BAB I PENDAHULUAN. sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aset-aset financial (financial asset) dan investasi pada aset-aset riil (riel assets).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ingin melakukan investasi sehingga masyarakat umum juga dapat ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjalankan kinerja perusahaan dengan baik. perusahaan lebih efektif dan efesien dalam beroperasi. Selain itu manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Fenomena berinvestasi dalam bentuk jual-beli saham akhir-akhir ini menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan cara berpikir manusia yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik para investor untuk melakukan investasi. Bagi para investor untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada setiap tahunya

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan makanan di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

SKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri manufaktur semasa krisis global lalu tahun termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. obligasi (Tandelilin, 2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan komoditi investasi yang tergolong berisiko tinggi, karena sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik secara politik, ekonomi, moneter, dalam dan luar negeri maupun yang lainnya. Perubahanperubahan itu dapat berdampak positif dan dapat juga berdampak negatif. Dengan melakukan investasi pada surat berharga, pemilik modal berharap mendapatkan keuntungan, masyarakat dapat merasakan keberhasilan dari perusahaan melalui pembagian dividen dan peningkatan harga saham yang diharapkan. Hal yang pasti terjadi di pasar modal, terkadang potensi keuntungan yang didapat bisa saja berbalik menjadi sebuah kerugian yang tidak diduga sebelumnya. Dunia pasar modal tidak lepas dari potensi adanya fenomena return dan risk. Kemampuan dan kejelian dalam mengelola hal tersebut merupakan seni tersendiri dari investasi. Harga saham merupakan harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa yang ditentukan oleh pelaku pasar, permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Hartono, 2008). Salah satu indikator pengelolaan perusahaan dapat dilihat dari harga saham perusahan. Menurut Sutrisno (2005), ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham yaitu:

1. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan cara mempelajari data historis dari harga saham serta menghubungkannya dengan trading volume yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu. Faktor fundamental merupakan faktor yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham. Data atau indikator yang digunakan dapat berupa pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), atau data keuangan lainnya. Perkembangan pasar modal Indonesia perlu pemahaman dan pengetahuan yang cukup untuk dapat mengerti bagaimana perkembangan investasi saham dipasar modal Indonesia, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai analisis faktor fundamental terhadap harga saham. Walaupun disadari bahwa faktor fundamental itu sangat luas cakupannya tidak saja meliputi kondisi internal perusahaan, seperti data laporan keuangan tetapi juga kondisi fundamental makro ekonomi yang berada diluar kendali perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi hanya menganalisis faktor fundamental yang ada dalam internal perusahaan dari aspek performance financial.

Faktor fundamental perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan earning per share (EPS) yang menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham, debt to equity ratio (DER) digunakan untuk melihat perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, ukuran perusahaan (firm size) yaitu rata rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Diantara banyaknya perusahaan yang telah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya adalah perusahaan manufaktur khususnya pada sektor industri dasar dan kimia (basic industry and chemicals). Perusahaan basic industry and chemicals tergolong ke dalam 8 subsektor, diantaranya adalah Semen; Keramik, Kaca dan Porselen; Logam dan sejenisnya; Kimia; Plastik dan Kemasan; Pakan Ternak; Kayu dan Pengolahannya; Pulp dan Kertas. Alasan obyek penelitian ini pada perusahaan industri dasar dan kimia (basic industry and chemicals) karena perusahaan tersebut hampir tidak terpengaruh oleh fluktuasi perekonomian melainkan perusahaan tersebut akan tetap eksis dan bertahan, disebabkan oleh produk yang dihasilkannya. Karena permintaan akan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut akan tetap stabil walaupun ada suatu penurunan tidak berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal.

Rata-rata pertumbuhan industri kimia dasar tahun ini diperkirakan naik mengikuti prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6%-7%. Managing Director Federasi Industri Kimia Indonesia, Kusuma, mengatakan kenaikan ini akan didorong oleh kenaikan kebutuhan bahan kimia dari masingmasing sektor industri. Misalnya seperti industri plastik yang diperkirakan naik 8% dan semen yang diproyeksi naik 10% hingga 14% (www.bisnis.com). Berikut adalah perkembangan harga saham dan rasio keuangan perusahaan basic industry and chemicals yang banyak dikenal oleh masyarakat. Perkembangan Harga Saham PT. Holcim Indonesia, Tbk, PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk, PT. Lion Metal Works, Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 20000 (dalam rupiah) 15000 10000 5000 0 2007 2008 2009 2010 2011 SMCB JPFA LION INTP Sumber : www.yahoofinance.com Gambar 1.1

