak lagi merasa malu karena harus kehilangan salah satu payudaranya, R juga mengaku lebih ikhlas dalam menerima kondisinya saat ini, R lebih bersemangat menjalani

7 pengobatan yang harus dilakukannya. Meskipun pada awalnya R mengaku merasa cemas dan tidak percaya diri akan kondisi kesehatannta, R merasa bahwa semua pengobatan yang dirinya lakukan hanya akan sia-sia dan pada akhirnya dirinya akan meninggal. Namun, sekarang R mengaku lebih ikhlas menjalani kehidupannya serta harus semangat untuk menjalani pengobatannya. Dari hasil studi pendahuluan tersebut diperoleh informasi bahwa kondisi psikologis pada setiap orang berbeda-beda. Self compassion atau welas asih kepada diri dapat ditunjukkan dengan sikap mental yang kuat dan tahan banting dalam mengatasi setiap keadaan sulit yang terjadi kepada diri kita. Self compassion memberikan kekuatan emosional dan ketahanan agar individu pulih lebih cepat dari rasa kecewa ataupun frustasi, sehingga bisa mengakui kekurangan yang dimiliki, memaafkan diri, serta berusaha untuk meraih potensi yang dimiliki (Neff & Germer, 2011). Gilbert dan Proctor (dalam Basalamah, 2015) menemukan dalam penelitiannya bahwa peningkatan self compassiondapat menurunkan tingkat hormon stres pada individu. Serta menyatakan bahwa self compassion memberikan ketahanan emosional karena dapat mengilangkan rasa terancam dan juga memberikan perhatian lebih pada diri individu. Berdasaran pendapat dari beberapa tokoh diatas, maka dalam hal ini self compassion dianggap sangat di perlukan bagi pasien kanker, khususnya adalah pasien kanker payudara. Karena dengan memiliki self compassion yang tinggi maka pasien dapat kembali bangkit dan dapat menerima keadaanya

8 serta tidak merasa berputus asa dalam menjalani setiap rangkaian pengobatannya. Menurut Hidayati (2013), self compassion berbeda dengan mengasihani diri (self pity). Mengasihani diri berarti menolak sesuatu yang dialami dan cenderung menyalahkan diri atas kekurangan yang dimiliki. Pada dasarnya self compassion bisa dimiliki oleh setiap individu, bahkan yang merasa malu untuk bersikap baik kepada dirinya sendiri sekalipun. Pada penelitian dikatakan bahwa orang-orang dengan self compassion yang tinggi akan mempunyai ciri-ciri mampu menerima diri sendiri baik itu kelebihan maupun kelemahannya, mampu menerima kesalahan atau kegagalan sebagai sebuah hal umum yang juga dialami oleh orang lain dan mempunyai kesadaran tentang keterhubungan antara segala sesuatu (Hidayati & Maharani, 2013). Oleh karena itu, pasien kanker payudara membutuhkan self compassion agar menjadi termotivasi untuk bangkit dan berusaha untuk melawan penyakit tersebut. Selain itu, pasien kanker payudara pasca operasi yang sedang melakukan kemoterapi juga membutuhkan regulasi emosi yang baik agar mereka lebih bertanggung jawab secara pribadi atas peraaan dan kebahagiannya, mampu mengubah emosi negatif menjadi lebih positif, melakukan introspeksi dan relaksasi, serta tidak mudah putus asa dalam menghadapi suatu masalah.

9 Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan dari self compassion, regulasi emosi dan stres pada pasien kanker payudarapasca operasi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana hubungan antaraself compassiondan regulasi emosi terhadap stres pada pasien kanker payudarapasca operasi yang sedang melakukan kemoterapi di RS. Dadi Keluarga Purwokerto?. C. Tujuan Penlitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara self compassion dan regulasi emosi dengan stres pada pasien kanker payudara pasca operasi yang sedang melakukan kemoterapi D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang psikologi, khususnya psikologi klinis mengenai self compassion, regulasi emosidan strespada pasien kanker payudara. Hasil penelitian ini juga dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan variabel lain.

10 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada semua pihak, terutama pada setiap orang yang sedang mengidap kanker payudara. Khususnya mengenai self compassion, regulasi emosi dan stres pada pasien kanker payudara. Pasien diharap mendapat masukan untuk menumbuhkan self compassion dan regulasi emosi di dalam dirinya sendiri, agar pasien senantiasa dapat menerima segala keadaan yang dialaminya dengan perasaan penuh syukur, serta dapat mengurangi gejala stres fisiologis dan stres psikologis atau emosional yang tengah kita rasakan. Penelitian ini diharapkan juga memberi manfaat kepada seluruh pembaca mengenai kondisi pasien kanker payudara.