BAB I PENDAHULUAN. transportasi, sepeda kini telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Sepeda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sepeda kembali tren sekitar tahun 2005-an, beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. pesaing berarti tidak kekurangan barang. Hal ini yang membuat konsumen

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan analisis pada tabel regresi dan uji t terhadap rumusan

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK INDUSTRI SEPEDA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, dimana fungsinya sangat dibutuhkan di zaman transaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan smartphone semakin berlomba lomba menciptakan atau membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Peta persaingan juga mulai meningkat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masalah kepercayaan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. produk lain, sehingga konsumen tertarik terhadap produk tersebut. Niat beli dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saatini, khususnya di bidang fashion yaitu istilah gaya atau

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. angka 250 juta penduduk. Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia untuk terus meningkatkan taraf hidup dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Brazil ( ton pertahun) dan Vietnam ( ton pertahun) dengan

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masing-masing produsesn IT berlomba-lomba dalam menciptakan citra merek yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas masyarakat di Indonesia saat ini mulai berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. ada pada produk yang telah di berikan perusahaan kepada konsumen. Sepeda

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kinerja baik karena merefleksikan peningkatan sales. Minat beli ulang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. Honda PT Ekajaya Karunia Abadi Surabaya berusaha melakukan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat jarak tempuh adalah dengan menggunakan sepeda motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah dimulai pada tahun 2015 kemarin. Ketika ASEAN Summit ke-9 tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Angka Penjualan Kendaraan Beroda Empat Country Passenger Commercial Vehicles Vehicles

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mohammad Doostar, Maryam Kazemi Iman Abadi, Reza Kazemi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bisnis. Hal tersebut mengingat dengan timbulnya kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK INDOSAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain yang memiliki produk, layanan dan segmentasi pasar sama, maka

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 6,6% ( penduduk meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. industri yang tetap bertumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami kemajuan yang. tersebut. Banyak produk elektronik yang beragam jenis dan variasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kegunaan teknologi tersebut dapat dirasakan manusia sejak banyak bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB V PENUTUP. penelitian ini dengan menggunakan Structural Equation Model dan telah

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi pada saat ini sangatlah

2015 PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHAD AP CUSTOMER SATISFACTION SERTA D AMPAKNYA PAD A CUSTOMER LOYALTY

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. ada beberapa bank yang sudah mulai bisa bersaing dengan BCA dan BRI, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Apalagi pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. akhir-akhir ini semakin digemari oleh kalangan anak muda. Skateboard juga bisa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah kesehatan dan kebersihan. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap Word Of Mouth, dengan demikian, hal tersebut dapat di

BAB I PENDAHULUAN. teman menjadi salah satu penyebab masyarakat banyak mendatangi cafe untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sepeda roda dua atau biasa disebut sepeda ontel ini masih digemari oleh banyak masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebagai alat transportasi, sepeda kini telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Sepeda roda dua ini kembali menjadi tren sekitar tahun 2005-an, beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain kenaikan harga bensin, mengurangi kemacetan, fasilitas yang didukung lembaga pemerintahaan, menjaga kesehatan tubuh, kesadaran lingkungan untuk menciptakan udara yang bersih di perkotaan dan kepedulian atas ancaman global warming, atau hanya sekedar mengikuti gaya hidup. Dapat di lihat semakin banyaknya jumlah sepeda yang melintasi jalan besar perkotaan setiap hari dan banyaknya antusias masyarakat dalam program pemerintah car free day. Menurut www.jsm-synery.com perkembangan penjualan pada tahun 2006 produksi sepeda nasional baru tercatat sebesar 2,32 juta unit. Jumlah ini naik terus hingga mencapai 2,76 juta unit pada tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah produksi naik lagi menjadi 2,86 juta unit. Hal yang sama terjadi pada ekspor. Pada tahun 2006 ekspor baru tercatat sebesar 759 ribu unit. Angka ini naik menjadi 1.059 ribu unit tahun 2007. Pada tahun 2008 dan 2009 terjadi penurunan, tetapi setelah itu naik lagi menjadi 1.241 ribu unit tahun 2010. Konsumsi sepeda pada tahun 2011 mencapai 8.491 ribu unit, kemudian diperkirakan akan naik terus dan 1

