BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah sebuah instansi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan Akademi Geologi dan

1945 : Dibentuk Jawatan Tambang dan Geologi, Kementerian Kemakmuran

BAB II TINJAUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB III PROFIL INSTANSI PENYEDIA DATA SUMBER DAYA AIR

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL B A D A N G E O L O G I PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BUPATI MANDAILING NATAL

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

Misi BAKOSURTANAL 6. Kebijakan 7. Program

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMETAAN GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PERAIRAN INDONESIA. Lukman Arifin. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN BARITO UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum 1. Organisasi Perangkat Daerah

Harkins Prabowo Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

BAB II PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI. 2.1 Sejarah Perusahaan

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Rincian Realisasi Pelaksanaan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

c. memantau, mengevaluasi dan menilai hasil kerja bawahan dalam

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM. Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung. 2.1 Sejarah Singkat Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

PERATURAN NOMOR 009 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015

PARTURAN DAERAH KABUPTEN TANGGAMUS NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

LAMPIRAN L-3 PAGU AUDITABLE UNIT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.02/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELABUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan BatuBara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN X : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Bab III Profil Pemerintah Kabupaten Bengkalis

MENGAKALI (?) LITBANG: PEMETAAN GEOLOGI SKALA 1: MENUJU LITBANG UNGGULAN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Instasi Sejarah Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) dimulai dengan dibentuknya Seksi Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G) tahun 1979. Pada tanggal 6 Maret 1984 kedua seksi tersebut kemudian ditingkatkan menjadi Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984. Pada awal berdirinya, PPGL didukung oleh empat bidang teknis, yaitu : Bidang Geologi Kelautan, Bidang Geofisika Kelautan, Bidang Sarana Operasi Kelautan, Bidang Manajemen Informasi dan Bagian Umum, dengan jumlah sumber daya manusia 164 orang. Sarana dan prasarana yang dimiliki sebagian berasal dari P3G. Dalam perjalanannya, PPGL telah membangun Kapal Peneliti Geomarin I dan memiliki berbagai peralatan survei pantai. Kapal Peneliti Geomarin I diopeasikan untuk mendukung kegiatan pemetaan geologi kelautan bersistem skala 1:250.000 di perariran dangkal. Peralatan survei pantai dioperasikan untuk mendukung kajian geologi kelautan tematik di kawasan pesisir. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 150 Tahun 2001, PPGL dimekarkan menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) di bawah Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral. 10

Pada era tersebut PPPGL berkembang dengan semangat menuju kemandirian, sejalan dengan lingkungan strategis globalisasi, AFTA, perkembangan industri kelautan yang pesat, Otonomi Daerah dan kemitraan. Peraturan Menteri ESDM No. 0030 Tahun 2005 mengukuhkan kembali PPPGL sebagai penunjang dalam upaya meningkatkan investasi sektor ESDM terutama penyediaan data klaim atas wilayah landas kontinen, dan peningkatan status cekungan migas di laut. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, PPPGL mempunyai tugas melaksanakan litbang bidang geologi kelautan di seluruh wilayah Laut Indonesia dalam rangka menunjang pembangunan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Untuk melaksanakan tugas tersebut prioritas pokok kegiatan adalah melakukan pengembangan litbang di kawasan pantai dan laut, pengembangan kelembagaan menuju kemandirian dan pengembangan pelayanan jasa riset dan teknologi.penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan pada dekade terakhir ini makin ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya mineral yang bernilai strategis dan ekonomis dalam menunjang pembangunan nasional. Hal ini sehubungan dengan makin terbatasnya sumber daya mineral dan energi di darat. Kegiatan tersebut merupakan perwujudan akan tanggung jawab pemerintah dan negara dalam menggali potensi sumber daya mineral dan energi yang terdapat di dasar laut, mulai kawasan pantai, perairan pantai hingga ke batas terluar Landas Kontinen termasuk Zona Ekonomi Eksklusif. 11

