BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Indonesia dalam Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2008 menyatakan bahwa pada triwulan III tahun 2008, perekonomian dunia dihadapkan dengan krisis finansial global. Krisis finansilal global meluas ke berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia. Krisis finansial global ini mulai muncul sejak bulan Agustus 2007, pada saat salah satu bank terbesar Perancis BNP (Banque Nationale de Paris) Paribas mengumumkan pembekuan beberapa sekuritas yang terkait dengan kredit perumahan berisiko tinggi AS (subprime mortgage). Dampak dari krisis ekonomi global tahun 2008 terhadap Indonesia antara lain banyak perusahaan yang mengurangi karyawan, sehingga angka pengangguran bertambah dan pendapatan per kapita berkurang sehingga angka kemiskinan juga ikut meningkat. Kemiskinan banyak terdapat di negara-negara berkembang dan salah satunya adalah negara Indonesia, kemiskinan di Indonesia sudah menjadi hal yang harus menjadi perhatian khusus pemerintah dan harus segera dibenahi (Kamaluddin, 1998). Berikut ini adalah grafik populasi penduduk di bawah garis kemiskinan nasional negara-negara ASEAN. 1
Diagram 1.2 Populasi Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan Nasional Negara- Negara ASEAN (%) Tahun 2015 Sumber : ASEAN Statistic Leaflet, diolah (2016) Berdasarkan diagram di atas, negara Filipina memiliki penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan nasional tertinggi di ASEAN sebesar 25.2%, sedangkan negara dengan populasi di bawah garis kemiskinan nasional terendah adalah Malaysia sebesar 1.7%. Posisi Indonesia berada di posisi keenam sebagai negara dengan penduduk di bawah garis kemiskinan nasional sebesar 11,1% dari total popoulasi penduduk seluruh Indonesia. Berikut ini adalah Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 1997-2014. 2
Grafik 1.2 Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 1997-2014 (Juta Jiwa) Sumber : Badan Pusat Statistik tahun, diolah (2016) Jumlah penduduk miskin di Indonesia mulai dari tahun 2000 yang jumlahnya 38,74 juta penduduk cenderung turun setiap tahunnya hingga tahun 2014 menjadi 28,28 juta penduduk. Berdasarkan data jumlah penduduk miskin di atas pada tahun 1997 penduduk miskin Indonesia sebesar 34.01, pada tahun 1998 penduduk miskin mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 49.50 juta penduduk yang disebabkan masa krisis ekonomi dan peralihan orde baru menjadi era reformasi. Pada periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang signifikan dari 38,74 juta pada tahun 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Pada tahun 2006 terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu 35,10 juta orang. Fenomena meningkatnya penduduk miskin yang signifikan tahun 2006 diakibatkan karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium yang semula Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 yang artinya 3
harga premium pada waktu itu meningkat sebesar 87,5%. Pada tahun 2008-2013 jumlah penduduk miskin di Indonesia selalu mengalami penurunan, pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Indonesia menurun menjadi sebesar 28.55 juta penduduk dan pada tahun 2014 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 28.28 juta penduduk Indonesia. (Case dan Fair, 2004) inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan yang diakibatkan oleh naiknya harga-harga secara serempak. Semakin tinggi harga barang yang dikonsumsi masyarakat menunjukkan bahwa tingginya tingkat inflasi, sehingga dampak dari inflasi yang tinggi adalah semakin menurunnya daya beli masyarakat dan mengakibatkan masyarakat hidup di bawah garis miskin. Diagram 1.1 Inflasi Negara-Negara ASEAN (%) Tahun 2015 Sumber : Data Worldbank, diolah (2016) Diagram di atas menunjukkan pada tahun 2014 negara Indonesia sebagai negara berkembang memiliki inflasi tertinggi urutan kedua di Asia Tenggara dengan inflasi sebesar 3,4 berada di bawah Myamar yang memiliki inflasi 4
tertinggi di ASEAN sebesar 10,5. Inflasi terendah di Asia Tenggara ada 2 negara yaitu Singapura dengan inflasi sebesar 0,6 dan Vietnam dengan inflasi sebesar 0.6. Berikut ini adalah data inflasi tahunan di Indonesia tahun 1997-2013. Grafik 1.2 Grafik Inflasi Tahunan di Indonesia Tahun 1997-2014 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah (2016) Inflasi di Indonesia jika dilihat dari masa krisis 1997 hingga tahun 2014 menunjukan pergerakan yang fluktuatif. Grafik diatas menunjukkan bahwa elama tahun 1997-2014 Indonesia memiliki tingkat inflasi yang sangat tinggi pada tahun 1998 yaitu sebesar 12.76% karena dampak terjadinya krisis ekonomi dunia yang menyebabkan Presiden Suharto turun dari jabatan presiden Indonesia sehingga mengakibatkan masa peralihan dari orde baru menjadi reformasi (hasil wawancara dengan Sub Bidang Pengendali APBD BAPPEDA DIY, 2016). Namun seiring berjalannya waktu Indonesia mulai memasuki era reformasi tingkat inflasi di Indonesia menjadi stabil (hasil wawancara dengan Sub Bidang Pengendali APBD BAPPEDA DIY, 2016). Inflasi yang terendah ada pada tahun 2009 yaitu sebesar - 0,77%. 5
Grafik 1.3 inflasi dan kemiskinan di Indonesia tahun 1997-2014 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah (2016) Grafik di atas menunjukkan bahwa kemiskinan dan inflasi di Indonesia sejak tahun 1997 sampai tahun 2014 cenderung menurun dan pergerakannya saling mengikuti, hal ini dapat ditunjukkan juga dengan.penelitian Shahidur Rashid Talukdar (2012) yang menunjukkan inflasi dari negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah berhubungan positif dengan kemiskinan,. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2000 BPS melakukan pendataan di 44 kota yang ada di Indonesia (Survey Biaya Hidup), kemudian menjadi 66 kota pada tahun 2007-2012, dan 82 kota di Indonesia pada tahun 2013 sampai tahun 2016. Berdasarkan latar belakang dari permasalahan di atas, maka penulis ingin meneliti Analisis Pengaruh Inflasi Terhadap Kemiskinan Di Indonesia Tahun 2008-2014 berdsasarkan data 66 kota di Indonesia. 6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini memfokuskan pada masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan laju inflasi 66 kota Indonesia 2008-2014? 2. Bagaimana perkembangan jumlah penduduk miskin 66 kota di Indonesia 2008-2014? 3. Bagaimana pengaruh laju inflasi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2008-2014? 4. Bagaimana perkembangan Indeks Perkembangan Manusia 66 kota di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Mengetahui perkembangan laju inflasi 66 kota di Indonesia. 2. Mengetahui perkembangan jumlah penduduk miskin 66 kota di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh laju inflasi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. 4. Mengetahui perkembangan Indeks Pembangunan Manusia 66 kota di Indonesia. 7
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia, dan melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan topik yang sama. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI Pada bab kedua menjelaskan mengenai gambaran umum dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisis penelitian, penelitian terdahulu. 8
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ketiga menjelaskan jenis dan sumber data, lingkup wilayah objek penelitian, metode penelitian, metode analisis, model penelitian, variabel penelitian, hipotesis, dan analisis yang dipakai dalam penelitian ini. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab keempat diuraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan atas hasil pengolahan data. BAB V KESIMPULAN Pada bab terakhir merupakan kesimpulan dari seluruh penelitian dan juga saran yang direkomendasikan oleh peneliti kepada masyarakat. 9