BAB I. Pendahuluan. ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan menyesuaikan suatu kebutuhan-kebutuhan di eranya, sesuai dengan perkembangan kebutuhan ini yang membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan. Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan bangun perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau untuk memenuhi keperluan dana

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin untuk dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah dan kebutuhan hidup manusia sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DALAM PERJANJIAN KREDIT NURMAN HIDAYAT / D

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

pada umumnya dapat mempergunakan bentuk perjanjian baku ( standard contract)

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. ini hampir seluruh kegiatan ekonomi yang terjadi, berkaitan dengan bank. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan roda perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. hukum publik menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB 1 PENDAHULUAN. Kapal laut merupakan salah satu transportasi perairan yang sangat. Indonesia, baik dalam pengangkutan umum maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya. Dana atau permodalan merupakan salah satu inti utama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mendorong dan menggairahkan dunia usaha, Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechtstaat) dimana

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang terjadi di era modern ini membawa dampak di berbagai bidang kehidupan, baik di bidang teknologi, komunikasi, informasi, ilmu pengetahuan dan juga ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak yang cukup signifikan di berbagai belahan dunia. Kemajuan di bidang ekonomi ini sendiri identik dengan kemunculan pasar bebas yang terjadi di berbagai negara. Kemajuan di bidang ekonomi di Indonesia sendiri terlihat dari semakin mudahnya masyarakat dalam memperoleh barang kebutuhan yang mereka butuhkan. Banyaknya produk asing yang masuk dan bersaing dengan produk lokal Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang merupakan salah satu contoh dampak positif globalisasi tersebut dalam bidang ekonomi. Kemajuan di bidang ekonomi tersebut juga tidak dapat dipungkiri telah membawa dampak negatif. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah semakin tingginya persaingan di bidang ekonomi yang terjadi di antara masyarakat Indonesia sendiri, namun di sisi lain masih banyaknya masyarakat golongan lemah seperti petani, nelayan dan pedagang kecil di negara ini. Mereka akan tertinggal dari arus kemajuan karena tidak memiliki kemampuan 1

2 untuk bersaing dengan gologan lain yang lebih kuat. 1 Masyarakat golongan lemah tersebut pada dasarnya yang perlu diajak untuk ikut serta aktif dan membangun dirinya. Pemerintah merasa perlu untuk memajukan masyarakat golongan ekonomi lemah agar dapat bersaing di tengah zaman yang penuh persaingan ekonomi ini. Dalam mewujudkan hal tersebut kemudian pemeritah membentuk suatu badan yang dapat membantu masyarakat ekonomi lemah tersebut, dan dibentuklah koperasi untuk membantu meningkatkan perekonomian. Hal ini dikarenakan koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerjasama memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerjasama melakukan usaha. 2 Hal inilah yang kemudian membuat kehadiran koperasi diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan bawah. Koperasi kehadirannya saat ini tidak hanya ditujukan demi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat golongan bawah, namun ditujukan bagi semua masyarakat Indonesia. Kehadiran koperasi dirasakan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Hal tersebut yang kemudian mendorong semakin banyaknya koperasi muncul di berbagai wilayah. Hampir di semua lini kehidupan dan kegiatan perekonomian, kehadiran orgaisasi koperasi dan cara kerja badan usaha koperasi terlihat nyata keberadaannya. 3 1 Ninik Widyawanti dan Y.W. Sunindhia, 2003, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : PT Asdi Mahasatya, hlm 2-3 2 Ibid, hlm 3 3 Andjar Pachta, dkk, 2005, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta : Kencana Predana Media Group, hlm 2

3 Pengaturan mengenai koperasi di Indonesia dapat ditemukan di dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pada tahun 2012 sempat dikeluarkannya undang-undang yang mengatur perkoperasian di Indonesia yaitu Undang-undang Nomer 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, namun undang-undang tersebut dibatalkan secara keseluruhan oleh Mahkamah Konstitusi Nomer 28/PUU-XI/2013. Pembatalan tersebut mengakibatkan pengaturan koperasi di Indonesia kembali mengacu pada Undang-undang Nomer 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi telah muncul di Indonesia dengan berbagai bentuk. Terdapat berbagai macam jenis koperasi yang hadir di Indonesia, misalnya berdasarkan jenis usahanya koperasi dapat dibagi menjadi koperasi konsumsi, produksi, serba usaha dan juga koperasi simpan pinjam atau yang biasa dikenal dengan nama koperasi kredit. Diluar penggolongan itu masih banyaknya bentukbentuk koperasi lainnya yang ada di negara ini. Koperasi Kredit atau yang biasa disingkat dengan Kopdit merupakan salah satu bentuk dari koperasi yang ada di Indonesia. Koperasi kredit di sini memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga yang ringan. Hal ini yang membedakan koperasi dengan penyedia jasa keuangan lainnya. Koperasi simpan pinjam tidak bertujuan semata-mata untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, tujuan koperasi yang utama adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Alasan inilah yang kemudian menjadi dasar berdirinya Koperasi Kredit Insan Mandiri Denpasar. Koperasi