2 mencapai 17.607 ribu unit tahun 2015. Terdapat tiga merek sepeda terbesar di Indonesia, merek pertama yaitu merek wimcycle yang akan menambah kapasitas produksinya dari 800.000 per unit menjadi 1 juta per unit, sedangkan merek sepeda yang kedua yaitu merek United Bike yang akan menambah kapasitasnya dari 200.000 per unit menjadi 1 juta per unit. Sedangkan merek sepeda ketiga yaitu merek Polygon yang memiliki kapasitas produksi sepeda lokal sebesar 600.000 unit per tahun. Di Asia, sepeda merek polygon memasarkan produknya ke Thailand dan Singapura. Sementara di Eropa, polygon menjajaki pasar di Inggris, Finlandia, Belanda, Jerman, dan Spanyol. Polygon juga mengekspor produknya ke Kanada, Amerika Serikat, Kosta Rika dan Argentina. Sementara, sisa 30% sepeda dijual di dalam negeri dengan mengusung merek Polygon. Sumber www.jsm-synery.com. Hal tersebut menunjukan bahwa penjualan sepeda dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Seperti yang ada di Tabel 1.1 bawah ini : Tabel 1.1 DATA PENJUALAN SEPEDA DI INDONESIA No Tahun Unit (sektor ekspor) Unit (sektor lokal) 1 2006 7,59 ribu 2,32 juta 2 2007 1,059 ribu 3 2008 Penurunan 4 2009 Penurunan 2,76 juta 5 2010 1,241 ribu 2,86 juta 6 2011 8,491 ribu ± 6 juta 7 2015 17, 607 ribu Sumber: JSM management consultan dan Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (diunduh pada tanggal 04 Mei 2015) Menurut data Asosiasi Industri Pesepedaan Indonesia (AIPI). Kebutuhan sepeda di pasar lokal di tahun 2011 sekitar 6 juta unit. Angka ini naik hampir 10% ketimbang tahun sebelumnya yang sekitar 5,5 juta unit. Sayangnya,

3 produsen lokal hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 2 juta unit sepeda. Sisa kekurangannya terpaksa ditambal produsen luar negeri. Sumber: http://lipsus.kontan.co.id (diunduh pada tanggal 04 Mei 2015 jam 15.32). Tren bersepeda tidak hanya menyebabkan peningkatan jumlah penggemar sepeda, tetapi juga memunculkan berbagai komunitas sepeda. Telah banyak komunitas yang berdiri secara resmi di Indonesia, Komunitas yang terbentuk sekitar tahun 2000-an seperti Komunitas Sepeda Onthel Indonesia (KOSTI) dan Komunitas Ontel Batavia (KOBA) sudah memiliki anggota masingmasing hingga mencapai ribuan orang. Belum terhitung komunitas-komunitas kecil lain yang juga menggemari sepeda. (www.kosti.or.id dan www.kobaonthel.webs.com) diunduh pada tanggal 24 juli 2015 jam 10.18. Menurut sumber dari (Http://lipsus.kontsn.co.id) dengan melihat perkembangan pasar sepeda saat ini merupakan peluang besar bagi para produsen sepeda dalam memasarkan produknya baik sepeda impor maupun sepeda lokal. Saat ini di Indonesia ada 3 perusahaan yang menjadi pemain besar di industri sepeda, antara lain PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries dengan merek sepeda lokalnya Wimcycle dan sebagai distributor resmi sepeda impor Cove, Ellsworth dan WTB. Jenis sepeda yang diproduksi adalah sepeda gunung (MTB), sepeda hibrid, sepeda listrik dan sepeda anak-anak. Pasar terbesar di Indonesia saat ini adalah sepeda gunung (MTB), diikuti oleh sepeda anak-anak. PT. Terang Dunia Internusa dengan merek sepeda lokalnya United bike dan sebagai distributor resmi sepeda merek Specialized asal Amerika Serikat. PT. Insera Sena dengan merek sepeda lokalnya Polygon dan sebagai distributor resmi

4 sepeda merek Kona (dimiliki 50% oleh Amerika Serikat dan 50% oleh Kanada), Marin, Dahon (sepeda lipat), dan Colnago. Kemudian Segmen yang dituju oleh merek lokal Polygon, United bike dan Wimcycle adalah menengah keatas. Sepeda lokal ini juga diekspor ke berbagai negara, karena kualitasnya tinggi dan mampu bersaing dengan merek asing. Sedangkan sepeda impor seperti Specialized, Kona, Cove, Ellsworth dan WTB ditujukan untuk segmen high end (atas) karena harganya yang cenderung lebih mahal dibanding sepeda lokal. Dalam berkembangnya perusahaan sepeda saat ini yang menjadi masalah adalah perusahaan harus berpikir keras di dalam bidang manufaktur dan pemasaran, sebab perusahaan harus memikirkan strategi khusus yang membuat konsumen puas atas jenis produk yang akan ditawarkan, jika kepuasan yang diperoleh konsumen, maka hal tersebut akan menimbulkan persepsi positif tentang perusahaan dan produk-produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk berkembang. Untuk dapat menciptakan suatu kepuasan konsumen, perusahaan harus mampu menciptakan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen baik itu untuk kebutuhan saat ini maupun kebutuhan di masa yang akan datang. Perusahan dikatakan berhasil apabila memproduksi dan menjual hasil produksi secara kontinyu dengan jumlah yang semakin meningkat dan dapat memberikan kepuasan konsumen. Dalam hal pemasaran, persaingan antara produsen sepeda dengan merek seperti Polygon, Wimcycle, United bike, dan lain sebagainya, telah

5 menjadikan persaingan menjadi lebih ketat. Untuk menghadapi kondisi seperti ini, maka perusahaan dituntut untuk lebih mengutamakan strategi pemasaran pada tindakan memperbaiki faktor faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian sepeda. Sepeda Wimcycle diproduksi oleh PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries. Sebuah perusahaan yang sudah berpengalaman kurang lebih selama 40 tahun dalam bidang persepedaan. Dari latar belakang bisnis dibidang komponen sepeda, pada tahun 1976 mulai memperluas dan mencakupi pembuatan sepeda serta komponen sepeda di Desa Jambe Driyorejo Industrial Estate. Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, Wimcycle juga telah sukses di pasar ekspor. Wimcyle telah menjadi kontributor ekspor sepeda lokal Indonesia terbesar secara konsisten selama beberapa tahun, dengan sepeda yang telah tersebar ke 20 negara di dunia. Mempunyai jenis pilihan produk yang banyak, hal ini telah membantu Wimcycle mendapatkan keunggulan kompetitif dengan memudahkan Wimcycle untuk meraih setiap segmen pasar. Wimcycle menawarkan jenis sepeda terbanyak di Indonesia, dari sepeda model anak-anak sampai dewasa, serta komponen sepeda. Melaraskan dengan standar kebutuhan para pembeli asing, semua aspek kualitas pekerjaan dan sistem administratif telah mengalami peningkatan secara berkala, mulai dari rencana pembelian material, perencanaan produk dan pengendalian persediaan, sampai dengan penjadwalan pengiriman produk. Sepeda Wimcycle sebagai merek sepeda roda dua yang selama ini mempunyai ekuitas merek yang cukup kuat dipilih sebagai objek dalam penelitian

6 ini, Wimcycle memiliki pabrik di Jawa timur tepatnya di Jl. Raya Bambe Km. 20, Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen terhadap sepeda merek wimcycle adalah ekuitas merek. Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada suatu produk dan jasa. Ekuitas merek meliputi kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Menurut penelitian dari (Issabel Buil and Eva Martinez, 2013:62) membuktikan bahwa ekuitas merek saling berhubungan, kesadaran merek berdampak positif kepada persepsi kualitas dan asosiasi merek, loyalitas merek dipengaruhi oleh asosiasi merek, hasilnya persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek merupakan penggerak utama dari keseluruhan elemen ekuitas merek pada respon pelanggan. Selain ekuitas merek faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Persepsi kualitas. Dalam penelitian (Abadi et al.,2012:10140) menjelaskan bahwa persepsi kualitas yaitu bagaimana mengetahui persepsi pelanggan dari kualitas unggul sebuah barang atau jasa. Menurut (Kotler 2000) di dalam penelitian Rojniruttikul menjelaskan persepsi kualitas dapat menarik perhatian dengan kedekatan hubungan antara produk dengan kualitas layanan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas sebuah perusahaan. Di samping persepsi kualitas, faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah kesadaran merek. Menurut (Fandy Tjiptono,2011:97) menjelaskan bahwa kesadaran merek yaitu kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingatkan merek. Kesadaran merek yaitu kesanggupan

