ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK Pasal 1 Nama organisasi adalah Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia, disingkat menjadi PERSAKI, bahasa Inggrisnya Society of Indonesian Foresters. Pasal 2 Pengurus Pusat PERSAKI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Pasal 3 1. Lambang PERSAKI ditetapkan oleh Pengurus Pusat atas persetujuan Dewan 2. Ketentuan mengenai lambang PERSAKI ditentukan oleh Pengurus Pusat. Pasal 4 Hymne PERSAKI ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan pertimbangan Dewan Pasal 5 Kode Etik PERSAKI ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan pertimbangan Dewan BAB II PROGRAM KERJA Pasal 6 1. Memberikan masukan kebijakan kepada Pemerintah secara Proaktif. 2. Dalam rangka penghimpunan dana melakukan usaha-usaha yang tidak mengikat. 3. Menyelenggarakan/melaksanakan kegiatan (event) ilmiah seperti seminar, sosialisasi ide dan peraturan perundang-undangan. 4. Menyelenggarakan kursus dan pelatihan untuk peningkatan profesi. 5. Menyelenggarakan jaringan kerja sama dengan lembaga-lembaga/kelembagaan baik formal maupun informal, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat yang terkait dengan pembangunan sektor kehutanan. 6. Membentuk kelompok-kelompok kerja profesional di bidang kehutanan, seperti : - Kelompok Kerja Kebijakan dan Peraturan Kehutanan; - Kelompok Kerja Perencanaan Kehutanan; - Kelompok Kerja Konservasi Hutan; - Kelompok Kerja Sosial Ekonomi Kehutanan; - Kelompok Kerja Pembinaan Hutan; - Kelompok Kerja Reduced Impact Logging (RIL)/Reduced Timber Harvesting (RITH); - Kelompok Kerja Pemanenan Hutan. 7. Menyusun sistem Data Base Kehutanan dan Perkebunan. 8. Menggalang kerjasama dengan bahan/pihak lain yang bergerak dalam ilmu dan karya kehutanan di dalam dan di luar negeri.
9. Melakukan usaha-usaha khusus dalam rangka mencapai tujuan PERSAKI yang pengaturannya dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan pertimbangan Dewan BAB III K E A N G G O T A A N Pasal 7 ANGGOTA BIASA Anggota biasa ialah Warga Negara Indonesia yang berijazah Sarjana Kehutanan yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pasal 8 Anggota Luar Biasa Sarjana lain (Warga Negara Indonesia) yang bekerja di lingkungan Kehutanan. Pasal 9 ANGGOTA MUDA Anggota muda ialah Warga Negara Republik Indonesia Yang : a. Berijazah Sarjana Muda Kehutanan yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia; b. Berijazah Program Diploma bidang Kehutanan yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia; c. Mahasiswa jurusan Kehutanan yang masih aktif. Pasal 10 ANGGOTA KEHORMATAN Anggota Kehormatan ialah : a. Warga Negara Republik Indonesia yang telah memberikan jasanya dibidang ilmu dan karya kehutanan baik di dalam maupun diluar negeri; b. Warga Negara yang telah memberikan jasanya terhadap perkembangan kemajuan PERSAKI. Pasal 11 PENETAPAN KEANGGOTAAN 1. Anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota muda, keanggotaannya dalam PERSAKI dilakukan dengan permintaan tertulis/mendaftar kepada Pengurus Pusat, melalui Pengurus Cabang dimana yang bersangkutan berkedudukan. 2. Anggota kehormatan ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan persetujuan Dewan 3. Keabsahan seorang anggoa PERSAKI dinyatakan dengan kartu anggota. 4. Peraturan mengenai kartu anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat. Pasal 12 KEWAJIBAN ANGGOTA Anggota berkewajiban : a. Mentaati ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta menjunjung tinggi kode etik PERSAKI; b. Menjalankan segala peraturan dan keputusan dari Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang.
Pasal 13 HAK ANGGOTA BIASA Anggota biasa mempunyai hak : a. Bertanya, mengeluarkan pendapat, mengajukan usul dan saran kepada pengurus; b. aktif melaksanakan usaha usaha PERSAKI; c. Bicara dan suara; d. Memilih dan dipilih menjadi anggota dalam pertimbangan Pengurus dan Pengurus Cabang; e. Dibela kehormatannya sebagai anggota PERSAKI oleh Pengurus dalam batas-batas azas, sifat dan tujuan PERSAKI sesuai dengan Anggaran Dasar; f. Membela diri dalam forum organisasi. Pasal 14 HAK ANGGOTA LUAR BIASA ANGGOTA MUDA DAN ANGGOTA KEHORMATAN Anggota luar biasa, anggota muda dan anggota kehormatan mempunyai hak bicara, memberikan saran dan usul, hak untuk menduduki jabatan dan pengurusan, hak dibela dan membela diri sepanjang dalam batas yang sesuai dengan kepentingan dan tujuan PERSAKI. Pasal 15 PEMBERHENTIAN ANGGOTA 1. Anggota PERSAKI karena meninggal dunia. 2. Anggota PERSAKI berhenti karena menyatakan secara tertulis mengundurkan sebagai anggota PERSAKI kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang. 3. Pemberhentian anggota biasa, anggota luar biasa, anggota muda dan anggota kehormatan dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan persetujuan Dewan 4. Alasan pemberhentian anggota diantaranya : a. melanggar ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan kode etika PERSAKI; b. mencemarkan nama baik PERSAKI c. melakukan tindakan dan atau perbuatan yang merugikan PERSAKI 5. Pemberhentian dilakukan setelah yang bersangkutan mendapat pembinaan oleh Pengurus Pusat melalui: a. teguran lisan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali:; b. teguran tertulis sekurang-kurangnya 6 (enam) kali; c. pemberhentian sementara/skorsing dalam waktu tertentu. 6. Pemberhentian menjadi anggota dilakukan setelah yang bersangkutan menggunakan hak bela diri baik lisan maupun tertulis. 7. Pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan pertimbangan Dewan BAB IV O R G A N I S A S I Pasal 16 DEWAN PERTIMBANGAN 1. Dewan Pertimbangan dipilih oleh Dewan Muktamar ditambah dengan anggota PERSAKI yang pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat. 2. Dewan Pertimbangan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota. 3. Dewan Pertimbangan berjumlah sedikit-dikitnya 5 (lima) orang sebanyak-banyaknya 15 (limabelas) orang. 4. Dewan Pertimbangan memberikan pertimbangan kepada Pengurus;
a. penetapan Lambang; b. penetepan Hymne; c. penetapan Kode Etik; d. pengangkatan angota kehormatan dan pemberhentian anggota;; e. program kerja PERSAKI f. perubahn Anggaran Rumah Tangga (ART) g. pembekuan dan pembubaran Cabang h. referendum pembubaran organisasi i. referendum perubahan Anggaran Dasar; j. hal-hal lainyang dianggap perlu. Pasal 17 PENGURUS PUSAT 1. Pengurus Pusat merupakan pimpinan tertinggi PERSAKI 2. Pengurus Pusat dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua. 3. Anggota pengurus lainnya terdiri dari Sekretaris, wakil Sekretaris, Bendahara dan wakil Bendahara, dilengkapi dengan kepala-kepala Biro yang terdiri dari Kepala Biro Organisasi dan Profesi. Kepala Biro Kekaryaan dan Pengabdian-Pengabdian, Kepala Biro Pembinaan Anggota, Kepala Biro Pembinaan Ilmu dan Teknologi dan Kepala Biro Humas serta pengurus lainnya yang dipandang perlu. 4. Ketua dan Wakil Ketua dipilih oleh Muktamar dengan masa bakti maksimum 2 (dua) kali berturut-turut. 5. Pengurus Pusat lainnya ditunjuk dan diangkat oleh Ketua bersama-sama oleh Wakil Ketua. 6. Pengurus Pusat berkewajiban melaksanakan program kerja dan keputusan Muktamar lainnya. 7. Pengurus pusat dapat meminta saran dan pertimbangan kepada Dewan Pertimbangan tentang hal-hal yang dianggap perlu. 8. Pengurus pusat menyelenggarakan pertemuan. 9. Pengurus Pusat membentuk Panitia Khusus yang diperlukan dengan memperhatikan pendapat Dewan 10. Dalam hal Ketua tidak dapat menjalankan tugas kewajibannya maka tugas dan kewajibannya dilakukan oleh Wakil Ketua. 11. Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua kedua-duanya berhalangan, maka Dewan Pertimbangan dapat menunjuk pejabat sementara. 12. Masa bakti Pengurus Pusat adalah kurun waktu diantara dua Muktamar. 13. Pengurus Pusat dalam hal ini Ketua bersama Wakil Ketua bertanggung jawab kepada Muktamar. 14. Pengurus Pusat menetapkan wilayah kerja dari masing-masing Cabang. Pasal 18 PEMBENTUKAN DAN PEMEKARAN CABANG 1. Pembentukan Cabang disetujui dan disahkan oleh Pengurus Pusat. 2. Pemekaran cabang ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan rekomendasi dari Pengurus Cabang yang bersangkutan. Pasal 19 PEMBEKUAN DAN PEMBUBARAN CABANG 1. Pembekuan dan Pembubarab suatua Cabang dilakukan oleh Pengurus Pusat atas persetujuan Dewan 2. Ketentuan tentang pembekuan dan pembubaran Cabang ditetapkan oleh Pengurus pusat dengan pertimbangan Dewan
