SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

dokumen-dokumen yang mirip
VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

IV. METODE PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

III. METODE PENELITIAN

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplyer untuk memasok produk yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

III. METODE PENELITIAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos-chanos) DI TAMBAK, KECAMATAN SEDATI, SIDOARJO, JATIM 1

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

VII. ANALISIS FINANSIAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN USAHA AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN Kompetensi Inti : Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Mengelola kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) : 1. Merencanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman 2. Melaksanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman 3. Mengevaluasi kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman Uraian Materi A. Perencanaan kegiatan usaha agribisnis dan kultur jaringan tanaman Agribisnis adalah suatu aktivitas usaha dalam sektor pertanian dalam arti luas. Secara umum usaha atau kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dalam mengelola sumberdaya alam, manusia, dan potensi ekonomi. Dengan demikian, usaha merupakan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa, dan negara. Berbagai usaha dalam bidang pembenihan dan kultur jaringan merupakan jenis usaha yang relatif besiko tinggi, hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain: Sifat benih dan bibit hasil kultur yang sangat sensitif terhadp kondisi lingkungan dan mudah rusak. 1

Harga jual produk yang belum menentu. Dimana kelebihan produksi segera akan diikuti oleh penurunan harga. Demikian pula sebaliknya, produksi yang rendah dengan tingkat kebutuhan yang tinggi akan memicu kenaikan harga. Khusus dalam usaha bibit kultur jaringan, modal awal cukup besar, kompetensi pekerja kultur sangat tinggi, dan resiko gagal dalam produksi mencapai 100 persen Beberapa hal yang dapat ditanyakan sebelum mengambil keputusan yang mengandung risiko: Bagaimana anda mengetahui bahwa pekerjaan tersebut mengandung risiko Bagaimana anda mempersiapkan sesuatu untuk mengurangai risiko Apa dan siapa yang bisa membantu untuk mengurangi risiko Mengapa risiko ini penting Rasa takut apa yang ada pada diri anda untuk menghadapi risiko Apakah anda bersedia sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Apakah yang akan dicapai dengan keputusan yang mengandung risiko Bagaimana anda mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan anda telah tercapai. Dalam mengembangkan suatu usaha terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Terjaminnya pasar, sumberdaya manusia yang memadai, teknologi dan aspek pengelolaan yang terkuasai merupakan Produksi Benih Tanaman kunci pengembangan Usaha Karakteristik yang harus ada pada rencana pemasaran efektif adalah: Rencana pemasaran hendaknya memberikan strategi untuk mencapai tujuan atau misi perusahaan. Rencana pemasaran hendaknya didasarkan pada fakta dan asumsi valid Rencana pemasaran hendaknya memungkinkan penggunaan sumberdaya yang ada. Alokasi semua peralatan, sumber daya financial dan sumber daya manusia harus diuraikan 2

Organisasi yang tepat harus diuraikan untuk mengimplementasikan rencana pemasaran. Rencana pemasaran harus memberikan kesinambungan sehingga tiap rencana pemasaran tahunan yang dibuat berdasar hal tersebut bisa memenuhi tujuan dan sasaran dalam jangka panjang. Rencana pemasaran hendaknya singkat dan simple. Keberhasilan rencana pemasaran tergantung pada fleksibilitas. Perubahan rencana bisa dilakukan dengan melihat perubahan lingkungan. Rencana pemasaran hendaknya menspesifikasikan kriteria kinerja yang akan dimonitor dan dikendali Perencanan Produksi Berdasarkan Perencanaan Pemasaran Mempersiapkan Perencanaan Produksi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memper-siapkan perencanaan produksi, yaitu sebagai beikut : a. Perencanaan produksi harus menyangkut kegiatan di masa mendatang b. Perencanaan produksi harus mempunyai jangka waktu tertentu c. Perencanaan produksi harus mernpersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahanbahan, metode yang dipenlukan, dan sebagainya. d. Perencanaan produksi harus dapat mengoordinasikan kegiatan produksi dengan kegiatan bagian e. Perencanaan produksi harus menentukan jumlah dan jenis produknya, modelnya, kualitasnya, ukurannya, bentuknya, dan sebagainya f. Perencanaan produksi harus disesuaikan dengan tujuan perusahaan. g. Rencana kerja harus sederhana dan dapat dimengerti, serta dapat dilaksanakan Promosi Promosi adalah salah satu alat pemasaran. Promosi diperlukan untuk mengenalkan produk baru ke masyarakat dan menarik perhatian mereka agar membuat keputusan untuk membeli produk. Perencaan produk baru sangat kompleks. Perusahaan tidak dapat mengabaikan seluruh tahap-tahap perencanaan untuk memastikan bahwa produk 3

memenuhi kriteria pasar dan memiliki daya saing kompetitif untuk bertarung pada pasar yang sesungguhnya. Penetapan harga Penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan. Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga. Pada perusahaan-perusahaan kecil harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan disini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen dibawahnya. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Sebagai contoh: Produk motor Cina menetapkan harga motor di bawah harga motor buatan Jepang dengan maksud untuk meraih pangsa pasar. Bila pangsa pasar sudah diraihnya dan dikuasainya maka loyalitas konsumen akan beralih ke motor China. Lingkungan pemasaran (Lokasi) 4

Lingkungan pemasaran terdiri dari para pelaku dan kekuatan kekuatan yang di luar kendali berdasarkan mana organisasi merancang strategi pemasaran mereka. Secara khusus dirumuskan sebagai berikut: lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan sasarannya. B. Melaksanakan kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman Pengertian Pelaksanaan usaha adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dan kapan waktu dimulainya. Pelaksanaan usaha juga mengadung pengertian suatu proses dalam bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek. Pelaksanaan usaha (Operasional) sejak dari perencanaan dibuat sesederhana mungkin, rinci, serta dapat dilaksanakan. Apabila dalam membuat suatu perencanaan usaha memiliki sifat-sifat operasional, maka melalui perencanaan usaha akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas. 2. Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumberdaya yang lebih efisien. 3. Menyediakan alat evaluasi untuk menentukan berhasilan usaha. 4. Menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan. Artinya, perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai. 5

Dalam usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman, kegiatan usaha meliputi; 1. Pemilihan jenis dan varietas (kultivar) tanaman unggul sebagai tanaman induk. 2. Produksi benih atau bibit melalui budidaya atau teknik kultur jaringan. 3. Panen dan pascapanen benih atau bibit 4. Pengujian mutu benih atau bibit 5. Pengemasan dan sertifikasi 6. Pemasaran benih atau bibit. Dalam pelaksananaan proses produksi akan dikelola dan diorganiser sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya modal usaha. Dengan demikian, diperlukan perhitungan efisiensi dan efektifitas dalam setiap tahapan proses produksi, bertujuan untuk menghasilkan suatu produk (benih atau bibit) yang bermutu dengan biaya murah, sehingga harga jual produk persatuan memiliki nilai keekonomiannya. Hubungan kegiatan usaha, jumlah tenaga kerja, dan biaya dalam produksi benih di lahan seluas 1 hektar (10.000 m 2 ) diasumsikan sebagai berikut : No Kegiatan Produksi Volume Biaya (Rp) Jml satuan satuan Jml I BAHAN 1 Kebutuhan Benih 25 kg 15,000 375,000 2 Pestisidan 1 paket 100,000 100,000 3 Pupuk (paket) 300 kg 2,000 600,000 4 Kantong plastik/pengemas +Label 1100 buah 1,500 1,650,000 5 Penyusutan Alat 1 paket 1,500,000 1,500,000 - II JASA DAN TENAGA KERJA - 1 Pengolahan tanah 50 HOK 70,000 3,500,000 2 Pembuatan draenasi/bedengan 20 HOK 70,000 1,400,000 3 Penanaman 40 HOK 70,000 2,800,000 4 Pengairan 5 HOK 50,000 250,000 5 Penyiangan/pembumbunan 30 HOK 50,000 1,500,000 6 Pemupukan 10 HOK 70,000 700,000 7 Pengendalian Hama 2 kali 6 HOK 70,000 420,000 8 Pengendalian Penyakit 2 kali 6 HOK 70,000 420,000 9 Perlakuan khusus 10 HOK 70,000 700,000 10 Panen 20 HOK 70,000 1,400,000 11 Pascapanen 12 HOK 70,000 840,000 12 Sertifikasi dan label (5kg/kemasan) 1000 kantong 5,000 5,000,000 6

13 Pemasaran 2 HOK 70,000 140,000 Keterangan : HOK (hari orang kerja) Total Biaya 23,295,000 III HASIL 1 Panen benih (berat bersih) 5000 kg - 2 Harga pokok produk (Rp/kg) 1 kg 4,659 3 Harga benih dipasaran 1 kg 15,000-4 Pendapatan usaha 75,000,000 5 Laba 51,705,000 C. Mengevaluasi kegiatan usaha agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman Evaluasi kegiatan suatu usaha agribisnis dapat dilakukan mengikuti pendekatan aspek teknis produksi, aspek manajemen (sumberdaya), dan aspek finansial usaha. Namun demikian, yang umum dilakukan dalam usaha agribisnis hanya aspek finansial berupa Laba/rugi. Untuk menilai kinerja atau performa suatu usaha, secara sedehana dapat dilakukan analisis perbandingan berbagai komponen biaya, pendapatan, dan keuntungan. Beberapa contoh analisis perbandingan tersebut, biasanya dinamakan ratio, adalah B/C rasio, R/C ratio, Break even point analysis (BEP), return on investment (ROI), return on assets (ROA) dan sebagainya. a. Analisis B/C ratio B/C ratio (benefit/cost) merupakan perbandingan antara keuntungan yang didapatkan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Keuntungan merupakan selisih yang diperoleh dari pendapan (hasil penjualan) dikurangi biaya-biaya. Komponen biaya yang dijadikan pembanding biasanya adalah biaya produksi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang. B/C ratio ini biayasnya dilakukan untuk menilai kinerja keuangan dari suatu usaha pada tiap kali siklus produksi. Analisis ini menunjukkan seberapa besar suatu usaha menghasilkan keuntungan. 7

b. Analisis R/C ratio Disamping B/C ratio, kinerja keuangan sejenis yang biasa dapat digunakan adalah R/C ratio(revenue/cost). Ratio ini mengambarkan kemampuan peneriamaan usaha. Suatu usaha dapat memiliki R/C ratio = 1 jika jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Usaha yang baiktentunya harus mendapatkan R/C ratio yang lebih besar dari 1, artinya usaha tersebut mendapatkan marjin posiitif (keuntungan). c. Analis ROI Selanjutnya, analisis ROI (return on investment) yaitu perbandingan antara keuntungan (return) dengan besarnya investasi yang telah dikeluarkan. Analisis ini menujukkan kemampuan usaha untuk mengembalikan investasi yang telah dikeluarkan oleh si pemilik usaha. Rasio ini bisanya dinyatakan dalam persen (%). Sedangkan analisis ROA (return on assets) adalah perbandingan antara keuntungan (return) dibandingkan dengan nilai asset usaha (aktiva). Ratio ini menggambarkan kemampuan usaha untuk membiayai pengadaan asset usaha. d. Analisis BEP Analisis titik impas, biasanya disebut sebagai analisis BEP (break even point). Titik impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan, tetapi tidak pula menderita kerugian. Nilai-nilai yang berada di bawah titik impas menunjukkan bahwa usaha mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap usaha harus mampu melebihi titik impasanya. Titik impas sendiri dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapat yang diharus diperoleh atau dalam jumlah unit barang yang harus dihasilkan agar suatu usaha tidak mengalami kerugian. Kelayakan suatu usaha dapat dilihat dari analisis B/C ratio, R/C ratio dan BEP umumnya dapat diterapkan dalam setiap siklus produksi, sedangkan analisis ROI dan ROA umumnya dilakukan untuk satu periode tahun anggaran. 8

Suatu contoh : hasil analisis usaha produksi benih diperoleh B/C ratio menunjukkan nilai 1,31 berarti bahwa manfaat yang diterima dalam satu musim tanam leih besar dari biaya yang dikeluarkan. Artinya usaha ini secara sederhana dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Untuk analisis R/C ratio atau besarnya perbandingan laba terhadap biaya produksi. Jika seluruh laba digunakan untuk membayar modal usaha benih, dalam analisis ini ditunjukkan dalam analisis ROI (return on investment) maka seluruh modal akan dapat dibayar dalam dua kali musim pembenihan. Analisis titik impas yang menunjukkan titik dimana terjadi pulang modal, yaitu kondisi dimana usaha benih belum menunjukkan laba tetapi tidak merugi dapat dicapai pada tingkat produksi sebesar 86.533 kg benih dengan kondisi layak jual. Oleh karena itu jika produsen dapat menghasilkan benih lebih dari tingkat produksi tersebut maka produsen diharapkan dapat meraih keuntungan. e. Internal Rate of Return (IRR); Pengukuran ini sering digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan suatu investasi. Prinsip perhitungan IRR sama dengan perhitungan net present value (NPV). Bedanya perhitungan IRR didapatkan dengan menetapkan kondisi NPV sama dengan nol, sehingga tingkat diskonto yang akan ditetapkan. Sebagai contoh : Apabila suku bunga bank 20% setiap tahun, suatu investasi bernilai X, diperoleh IRR 54%, maka investasi layak dilakukan karena Hasilnya adalah 54%>20%. Mengapa IRR sering digunakan, padahal sudah ada NPV? Salah satunya, IRR lebih mudah digunakan sebagai parameter pembanding karena satuannya dalam tingkat keuntungan (%) pertahun. Selain mudah dibandingkan dengan alternatif investasi lain, IRR juga lebih mudah untuk dibandingkan dengan biaya bunga atau biaya dana lain (cost of capital) yang harus dibayar jika investasi tersebut sebagian atau seluruhnya dibiayai oleh pinjaman dan/atau sumber pendanaan lainnya. 9

10