BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang siarannya ditujukan untuk kepentingan Negara. TVRI berdiri tanggal 24 Agustus 1962 yang berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta. TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan siarannya yang berskala Internasional dan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa. Seiring berjalannya waktu TVRI telah mengalami beberapa perubahan status institusi sebagai berikut : 1) Tahun 1974, menjadi Direktorat dibawah Direktorat Jenderal Radio, Televisi dan Film, Departemen Penerangan RI. 2) Tahun 2000, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2000, menjadi Perusahaan Jawatan, dibawah Departemen Keuangan RI 3) Tahun 2002, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2002, menjadi PT. TVRI (Persero), dibawah Menteri Negara BUMN. Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran, kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik TVRI. Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara, untuk menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi bersifat independen, netral, tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. 10
11 2.2 Visi dan Misi Visi : Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. Misi : 1) Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis; 2) Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama; 3) Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan; 4) Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan Negara Indonesia di dunia Internasional. 2.3 Tujuan TVRI dalam menyelenggarakan siarannya mempunyai tujuan pasti yaitu memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Poduksi acara siaran TVRI tidak akan terpengaruh oleh acara-acara seperti yang ditayangkan oleh Televisi swasta yang sekedar mencari rating dalam perolehan iklan, terkadang mengabaikan etika, moral dan agama. Sebagai alat pemersatu bangsa dan bertujuan mencerdaskan bangsa acara-acara TVRI dikemas sedemikian rupa agar penonton/pemirsa benar-benar dapat mengambil pelajaran bermakna dan menambah pengetahuan dan wawasan tentang keaneka ragaman budaya bangsa.
12 2.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur Organisasi LPP TVRI telah disusun berdasarkan Peraturan Dewan Direksi LPP TVRI Nomor ; 154/PRTR/DIREKSI-TVRI/2006, tanggal 29 Desember 2006, tentang Stuktur Organisasi dan Tata Kerja LPP TVRI. Berikut gambar Struktur Organisasi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Repubik Indonesia, GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PUSAT LPP TVRI DEWAN PENGAWAS` DIREKTUR UTAMA DIREKTORAT PROGRAM DAN BERITA DIREKTORAT KEUANGAN DIREKTORAT TEKNIK DIREKTORAT UMUM DIREKTORAT PENGEMBANGAN DAN USAHA SATUAN PENGAWASAN INTERN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia
13 2.5 Tugas dan fungsi 2.5.1 LPP TVRI mempunyai tugas : Sesuai Pasal 4, Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005, LPP TVRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Untuk melaksanakan tugas tersebut LPP TVRI sebagaimana pada Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan umum dan pengawasan di bidang penyelenggaraan penyiaran televisi publik; 2) Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan penyiaran televisi publik; 3) Pembinaan dan pelaksanaan administrasi serta sumber daya TVRI. 2.5.2 Dewan Pengawas mempunyai tugas : 1) Menetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumber daya, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan penyiaran; 2) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran serta independensi dan netralitas siaran; 3) Melakukan uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka terhadap calon anggota dewan direksi;
14 4) Mengangkat dan memberhentikan dewan direksi; 5) Menetapkan salah seorang anggota dewan direksi sebagai direktur utama; 6) Menetapkan pembagian tugas setiap direktur; 7) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Dewan Pengawas berjumlah 5 (lima) orang, satu orang diantaranya menjabat sebagai Ketua. Anggota Dewan Pengawas diusulkan oleh Pemerintah kepada DPR RI untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan untuk kemudian ditetapkan oleh Presiden. 2.5.3 Dewan Direksi mempunyai tugas Dewan Direksi berjumlah 6 (enam) orang, satu orang diantaranya menjabat sebagai Direktur Utama. Dewan Direksi mempunyai tugas melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas yang meliputi kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, serta kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumber daya. Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). 2.5.4 Fungsi Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Secara teori dan praktek fungsi organ Board of Director (BOD) atau dewan direksi melakukan perbuatan kepengurusan, sedang fungsi dewan pengawas (Dewas) melakukan fungsi pengawasan, mereka melakukan segala kemampuan terbaiknya hanya untuk kepentingan organisasi. Dalam konstruksi hukum organisasi, kinerja organisasi adalah indikator performa dewan direksi.
