III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut: kolam terpal ukuran 0,5x0,5x0,5 m sebanyak 12 unit, kolam beton ukuran 2x1 m sebanyak 2 unit, blower, termometer, DO meter, ph meter, timbangan digital, scoop net, alat tulis, ember plastik, penggaris, kertas label. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih ikan lele berukuran 5-6 cm dengan bobot 2-2.5 gram/ekor sebanyak 120 ekor, air tawar, molase dan biakan bakteri Bacillus sp. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri atas satu kontrol dan tiga perlakuan yang masing-masing tiga kali ulangan.
17 Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perlakuan A (kontrol) = Pemberian pakan 100 % pelet komersial selama pemeliharaan ikan lele sangkuriang. 2. Perlakuan B = Pemberian pakan yang terdiri dari penambahan 5 % tepung bioflok dengan 95% pelet komersial selama pemeliharaan ikan lele sangkuriang. 3. Perlakuan C = Pemberian pakan yang terdiri dari penambahan 10 % tepung bioflok dengan 90 % pelet komersial selama pemeliharaan ikan lele sangkuriang. 4. Perlakuan D = Pemberian pakan yang terdiri dari penambahan 15 % tepung bioflok dengan 85% pelet komersial selama pemeliharaan ikan lele sangkuriang. Model linear yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji Annova yang digunakan adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + ij Keterangan : i : Perlakuan A, B, C, D j : Ulangan 1, 2, dan 3 Yij : Nilai pengamatan dari penambahan tepung bioflok dengan dosis yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan lele pada ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum τi : Pengaruh penambahan tepung bioflok dengan dosis yang berbeda ke-i
18 terhadap pertumbuhan ikan lele ij : Pengaruh galat percobaan pada penambahan tepung bioflok dengan dosis yang berbeda ke-i terhadap pertumbuhan ikan lele pada ulangan ke-j Adapun tata letak kolam yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : A1 B3 C3 B1 B2 D1 D2 A3 A2 C1 D3 C2 Gambar 3. Tata Letak Kolam Ikan Lele Sangkuriang 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan Pakan Bioflok Proses pembuatan pakan bioflok sebagai berikut: 1. Wadah kolam semen ukuran 2x1 m diisi air sebanyak 500 liter. 2. Sebanyak 250 gram pakan (protein 28%) ditambah dengan 236 gram molase dimasukkan ke dalam kolam dan diaerasi menggunakan blower. 3. Pada tahap pembuatan bioflok rasio C:N yang digunakan 20:1.
19 4. Biakan bakteri Bacillus sp. sebanyak 50 ml kepadatan 10 6 CFU/ml dimasukkan ke dalam kolam. 5. Proses pembentukan bioflok berlangsung selama 15 hari. 6. Setelah bioflok terbentuk, bioflok diendapkan 1-2 jam kemudian bioflok dipanen menggunakan scoop net. 7. Bioflok dikering anginkan selama kurang lebih 24 jam. Bioflok yang telah kering dihaluskan menjadi tepung dan dicampurkan dengan pelet komersial sesuai dengan perlakuan yang digunakan. 3.4.2 Pelaksanan Percobaan a. Persiapan Wadah dan Ikan Uji Proses persiapan wadah dan ikan uji sebagai berikut: 1. Wadah pemeliharaan yang digunakan berupa kolam terpal berukuran 0,5x0,5x0,5 m sebanyak 12 unit. 2. Kolam pemeliharaan ikan uji terlebih dahulu diberi label. 3. Masing-masing kolam diisi air sebanyak 30 liter dan diendapkan selama 24 jam. 4. Benih ikan lele yang digunakan berukuran 5-6 cm/ekor dengan bobot 2-2.5 gram/ekor. 5. Benih ikan lele yang digunakan harus sehat, tidak terdapat luka atau cacat pada tubuhnya serta dapat berenang aktif. Benih ikan lele yang digunakan dibeli dari lokasi yang sama. 6. Sebelum dimasukan ke dalam kolam pemeliharaan, benih ikan lele terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat awal (Wo) kemudian diaklimatisasi
20 dengan cara membiarkan benih ikan lele selama beberapa menit sehingga benih ikan lele masuk ke dalam kolam pemeliharaan dengan sendirinya. b. Pemeliharaan Ikan Uji Prosedur pemeliharaan ikan uji yaitu sebagai berikut: 1. Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 35 hari. 2. Benih ikan lele berukuran 5-6 cm dengan kepadatan 1 ekor/3 liter dimasukkan ke dalam masing-masing kolam pemeliharaan. 3. Benih ikan lele diberi pakan 5 % dari biomassa dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali pada pukul 08.00 WIB, 17.00 WIB dan 20.00 WIB. c. Sampling Pertumbuhan Proses sampling pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang sebagai berikut: 1. Sampling pertumbuhan benih ikan lele dilakukan setiap 7 hari sekali. 2. Lima ekor sampel ikan diambil pada masing-masing unit percobaan. 3. Sampling dilakukan dengan menggunakan wadah plastik, timbangan digital, dan scoop net. 4. Metode sampling yaitu terlebih dahulu berat wadah plastic dikalibrasi kemudian ikan yang telah diambil menggunakan scoop net ditimbang. d. Pengukuran kualitas air Variabel kualitas air yang diukur selama penelitian meliputi suhu, ph dan DO yang dilakukan setiap 7 hari sekali dan uji ammonia pada awal, tengah dan akhir pemeliharaan ikan lele sangkuriang.
21 3.4.3 Pengambilan Data a. Pertumbuhan Berat Mutlak Pertumbuhan berat mutlak ditetapkan berdasarkan pertambahan biomassa mutlak ikan uji pada setiap unit percobaan. Pertumbuhan berat mutlak dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi, 1997): Wm = Wt - Wo Keterangan: W : pertumbuhan berat mutlak Wt : bobot rata-rata ikan uji pada akhir pemeliharaan Wo : bobot rata-rata ikan uji pada awal pemeliharaan b. Laju Pertumbuhan Harian (LPH) Laju pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus (Purnomo, 2012). GR = Wt Wo t Keterangan : GR : Laju pertumbuhan harian (g/hari) Wt : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-t (g) Wo : Bobot rata-rata ikan pada hari ke-0 (g) t : Waktu pemeliharaan (hari)
22 c. Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup adalah tingkat perbandingan jumlah ikan yang hidup dari awal hingga akhir penelitian. Kelangsungan hidup dapat dihitung dengan rumus (Effendi, 1997) : SR = Nt x 100 % No Keterangan : SR : Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah ikan akhir (ekor) No : Jumlah ikan awal (ekor) d. Feed Convension Ratio (FCR) Feed conversion ratio merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan daging ikan yang dihasilkan. Feed conversion ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi, 1997) : FCR = F (Wt - Wo) Keterangan : FCR : Feed Conversion Ratio F : Jumlah pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan (kg) Wt : Biomassa akhir (kg) Wo : Biomassa awal (kg)
23 e. Protein Efficiency Ratio (PER) Protein efficiency ratio (PER) dapat dihitung menggunakan rumus (Bhilave et al, 2012) : PER = Penambahan Bobot (g) Kandungan Protein dalam Pakan (g) 3.4.4 Analisis Data Pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dianalisis dengan mengunakan analisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT).