1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 173 TAHUN 2013

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA KLINIK DALAM STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RS DR KARIADI SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM. Farichah Hanum

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

G U B E R N U R J A M B I

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

STANDARD PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

LAMPIRAN : JENIS PELAYANAN, INDIKATOR DAN STANDAR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR : 45 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM RSUD BALARAJA KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

BAB I LATAR BELAKANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) adalah sebuah komitmen bersama masyarakat internasional untuk mempercepat pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan MDGs yang paling banyak yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya. Untuk mewujudkan ketiga tujuan MDGs tersebut, pemerintah sudah melakukan beberapa usaha diantaranya adalah adanya kebijakan kebijakan dan didirikannya beberapa pelayanan kesehatan. Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 945. Untuk mewujudkan itu perlu adanya pelayanan kesehatan yang salah satu bentuknya adalah rumah sakit. Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 009 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Menurut Levey dan Loomba (973) dalam Azwar (996) yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan (Muninjaya, 004). Untuk mengantisipasi hal hal yang bisa merugikan konsumen dalam rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan, diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 999 Tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal Ayat yang menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan harus berkualitas sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat. Untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas perlu diawali dengan oleh kebijakan kebijakan dan aturan perundang undangan yang mengikat semua pihak. Terkait hal tersebut pihak legislatif menetapkan Undang Undang No Tahun 004 Tentang Perbendaharaan Negara, yang salah satu aturan pelaksanaannya dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 3 Tahun 005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dikeluarkannya PP tersebut dengan maksud supaya memberikan kewenangan fleksibilitas pengelolaan rumah sakit menuju pelayanan yang berkualitas salah satu syarat rumah sakit pemerintah menjadi BLUD.

3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkan bahwa Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Pedoman teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) beroperasi sebagai perangkat kerja pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah yang terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 007. RSUD Kabupaten Buleleng merupakan suatu rumah sakit tipe B Non Pendidikan. Adapun jenis ketenagaannya adalah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Pembagian jenis tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng oleh penulis berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 996 Tentang Tenaga Kesehatan dan jenis tenaga non kesehatan berdasarkan unit kerjanya, distribusi karyawan RSUD Kabupaten Buleleng dapat dilihat seperti berikut :

4 Tabel. Distribusi Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng No Unit Kerja Jenis Ketenagaan Jumlah Instalasi Gawat Darurat Tenaga Medis 7 3 Instalasi Rawat Jalan Tenaga Medis 9 3 Instalasi Rawat Inap Tenaga Medis 7 30 4 Instalasi Bedah Sentral Tenaga Medis 6 3 5 Instalasi Persalinan dan Tenaga Medis Perintologi 6 Instalasi Intensif Tenaga Medis Tenaga Perawat 7 Instalasi Radiologi Tenaga Medis Tenaga Radiographer 8 Instalasi Laboratorium Patologi Tenaga Medis Klinik Tenaga Analis Kesehatan 9 Instalasi Rehabilitasi Medik Tenaga Medis Tenaga Fisioterapi 0 Instalasi Farmasi Tenaga Kefarmasian 4 Instalasi Gizi Tenaga Gizi 46 Unit Transfusi/ Donor Darah Tenaga Medis 3 Tim Pelayanan GAKIN Tenaga Administrasi Manajemen 4 Bagian Administrasi Manajemen Tenaga Akuntansi Tenaga Keuangan Tenaga Administrasi Manajemen Tenaga Kesehatan Masyarakat 5 Instalasi Rekam Medik Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Administrasi Rekam Medik 6 Instalasi Pengolahan Limbah Tenaga Elektromedis Tenaga Pemelihara Sarana Prasarana 7 Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Tenaga Elektromedis Medis Tenaga Pemelihara Sarana Prasarana 8 Unit Ambulans dan Kereta Tenaga Sopir 30 Jenazah 9 Pemulasaraan Jenazah Tenaga Pemulasaraan Jenazah 4 0 Instalasi Binatu/ Laundry Tenaga Laundry 7 Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Laundry Total 658 Sumber Data : Data Diolah 4 30 4 8 3 0 7 43 3 7 7 4 6

5 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng merupakan rumah sakit dimana sistem keuangannnya sudah mulai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) dimana harus menerapkan Standar Pelayanan Minimal yang diberlakukan oleh Bupati sesuai dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan (Majalah Swara PRISMA, 009). Penerapan SPM di RSUD Kabupaten Buleleng berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 9/ Menkes/SK/II/008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dan mengacu pada Peraturan Bupati Buleleng Nomor: 3 Tahun 0 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng. Standar pelayanan minimal (SPM) adalah salah satu upaya untuk memperlihatkan pelayanan atau kegiatan minimal yang harus dilakukan oleh jajaran kesehatan di daerah baik oleh dinas kesehatan, rumah sakit, Puskesmas, laboratorium daerah serta upaya kesehatan yang dikelola oleh pihak swasta. Dengan standar pelayanan minimal badan pelayanan RSUD Kabupaten Buleleng, kita dapat melihat kegiatan apa yang dilakukan, apa indikator kinerjanya dan standarnya, sehingga gambaran ini memudahkan untuk melihat sejauh mana pelayanan prima atau pelayanan minimal yang telah dilakukan serta memudahkan menilai kinerja RSUD Kabupaten Buleleng. Keadaan ini juga mempermudah Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk mengalokasikan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan pelayanan minimal di RSUD Kabupaten Buleleng, dengan menunjuk kepada hasil capaian masing masing indikator yang dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia khususnya. Menurut Kepala Bagian Pelayanan Medik, SPM ini sudah diberlakukan mulai Bulan Maret Tahun 0 namun dalam studi pendahuluan yang dilakukan melalui teknik wawancara, penulis

6 mendapatkan hal hal yang tidak sesuai terkait dengan belum dipahami dan diimplementasikan SPM. Berikut hasil wawancara penulis dengan beberapa karyawan RSUD Kabupaten Buleleng: Komentar Staf Instalasi Radiologi( YT): Saya baru tahu ada SPM, dan baru tahu indikator indikator yang ada di SPM, dan beberapa indikator tersebut ada yang tidak sesuai dengan sistem pendataan disini, sehingga datanya tidak ada untuk indikator indikator yang di SPM itu dan saya tidak pernah mendapat sosialisasi masalah SPM, untuk indikator pelaksana ekspertisi saya tidak mengerti apa yang dimaksud. ( November 0) Komentar Staf Ambulance (Wyn): Saya tidak pernah diberi tahu dan disosialisasikan masalah SPM oleh pihak pihak terkait, dan baru mendengar ketika adik menjelaskan masalah SPM. ( November 0) Komentar Staf di IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit)(WJ): Terkait analisis data, saya tidak pernah melakukan tiap 3 bulan sekali, namun kalau diperlukan baru saya analisis datanya. ( November 0) Komentar Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik (DA): Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan pelaksana ekspertisi pada indikator SPM, di samping itu pula kami di patologi klinik belum pernah mengadakan survey kepuasan pelanggan, dan itupun hanya dilakukan survey kepuasan pelanggan secara keseluruhan yang dilakukan oleh PPI ( November 0) Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Tingkat Pengetahuan Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Tentang Standar Pelayanan Minimal.. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas menunjukkan bahwa masih ada karyawan RSUD Kabupaten Buleleng yang belum memahami dan mengimplementasikan indikator Standar Pelayanan Minimal.

7.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas pertanyaan penelitiannya adalah Bagaimana Tingkat Pengetahuan Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Tentang Standar Pelayanan Minimal?.4 Tujuan.4. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan RSUD Kabupaten Buleleng tentang Standar Pelayanan Minimal..4. Tujuan Khusus. Untuk mengetahui karakteristik responden.. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik responden. 3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang dasar/ landasan hukum SPM. 4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang maksud dan tujuan SPM. 5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang manfaat SPM. 6. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang jenis indikator tiap unit kerja. 7. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang dimensi mutu 8. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang tujuan

8 9. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang definisi operasional 0. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang frekuensi pengumpulan data. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang periode analisis. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang pembilang (numerator) 3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang penyebut (denominator) 4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang sumber data 5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang standar 6. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang penanggung jawab pengumpul data.5 Manfaat Penelitian lain : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dari berbagai pihak antara.5. Bagi Mahasiswa Penelitian ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah wawasan khasanah ilmu pengetahuannya khususnya di bidang manajemen Mutu Pelayanan

9 Rumah Sakit tentang penerapan Standar Pelayanan Minimal di RSUD Kabupaten Buleleng..5. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Penelitian ini sebagai masukan bagi RSUD Kabupaten Buleleng dalam hal untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan karyawan RSUD Kabupaten Buleleng terkait pemahamannya tentang Standar Pelayanan Minimal..6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Manajemen Mutu Pelayanan Rumah Sakit khususnya mengenai Tingkat Pengetahuan Karyawan RSUD Kabupaten Buleleng Tentang Standar Pelayanan Minimal.