Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KETERSEDIAAN AIR BERSIH SUNGAI LUBUK MINTURUN GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI PENDUDUK DI KECAMATAN KOTO TANGAH SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH

Gambar 2.1. Diagram Alir Studi

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB III METODOLOGI. 2. Mengumpulkan data, yaitu data primer dan data sekunder

Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ketibung Kabupaten Lampung Selatan

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

NERACA AIR WADUK SUNGAI PAKU TERHADAP KEBUTUHAN AIR BAKU BAGI MASYARAKAT Water Balance of Paku River Reservoir to Standart Water Needs for the People

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

ANALISA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KOTA SUNGAI PENUH

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: evapotranspirasi, Metode Penman, Metode Mock, Metode Wenbul

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA CALCULATION OF DEPENDABLE FLOW AS WATER SOURCE IN PDAM JAYAPURA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT BANJIR PADA DAS BATANG ARAU PADANG

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini. Berdasarkan UU RI No.7

ANALISIS WATER BALANCE DAS SERAYU BERDASARKAN DEBIT SUNGAI UTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

3 BAB III METODOLOGI

ABSTRAK. Kata Kunci : simulasi F.J Mock, debit andalan, neraca air baku, simulasi air baku, analisa ekonomi ABSTRACT

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEBIT ANDALAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sampai 2013, kecuali tahun 2012 karena data tidak ditemukan. Jumlah ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

KAJIAN PENGEMBANGAN PDAM DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR PENDUDUK KOTA TARAKAN Kiki Frida Sulistyani 2

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS DEBIT SUNGAI MUNTE DENGAN METODE MOCK DAN METODE NRECA UNTUK KEBUTUHAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENUJU KETERSEDIAAN AIR YANG BERKELANJUTAN DI DAS CIKAPUNDUNG HULU : SUATU PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

ANALISA KETERSEDIAAN AIR


POTENSI SUMBER AIR INGAS COKRO UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MIKROHIDRO

BAB III METODOLOGI III-1

Drought Management Untuk Meminimalisasi Risiko Kekeringan

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

BAB III METODE PENELITIAN. Pada lokasi DAS Sungai Cisimeut Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak,

Transkripsi:

Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang SYOFYAN, Z. Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Padang, Jl. Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang 25 143, Indonesia Corresponding author: syofyanz17@gmail.com Abstrak: Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain. Dalam sebulan akan dibutuhkan beribu-ribu liter air bersih untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Untuk mengetahui besarnya potensi dan kebutuhan air serta keseimbangan air, kajian neraca air DAS Sungai Gayo dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air domestik di Kecamatan Pauh. Ketersediaan air sungai dihitung berdasarkan debit andalan 80% (Q80) yang didapat dari Sungai Gayo. Debit ini dijadikan dasar dalam menentukan ketersediaan air dalam DAS Sungai Gayo. Hasil analisis menunjukkan bahwa tersedia debit maksimum 0,25 m3/det terjadi pada bulan Januari, debit ratarata 0,04 m3/det, debit minimum -0,33 m3/det terjadi pada bulan Juni. Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pauh perkembangannya sangat signifikan dengan pesatnya pertambahan penduduk di Kecamatan Pauh, untuk tahun 2011 kebutuhan air bersih 0,116 m 3 /dt dan sampai tahun 2020 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 0,156 m 3 /dt. Saat ini dari sumber air baku yang berasal dari air sungai mengalami permasalahan tersendiri, dimana debitnya selalu berkurang apalagi pada musim kemarau. Permasalahan ini disebabkan oleh adanya perluasan wilayah, penebangan hutan serta sebagian airnya harus berbagi dengan masyarakat untuk mengairi sawah-sawah.maka dari itu kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi karena masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani/mendapatkan air bersih di kecamatan Pauh. Kata kunci: air bersih, ketersediaan, masyarakat 1. PENDAHULUAN Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Keberadaannya merupakan suatu kebutuhan baik di musim kering ataupun musim hujan. Kebutuhan air bersih menjadi indikator kualitas hidup manusia dari segi kesehatan dan kesejahteraan manusia, akan kurang bila tanpa terpenuhinya kebutuhan air bersih. Selain itu sulit dibayangkan tanpa adanya air akan tercipta suatu lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Pada prinsipnya, seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan prasarana dan sarana air bersih yang layak dan terjangkau. Di Kecamatan Pauh saat ini masih banyak penduduknya yang belum terlayani suplai air bersih, dimana hal ini perlu diantisipasi mengingat kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat dari tahun ke tahun terus bertambah. Bila kebutuhannya akan air bersih tidak terpenuhi mengakibatkan penurunan kondisi fisik maupun non fisik bagi masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Padang yang merupakan perusahaan daerah yang bertugas untuk melakukan kegiatan penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Padang. PDAM mempunyai arti penting dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Mengacu kepada kondisi ideal, maka cakupan pelayanan air bersih PDAM adalah sebesar 80% dari jumlah penduduk, PDAM sebagai perusahaan yang mengelola pelayanan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat yang sesuai dengan 2017 ITP. All right reserved 55 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

syarat kualitas, kuantitas dan kontiniutas dari persyaratan air bersih. Saat ini dari sumber air baku yang berasal dari air sungai mengalami permasalahan tersendiri, dimana debitnya selalu berkurang apalagi pada musim kemarau. Permasalahan ini disebabkan oleh adanya perluasan wilayah, penebangan hutan serta sebagian airnya harus berbagi dengan masyarakat untuk mengairi sawahsawah. Maka dari itu kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi karena masih banyaknya masyarakat yang belum terlayani/mendapatkan air bersih di kecamatan Pauh dimana sumber air yang penulis teliti yaitu sungai Gayo. 2. BATASAN MASALAH Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup sebagai berikut: 1. Memprediksi pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air bersih untuk 10 mendatang. 2. Menghitung ketersediaan debit air yang ada. 3. LANDASAN TEORI a. Debit andalan Debit andalan merupakan debit yang diandalkan untuk suatu probabilitas tertentu. Probabilitas untuk debit andalan ini berbeda-beda. Untuk keperluan irigasi biasa digunakan probabilitas 80%. Untuk keperluan air bersih/minum dan industri tentu saja dituntut probabilitas yang lebih tinggi, yaitu 90% sampai dengan 95% [1]. Makin besar persentase andalan menunjukkan penting pemakaiannya dan menunjukkan prioritas yang makin awal yang harus diberi air. Dengan demikian debit andalan dapat disebut juga sebagai debit minimum pada tingkat peluang tertentu yang dapat dipakai untuk keperluan penyediaan air. Jadi perhitungan debit andalan ini diperlukan untuk menghitung debit dari sumber air yang dapat diandalkan untuk suatu keperluan tertentu. Ketersediaan air dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut: 1. Debit andalan berdasar data debit. Prosedur analisis debit andalan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan data. Apabila terdapat data debit dalam jumlah cukup panjang, maka analisis ketersediaan air dapat dilakukan dengan melakukan analisis frekuensi terhadap data debit tersebut. Untuk mendapatkan ketersediaan air di suatu stasiun diperlukan debit aliran yang bersifat runtut (time series), misalnya data debit harian sepanjang tahun selama beberapa tahun. 2. Penurunan data debit berdasarkan data hujan. Apabila data debit tidak tersedia analisis ketersediaan air dapat dilakukan dengan menggunakan model hujan aliran. Disuatu Daerah Aliran Sungai pada umumnya data hujan tersedia dalam jangka waktu panjang, sementara data debit adalah pendek. Untuk itu dibuat hubungan antara data debit dengan data hujan dalam periode waktu yang sama, selanjutnya berdasarkan hubungan tersebut dibangkitkan data debit berdasarkan data hujan yang tersedia, dengan demikian akan diperoleh data debit dalam periode waktu yang sama dengan data hujan. Ada beberapa metode untuk mendapatkan hubungan antara data debit dan data hujan, diantaranya adalah model regresi, model Mock dan sebagainya [2]. 2017 ITP. All right reserved 56 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

b. Kebutuhan air Kebutuhan air penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Faktor utama menentukan kebutuhan air penduduk adalah dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Untuk hal tersebut perlu dilakukan analisis untuk memperkirakan jumlah penduduk pada beberapa tahun mendatang. Adapun cara perhitungan tersebut adalah menggunakan pertumbuhan penduduk. c. Pertumbuhanpenduduk Pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun terus meningkat, mengakibatkan penyediaan air bersih tidak mampu lagi melayani kebutuhan penduduk. Oleh karena itu penyediaan untuk air bersih harus ditingkatkan lagi dalam arti kata penambahan penyediaan air bersih. Penambahan tersebut dikarenakan makin banyak penduduk dan tiap-tiap perorangan atau individu tidak sama kebutuhan air pada waktuwaktu tertentu. Dan penggunaan air yang berbeda-beda pada suatu daerah tergantung pula pada masalah lingkungan hidup kota, industri dan yang lainnya. Adapun dalam aspek sosial ekonomi meliput: kependudukan, perekonomian daerah, perdagangan, pertanian dan peternakan, sedangkan aspek lingkungan meliputi: keadaan geografi, topografi, hidrologi, iklim, tata guna lahan. Aspek-aspek tersebut mempengaruhi bagi perkembangan penduduk, maka dari itu pengembangan dan pengelolaan air bersih mempunyai jangkauan perencanaan 10 tahun. Perkembangan penduduk di suatu daerah tergantung pada besarnya angka kelahiran dan kematian dan dapat pula ditentukanoleh jumlah pendatang yang masuk dalam suatu daerah serta jumlah penduduk yang pergi dalam suatu daerah. Dalam menganalisa kebutuhan air bersih, sebelumya kita harus menghitung pertumbuhan penduduk pada tahun rencana dengan metoda-metoda sebagai berikut: 1. Metode Aritmatika Pertambahanjumlahpenduduk yang konstantasetiaptahunnya Rumus: Pn=Po(1+rn)...(1) Ps Po r = Po n 2. MetodeGeometrik Pertambahanpendudukdimanarasio pertumbuhan adalah sama tiap tahunnya Rumus: Pn= Po ( 1 + r )n...(2) 1 n r = P s - 1 P0 3. MetodeExponensial Pertambahan penduduk secara terusmenerus setiap hari dengan angka pertumbuhan yang konstan Rumus: Pn= Po.e rn...(3) Ps Log r = Po n. Log. e Keterangan: Ps = Jumlah penduduk pada akhir tahun Pn = Jumlah penduduk pada tahun yang diperkirakan Po = Jumlah penduduk di awal tahun n = Jumlah tahun yang diperhitungkan r = Angka pertumbuhan penduduk e = Bilangan pokok system logaritma natural = 2,7182818 d. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Untuk mengetahui kondisi DAS dapat diperoleh berdasarkan ratio dari debit maksimumdan debit minimum sungai. 2017 ITP. All right reserved 57 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

Debit (Q)max: Debit maksimum tahunan yang dimiliki oleh sungai, yaitu yang disebut alur sungai penuh (full bank discharge). Debit (Q)min: Debit minimum yang dapat terjadi disungai tersebut dimusim kering. Rasio Qmax: Qmin sangat berpengaruh terhadap stabilitas alur sungai atau dapat dikatakan sehat tidaknya sebuah sungai. Penggolongan (klasifikasi) kondisi DAS dari hasil perbandingan Qmax/Qmin adalah sebagai berikut: 1. <50: Sungai masih dikatakan sehat (DAS dalam keadaan masih BAIK). 2. = 50-100: Sungai sudah perlu perhatian (DAS dalam keadaan SUB KRITIS). 3. =100-200: Sungai sudah mengalami penurunan stabilitasnya (DAS dalam keadaan KRITIS). Disini perlu segera diadakan penanganan terhadap kerusakan DAS yang terjadi serta pada alur sungainya. 4. >200: Sungai dikatakan sudah sakit sehingga diperlukan penanganan intensif agar mampu mengalirkan Qmax yang juga makin membesar. DAS dalam keadaan SUPER KRITIS perlu tindakan yang betul-betul intensif dalam memperbaikinya. 4. METODE PENELITIAN Langkah kegiatan penelitian dimulai dengan melakukan survey dan observasi serta pengumpulan data yang diperlukan meliputi peta lokasi penelitian, data curah hujan, data klimatologi yang terdiri dari data temperatur, kecepatan angin, kelembaban relative dan lama penyinaran matahari, data social ekonomi, kependudukan kecamatan yang masuk dalam DAS. Analisis data diawali menghitung curah hujan, kemudian menghitung evapotranspirasi dengan metode Penman Modifikasi. Perhitungan ketersediaan air dengan data curah hujan. Setelah didapatkan data ketersediaan air bulanan pada tahun tertentu dilanjutkan dengan menentukan debit andalan 80% (Q80). Debit andalan (Q80) dijadikan sebagai dasar dalam penentuan ketersediaan air dan merupakan potensi air yang tersedia di DAS. 5. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Untuk itu jumlah penduduk diperhitungkan dalam kurun waktu tertentu dengan mengunakan proyeksi penduduk dilakukan mulaitahun 2011 sampai 2020. Penentuan metoda proyeksi yang akan digunakan adalah dengan berpedoman pada nilai koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi yang dipilih adalah nilai korelasi yang mendekati satu. Dari data Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 di kecamatan pauh adalah sebagai berikut: Tabel 1 :Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Pauh No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2006 40975 2 2007 41215 3 2008 42188 4 2009 47956 5 2010 49163 Sumber: BPS Kota Padang 2017 ITP. All right reserved 58 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

Dari ketiga metoda tersebut, maka didapat nilai korelasinya adalah: Tabel 2 :Koefisien korelasi Metode Korelasi ( r ) Arithmatik 0,04 Geometrik 0,0371 Exponential 0,0364 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai korelasi yang paling mendekati satu adalah metoda aritmatik yaitu sebesar 0,04. Maka dengan mengunakan persamaan (2) dapat ditentukan proyeksi penduduknya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan mengunakan metoda Aritmatik. Tabel 3:Perkiraan Jumlah Penduduk Dengan Metode Arithmetic No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1 2011 51130 2 2012 53096 3 2013 55063 4 2014 57029 5 2015 58996 6 2016 60962 7 2017 62929 8 2018 64895 9 2019 66862 10 2020 68828 b. Proyeksi kebutuhan air bersih Kebutuhan Air Domestik Dalam memproyeksikan kebutuhan air bersih ini didasarkan pada proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Pauh. Kebutuhan air domestik adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia. Proyeksi kebutuhan air bersih ini ditentukan dengan cara mengalikan jumlah penduduk Kecamatan Pauh pada tahun proyeksi dengan standar kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Pauh sebanyak 150 liter/org/hari. Dalam usaha mengoptimalkan kebutuhan air bersih untuk penduduk di Kecamatan Pauh, berdasarkan kebijakan pemerintah dan standar target pengoptimalan dalam pelayanan air bersih untuk tahun proyeksi pada suatu kota adalah 80% penduduk sudah terlayani oleh jaringan air bersih yang dikelola PDAM dengan system perpipaan. Karena pencapaian PDAM Kota Padang belum terpenuhi maka Kecamatan Pauh direncanakan menyediakan pelayanan air bersih sebesar 80% untuk masa yang akan datang. Dalam memperkirakan kebutuhan air bersih di Kecamatan Pauh, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perhitungan kebutuhan air, yaitu: ProyeksiPenduduk Kebutuhan air domestik Kehilangan air disepanjangsistem Data pendukunglainnya. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan air bersih domestik untuk rumah tangga pada tahun awal (2011) adalah 71,01 lt/dt. Kebutuhan Air Non Domestik Dalam menghitung kebutuhan air bersih untuk Kebutuhan Non Domestik berdasarkan standart yang dipakai oleh PDAM adalah sebesar dua puluh persen (20 %) dari kebutuhan Domestik. Jadi kebutuhan air bersih untuk Non Domestik pada tahun awal (2011) adalah 14,21 lt/dt. c. Proyeksi kehilangan air bersih Dalam menghitung kehilangan air bersih berdasarkan data yang ada sebesar 35,65% dari Jumlah Kebutuhan Domestik ditambah Kebutuhan Non Domestik. Jadi kehilangan air pada tahun awal (2011) adalah 30,38 lt/dt. 2017 ITP. All right reserved 59 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

