BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan diberlakukannya perubahan di berbgai sektor. Kemajuan yang paling tampak adalah perluasan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu kunci perubahan dalam tatanan sosial yang bertujuan untuk membentuk tenaga kerja negara maupun bisnis swasta Belanda. Pendidikan digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap modernitas dan persatuan. Para pengenyam pendidikan menyebut diri mereka dengan istilah kaum muda. Kaum muda membentuk kesadaran nasional bumiputra di Hindia Belanda dan bergerak bersama menuju modernitas. Zaman pergerakan ditandai dengan banyaknya para jurnalis dan didirikannya rumah-rumah cetak yang menerbitkan surat kabar dalam skala besar. Politik etis mulai mempengaruhi cara berpikir bumiputera karena sekolah menjadi institusi penting dalam revolusi berpikir. (Takashi Shiraishi, 1997). Sejak tahun 1916 di Hindia Belanda dilakukan usaha yang cukup besar untuk merubah pandangan-pandangan politik pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Usaha ini dilakukan oleh masyarakat pribumi dengan tujuan agar terjadi suatu perubahan dalam sistem pemerintahan yang dianggap kurang sesuai dengan keinginan rakyat. Pasca terjadinya politik etis di Hindia Belanda. Suatu delegasi yang terdiri atas wakil-wakil Boedi Oetomo, SI, Regenten Bond (perkumpulan bupati) dan organisasi-organisasi serupa berkunjung ke negeri Belanda. Mereka mengajukan petisi kepada Ratu Wilhemina dan parlemen Belanda atas pembentukan Pertahanan Hindia dan Volksraad. Petisi tentang pertahanan Hindia (indie weerbar) ditolak oleh pemerintah Belanda dan Petisi tentang Volksraad disetujui oleh pemerintah Belanda, Berdasarkan situasi politik dan tekanan dari berbagai macam pihak. 1
2 Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan para bumiputra untuk memberikan pendapatnya mengenai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Terbentuklah suatu lembaga partisipasi yang disebut Volksraad atau dikenal dengan nama Dewan Rakyat di Hindia Belanda. Berdasarkan konstitusi Indische Staatsrgeling buatan Belanda, pada tanggal 18 Mei 1918 Gubernur Jenderal Graaf van Limburg Stirum atas nama pemerintah penjajah Belanda membentuk dan melantik Volksraad. (Sutherland, 1983). Volksraad secara resmi baru dibuka pada bulan Mei 1918. Volksraad memiliki beberapa kekuasaan terutama dalam permasalahan keuangan Hindia Belanda. Anggota Volksraad berisikan orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi. Mereka bersama-sama menyalurkan aspirasi dan pendapatnya dalam volksraad. Volksraad menjadi sebuah forum yang penting karena dapat merangsang perkembangan politik yang dapat dipertanggungjawabkan atau politik yang dijalankan secara formal. (Sutherland, 1983). Keberadaan Volksraad menimbulkan pro dan kontra di antara kaum pergerakan nasional. Volksraad tidak dapat disamakan dengan parlemen. Volksraad hanya diberi kekuasaan sebagai penasehat sehingga tidak dapat mengubah pemerintahan. Parlemen mempunyai hak untuk menjalankan sistem perwakilan yang demokratis sehingga menjamin kedaulatan rakyat (Miriam Budiardjo, 2009). Volksraad tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan anggaran belanja sehingga terdapat pembatasan hak-hak legislatif. Tahun 1931 sebagian besar anggota Dewan Rakyat adalah orang-orang Barat yang merupakan anggota bukan hasil pemilihan. Pada dasarnya Dewan Rakyat tetap tidak bisa dikatakan demokratis. (Sartono Kartodirdjo, 1999). Volksraad merupakan tempat yang aman untuk mencurahkan kecaman terhadap pemerintah Hindia Belanda. Volksraad sebagai dewan rakyat menjadi wadah bagi pemimpin organisasi untuk menyalurkan aspirasi perjuangan tanpa takut adanya penangkapan dan pembuangan. Volksraad bukan satu-satunya wadah perjuangan. Organisasi pergerakan tetap melakukan akitivitas di berbagai bidang. Aktivitas yang dialkukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,
3 seperti mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran, mengusahakan bank, koperasi dan sebagainya. Volksraad memberi peran penting dalam perpolitikan Hindia Belanda. Terbentuknya Volksraad mulai menciptakan nilai-nilai demokrasi. Volksraad memberikan wahana politik yang lebih luas dari segi pemikiran masyarakat pribumi pada masa Hindia Belanda. Pembentukan Volksraad merupakan awal dari terbentuknya sebuah elite birokrasi yang memadukan kedua golongan masyarakat. Keanggotaan Volksraad tidak hanya dari orang-orang Belanda akan tetapi masyarakat dari golongan pribumi juga ikut andil didalamnya. Kondisi tersebut membawa suatu perubahan serta pembelajaran yang berarti tentang perpolitikan. Pengaruh yang besar terjadi pada masyarakat pribumi karena mulai mengenal politik dari sudut pandang yang berbeda. Volksraad berperan sebagai dewan baru yang bertugas menyalurkan aspirasi masyarakat pribumi. Volksraad memberikan suatu pengembangan tentang pembelajaran masalah politik di Hindia Belanda. Keberadaan Volksraad membawa banyak peran dalam masalah perpolitikan di Hindia Belanda khususnya mengenai pendidikan politik terhadap masyarakat pribumi. Pandangan politik masyarakat pribumi berkembang sesuai dengan perkembangan Volksraad. Pembelajaran pendidikan politik di Hindia Belanda sangat menyangkut tentang masalah kebijakan serta kenegaraan. Volksraad mempunyai pengaruh terhadap kesejahteraan serta kehidupan masyarakat pribumi. Pemerintahan Hindia Belanda pada masa tersebut adalah pemerintah Kolonial. Keberadaan Volksraad dalam pendidikan politik menjadi kajian yang penting karena pendidikan politik di Hindia Belanda masih sangat dibatasi. Pendidikan politik tidak diajarkan di sekolah-sekolah sehingga merupakan pendidikan secara non formal. Volksraad memberi wadah bagi penduduk pribumi untuk menyuarakan aspirasinya serta menampung kesadaran berpolitik penduduk kelas menengah kebawah. Anggota yang masuk dalam Volksraad ditentukan oleh banyaknya suara untuk memperoleh kursi dan kedudukan. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan mendominasi suara di dalam sidang Volksraad sehingga akan mendapatkan satu suara yang bulat dalam mengambil suatu kebijakan.
4 Pembentukan Volksraad memberikan suatu pembelajaran yang demokratis bagi masyarakat pribumi. Secara tidak langsung masyarakat yang tidak berpendidikan mampu bersifat adaptif terhadap berbagai reaksi yang timbul dari Volksraad. Masyarakat tidak mendapat pengaruh langsung dari terbentuknya Volksraad. Sebagian besar pengaruh Volksraad memunculkan ide-ide nasionalis oleh kaum pribumi yang mempunyai kedudukan di dalam Volksraad. Ide-ide Nasionalis yang disalurkan dalam berbagai sidang Volksraad mampu menumbuhkan kesadaran berpolitik masyarakat pribumi. Sehingga secara tidak langsung masyarakat dapat belajar tentang pendidikan politik. Peranan pendidikan politik diiringi oleh keadaan perpolitikan di Hindia Belanda. Keberadaan Volksraad sebagai alat politik baru yang diakui dan dijalankan secara formal dalam pemerintahan memiliki fungsi yang penting. Volksraad selain sebagai alat penyalur aspirasi masyarakat Hindia Belanda juga memiliki fungsi sebagai alat untuk menjalankan pendidikan politik. Pendidikan politik tidak diajarkan di dalam sekolah-sekolah formal yang disediakan pemerintah. Tujuan pendidikan dan pengajaran pada masa Hindia Belanda hanya diarahkan kepada pendidikan pegawai misalnya Juru Tulis, Mantri Kabupaten dan pegawai kelas rendah. (Leo Agung, 2012). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis hendak mengkaji lebih lanjut mengenai peranan Volksraad dalam pendidikan politik bagi masyarakat pribumi serta eksistensi dan pengaruhnya. Oleh karena itu penulis menggunakan judul Peranan Volksraad Dalam Perkembangan Pendidikan Politik Masyarakat Pribumi di Hindia Belanda Tahun 1916-1942. Penulis melakukan pembatasan masalah pada tahap awal pembentukan volksraad yang diajukan Menteri Tanah Jajahan Hindia Belanda tanggal 16 Desember 1916. Titik akhir kajian skripsi ini adalah tahun 1942 saat Jepang menginvasi wilayah Hindia Belanda pada tanggal 5 Agustus 1942. Belanda menyerah kepada Jepang dan seluruh perangkat kelembagaan kenegaraan yang diciptakan oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda terhapus, termasuk volksraad.
5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Mengapa Volksraad terbentuk di Hindia Belanda pada tahun 1916-1942? 2. Bagaimana peranan Volksraad pada masa Hindia Belanda tahun 1916-1942? 3. Bagaimana peranan Volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat Pribumi di Hindia Belanda tahun 1916-1942? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui terbentuknya Volksraad di Hindia Belanda 1916-1942. 2. Untuk mengetahui peranan Volksraad pada masa Hindia Belanda pada tahun 1916-1942. 3. Untuk mengetahui peranan Volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat Pribumi di Hindia Belanda tahun 1916 1942. D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis a) Menambah kajian tentang peranan volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat pribumi di Hindia Belanda tahun 1916-1942. b) Untuk memberikan sumbangan pengetahuan ilmiah dan menambah khasanah ilmu dalam pengembangan ilmu sejarah. c) Dapat menambah wawasan pembaca khususnya mahasiswa tentang peranan volksraad dalam perkembangan pendidikan politik masyarakat pribumi di Hindia Belanda tahun 1916 1942, dan diharapkan nantinya ada studi lebih lanjut mengenai persoalan tersebut.
6 2. Manfaat Praktis a) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. b) Dapat memberikan motivasi kepada para sejarawan untuk selalu mengadakan penelitian ilmiah. c) Merupakan sumber referensi bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang akan meneliti lebih lanjut mengenai sejarah perpolitikan di Indonesia. d) Memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat mengenai arti penting keberadaan Volksraad dalam perpolitikan pada masa kolonial.