Perkembangan Earning per Share (EPS) PT. Holcim Indonesia, Tbk, PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk, PT. Lion Metal Works, Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 1000 (dalam rupiah) 800 600 400 200 0 2007 2008 2009 2010 2011 SMCB JPFA LION INTP Sumber: www.idx.co.id Gambar 1.2 Semakin tinggi nilai EPS maka akan semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dan jumlah dividen yang diterima oleh investor akan meningkat yang mengakibatkan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004). Pada tahun 2008 PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk mengalami penurunan nilai EPS yang juga mengakibatkan turunnya harga saham. Begitu pula halnya yang terjadi pada PT. Holcim Indonesia, Tbk di tahun 2011. Namun tidak demikian halnya pada PT. Lion Metal Works, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Pada tahun 2010 nilai EPS PT. Lion Metal Works, Tbk menurun dari Rp 727 menjadi Rp 646, tetapi harga saham pada tahun tersebut justru mengalami peningkatan dari Rp 2558,33 menjadi Rp 2979,17. Hal tersebut juga terjadi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk yang nilai EPSnya mengalami peningkatan setiap tahunnya, tetapi pada tahun 2008 dan 2011 harga saham perusahaan tersebut menurun dari Rp 6400 menjadi Rp 5804,17 dan Rp 15987,5 menjadi Rp 15691,7.

6 5 4 3 2 1 0 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) PT. Holcim Indonesia, Tbk, PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk, PT. Lion Metal Works, Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 2007 2008 2009 2010 2011 SMCB JPFA LION INTP Sumber: www.idx.co.id Gambar 1.3 Jika DER perusahaan tinggi, maka akan semakin besar perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai perusahaan dan ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar hutangnya dibandingkan dengan membagi dividen (Dharmastuti, 2004). Namun tidak demikian halnya pada PT. Holcim Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Setiap tahunnya, nilai DER pada kedua perusahaan tersebut terus mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2008 harga saham PT. Holcim Indonesia, Tbk juga menurun dari Rp 1031,67 menjadi Rp 995,83, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk mengalami penurunan harga saham di tahun 2008 dan 2011 dari Rp 6400 menjadi Rp 5804,17 dan Rp 15987,5 menjadi 15691,7. Pada tahun 2008, nilai DER pada PT. Lion Metal Works, Tbk mengalami peningkatan dari 0,25 menjadi 0,27 tetapi harga sahamnya justru meningkat setiap tahunnya. Sedangkan tahun 2008, nilai DER PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk menurun dari 4,85 menjadi 3,9 tetapi harga sahamnya

juga menurun dari Rp 636,25 menjadi Rp 587,92. Sebaliknya, ketika nilai DER meningkat dari 3,9 menjadi 4 pada tahun 2009, harga sahamnya juga mengalami peningkatan dari Rp 587,92 menjadi Rp 771,67. 12 10 8 6 4 2 0 Perkembangan Ukuran Perusahaan PT. Holcim Indonesia, Tbk, PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk, PT. Lion Metal Works, Tbk, dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Sumber : Hasil Pengolahan Data Gambar 1.3 2007 2008 2009 2010 2011 SMCB JPFA LION INTP Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.4 Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka total aset perusahaan akan semakin tinggi dan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham pun akan semakin besar. Hal ini dapat menyebabkan saham perusahaan tetap menarik bagi pemegang saham yang menyebabkan saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi. Sedangkan jika ukuran perusahaan kecil maka harga saham perusahaan tersebut akan semakin rendah (Solfida, 2008). Hal itu dapat dilihat pada PT. Lion Metal Works, Tbk yang setiap tahunnya mengalami peningkatan ukuran perusahaan yang diiringi dengan peningkatan harga saham. Namun tidak demikian halnya pada PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Ukuran perusahaan pada kedua perusahaan tersebut terus meningkat, tetapi harga saham pada tahun 2008 PT. JAPFA Comfeed Indonesia, Tbk justru mengalami penurunan dari Rp 636,25 menjadi Rp 587,92. Hal tersebut

juga terjadi pada PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk dimana pada tahun 2008 dan 2011 harga saham perusahaan tersebut menurun dari Rp 6400 menjadi Rp 5804,17 dan Rp 15987,5 menjadi Rp 15691,7. dan Rp 6400 menjadi Rp 5804,17. Sedangkan ukuran perusahaan PT. Holcim Indonesia, Tbk dari tahun 2007-2009 terus mengalami peningkatan tetapi harga saham tahun 2008 justru menurun dari Rp 1031,67 menjadi Rp 995,83. Sebaliknya, ketika ukuran perusahaannya menurun dari 8,94 menjadi 8,89 di tahun 2009, tetapi harga sahamnya mengalami peningkatan dari Rp 1099,17 menjadi Rp 2172,92. Berdasarkan uraian dan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemicals Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Perumusan Masalah Apakah faktor fundamental yang meliputi earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER), dan ukuran perusahaan (firm size) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan basic industry and chemicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental yang meliputi earning per share (EPS), debt to equity ratio (DER), dan ukuran perusahaan (firm size) terhadap harga saham pada perusahaan basic industry and chemicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga saham pada perusahaan basic industry and chemicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi investor Sebagai informasi, rekomendasi, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi khususnya investasi pada perusahaan basic industry and chemicals di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi emiten Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat mendorong meningkatnya minat investor terhadap saham perusahaan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis.