BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu penyakit. tidak menular yang sering terjadi di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun globalisasi memberikan berbagai dampak baik, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah kelainan metabolik kronik dimana luka sulit

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ini Penyebab Mengapa Daun Yakon Digunakan Sebagai Obat Anti Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau. gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mukosa rongga mulut memiliki fungsi utama sebagai pelindung struktur

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam. kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penyandang diabetes cukup besar untuk tahun-tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tahun didiagnosa sekitar kasus kanker payudara baru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai penyakit. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Radiografi baik intra maupun ekstra oral sangat banyak pemakaiannya

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita Diabetes Melitus (DM). Sebanyak 15 % dari seluruh populasi penderita DM memiliki komplikasi berupa luka diabetes (Fard et al., 2007). Pada tahun 2000, di Indonesia terdapat penderita DM sebanyak 8,4 juta orang. Pada tahun 2030 diprediksi meningkat menjadi 21, 3 juta orang. Indonesia menempati peringkat keempat jumlah penderita DM terbanyak di dunia (Wild et al., 2004). Komplikasi luka pada penderita diabetes memunculkan risiko amputasi dan dampak pembiayaan yang tinggi. Risiko amputasi pada penderita luka DM lebih tinggi 15-46 kali dibandingkan dengan luka pada non diabetes (Lavery et al., 1996). Di Amerika biaya perawatan luka DM sebesar $ 1,5 juta/tahun (NIH, 2007). Penyembuhan luka terjadi melewati 3 tahapan. Tahap pertama inflamasi, tahap kedua proliferasi dan tahap ketiga remodelling. Pada tahap inflamasi didominasi oleh makrofag M1. Jumlah puncak makrofag M1 pada luka hari ke-3. Pada tahap proliferasi jumlah makrofag M1 berangsur turun dan digantikan oleh makrofag M2. Makrofag M2 menghasilkan sitokin yang berguna untuk proliferasi. Pada tahap remodelling sebagian besar sel imun dan miofibroblas mengalami apoptosis dan migrasi keluar dari jaringan luka (Mosser and Edwards, 2008; Moon et al., 2011). Hiperglikemia menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan reaksi non enzimatik antara protein dan lipid dengan gugus gula (glycation). Reaksi tersebut 1

menghasilkan advance glycation end product (AGE). Hal ini berakibat pada gangguan fungsi beberapa sel tubuh seperti makrofag dan endotel (Khanna et al., 2010). Makrofag pada penderita DM mengalami keterlambaatan aktivasi. Keterlambatan aktivasi tersebut menyebabkan jumlah makrofag M1 tidak optimal dalam proses inflamasi (Maruyama et al., 2007). Jumlah makrofag M1 yang tidak optimal menyebabkan produksi inducible nitric oxide (inos) sebagai prekursor nitric oxide (NO) sedikit. Nitric oxide sangat dibutuhkan dalam proliferasi miofibroblas dan keratinosit. AGE juga dapat berdampak langsung terhadap migrasi keratinosit (Zhu et al., 2010). Kolagen tipe 1 yang terglikasi menghambat migrasi keratinosit (Morita et al., 2005). Keterlambatan aktivasi makrofag M1 pada luka DM menyebabkan gangguan proses degradasi matrik ekstra sel. Penghancuran matrik tersebut bermanfaat dalam migrasi sel imun dan beberapa proses signalling (Li et al., 2010). Hal ini menyebabkan tahapan penyembuhan luka berlangsung dengan tidak baik. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl.) merupakan tanaman asli Indonesia tepatnya berasal dari Papua. Mahkota Dewa telah banyak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai tujuan antara lain sebagai herbal anti kanker. Mahkota Dewa memiliki kandungan flavonoid, polifenol, saponin, minyak atsiri dan alkaloida. Phalerin merupakan zat aktif yang spesifik terdapat pada daun Mahkota Dewa (Hartati et al., 2005). Isolat phalerin dan ekstrak etanol daun mahkota dewa juga ternyata mampu mengaktivasi dan meningkatkan 2

aktivitas fagositosis makrofag (Wijanarko et al., 2005; Ghufron et al., 2011). Ekstrak kulit buah Mahkota Dewa mempunyai sifat antioksidan dan anti inflamasi (Hendra, et al., 2011a). Makrofag pada penderita DM mengalami keterlambatan aktifasi. Keterlambatan ini menyebabkan proloferasi sel dan migrasi keratinosit terganggu. Hal ini menjadi alasan luka DM sulit sembuh. Kemampuan ekstrak etanol daun mahkota dewa (EEDMD) dalam mengaktivasi dan meningkatkan aktifitas fagositosis makrofag, berpotensi mempercepat penyembuhan luka DM. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian 1. Apakah salep EEDMD dapat mempercepat penyempitan luas luka kulit tikus model DM. 2. Apakah salep EEDMD dapat meningkatkan derajat epitelialisasi dan kepadatan kolagen hari ke-14 pada luka kulit tikus model DM. 3. Apakah salep EEDMD dapat meningkatkan rerata jumlah makrofag M1 dan M2 hari ke-3 pada luka kulit tikus model DM. 4. Apakah salep EEDMD dapat menurunkan rerata jumlah makrofag M1 dan M2 hari ke-14 pada kulit tikus model DM. 3

I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut 1. Tujuan umum untuk mengetahui kemampuan salep EEDMD dalam penyembuhan luka kulit tikus DM 2. Tujuan khusus untuk mengetahui pengaruh salep EEDMD terhadap a. Luas luka kulit tikus model DM b. Derajat epitelialisasi dan derajat kepadatan kolagen pada luka kulit tikus model DM hari ke-14. c. Rerata jumlah makrofag M1 dan M2 pada luka kulit tikus model DM pada hari ke-3. d. Rerata jumlah Makrofag M1 dan M2 pada luka kulit tikus model DM hari ke-14. I.4. Keaslian penelitian Penelitian tentang efek pemberian salep EEDMD terhadap penyembuhan luka DM belum pernah dilakukan. Penelitian tentang Mahkota Dewa yang sudah pernah dilakukan (Tabel 1). 4

Tabel 1 : Daftar Penelitian dengan Menggunakan Ekstrak Mahkota Dewa Judul/peneliti Persamaan Perbedaan Wound-healing Penggunaan Meneliti tantang penyembuhan luka potential of the ekstrak tanaman dengan parameter TGFβ dan TNFα fruit extract mahkota dewa sedangkan peneliti dalam penelitian of Phaleria macro yang ini menggunakan parameter luas carpa diaplikasikan luka, derajat epitelialisasi, derajat secara topikal kepadatan kolagen, rerata makrofag /Abood et al. dan Fokus M1 dan M2. (2015) kajian dalam Hewan coba yang dipakai tikus penyembuhan normal sedangkan dalam penelitian luka, menilai kami adalah tikus model DM. kolagen Sediaan topikal dengan pelarut gum acacia sedangkan dalam penelitian kami menggunakan petrolatum gel. Kata kunci : Phaleria macrocarpa and wound, www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed I.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat dirasakan masyarakat Indonesia dari hasil penelitian ini adalah memberikan pembuktian ilmiah dan menambah khasanah keilmuan tentang penggunaan salep EEDMD dalam penyembuhan luka DM. 5