15 Hal ini sebagai konsekuensi bahwa BOD menjalankan fungsi kepengurusan. Board of Directors adalah pilihan pemegang saham (Negara) yang mewakili kepentingan Negara. Dengan demikian dewan direksi dalam melaksanakan tugasnya harus tetap berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh dewan pengawas melalui Peraturan Dewan pengawas Nomor : 01/PRTR/DEWAS-TVRI/2007, berupa Cetak Biru sebagai dasar untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan fungsi dari TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik. 2.6 Lingkup Bidang Usaha Bisnis TVRI bergerak dalam bidang jasa penyiaran dan non siaran. Jasa siaran terdiri atas kerjasama siaran, sponsor program, penyiaran iklan, iklan layanan masyarakat (PSA). Sedangkan jasa non siaran meliputi, penyewaan asset, sarana produksi dan jasa pendidikan dan pelatihan. Penyelenggaraan bisnis TVRI dilaksanakan atas dasar : 1) Prinsip-prinsip ekonomi dan system manajemen modern yang mengedepankan Good Public Governance; 2) Menghormati tata krama dan tata cara bisnis sesuai peraturan peundangundangan yang berlaku. Produksi jasa penyiaran yang dibuat oleh TVRI berupa musik, drama, pendidikan, berita, olah raga dan calendar Event. TVRI sebagai TV Publik dalam menyelenggarakan siarannya merujuk pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1) Isi siaran TVRI berorientasi pada pendidikan, kebudayaan dan kebangsaan; 2) TVRI mendukung nilai-nilai publik, struktur sosial masyarakat demokratis serta hak asasi manusia;
16 3) TVRI berperan sebagai kekuatan dalam pencitraan keunggulan dan kekayaan negara dan bangsa Indonesia 4) TVRI berperan sebagai referensi bagi publik dalam mengantisipasi perubahan yang sangat cepat serta menjadi faktor perekat sosial dan integrasi individu, kelompok dan masyarakat; 5) TVRI berperan sebagai forum untuk diskusi publik atau sarana menyampaikan berbagai pandangan seluas-luasnya serta mendorong pelaksanaan debat publik dalam rangka mewujudkan demokrasi; 6) TVRI mendukung terwujudnya masyarakat informasi, sebagai agen pemersatu pluralisme berbagai lapisan dan kelompok masyarakat dalam pembentukan opini publik; 7) TVRI berperan sebagai saluran siaran olahraga nasional dan internasional yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara; 8) TVRI mampu melayani kepentingan dan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat serta menyediakan waktu tayang yang dapat menampung kepentingan kelompok terabaikan. 2.7 Sumber Daya 2.7.1 Sumber Daya Manusia Lembaga Penyiaran Publik TVRI (LPP TVRI) sebagai Instansi Pemerintah dimana pegawainya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan bukan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Dewan Direksi berdasarkan Perjanjian Kerja (PP.13; Tahun 2005; Pasal 41). Jumlah Pegawai LPP TVRI di seluruh Indonesia sesuai data dari Bagian Sumber Daya Manusia per bulan Oktober 2011 adalah sebanyak
17 5.584 orang yang tersebar di Kantor Pusat dan di 28 TVRI Stasiun Penyiaran Daerah. Sebaran pegawai digambarkan pada tabel berikut : TABEL 2.1 JUMLAH PEGAWAI LPP TVRI SELURUH INDONESIA PER OKTOBER 2011 No Status Pegawai Kantor Pusat TVRI Daerah Jumlah 1 PNS 1.080 2.899 3.979 2 Pegawai LPP 214 934 1.148 3 Pegawai Kontrak 89 368 457 1.383 4.201 5.584 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia TABEL 2.2 JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL LPP TVRI KANTOR PUSAT BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU PER OKTOBER 2011 Golongan Pendidikan Usia Masa Kerja Jenis Kelamin Status I 0 SD 25 19-25 6 0-5 37 Pria 727 Kawin 1.002 II 108 SLTP 12 26-30 25 6-10 0 Wanita 353 Belum 48 III 894 SLTA 531 31-35 15 11-15 100 Janda 24 IV 78 D3 62 36-40 69 16-20 118 Duda 6 S1 364 41-45 131 21-25 183 S2 84 46-50 400 26-30 509 S3 2 51-55 434 31-35 131 36 2 Jml 1.080 1.080 1.080 1.080 1.080 1.080 Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia 2.7.2 Sumber Dana Pasal 33, ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2005 menyatakan bahwa Kekayaan TVRI merupakan kekayaan Negara yang tidak dipisahkan, yang dikelola sendiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dan dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan operasionalnya.