7 seseorang calon pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali suatu merek (Durianto 2004:7). Selain itu faktor yang juga mempengaruhi adalah asosiasi merek. Menurut (David A. Aaker,2013:208) asosiasi merek yaitu segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung terkait dalam ingatan pelanggan terhadap merek. Di sisi lain (Rio et,al.) di dalam penelitian Rojniruttikul berkata bahwa asosiasi merek adalah kunci dari elemen pembentukan ekuitas merek dan ekuitas merek yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen memiliki asosiasi yang kuat terhadap sebuah merek. Faktor yang juga mempengaruhi keputusan pembelian adalah loyalitas merek karena menurut (Kotler, Keller 2010:259) memberikan tingkat yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk meamasuki pasar. Menurut Schiffman dan kanuk (2004) mendefinisikan loyalitas merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama. Selain ekuitas merek faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah Word of Mouth. Menurut (M Zamil, 2011:24) dalam penelitiannya menjelaskan dengan demikian Word of mouth dapat membantu kita untuk tahu tentang hal hal baru dan apa saja yang terbaru. Word of mouth yaitu suara ideide baru sampai di telinga kita dalam beberapa cara seperti bercerita, dialog, percakapan dan sebagainya. Keputusan pembelian yaitu sebagai proses yang penting mempengaruhi perilaku konsumen yang sangat penting untuk dipahami pemasar (Tatik Suryani, 2014:13).

8 Setiap produk atau jasa yang dipasarkan dan dikonsumsi oleh konsumen akan menyebabkan konsumen untuk menilai merek produk atau jasa berdasarkan pengalaman konsumen. Pengalaman positif akan memberikan konstribusi positif terhadap nilai pelanggan, sebaliknya pengalaman negatif akan mengurangi nilai pelanggan. Word of Mouth bisa positif ataupun negatif, pelanggan yang puas akan terus membeli produk dan memberitahu orang lain tentang produk produk yang baik. Sementara pelanggan yang tidak puas akan hanya mengingat kerugian dari produknya dan mereka akan memberitahu orang lain tentang kelemahannya (M Zamil, 2011:24). Dalam penelitian ini akan difokuskan pada ekuitas merek dan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dilakukanlah suatu penelitian berjudul PENGARUH ELEMEN EKUITAS MEREK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA WIMCYCLE DI SURABAYA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka permasalahan yang akan di bahas dan dikaji dapat di susun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi kualitas berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya? 2. Apakah kesadaran merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya?

9 3. Apakah asosiasi merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya? 4. Apakah loyalitas merek berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya? 5. Apakah Word of Mouth berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya? 6. Manakah variabel ekuitas merek dan word of mouth yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menguji pengaruh persepsi kualitas secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya. 2. Untuk menguji pengaruh kesadaran merek secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya. 3. Untuk menguji pengaruh asosiasi merek secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya. 4. Untuk menguji pengaruh loyalitas merek secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda wimcycle di Surabaya. 5. Untuk menguji pengaruh word of mouth secara parsial terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya.

10 6. Untuk menguji variabel pengaruh dominan dari variabel ekuitas merek dan word of mouth terhadap keputusan pembelian sepeda Wimcycle di Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang manfaat yang diharapkan berguna bagi pihak-pihak antara lain : 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang pengaruh elemen ekuitas merek dan Word of Mouth terhadap keputusan pembelian, khususnya bagi pihak manajemen perusahaan di tingkat regional Surabaya. 2. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan dalam mengaplikasikan teori pemasaran, khususnya strategi meningkatkan elemen ekuitas merek terhadap keputusan pembelian. 3. Bagi STIE PERBANAS SURABAYA Hasil penelitian ini memberikan tambahan ilmu dan wawasan dalam bidang pemasaran khususnya dalam bidang ekuitas merek, word of mouth dan keputusan pembelian. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Dalam menyusun penelitian ini penulis akan membagi dalam beberapa tahap bab secara berurutan. Masing masing bab terdiri dari sub sub yang

11 disusun secara sistematis. Pembagian bab bab nya secara sistematis adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai penelitian yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan mengenai Penelitian Terdahulu yang menjadi acuan didalam penyusunan penelitian ini dan teori teori yang mendukung penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai Rancangan Penelitian, Batasan Penelitian, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel, Instrumen Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Data dan Metode Pengumpulan Data, Uji Validitas dan Reliabilitas, Instrumen Penelitian, serta Teknik Analisis Data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar mengenai responden dan analisis data yang meliputi: analisis data beserta pembahasan dari data yang telah dianalisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

12 BAB V : PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran penelitian.