Pasal 20 PENGURUS CABANG 1. Pengurus Cabang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara dan anggota pengurus lainnya. 2. Ketua Cabang dipilih dari dan oleh anggota biasa dalam rapat. 3. Anggota Pengurus Cabang lainnya ditunjuk dan diangkat oleh Ketua cabang. 4. Cabang dapt membentuk Rayon, sesuai dengan keperluannya. Ketentuan tentang Rayon ditetapkan oleh Pengurus Cabang yang bersangkutan. 5. Susunan Pengurus Cabang disahkan oleh Pengurus Pusat. 6. Pengurus Cabang bertugas: a. memimpin dan memberikan pelayanan kepada para anggota Cabang berkaitan dengan organisasi; b. melaksanakan Program Kerja sesuai hasil keputusan rapat anggota Cabang; c. menyelenggarakan rapat anggota sedikit-dikitnya satu tahun satu kali; d. melaksanakan tugas ketentuan-ketentuan yang dieluarkan oleh Pengurus Pusat. 7. Dalam hal Ketua tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya, maka tugas dan kewajibannya dilakukan oleh Wakil Ketua. 8. Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua kedua-duanya tidak dapat melanjutkan tugas dan kewajibannya, maka salah seorang di antara pengurus yang tertua segera menyelenggarakan rapat anggota untuk memilih Ketua yang baru. 9. Masa bakti Pengurus Cabang adalah 2 (dua) tahun. 10. Ketua Cabang bertanggung-jawab kepada rapat anggota Cabang dan Pengurus Pusat. Pasal 21 M U K T A M A R 1. Muktamar merupakan badan kekuasaan tertinggi dalam PERSAKI. 2. Muktmar dianggap sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Perwakilan Anggota Biasa dari masing-masing Cabang. 3. Perwakilan Anggota adalah utusan yang ditunjuk oleh Pengurus Cabang. 4. Jumlah suara tiap perwakilan anggota sebanding dengan jumlah anggota biasa dari cabang yang bersangkutan. 5. Ketentuan lain tentang perwakilan anggota ditetapkan oleh Pengurus Pusat. Pasal 22 1. Setiap pergantian pengurus, dilengkapi dengan memori. 2. Setiap pergantian Pengurus Pusat maupun Pengurus Cabang diadakan serah terima antara pengurus lama dengan pengurus baru. 3. Naskah timbang terima Pengurus Pusat ditanda-tangani di depan Muktamar. 4. Naskah timbang terima Pengurus Cabang ditanda-tangani oleh rapat Anggota Cabang. Pasal 23 LAPORAN KEPENGURUSAN 1. Laporan kepengurusan Pengurus Pusat dalam kurun waktu masa baktinya disampaikan pada Muktamar. 2. Laporan Kepengurusan Pengurus Cabang dalam kurun masa baktinya disampaikan pada rapat anggota Cabang dikirim ke Pengurus Pusat.
BAB V Pasal 24 K E U A N G A N 1. Sumber keuangan PERSAKI diperoleh dari uang pangkal anggota, iuran anggota, sumbangan sukarela yang tidak mengikat dan sumber pendapatan lain yang sah. 2. Besarnya uang pangkal anggota biasa dan luar biasa ditetapkan Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) dan anggota muda Rp.500.00 (lima ratus rupiah) tiap bulan. Pasal 25 PENGELOLAAN KEUANGAN 1. Pengelolaan keuangan dilakukan dengan prinsip hemat, berdayaguna dan berhasilguna. 2. Pengaturan pengelolaan keuangan ditetapkan oleh Pengurus Pusat. BAB VI REFERENDUM PEMBUBARAN ORGANISASI DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 26 1. Referendum dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat. 2. Referundum Perubahan Anggaran Dasar dilakukan hanya jika muktamar tidak dapat dilaksanakan. 3. Keputusan referendum dianggap sah apabila disetujui oleh sedikit-dikitnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota biasa. 4. Ketentuan lain mengenai referendum ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan persetujuan Dewan BAB VII P E N U T U P Pasal 27 1. Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 6 Juni 1987 (seribu sembilan ratus delapanpuluh tujuh). 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Pengurus Pusat sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.