4 Kredit Insan Mandiri Denpasar dibentuk untuk membantu dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan semua pihak dalam Yayasan Insan Mandiri, baik yang berada di Denpasar maupun yang berada di beberapa kabupaten di Bali. Ini sesuai dengan visi Koperasi Kredit Insan Mandiri Denpasar yaitu menjadi lembaga keuangan yang membangun kesejateraan anggotanya. Koperasi Kredit Insan Mandiri Denpasar sebagai koperasi simpan pinjam akan mengumpulkan uang simpanan dari para nggotanya dan juga akan memberikan pinjaman dana atau kredit dalam hal anggota membutuhkan pinjaman dana. Terkait pinjaman dana tersebut, koperasi membutuhkan jaminan yang diberikan oleh anggota dalam hal ini sebagai pihak debitur untuk memberikan kepastian kepada Koperasi Kredit Insan Mandiri Denpasar sebagai kreditur bahwa segala hutang-hutangnya akan dilunasi. Mengenai ketentuan terkait jaminan itu sendiri dapat ditemukan dalam Pasal 1131 KUHPerdata dimana didalamnya mengatakan bahwa : segala kebendaan si berutang baik yang bergerak maupun tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan seseorang. Kreditur mendapatkan kepastian hukum melalui pasal tersebut, bahwa seluruh kebendaan milik debitur merupakan jaminan atas hutangnya walaupun tidak diperjanjikan sebelumnya, namun untuk lebih menjamin haknya, maka seringkali dalam perjanjian sudah ditunjuk secara pasti kebendaan milik debitur yang akan menjadi jaminan atas hutangnya.

5 Hal ini pula yang terjadi jika terjadi perjanjian hutang piutang antara Koperasi Insan Mandiri Denpasar dengan anggotanya. Pegawai Yayasan Insan Mandiri daam hal ini bertindak sebagai debitur, pada saat dilaksanakannya perjanjian kredit dengan Koperasi Kredit Insan Mandiri Denpasar akan menjajikan suatu kebendaan miliknya untuk dijadikan jaminan hutang. Debitur dapat menjanjikan harta benda miliknya sebagai obyek jaminan, termasuk di dalamnya adalah hak atas gaji yang diperoleh dari Yayasan Insan Mandiri. Koperasi Insan Mandiri memang dibentuk dalam naungan Yayasan Insan Mandiri Denpasar, sehingga seluruh keluarga besar Yayasan Insan Mandiri baik guru maupun karyawannya dapat mejadi angggota koperasi dan tentunya memiliki hak yang sama tekait hak meminjam uang dari koperasi. Perjanjian hutang piutang dengan jaminan gaji sendiri cukup jarang ditemukan. Penyedia jasa keuangan seringkali meminta jaminan suatu kebendaan dimana kebendaan tersebut sudah ada. Hak atas gaji dalam hal ini bisa dikatakan sebagai suatu kebendaan yang baru akan ada di kemudian hari sebagaimana dikatakan dalam pasal KUHPerdata. Seperti diketahui dari pasal tersebut bahwa benda yang dapat dijadikan jaminan atas utang seorang debitur dapat berupa kebendaannya yang sudah ada ataupun yang masih akan ada di kemudian hari. Sesuatu jaminan yang masih akan ada di kemudian hari tentu memiliki risiko yang jauh lebih besar dibandingkan dengan hak kebendaan yang sudah ada saat ini, karena kebendaan yang sudah ada tersebut sudah pasti, namun hak atas gaji merupakan hak yang masih akan

6 ada sehingga risiko yang mungkin terjadi akan semakin besar. Adanya kemungkinan hutang tidak terbayar apabila debitur tersebut keluar dari pekerjaannya di Yayasan Insan Mandiri baik mengundurkan diri atau pensiun, selain itu adanya kemungkinan debitur meninggal dunia sehingga hutangnya tidak dapat terbayarkan. Dalam hal ini penulis tertarik melihat lebih dalam mengenai perjanjian hutang piutang dengan jaminan gaji tersebut dan menuangkannya dalam bentuk penulisan hukum yang berjudul: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT ANTARA PEGAWAI YAYASAN INSAN MANDIRI DENPASAR DAN KOPERASI INSAN MANDIRI DENGAN JAMINAN HAK ATAS GAJI B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit antara pegawai Yayasan Insan Mandiri Denpasar dengan Koperasi Insan Mandiri dengan jaminan hak atas gaji pegawai? 2. Bagaimana penyelesaian yang ditempuh pihak Koperasi Insan Mandiri terhadap karyawan Yayasan Insan Mandiri Denpasar yang pensiun, mengundurkan diri atau meninggal dunia padahal angsurannya belum lunas?