18 Pasal 34, ayat (1) untuk mendanai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan, TVRI memiliki sumber pendanaan yang berasal dari : 1) Iuran penyiaran; 2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 3) Sumbangan masyarakat; 4) Siaran iklan; 5) Usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Pasal 34, ayat (2) penerimaan yang diperoleh dari sumber pendanaan dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d, dan huruf e merupakan penerimaan Negara yang dikelola langsung secara transparan untuk membiayai TVRI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 34, ayat (3) anggaran biaya operasional TVRI setiap tahun disetujui oleh Menteri Keuangan atas usul dewan direksi. 2.7.3 Laporan Keuangan Sebagaimana dalam ketentuan PP Nomor 13 tahun 2005, pasal 38, Dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran, tvri wajib memberikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan diumumkan melalui media massa. Pasal 30, ayat (3) Laporan Tahunan TVRI ditandatangani oleh dewan direksi dan dewan pengawas untuk disampaikan kepada Presiden dan tembusannya disampaikan kepada DPR RI. Berikut Laporan Keuangan yang telah diaudit dan di umumkan di media massa untuk tahun 2008 dan 2009.
19 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) Neraca Per 31 Desember 2009 (Audited) & 31 Desember 2008 (Audited) (dalam jutaan rupiah) 2009 2008 ASSET ASSET LANCAR Kas dan Setara Kas 26,686 22,966 Piutang Kontribusi Televisi Swasta - bersih (setelah dikurangi nilai akumulasi penyisihan) - - Piutang Kerjasama dengan Pihak III - bersih (setelah dikurangi nilai akumulasi penyisihan) 12,041 9,605 Piutang Iklan - bersih (setelah dikurangi nilai akumulasi penyisihan) 5,936 26,546 Piutang Liputan - bersih (setelah dikurangi nilai akumulasi penyisihan) 385 367 Piutang Lain-lain - bersih (setelah dikurangi nilai akumulasi penyisihan) 15,291 5,773 Persediaan 15,052 14,999 Uang Muka 7,492 22,345 Pajak Dibayar Di Muka 1,072 319 Aset Lancar Lainnya - 20 JUMLAH ASSET LANCAR 83,954 102,940 ASSET TIDAK LANCAR Aset Tetap (setelah dikurangi nilai akumulasi penyusutan) 213,109 203,683 Aset Lain-lain 26,455 25,348 JUMLAH ASSET TIDAK LANCAR 239,565 229,032 JUMLAH ASSET 323,519 331,971 KEWAJIBAN & EKUITAS KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Pajak 192,730 189,344 Utang Rekanan 48,619 55,054 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 14,879 16,237 Utang Frekwensi 26,853 23,501 Utang Satelit 57,832 87,063 Utang Lain-lain Pihak III 1,742 7,731 Utang Lancar Lainnya 834 - JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 343,490 378,929 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Kewajiban Pajak Tangguhan (5,441) 1,935 Pendapatan Diterima Dimuka 302 183 Hutang Pembiayaan - 173 JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (5,139) 2,290 EKUITAS (14,832) (49,248) JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 323,519 331,971
20 2.7.4 Teknologi Dalam rangka pemerataan penyebaran informasi guna mendukung sosialisasi program pemerintah agar siaran TVRI dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia, telah dibangun stasiun-stasiun pemancar yang hingga saat ini mencapai 230 lebih stasiun pemancar atau sekitar 70 % wilayah Negara Republik Indonesia telah dapat menerima siaran TVRI. Semua pengadaan peralatan tersebut dibiayai oleh pemerintah pusat dan sebagian ada pula yang dibiayai atas bantuan pemerintah daerah setempat. Memasuki era teknologi, komunikasi dan informasi (ICT) yang memberikan dampak luas kepada peradaban manusia, secara khusus perkembangan ICT menjadi tantangan bagi industri pertelevisian di Indonesia. Beberapa perkembangan yang cukup signifikan di bidang ini antara lain adalah : 1) Terjadinya konvergensi yang memungkinkan terjadinya integrasi teknologi informasi dan multimedia sehingga program siaran dapat diakses publik melalui multi platform (layar tv, computer, telepon genggam dan sebagainya); 2) Perubahan system dari analog ke digital. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan tahapan digitalisasi mulai dari wilayah Jabodetabek (2010), kota-kota besar di Indonesia (2014) dan analog switch off di seluruh Indonesia pada tahun 2018; 3) Proses pengambilan keputusan yang semakin cepat dan akurat berkat dukungan ICT yang makin murah dan massal. Tantangan ini membawa konsekuensi bahwa TVRI segera mulai merencanakan dan mengembangkan program siaran untuk channel digital,
21 peralatan teknik operasional yang memadai dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). TVRI telah mempelopori siarannya dengan siaran televisi digital mulai bulan Desember 2010 yang peresmiannya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan demikian TVRI dalam menyiarkan siarannya menggunakan jaringan di frekwensi VHF, UHF dan digital.