BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.( KTSP 2004:2-3 ) Interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran secara umum belum dapat diterapkan dalam satuan pendidikan. Ada banyak hal yang menjadi penyebab, namun secara keseluruhan hal itu ditindakkan oleh keberadaan guru yang sebagai yang berperan sebagai perancang dalam pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, efektif dan efisien dalam pembelajaran.apabila perencanaan pembelajaran itu bersifat baik maka pembelajaran itu uga akan bersifat baik, namun apabila perencanaan itu tidak baik maka pelaksanaanpun akan tidak baik pula. Penilaian sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran,apabila pelaksanaan itu baik maka penilaian juga akan baik.didalam penilaian terdapat 3 aspek yang dinilai yaitu aspek kognitif,afektif,dan pesikomotorik ketiga aspek tersebut dapat menggunakan penilaian autentik (penilaian kinerja)karena dengan menggunakan penilaian ini dapat mengukur sejauh mana proses pembelajaran itu dapat berjalan dengan baik. Penilaian tersebut juga diterapkan dalam mata pelajaran ilmu Pengetahuan Sosial yang merupakan mata pelajaran yang membutuhkan daya ingat atau daya hafal yang tinggi. Bagi anak yang daya ingatnya kurang kuat atau kurang semangat dalam menghafal, mereka akan mengalami kesulitan dalam menguasai materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Lebih-lebih cakupan 1
2 materinya sangat luas seolah tanpa batas, tentu semakin menumbuhkan rasa malas. Indikator keberhasilan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD ditentukan nilai. Nilai rata-rata dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial biasanya tergolong rendah dibanding mata pelajaran lain walaupun Ilmu Pengetahuan Sosial tidak kalah penting dari yang lain karena mempelajari kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari.pelajaran IPS adalah pelajaran yang tidak menarik bagi siswa, siswa kurang antusias bila menerima pelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena siswa hanya mendengar ceramah dari guru, siswa tidak dilibatkan secara aktif pada proses belajar mengajar sehingga pemahaman siswa terhadap materi-materi pelejaran IPS tidak mendalam. Hal ini berakibat pada aktivitas belajar yang dicapai siswa. Pada pelajaran IPS dengan standar kompetensi Cara-cara menghadapi bencana alam yang telah diajarkan pada kelas 6 yang berjumlah 24 siswa guru memberikan data bahwa pada pembelajaran tersebut hanya 4 siswa yang berhasil diatas kkm, dengan prosentase 16,6% yang mancapai batas tuntas diatas, dengan KKM 70.dan yang tidak tuntas adalah 20 siswa atau 83,3%. Pada pembelajaran ini guru mengatakan bahwa Ketidak berhasilan itu disebabkan karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja,tanpa menggunakan metode yang bervariasi dan tidak menggunakan model atau media pembelajaran yang menarik bagi siswa. Metode pembelajaran cenderung berpusat pada guru bukan pada siswa. Seharusnya bila guru menggunakan komponen pembelajaran yang tepat dan tidak membosankan, akan membuat siswa berminat dan tertarik, siswa akan terlibat aktif. Bangkitnya minat dan motivasi dalam diri siswa berarti adanya keinginan dalam dirinya untuk belajar tentang hal-hal yang akan dipelajarinya. Hal ini tentu akan memperdalam penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Pendalaman materi akan berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh, sehingga siswa dengan mudah akan memperoleh nilai di atas KKM. untuk menarik minat dan memotivasi belajar siswa maka akan mencoba membawa
3 permainan group investigation dalam pembelajaran IPS. Permainan group investigation ini akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Apabila minat siswa dapat ditumbuhkan ketika ia mempelajari sesuatu, kemudian ia terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi yang akan dipelajarinya, maka pada akhirnya dia akan terkesan dengan proses pembelajaran yang diikutinya, sehingga pendalaman akan materi yang dipelajari dapat muncul sangat kuat (Hernowo 2007 : 21). Jadi melibatkan siswa secara aktif akan berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran group investigatio siswa diajak untuk memahami sekaligus manghafal konsep-konsep IPS sambil bermain. Tapi kenyataannya selama ini pembelajaran yang berlangsung kurang meningkatkan aktivitas siswa karena guru hanya mengejar target kurikulum guru ingin menyelesaikan target tepat waktu sehingga kurang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Padahal tercapainya target pembelajaran belum tentu materi dapat dipahami secara mandalam oleh siswa. Dan bila siswa tidak mendalami materi maka hasil yang dicapai tentu tidak akan memuaskan. Sebenarnya ini semua dapat diatasi bila guru mengubah cara mengajarnya yaitu dengan menggunakan metode-metode yang membuat siswa bersemangat untuk belajar. Bangkitnya minat dan motivasi dalam diri siswa berarti adanya keinginan dalam dirinya untuk belajar tentang hal-hal yang akan dipelajari, Untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam belajar IPS dengan materi Cara-cara menghadapi bencana alam bagi siswa kelas VI semester II di SDN Wonoyoso akan menggunakan model pembelajaran group investigation. Dalam pembelajaran IPS ini guru akan mencoba dengan 2 siklus. Siklus I siswa dibagi dalam 2 kelompok, jika hal ini kurang berhasil maka akan menggunakan siklus II, dalam hal ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Tindakan ini dilakukan agar kreativitas dan aktivitas belajar siswa meningkat.