7 C. Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan tersebut adalah tujuan objektif dan tujuan subjektif. 1. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan mengkaji tentang pelaksanaan perjanjian kredit antara pegawai Yayasan Insan Mandiri Denpasar dan Koperasi Insan Mandiri dengan jaminan hak atas gaji karyawan. b. Mengetahui dan mengkaji tentang upaya penyelesaian dalam hal karyawan yang meminjam uang dengan jaminan hak atas gaji tersebut pensiun, mengundurkan diri atau meninggal dunia padahal angsuran belum lunas. 2. Tujuan Subjektif Untuk memperoleh data tentang perjanjian kredit antara pegawai Yayasan Insan Mandiri Denpasar dengan Koperasi Kedit Insan Mandiri dengan jaminan hak atas gaji pegawai yang diperlukan dalam menyusun penulisan hukum sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, tidak ditemukan karya penulisan hukum yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian kredit Antara

8 Pegawai Yayasan Insan Mandiri Denpasar dan Koperasi Insan Mandiri dengan Jaminan Hak Atas Gaji Karyawan. Penelusuran kepustakaan dijumpai beberapa penelitian yang berhubungan dengan perjanjian pinjammeminjam uang antara koperasi dan anggotanya, diantaranya: 1. Penulisan hukum Febri Ekaristi (2011) dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Yuridis tentang Perjanian Pinjam Meminjam Uang antara Pegawai Negeri Sipil dengan Koperasi Pegawai RI Karyawan Pendidik dengan Jaminan Hak Atas Gaji Di Kota Prabumulih. Penelitian ini menitik beratkan bentuk wanprestasi pada teknis pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang dimana pihak kreditur disini merupakan Pegawai Negeri Sipil dan pihak kreditur di sini adalah koperasi yang memang dibetuk untuk para pegawai pemerintahan. Penelitian ini Sedangkan dalam skripsi ini pihak debitur dan kreditur yang terlibat berbeda. Kreditur dalam perjajian kredit yang diteliti di sini adalah Koperasi Insan Mandiri Denpasar sedangkan pihak debitur yang terlibat dalam perjanjian ini adalah Karyawan dari Yayasan Insan Mandiri yang bersatus Pegawai Swasta. 2. Penulisan hukum Raditya Kuntoro (2010) dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Yuridis terhadap Perjanjian Kredit Pada Koperasi Pengayoman Pegawai Departemen Kehakiman Di Rumah Tahan Negara Boyolali. Penelitian ini menitik beratkan perjanjian pinjam meminjam uang dengan denga jaminan hak gaji namun dilihat dari sisi apabila hak gaji tersebut telah dijaminkan kepada pihak ke tiga selain koperasi dan

9 para pegawai Departemen Kehakiman. Sedangkan dalam penulisan hukum ini ebih melihat perjanjian pinjam meminjam uang dengan jaminan hak gaji apabila terjadi situasi dimana pihak debitur yaitu pegawai Yayasan Insan Mandiri tersebut tidak bisa lagi melunasi hutanghutangnya karena sudah tidak adanya lagi gaji yang diterima karena pegawai tersebut pensiun, meninggal atau mengundurkan diri. 3. Penulisan hukum Gatot Irvan Wibisono (2013) dalam skripsinya yang berjudul Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Meminjam di Koperasi Dadi Makmur Kota Yogyakarta. Penelitian ini menitikberatkan bentuk perjanjian pinjam meminjam uang kepada badan hukum koperasi, namun pada penulisan hukum tersebut melihat perjanjian pinjam meminjam tersebut secara luas terkait pelaksanaanya dan wanprsetasi-wamprestasi yang terjadi pada pelaksanaan perjanjian kredit pada badan hukum koperasi tersebut. Namun pada penulisan hukum ini menitikberatkan hanya kepada pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan gaji tidak yang lain dan juga melihat penyelesaian masalah apabila hutang tersebut tidak dapat dilunasi karena adanya keadaan yang membuat debitur tidak memperoleh lagi hak atas gaji tersebut yaitu apabila debitur pensiun, meninggal dunia atau mengundurkan diri dari tempat kerjanya di Yayasan Insan Mandiri. Objek dan subjek yang diteliti serta waktu penelitian dalam penulisan hukum ini berbeda dari yang telah ada. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti, namun apabila terdapat penelitian

10 serupa di luar pengetahuan penulis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. E. Manfaat Penelitian Penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis maupun manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut yaitu : 1. Manfaat Akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi pengetahuan ilmu hukum khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya. b. Menambah data perpustakaan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, sehingga dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi menjadi sumber bahan kajian dan bacaan lebih lanjut bagi mahasiswa. c. Hasil penulisan hukum ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu hukum perdata pada khususnya yaitu terkait pelaksanaan perjanjian kredit pada koperasi dengan jaminan suatu hak kebendaan yang masih akan ada yaitu hak atas gaji. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini apat menambah pengetahuan mengenai usaha kredit yang dijalankan koperasi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

11 b. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak yang terlibat dalam kredit pada Koperasi Insan Mandiri, sehingga perjanjian kredit tersebut dapat berjalan lancar tanpa ada pihak yang dirugikan. Peneliti berharap penelitian ini dapat membantu pihak Koperasi Insan Mandiri dan para pengurusnya dalam menjalankan program-programnya terkait masalah peminjaman uang dengan jaminan gaji tersebut dan sebagai salah satu referensi untuk pemnyelesaian masalah yang mungkin terjadi di kemudian hari.