2.2 Logo Instansi Gambar 2.1 dibawah ini merupakan logo dari Instansi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan. Gambar 2.1 logo Instansi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan 2.3 Badan Hukum Instansi Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984.Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 0030/2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen ESDM, PPPGL, merupakan salah satu unit yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. 2.4 Struktur Organisasi dan Job Description Profil Kelembagaan PPPGL mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan bidang geologi kelautan. Dalam melaksanakan tugasnya PPPGL menyelenggarakan fungsi-fungsi : 12

a. Perumusan pedoman dan prosedur kerja. b. Perumusan rencana dan program penelitian dan pengembangan berbasis kinerja. c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan pemetaan geologi, geokimia, dan geofisika kelautan, serta pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan; d. Perumusan rekomendasi batas landas kontinen Indonesia. e. Pengelolaan kerja sama kemitraan penerapan hasil penelitian dan pelayanan jasa teknologi, serta kerja sama penggunaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan. f. Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialisasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi. g. Penanganan masalah hukum dan hak atas kekayaan intelektual, serta pengembangan sistem mutu kelembagaan penelitian dan pengembangan teknologi; h. Pembinaan kelompok jabatan fungsional Pusat. i. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan, dan kepegawaian pusat. j. Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang geologi kelautan k. Struktur Organisasi 13

Gambar 2.2 dibawah ini merupakan struktur organisasi dari Instansi Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Klautan ( PPPGL ). Gambar 2.2 Struktur Organisasi PPPGL Struktur organisasi PPPGL terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan ketatausahaan Pusat. b. Bidang Sarana Penelitian dan Pengembangan, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan Pusat. 14

c. Bidang Program, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan rencana dan program, serta penyusunan akuntabilita kinerja, pelaporan dan dokumentasi kegiatan penelitian dan pengembangan bidang geologi kelautan. d. Bidang Afiliasi, mempunyai tugas melaksanakan kerjasama, serta penyebarluasan informasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi Pusat. e. Kelompok Fungsional, mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral, serta melaksanakan tugas lainnya yang didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Kelompok Fungsional Kelompok fungsional terdiri dari beberapa kelompok kerja dan diklasifikasikan berdasarkamasing-masing oleh Koordinator Kelompok Kerja, beberapa kelompok kerja yang ada di unit Puslitbang Geologi Kelautan, diantaranya : a. Aplikasi Geologi Kelautan b. Geoteknik Kelautan c. Rekayasa Infrastruktur Kawasan Pesisir & Lepas Pantai d. Sumber Daya Energi Kelautan e. Cekungan Migas Kelautan f. Energi Alternatif Kelautan g. Gas dangkal / Gas Biogenik 15

h. Sumber Daya Mineral Kelautan i. Sumber Daya Mineral Hydrothermal Kelautan j. Sumber Daya Mineral & Radioaktif Kelautan k. Pemetaan Geologi Kelautan, Sistematik Regional dan Landas Kontinen l. Pemetaan Geologi Kelautan m. Pemetaan Geologi Regional dan Geoinformasi n. Kajian landas kontinen dan Pulau pulau kecil 2.5 Visi Dan Misi Menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan yang PROFESIONAL, UNGGUL, dan MANDIRI di bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Misi : a) Melaksanakan litbang dan pemetaan geologi kelautan dan potensi energi sumber daya mineral kawasan pesisir dan laut. b) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sarana-prasarana litbang. c) Memberikan kontribusi dalam perumusan evaluasi, dan rekomendasi kebijakan potensi energi dan sumber daya mineral di wilayah landas kontinen Indonesia. d) Memberikan pelayanan jasa teknologi dan informasi hasil litbang. e) Melaksanakan pengembangan sistem mutu kelembagaan dan HAKI litbang. 16

Tujuan : a) Peningkatan investasi di sektor energi dan sumber daya mineral b) Pengembangan kawasan perbatasan. c) Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. d) Penguatan kelembagaan. Sasaran : a) Penelitian dan pengembangan pemetaan dan inventarisasi potensi sektor energi dan sumber daya mineral b) Terciptanya dukungan dalam perumusan kebijakan batas landas kontinen Indonesia c) Tercapainya dukungan informasi dan jasa teknologi geologi kelautan d) Tercapaiya kompetensi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan sistem mutu litbang 2.6 Hasil Kegiatan 2.6.1 Pemetaan Geologi Kelautan Sistematik Skala 1:250.0000 Merupakan rangkaian kegiatan inventarisasi data dasar geologi dan geofisika kelautan wilayah Indonesia; meliputi peta batimetri, sebaran sedimen permukaan dasar laut, ketebalan sedimen Resen, anomali magnet total, gaya berat dan geologi bawah permukaan; yang diperlukan sebagai bahan kajian potensi energi dan sumber 17

daya mineral di dasar laut. Pemetaan ini telah menyelesaikan 53 lembar peta atau hampir 15% dari seluruh pemetaan untuk seluruh wilayah Perairan Indonesia yang berjumlah 365 lembar peta yang mencakup wilayah di Paparan Sunda, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Selat Sunda, sebagian Perairan Selat Malaka dan Riau, Kalimantan Barat dan sebagian Selat Makasar. 2.6.2 Kompilasi Geologi Kelautan Regional Skal 1:1.000.000 Merupakan upaya integrasi data geologi kelautan baik primer maupun sekunder dengan memetakan pola struktur, stratigrafi dasar laut serta proses geodinamikanya, sehingga diharapkan dapat mendukung kebutuhan akan informasi geologi bagi evaluasi secara regional. Kegiatan ini telah menyelesaikan 20 lembar peta atau 70% dari seluruh lembar peta yang berjumlah 28 lembar peta seluruh Indonesia yang mencakup wilayah di Laut Jawa, Selat Malaka dan Riau, Laut Cina Selatan, Selat Makasar dan Sulawesi, Perairan Maluku, Sumba dan Banda. 2.6.3 Penyelidikan Geologi Kelautan Tematik Kegiatan ini diarahkan pada penyelidikan geologi di wilayah pantai dan perairan di sekitarnya, guna menunjang pengelolaan dan pelestarian potensi lingkungan pantai dan perairan sekitarnya di wilayah pantai Indonesia, terutama yang erat kaitannya dengan pengembangan kawasan secara terpadu untuk mendukung pengelolaan wilayah di sektor perekonomian dan industri strategis serta kerekayasaan. Penyelidikan ini dilakukan di daerah-daerah prospek dan pusat pertumbuhan; berjumlah 83 lokasi, yaitu pantai utara Jawa, sebagian pantai selatan 18

Jawa Barat, Bali, Lombok, Sumbawa, Bengkulu, Lampung, Riau dan sebagian Sulawesi. 2.7 Tugas Pokok dan Fungsi PPPGL mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan bidang geologi kelautan. Dalam melaksanakan tugasnya PPPGL menyelenggarakan fungsi-fungsi : 1. Perumusan pedoman dan prosedur kerja. 2. Perumusan rencana dan program penelitian dan pengembangan berbasis kinerja. 3. Penyeleggaraan penelitian dan pengembangan pemetaan geologi, geokimia, dan geofisika kelautan, serta pengelolaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan. 4. Perumusan rekomendasi batas landas kontinen Indonesia. 5. Pengelolaan kerja sama kemitraan penerapan hasil penelitian dan pelayanan jasa teknologi, serta kerja sama penggunaan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan. 6. Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialisasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi. 7. Penanganan masalah hukum dan hak atas kekayaan intelektual, serta pengembangan sistem mutu kelembagaan penelitian dan pengembangan teknologi. 8. Pembinaan kelompok jabatan fungsional Pusat. 19

9. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan, dan kepegawaian pusat. 10. Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang geologi kelautan 20