4 1.2 Permasalahan Penelitian Pemasalahan-permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran yang di kelola guru di kelas, pada saat observasi guru mengemukakan bahwa ditemukan penyebab rendahnya pembelajaran IPS siswa Kelas 6 SDN Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada saat pembelajaran guru tidak mempunyai RPP pada setiap mata pelajaran,rpp yang ada hamya rujukan dari pemerintah dan RPP tersebut masih global belum di pisah setiap mata pelajaran.alasan lain dari guru adalah tidak ada waktu untuk membuat RPP tersebut karena masih ada pekerjaan lain yang membuat guru tidak sempat membuat RPP a. Penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran IPS SDN Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang masih menggunakan metode lama yaitu metode ceramah,sehingga siswa tidak aktif atau pasif pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Keadaan ini membuat siswa kurang mampu bersifat kritis atau memecahkan masalah, sehingga guru dan siswa kelas VI SDN Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang tidak ada timbal baliknya dengan guru, disini dapat diberikan gambaran awal masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPS, yaitu: a. Siswa tidak terampil dalam mengajukan pertanyaan saat pembelajaran IPS. b. Siswa belum memahami materi cara cara menghadapi bencana alam c. Siswa tidak bisa mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi pada pembelajaran IPS sehingga siswa kurang berani dalam menyatakan pendapatnya jika dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi. d. Siswa tidak tertarik atau minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS SDN Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang rendah
5 sehingga siswa kurang aktif dalam kemampuan belajar pada mata pelajaran IPS. e. Kemampuan belajar siswa berbeda-beda akibatnya daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan juga berbeda-beda. f. Siswa tidak memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga aktivitas belajar siswa rendah. Identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan, memberi petunjuk awal, tentang pembelajaran IPS di SD pembelajaran yang harus di perbaiki dalam pembelajaran IPS. Konsep pemikiran dalam pembelajaran IPS yang sudah ada pada siswa yang masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Dengan demikian diperlukan model pembelajaran yang mampu mengembangkan dalam pembelajaran IPS. kegiatan belajar Yang perlu dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran IPS SDN Wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten Semarang agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan, yaitu: a. Guru dapat menyampaikan materi dengan model pembelajaran group investigation secara baik. b. Dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik sehingga dapat membantu dalam memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan serta tidak membosankan bagi siswa. c. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan bagi siswa. 1.3 Rumusan Masalah Dari hasil analisis masalah diatas, yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah apakah pengaruh model pembelajaran group investigationdalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas 6 dalamkompetensi dasar cara cara menghadapi masalah bencana alam di SD wonoyoso kecamatan Pringapus kabupaten semarang Tahun pelajaran 2012/2013.
6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan 1. Mendiskripsikan model pembelajaran group investigation dalam proses pembelajaran 2. Seringkali penerapan model pembelajaran group investigationd alam proses pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa 3. Menentukan cara yang efekif penerapan model pembelajaran group investigation yang menggunakan media gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan 1.4 Manfaat Teoritis Penelitiandiharapkan memberi sumbangan bagi pengembangan, peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran IPS yang berpedoman pada KTSP. Penelitiantindakan kelas ini diharapkan memberi manfaat bagi sekolah dan guru agar mampu menangani masalah-masalah dalam pembelajaran IPS. Manfaat Praktis Hasil penelitiantindakan kelas ini diharapkan mermanfaat bagi: Bagi kepala sekolah : Memberikan masukan kepada sekolah di daerah agar lebih tanggap jika ditemui masalah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan berbahasa. 1. Memberi masukan kepada sekolah agar menyediakan buku-buku yang dapat menunjang aspek keterampilan berbahasa. Bagi guru : 1. Meningatkan kreativitas guru untuk menciptakan model pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran. 2. Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa : 1. meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. 2. meningkatkan aktivitas belajar siswa.
7 3. meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Observer : 1. meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar melalui model pembelajaran Group Investigation. 2. meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Group Investigation. 3. meningkatkan aktivitas dan aktivitas belajar siswa melalui model Group Investigation.