BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 916 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 321 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL KABUPATEN BANJAR.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 728 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN DAN PERUBAHAN SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

2011, No Mengingat : 1. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dal

PERATURAN BUPATI KABUPATEN GARUT NOMOR 199 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I NOMOR 146 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 39

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI E NO.1/E 15 PEBRUARI 2010 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

Bagian Kedua Kepala Dinas

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KUALIFIKASI GURU

Transkripsi:

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, perlu adanya pengaturan lebih lanjut tentang standar pelayanan minimal pendidikan non formal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Non Formal. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

3 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 12. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2011 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Garut Nomor 1). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Garut. 2. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. 3. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. 4. Standar Pelayanan Minimal adalah kriteria minimal berupa nilai kumulatif pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. 5. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Non Formal adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan daerah.

4 6. Pelayanan Dasar Kepada Masyarakat adalah fungsi pemerintah dalam memenuhi dan mengurus kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. 7. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 8. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. BAB II KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pasal 2 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pendidikan non formal berdasarkan standar pelayanan pendidikan minimal. (2) Standar pelayanan minimal pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi jenis pelayanan hingga mencapai indikator kinerja minimal. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL Bagian Kesatu Umum Pasal 3 (1) Bentuk satuan pendidikan non formal, meliputi satuan pendidikan: a. lembaga kursus dan lembaga pelatihan; b. kelompok belajar; c. pusat kegiatan belajar masyarakat; d. majelis taklim; dan e. pendidikan anak usia dini jalur non formal. (2) Penyelenggaraan program pendidikan non formal, meliputi: a. pendidikan kecakapan hidup; b. pendidikan anak usia dini; c. pendidikan kepemudaan; d. pendidikan pemberdayaan perempuan; e. pendidikan keaksaraan; f. pendidikan keterampilan dan bermata pencaharian; dan g. pendidikan kesetaraan.

5 Bagian Kedua Standar Pelayanan Minimal Program Pendidikan Non Formal Pasal 4 (1) Standar pelayanan minimal pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, meliputi: a. minimal 90 % (sembilan puluh persen) peserta didik menyelesaikan program pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dengan tuntas dan memperoleh sertifikat kompetensi; b. minimal 75 % (tujuh puluh lima persen) dari peserta didik yang lulus program pembelajaran pendidikan kecakapan hidup dapat bekerja atau berwirausaha; c. pelaksanaan program pembelajaran pendidikan kecakapan hidup bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; dan d. adanya laporan penyelenggaraan program pembelajaran pendidikan kecakapan hidup. (2) Standar pelayanan minimal pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b, meliputi: a. 65 % (enam puluh lima persen) anak dalam kelompok 0-4 tahun mengikuti kegiatan tempat penitipan anak, kelompok bermain atau yang sederajat; b. 50 % (lima puluh persen) jumlah anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pada program PAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non formal; dan c. 50 % (lima puluh persen) persen guru PAUD jalur non formal telah mengikuti pelatihan di bidang PAUD. (3) Standar pelayanan minimal pendidikan kepemudaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c, meliputi: a. tersedianya 5 (lima) program kepemudaan oleh lembaga kepemudaan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan pemuda di bidang kewirausahaan, kepemimpinan, wawasan kebangsaan, kebudayaan dan pendidikan; b. partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan meningkat 5 % (lima persen) setiap tahun; c. angka pengangguran pemuda menurun 5 % (lima persen) setiap tahun; d. 1 (satu) tahun sekali statistik kepemudaan dikeluarkan secara resmi oleh Pemerintah Daerah; dan e. 1 (satu) tahun sekali laporan kemajuan kepemudaan disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada masyarakat. (4) Standar pelayanan minimal pemberdayaan perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d, meliputi: a. menurunnya 10 % (sepuluh persen) angka buta aksara dan angka putus sekolah perempuan pada semua jenjang pendidikan terutama pendidikan dasar secara bertahap tiap tahun; b. meningkatnya 10 % (sepuluh persen) proporsi perempuan yang memilih program studi hard-science di pendidikan menengah dan tinggi secara bertahap tiap tahun;

6 c. meningkatnya 10 % (sepuluh persen) partisipasi perempuan pada program pendidikan formal dan non formal secara bertahap tiap tahun; d. meningkatnya 10 % (sepuluh persen) komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi perempuan sesuai dengan tupoksi masing-masing lembaga secara bertahap tiap tahun; e. meningkatnya 10 % (sepuluh persen) kemandirian dan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti sosial, ekonomi dan ketenagakerjaan, kesehatan, politik, serta hukum secara bertahap tiap tahun; f. meningkatnya 10 % (sepuluh persen) kapasitas dan jejaring kelembagaan pendidikan pemberdayaan perempuan secara bertahap tiap tahun; g. tersedianya 10 % (sepuluh persen) media komunikasi, informasi, dan edukasi yang berfungsi secara optimal secara bertahap tiap tahun; dan h. menghasilkan 10 % (sepuluh persen) jumlah perempuan pada pengambil kebijakan baik di lingkungan internasional, pusat dan daerah secara bertahap tiap tahun. (5) Standar pelayanan minimal pendidikan keaksaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e, meliputi: a. semua penduduk usia produktif (15-44 tahun) bisa membaca dan menulis; b. jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia 15-44 tahun tidak melebihi 7 % (tujuh persen); c. jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia di atas 44 tahun tidak melebihi 30 % (tiga puluh persen); dan d. tersedianya data dasar keaksaraan yang diperbaharui secara terus-menerus. (6) Standar pelayanan minimal pendidikan keterampilan dan bermata pencaharian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f, meliputi: a. sebanyak 25 % (dua puluh lima persen) anggota masyarakat putus sekolah, pengangguran, dan dari keluarga pra sejahtera menjadi peserta didik dalam kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang; b. sebanyak 100 % (seratus persen) lembaga kursus memiliki izin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah; c. 25 % (dua puluh lima persen) lembaga kursus dan lembaga pelatihan terakreditasi; d. sebanyak 100 % (persen kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang dibina secara terus menerus; e. sejumlah 90 % (Sembilan puluh persen) lulusan kursus, pelatihan, magang, kelompok belajar usaha dapat memasuki dunia kerja; f. sejumlah 100 % (seratus persen) tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang yang diperlukan terpenuhi; g. sejumlah 100 % (seratus persen) tenaga pendidik, instruktur, atau penguji praktek kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan; h. sejumlah 75 % (tujuh puluh lima persen) peserta ujian kursus-kursus memperoleh ijazah atau sertifikat;

7 i. sejumlah 90 % (sembilan puluh persen) kurus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan; dan j. tersedianya data dasar kursus-kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang yang diperbaharui secara terus-menerus. (7) Standar pelayanan minimal pendidikan kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf g, meliputi: a. semua penduduk usia produktif (15-44 tahun) bisa membaca dan menulis; b. jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia 15-44 tahun tidak melebihi 7 % (tujuh persen); c. jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia di atas 44 tahun tidak melebihi 30 % (tiga puluh persen); dan d. tersedianya data dasar keaksaraan yang diperbaharui secara terus-menerus. BAB IV PENANGGUNGJAWAB PENYELENGARAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL Pasal 5 (1) Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan non formal yang menjadi wewenangnya sesuai standar pelayanan minimal. (2) Penyelenggaraan standar pelayanan minimal pendidikan non formal sebagaimana dimaksud ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya. (3) Penyelenggaraan standar pelayanan minimal pendidikan non formal merupakan acuan dalam perencanaan program masing-masing. BAB V PEMBINAAN Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan non formal sesuai standar pelayanan minimal. (2) Fasilitasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk penyusunan standar teknis, pedoman, pemberian bimbingan teknis, pelatihan, meliputi: a. perhitungan kebutuhan pelayanan pendidikan non formal sesuai standar pelayanan minimal; b. penyusunan rencana kerja dan standar kinerja pencapaian target standar pelayanan minimal; c. penilaian pengukuran kinerja; dan d. penyusunan laporan kinerja dalam penyelenggaraan pemenuhan standar pelayanan minimal pendidikan non formal.

8 (3) Kepala Dinas melaksanakan supervisi dalam penyelenggaraan pendidikan non formal sesuai standar pelayanan minimal. (4) Hasil supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan kepada Bupati. BAB VI PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 7 (1) Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan non formal sesuai dengan standar pelayanan minimal dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. (2) Hasil pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 8 Sumber pembiayaan standar pelayanan minimal pendidikan non formal dibebankan pada APBD. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut. Ditetapkan di Garut pada tanggal 7-12 - 2012 B U P A T I G A R U T, t t d ACENG H.M. FIKRI Diundangkan di Garut pada tanggal 7-12 - 20122 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT, t t d H. IMAN ALIRAHMAN, SH, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP. 19590613 198503 1 008 BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2012 NOMOR 98