Hasil perhitungan kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Pauh pada Tabel 4 dan Gambar 1. d. Perhitungan ketersediaan air Tabel 4:Perhitungan kebutuhan air Perhitungan debit andalan dilakukan dengan metode FJ. Mock, adapun pengambilan metode neraca air dari FJ. Mock karena metode perhitunganperhitungan metode yang dipergunakan merupakan hasil riset yang banyak dilakukan pada daerah aliran sungai di Indonesia. Hasil perhitungan ketersediaan Air Sungai Gayo dengan menggunakan Metode FJ. Mock didapatkan debit/tahun pada Tabel 5 dan Gambar 2. Gambar1: Perhitungan kebutuhan air 2017 ITP. All right reserved 60 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

Tabel 5:Perhitungan ketersediaan air Gambar2 :Perhitungan ketersediaan air Hasil analisis hidrologi terhadap DAS Sungai Gayo dengan menggunakan debit berdasarkan data hujan, dengan perkiraan ketersediaan air menggunakan debit andalan 90% atau pada probabilitas 90% untuk keperluan air bersih / minum dan industri adalah sebagai berikut: Debit maksimum = 0,25 m3/dt Debit minimum = - 0,33 m3/dt Debit rata rata = 0,04 m3/dt Debit median = 0,01 m3/dt 6. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Ketersediaan air baku dalam kurun waktu 10 tahun dengan menggunakan Metode FJ. Mock, didapat suatu ketersediaan air baku rata-rata pertahunnya sebesar 0,04 m3/dt. 2. Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pauh perkembangannya sangat signifikan dengan pesatnya pertambahan penduduk di Kecamatan Pauh, untuk tahun 2011 kebutuhan air bersih 0,116 m3/dt dan sampai tahun 2020 kebutuhan air bersih meningkat menjadi 0,156 m3/dt. 3. Berdasarkan klasifikasi penggolongan kondisi DAS sungai diatas dari hasil perhitungan Debit Run Off maka Sungai Gayo termasuk golongan sebagai berikut: = -0,33 m 3 /dt (Debit minimum sungai ) = 0,25 m 3 /dt (Debit maksimum sungai) 2017 ITP. All right reserved 61 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62

0,25 = = -0,76 m 3 9. Limantara, L. M (2009) Hidrologi /dt Teknik Sumber Daya Air, Malang,Citra. 0,33 Rasio Qmax/Qmin Sungai Gayo termasuk dalam range <50, karena itu Sungai Gayo kondisi DAS sungainya dikatakan sehat (DAS dalam keadaan masih baik). 4. Karena debit air Sungai Gayo mampu untuk melayani kebutuhan penduduk hingga tahun 2010, maka permasalahan yang dihadapi oleh penduduk dalam hal air kekurangan air bersih adalah bukan yang berasal dari sumber air baku (Sungai Gayo). 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, (2008) Undang-undang Pengelolaan Sumber Daya Air. Fokusmedia, Bandung 2. Asdak, Chay (2004) Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 3. Badan Pusat Statistik Kota Padang (2012) Padang Dalam Angka, Padang. 4. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya. (1996)Analisis Kebutuhan Air Bersih, Jakarta. 5. Depkes (2010) Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/Menkes/Per/IV/2010. Jakarta. 6. Direktorat Jenderal Pengairan Depertemen Pekerjaan Umum (2010)Standard Perencanaan Irigasi, Revisi,Bandung, Galang Persada. 7. Direktorat Jendral Pengairan Proyek Pendidikan, Latihan dan Peningkatan Tenaga Ahli Pengairan. (1997) Tata Cara Perhitungan Ketersediaan Air Irigasi. Proyek Irigasi Jawa Barat, Bandung. 8. DPU. DIRJEN Cipta Karya, (2009)Pelatihan Ahli Perencanaan Distribusi Air Bersih, Jakarta. 10. Limantara, Lily Montarcih (2010)Hidrologi Praktis, Bandung: Lubuk Agung. 11. Lonsley, Ray K (1989) Teknik Sumber Daya Air, JakartaErlangga. 12. Soewarno (2014) Aplikasi Metoda Statistik Untuk Analisa Data Hidrologi, Yogyakarta, Penerbit Grahara Ilmu. 13. Suripin,(2002)Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi, Jogjakarta. 14. Tatok, S., dan Suciastuti, E (2004)Teknologi Penyediaan Air Bersih. Reneka Cipta,Jakarta. 15. Triamodjo, Bambang (2013) Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset. 2017 ITP. All right reserved 62 DOI 10.21063/SPI3.1017.55-62