BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jajahan Belanda agar untuk turut diberikan kesejahteraan. lain Van Deventer, P. Brooshooft, dan Van Limburg Stirum.

BAB V KESIMPULAN. Perkembangan pendidikan rendah di Yogyakarta pada kurun. waktu dipengaruhi oleh berbagai kebijakan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PROVINSI LAMPUNG

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang tidak berpenghasilan tetapi justru mengeluarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata re yang artinya kembali dan call yang artinya panggil atau memanggil,

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

KORPRI PROFESIONAL, LAYANAN MASYARAKAT MAKSIMAL Oleh : waryoto

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

KEDUDUKAN DAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN SUKOHARJO T E S I S

Nama : Eni Puji Lestari Nim : Rombel : 46 Jurusan : PG PAUD LEMBAR LATIHAN PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB II HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX DAN MUNCULNYA GERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Daftar Isi PENDIRIAN MUSEUM MUHAMMADIYAH PROPOSAL 5 ASAS-ASAS 13 RENCANA 24 TAHAPAN PENDIRIAN 1 LATAR BELAKANG SEJARAH PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DPR Sebagai Pembuat Undang Undang

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG SUSUNAN PEMERINTAHAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

Sejarah Penjajahan Indonesia

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

Komunitas Anging Mammiri

PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Diterbitkan oleh ; SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI 2005

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

PENGARUSUTAMAAN GENDER SEBAGAI UPAYA STRATEGIS UNTUK MEWUJUDKAN DEMOKRATISASI DALAM BIDANG EKONOMI. Murbanto Sinaga

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si., DFM. Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H. Dr. Muhammad Alim, S.H., M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemilihan kepala daerah sebelumnya yang dipilih oleh anggota Dewan

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan dan menyalurkan kepentingan masyarakat.partai politik juga

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

PROSPEK PERANAN PERS DALAM PERKEMBANGAN DEMOKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 11 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 8 PEMERINTAH KOTA SRAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2002

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

ANGGARAN DASAR POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring. dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2006 NOMOR 7 SERI E NOMOR SERI 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bukti nyata bahwa Negara dengan sistem demokrasi yang baik itu

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PROVINSI LAMPUNG

Walikota Tasikmalaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan diberlakukannya perubahan di berbgai sektor. Kemajuan yang paling tampak adalah perluasan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kunci perubahan dalam tatanan sosial yang bertujuan untuk membentuk tenaga kerja negara maupun bisnis swasta Belanda. Pendidikan digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap modernitas dan persatuan. Para pengenyam pendidikan menyebut diri mereka dengan istilah kaum muda. Kaum muda membentuk kesadaran nasional bumiputra di Hindia Belanda dan bergerak bersama menuju modernitas. Zaman pergerakan ditandai dengan banyaknya para jurnalis dan didirikannya rumah-rumah cetak yang menerbitkan surat kabar dalam skala besar. Politik etis mulai mempengaruhi cara berpikir bumiputera karena sekolah menjadi institusi penting dalam revolusi berpikir. (Takashi Shiraishi, 1997). Sejak tahun 1916 di Hindia Belanda dilakukan usaha yang cukup besar untuk merubah pandangan-pandangan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Usaha ini dilakukan oleh masyarakat pribumi dengan tujuan agar terjadi suatu perubahan dalam sistem pemerintahan yang dianggap kurang sesuai dengan keinginan rakyat. Pasca terjadinya politik etis di Hindia Belanda. Suatu delegasi yang terdiri atas wakil-wakil Boedi Oetomo, SI, Regenten Bond (perkumpulan bupati) dan organisasi-organisasi serupa berkunjung ke negeri Belanda. Mereka mengajukan petisi kepada Ratu Wilhemina dan parlemen Belanda atas pembentukan Pertahanan Hindia dan Volksraad. Petisi tentang pertahanan Hindia (indie weerbar) ditolak oleh pemerintah Belanda dan Petisi tentang Volksraad disetujui oleh pemerintah Belanda, Berdasarkan situasi politik dan tekanan dari berbagai macam pihak. 1

2 Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan para bumiputra untuk memberikan pendapatnya mengenai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Terbentuklah suatu lembaga partisipasi yang disebut Volksraad atau dikenal dengan nama Dewan Rakyat di Hindia Belanda. Berdasarkan konstitusi Indische Staatsrgeling buatan Belanda, pada tanggal 18 Mei 1918 Gubernur Jenderal Graaf van Limburg Stirum atas nama pemerintah penjajah Belanda membentuk dan melantik Volksraad. (Sutherland, 1983). Volksraad secara resmi baru dibuka pada bulan Mei 1918. Volksraad memiliki beberapa kekuasaan terutama dalam permasalahan keuangan Hindia Belanda. Anggota Volksraad berisikan orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi. Mereka bersama-sama menyalurkan aspirasi dan pendapatnya dalam volksraad. Volksraad menjadi sebuah forum yang penting karena dapat merangsang perkembangan politik yang dapat dipertanggungjawabkan atau politik yang dijalankan secara formal. (Sutherland, 1983). Keberadaan Volksraad menimbulkan pro dan kontra di antara kaum pergerakan nasional. Volksraad tidak dapat disamakan dengan parlemen. Volksraad hanya diberi kekuasaan sebagai penasehat sehingga tidak dapat mengubah pemerintahan. Parlemen mempunyai hak untuk menjalankan sistem perwakilan yang demokratis sehingga menjamin kedaulatan rakyat (Miriam Budiardjo, 2009). Volksraad tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan anggaran belanja sehingga terdapat pembatasan hak-hak legislatif. Tahun 1931 sebagian besar anggota Dewan Rakyat adalah orang-orang Barat yang merupakan anggota bukan hasil pemilihan. Pada dasarnya Dewan Rakyat tetap tidak bisa dikatakan demokratis. (Sartono Kartodirdjo, 1999). Volksraad merupakan tempat yang aman untuk mencurahkan kecaman terhadap pemerintah Hindia Belanda. Volksraad sebagai dewan rakyat menjadi wadah bagi pemimpin organisasi untuk menyalurkan aspirasi perjuangan tanpa takut adanya penangkapan dan pembuangan. Volksraad bukan satu-satunya wadah perjuangan. Organisasi pergerakan tetap melakukan akitivitas di berbagai bidang. Aktivitas yang dialkukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,

3 seperti mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran, mengusahakan bank, koperasi dan sebagainya. Volksraad memberi peran penting dalam perpolitikan Hindia Belanda. Terbentuknya Volksraad mulai menciptakan nilai-nilai demokrasi. Volksraad memberikan wahana politik yang lebih luas dari segi pemikiran masyarakat pribumi pada masa Hindia Belanda. Pembentukan Volksraad merupakan awal dari terbentuknya sebuah elite birokrasi yang memadukan kedua golongan masyarakat. Keanggotaan Volksraad tidak hanya dari orang-orang Belanda akan tetapi masyarakat dari golongan pribumi juga ikut andil didalamnya. Kondisi tersebut membawa suatu perubahan serta pembelajaran yang berarti tentang perpolitikan. Pengaruh yang besar terjadi pada masyarakat pribumi karena mulai mengenal politik dari sudut pandang yang berbeda. Volksraad berperan sebagai dewan baru yang bertugas menyalurkan aspirasi masyarakat pribumi. Volksraad memberikan suatu pengembangan tentang pembelajaran masalah politik di Hindia Belanda. Keberadaan Volksraad membawa banyak peran dalam masalah perpolitikan di Hindia Belanda khususnya mengenai pendidikan politik terhadap masyarakat pribumi. Pandangan politik masyarakat pribumi berkembang sesuai dengan perkembangan Volksraad. Pembelajaran pendidikan politik di Hindia Belanda sangat menyangkut tentang masalah kebijakan serta kenegaraan. Volksraad mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan serta kehidupan masyarakat pribumi. Pemerintahan Hindia Belanda pada masa tersebut adalah pemerintah Kolonial. Keberadaan Volksraad dalam pendidikan politik menjadi kajian yang penting karena pendidikan politik di Hindia Belanda masih sangat dibatasi. Pendidikan politik tidak diajarkan di sekolah-sekolah sehingga merupakan pendidikan secara non formal. Volksraad memberi wadah bagi penduduk pribumi untuk menyuarakan aspirasinya serta menampung kesadaran berpolitik penduduk kelas menengah kebawah. Anggota yang masuk dalam Volksraad ditentukan oleh banyaknya suara untuk memperoleh kursi dan kedudukan. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan mendominasi suara di dalam sidang Volksraad sehingga akan mendapatkan satu suara yang bulat dalam mengambil suatu kebijakan.

4 Pembentukan Volksraad memberikan suatu pembelajaran yang demokratis bagi masyarakat pribumi. Secara tidak langsung masyarakat yang tidak berpendidikan mampu bersifat adaptif terhadap berbagai reaksi yang timbul dari Volksraad. Masyarakat tidak mendapat pengaruh langsung dari terbentuknya Volksraad. Sebagian besar pengaruh Volksraad memunculkan ide-ide nasionalis oleh kaum pribumi yang mempunyai kedudukan di dalam Volksraad. Ide-ide Nasionalis yang disalurkan dalam berbagai sidang Volksraad mampu menumbuhkan kesadaran berpolitik masyarakat pribumi. Sehingga secara tidak langsung masyarakat dapat belajar tentang pendidikan politik. Peranan pendidikan politik diiringi oleh keadaan perpolitikan di Hindia Belanda. Keberadaan Volksraad sebagai alat politik baru yang diakui dan dijalankan secara formal dalam pemerintahan memiliki fungsi yang penting. Volksraad selain sebagai alat penyalur aspirasi masyarakat Hindia Belanda juga memiliki fungsi sebagai alat untuk menjalankan pendidikan politik. Pendidikan politik tidak diajarkan di dalam sekolah-sekolah formal yang disediakan pemerintah. Tujuan pendidikan dan pengajaran pada masa Hindia Belanda hanya diarahkan kepada pendidikan pegawai misalnya Juru Tulis, Mantri Kabupaten dan pegawai kelas rendah. (Leo Agung, 2012). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis hendak mengkaji lebih lanjut mengenai peranan Volksraad dalam pendidikan politik bagi masyarakat pribumi serta eksistensi dan pengaruhnya. Oleh karena itu penulis menggunakan judul Peranan Volksraad Dalam Perkembangan Pendidikan Politik Masyarakat Pribumi di Hindia Belanda Tahun 1916-1942. Penulis melakukan pembatasan masalah pada tahap awal pembentukan volksraad yang diajukan Menteri Tanah Jajahan Hindia Belanda tanggal 16 Desember 1916. Titik akhir kajian skripsi ini adalah tahun 1942 saat Jepang menginvasi wilayah Hindia Belanda pada tanggal 5 Agustus 1942. Belanda menyerah kepada Jepang dan seluruh perangkat kelembagaan kenegaraan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda terhapus, termasuk volksraad.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Mengapa Volksraad terbentuk di Hindia Belanda pada tahun 1916-1942? 2. Bagaimana peranan Volksraad pada masa Hindia Belanda tahun 1916-1942? 3. Bagaimana peranan Volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat Pribumi di Hindia Belanda tahun 1916-1942? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui terbentuknya Volksraad di Hindia Belanda 1916-1942. 2. Untuk mengetahui peranan Volksraad pada masa Hindia Belanda pada tahun 1916-1942. 3. Untuk mengetahui peranan Volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat Pribumi di Hindia Belanda tahun 1916 1942. D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis a) Menambah kajian tentang peranan volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat pribumi di Hindia Belanda tahun 1916-1942. b) Untuk memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah dan menambah khasanah ilmu dalam pengembangan ilmu sejarah. c) Dapat menambah wawasan pembaca khususnya mahasiswa tentang peranan volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat pribumi di Hindia Belanda tahun 1916 1942, dan diharapkan nantinya ada studi lebih lanjut mengenai persoalan tersebut.

6 2. Manfaat Praktis a) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. b) Dapat memberikan motivasi kepada para sejarawan untuk selalu mengadakan penelitian ilmiah. c) Merupakan sumber referensi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang akan meneliti lebih lanjut mengenai sejarah perpolitikan di Indonesia. d) Memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat mengenai arti penting keberadaan Volksraad dalam perpolitikan pada masa kolonial.