BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan pemahaman terhadap gerak manusia. Pengembangan motorik melalui pendidikan jasmani dapat dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

I. PENDAHULUAN. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar menurut Herdiana dan Saptani (2012, hlm. 1) mengemukakan bahwa :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar tahun 2006 tentang standar untuk satuan Pendidikan Dasar dijelaskan bahwa : Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Semua itu mengandung arti bahwa Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah salah satu mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajarannya. Seperti yang dikemukakan oleh Agus Mahendra (2003:21) Definisi Pendidikan Jasmani adalah : Proses pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Definisi tersebut mengukuhkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum yaitu untuk membantu anak agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan merupakan suatu sistem yang salah satu komponennya yaitu tujuan pendidikan. Tentunya tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan Pendidikan Jasmani di sekolah selalu mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2001:18) menjelaskan bahwa : Tujuan utama pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah membantu peserta didik agar meningkatkan kemampuan gerak mereka, disamping agar mereka merasa senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktivitas.

2 Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan dapat mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi berbagai kecabangan olahraga seperti bola basket. Permainan bola basket merupakan salah satu materi pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di sekolah dasar yang memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan materi pembelajaran olahraga yang lainnya. Keterampilan dasar bermain bola basket didominasi oleh keterampilan melempar, menangkap, menggiring bola, dan menembak (shooting). Pembelajaran keterampilan bola basket dalam Pendidikan Jasmani merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai siswa khususnya siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pada awal semester ganjil tahun 2011/2012, penulis selaku guru Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon telah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran keterampilan dasar shooting (menembak) dalam permainan bola basket yang diperoleh berdasarkan tingkat kompleksitas, inteks siswa dan daya dukung sarana prasarana sebesar 63,3 % namun temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan efektif. Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti melakukan pembelajaran shooting secara langsung ke ring basket yang terbuat dari simpai yang di tempel di dinding di kelas VI untuk mengetahui kemampuan keseluruhan siswa khususnya pembelajaran shooting, dimana hasil pembelajarannya sebagai berikut :

3 No. Nama Siswa Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal Gerakan Awalan Aspek yang dinilai Pelaksanaan Gerakan Lanjutan Pandangan Jml Skor Nilai Tuntas Ket Tidak Tuntas 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Madi 11 68,8 2. Madina 10 62,5 3. Basri 11 68,8 4. Sumarni 9 56,3 5. Pipit 12 75,0 6. Dewi 10 62,5 7. Rukmana 12 75,0 8. Nurpitria 9 56,3 9. Johan 9 56,3 10. Rusyandi 12 75,0 11. Abdulloh 12 75,0 12. Waridi 9 56,3 13. Sopyan Pambudi 12 75,0 14. Wina Winarsih 10 62,5 15. Rismanto 8 50,0 16. Ariyanto 9 56,3 17. Kunia 7 43,8 18. Oneng 9 56,3 19. Uningri 6 37,5 20. Moh.Sahli 13 81,3 21. Moh Nur Aripin 7 43,8 22. Priyanto 9 56,3 Jumlah 291 60,65 10 12 Persentase 60,63% 40% 60% Berdasarkan hasil temuan diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada semester ganjil adalah 54,5 % siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon yaitu 12 siswa dari 22 siswa yang kurang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan dan hanya sebagian kecil yaitu sebanyak 10 siswa atau hanya 45,4 % saja yang sudah memenuhi Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di dalam permainan bola basket anak juga dapat mendapatkan kesenangan karena permainan bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai pedagogis, fisiologis, intelektual dan sosiologis. Melalui permainan bola basket siswa dilatih untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, tanggung jawab dan lain- lain. Dalam latihan

4 atupun pertandingan tanpa ada disiplin yang baik bagi setiap permainan tidak akan mencapai kemenangan. Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh di over (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (di tempat atau smabil berjalan) dan tujuan nya adalah memasukan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh 2 regu masing-masing terdiri dari 6 pemain setipa regunya berusaha memasukan bola kekeranjang lawan dan menjaga atau mencegah keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Lapangan terdiri dari tanah, atau lantai semen atau papan, dibatasi oleh garis berbentuk empat persegi panjang berukuran 28 x 15 meter. Sodikun(1992:8). Manfaat pembelajaran bola basket akan diperoleh apabila disajikan dalam proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam mengemas pembelajaran bola basket tersebut, baik yang bersifat pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan menembak (shooting). Strategi pembelajaran adalah salah satu cara untuk menyiasati pelaksanaan belajar mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu berhasil. Salah satu bentuk menyiasati pembelajaran dalam permainan bola basket adalah dengan melakukan berbagai macam variasi latihan yang sesuai dengan karakteristik kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa terutama pada jarak tembak menuju ring yang dirasakan jauh, sehingga perlu adanya pengaturan jarak lebih dekat dulu agar gerak dasar shooting dilakukan dengan mudah dan baik. Kesulitan dalam pembelajaran bola basket bukan hanya di pengaruhi oleh peralatan yang dipergunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari suatu gerakan shooting oleh karena perbedaan tersebut, akan terlihat sebagian siswa pada saat belajar gerakan shooting begitu bersemangat dan menyenanginya, sementara sebagian siswa yang lain terlihat bosan dan masih takut untuk mencobanya. Disinilah

5 guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin, sebagai manajer, dan sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya pada membimbing siswa meraih tujuan belajarnya, melainkan harus mampu mencari solusi yang tepat selama proses belajar mengajar seperti contoh dalam pembelajaran keterampilan shooting dalam permainan bola basket pada siswa Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam belajar shooting sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu, dan ada juga yang merasa takut dalam melakukan gerakan shooting tersebut. Untuk menyiasati kendala di atas diperlukan strategi yang sesuai sebagai sarana pendukung pembelajaran gerakan shooting. Permainan itu harus dapat merangsang minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus sebagai tantangan yang menyenangkan bagi setiap siswa. Dalam pembelajaran keterampilan shooting dalam permainan bola basket yang dapat dilakukan untuk menarik minat siswa adalah dengan melakukan perubahan jarak dalam melakukan gerak dasar shooting dimulai dari jarak 1 meter, 2 meter dan 3 meter yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan belajar siswa. Selain menerapkan perubahan ketinggian ring, aktifitas belajar shooting bagi anak harus memiliki karakter yang sudah mengarah pada keterampilan berolahraga bermain dalam situasi bertanding dengan peraturan yang sederhana, aktifitas dilakukan dalam situasi yang berulang-ulang. Ini dimaksudkan agar siswa dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka sangatlah tepat jika penulis membahasnya dalam penelitian yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Dasar Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon.

6 B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan Keterampilan Dasar Shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada siswa kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Selanjutnya masalah penelitian secara khusus, penulis rumuskan dalam subsub pertanyaan penelitian sebagai berikut : a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring? b. Bagaimanakah pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring? c. Bagaimanakah pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring? d. Bagaimanakah hasil evaluasi pembelajaran permainan bola basket untuk shooting melalui perubahan ketinggian ring? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab timbulnya masalah dari komponen-komponen rumusan masalah. Diduga penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut : (a) kurangnya dana untuk membeli peralatan dan membuat sarana permainan bola basket, (b) belum memasyarakatnya permainan bola basket di daerah pedesaan, (c) belum pahamnya/menguasai pengetahuan guru Penjas terhadap permainan bola basket, (d) pemodifikasian strategi bola basket yang disajikan oleh guru penjas kurang sesuai dengan karakteristik permainan tersebut, (e) belum terampilnya siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar dalam permainan bola basket. Dari kelima alternatif penyebab itu, setelah

7 didiskusikan dengan beberapa orang guru Pendidikan Jasmani dan pakar dari perguruan tinggi bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab adalah strategi pembelajaran Pendidikan Jasmani kurang menarik. Secara spesifik tidak menariknya pembelajaran pendidikan Jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut : (1) guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan, (2) guru belum menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani, dan (3) metode pembelajaran kurang bervariasi. Dari ketiga penyebab itu disepakati bahwa kurang bervariasinya dalam penggunaan metode pembelajaran menjadi penyebab timbulnya masalah. Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya adalah mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk itu perlu strategi pembelajaran yang tepat yang dapat menarik minat siswa untuk melaksanakan latihan keterampilan dasar shooting dalam permainan bola basket. Salah satunya adalah dengan cara melaksanakan perubahan ketinggian ring. Pelaksanaan pembelajaran shooting bola basket melalui perubahan ketinggian ring dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : Pada tahap pertama, para siswa diberi penjelasan tentang aturan permainan dan teknik perubahan ketinggian ring, kemudian mereka melakukan bergiliran untuk melakukan secara individu agar semua mendapat semua kesempatan yang sama. Tahap berikutnya, para siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan gerak dasar shooting dengan jarak yang telah diatur, sebenarnya kegiatan ini merupakan evaluasi siswa mana yang sudah mulai baik keterampilan gerak dasar shootingnya, sebagai dasar untuk membagi ke dalam dua kelompok dengan aturan permainan yang seimbang. Tahap selanjutnya dilaksanakan perubahan ketinggian ring antara dua kelompok dengan jarak yang telah ditentukan.

8 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru mengenai upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Temuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien. Hasil seperti ini sangat diperlukan oleh para guru dalam membantu memberikan kejelasan mengenai efektifitas dalam mengajarkan Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pemberdayaan Pendidikan Jasmani secara optimal diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting dalam permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan khusus tersebut adalah : a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring. b. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring. c. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran permainan bola basket dalam meningkatkan keterampilan shooting melalui perubahan ketinggian ring. d. Untuk mengetahui hasil evaluasi keterampilan shooting bola basket melalui perubahan ketinggian ring.

9 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan gambaran umum di atas dapat diperoleh informasi berkenaan dengan upaya meningkatkan keterampilan dasar shooting pada permainan bola basket melalui perubahan ketinggian ring pada mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas VI SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan pengembangan pembelajaran Pendidikan Jasmani di SDN 2 Kedungdalem Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Bagi Siswa SD a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran shooting dalam olahraga bola basket. b. Dapat meningkatkan gerak dasar pembelajaran shooting. c. Memudahkan dalam menguasai materi pelajaran. d. Suasana belajar lebih menyenangkan. e. Menumbuhkan kerjasama dan rasa kompetitif. 2. Manfaat Bagi Guru a. Meningkakan dan memperbaiki proses pembelajaran shooting dengan menciptakan model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bermain b. Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran di SD c. Memudahkan untuk menyampaikan materi pelajaran d. Menambah wawasan tentang berbagai media pembelajaran 3. Manfaat Bagi Lembaga a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka menunjang KTSP

10 b. Bagi kepala sekolah manfaatnya sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan pengelolaan dan pemanfaatan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan c. Bagi sekolah dasar akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan aktivitas proses pembelajran pendidikan jasmani guna menumbuh kembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa. D. Batasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang salah dan untuk memberikan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka penulis menganggap perlu untuk memberikan batasan tentang istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini. 1. Keterampilan dasar menurut Machfud Irsyada ( 2000 : 17) adalah Keterampilan gerak yang dilakukan pada kegiatan bermain bola basket yang berkaitan dengan aktivitas memainkan bola ataupun aktivitas akan memainkan bola. 2. Keterampilan dasar shooting adalah kemampuan dasar dari suatu teknik memasukkan bola basket ke dalam ring pada saat posisi yang ideal. Dalam arti pada saat tidak ada halangan dan rintangan atau tidak sedang dalam permainan. 3. Shooting menurut Aip Syarifuddin, Muhadi (1992 : 175) adalah memasukan bola ke keranjang atau teknk menembak bola ke keranjang. 4. Permainan bola basket menurut Ema Husnan, R. Kumalaningrum Ricardo W. Sanger (1985 : 11) adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu, tujuan masingmasing regu adalah memasukan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah regu lawan menguasai bola untuk membuat biji atau nilai.

11 5. Perubahan ketinggian ring menurut Toto Subroto (2001 : 99) adalah permainan menembak bola ke ring basket dari lima titik yang telah ditentukan di sekitar basket.