BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah telah banyak mencatat bahwa orang-orang yang sukses adalah

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Karir dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja adalah memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan, dimana minat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun dirinya berada. Betapa orang akan

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa di mana individu banyak mengambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin bertambah juga tuntutan-tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. Pada Bab pendahuluan dari pembahasan penelitian ini akan dimulai

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN. perkuliahan. Selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Masa pra-dewasa merupakan periode penting untuk merencanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah survei menunjukkan bahwa salah satu sumber kegelisahan terbesar para siswa di Sekolah Menengah adalah soal

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komprehensif sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka terjadi banyak perubahan di segala bidang termasuk di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan semakin lama semakin berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan yang sangat ketat terjadi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB I PE DAHULUA. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB II LANDASAN TEORITIS

remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis diantaranya adalah keinginan untuk studi serta mulai memikirkan masa depannya dengan lebih serius.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat menyenangkan dan indah untuk dikenang. Santrock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua harapan atau impian yang ingin dicapai oleh setiap mahasiswa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, di samping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya sekedar untuk mencapai keberhasilan dalam bidang akademik saja, namun juga mahasiswa mampu menunjukkan perilaku-perilaku yang dapat mengeksplorasi berbagai macam realita kehidupan sebagai orang dewasa. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011, h. 1) menjelaskan bahwa individu pada usia mahasiwa (remaja akhir hingga awal usia 30- an) akan ada dalam tahap pencapaian dimana individu menggunakan akal pikir dan pengetahuannya untuk mendapatkan kompetensi dalam rangka mengejar target seperti mengejar karir dan keluarga. Individu pada masa dewasa ini melalui masa penjajakan untuk mempersiapkan diri untuk menetapkan berbagai keputusan yang dapat memberikan keputusan penting dalam memutuskan karir jangka pendek maupun jangka panjang dalam kehidupan, termasuk dalam mengambil keputusan dalam memilih karir yang akan dipilih pada masa mendatang Pengertian kematangan karir diungkapkan oleh Hasan (Ardana,Dharsana,Suranata, 2014, hal.5) yaitu sikap dan kompetensi yang berperan untuk pengambilan keputusan karir. Sikap dan kompetensi tersebut mendukung penentuan keputusan karir yang tepat. Decenzo dan Robbins (Rachmawati, 2012, hal.5) berpendapat bahwa karir adalah suatu bentuk hubungan antara pekerjaan dengan pengalaman yang akan dicapai 1

2 individu sepanjang kehidupannya. Sedangkan kematangan karir (career maturity) didefinisikan sebagai kesiapan dan kapasitas individu dalam menangani tugas-tugas perkembangan terkait dengan keputusan karir. Kualitas keputusan karir ditentukan oleh tingkat kematangan karir yang dimiliki individu. Oleh karena itu, kematangan karir sangat dibutuhkan oleh remaja agar dapat memilih dan mempersiapkan dirimemasuki karir dengan baik. Sebagaimana Richard(Ramli, 2013, h.2) menyatakan bahwa kematangan karir merupakan refleksi dari proses perkembangan karir individu untuk meningkatkan kapasitas untuk membuat keputusan karir. Criter(Ramli, 2013,h.5) berpendapat bahwa... the maturity of an individual s vocational behavior as indicated by the similary between his behavior and that of the oldest indidual s in his vocational stages. Defenisi ini lebih menekankan pada kematangan karir sebagai tahapan hidup (lifestages). Super (Ramli, 2013, h.5) menyatakan bahwa kematangan karir didefenisikan sebagai... the readiness to make appropriate career decisions...rediness to make (a) good choice (s) atau kesiapan individu untuk membuat pilihan karir yang tepat. Definisi kedua ini lebih menekankan pada kesiapan untuk membuat pilihan dan keputusan karir secara tepat. Dari beberapa pendapat para di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan karir merupakan tahapan hidup yang dimiliki oleh individu

3 yang sudah mampu memahami dirinya, lingkungannya, dan hubungan kedua sehingga mampu mengambil keputusan karir yang tepat. Pada dunia modern saat ini, individu tidak lagi dapat terpisahkan dengan persaingan kerja yang ketat,dan individu dihadapkan pada keadaan untuk memilih, memprediksi,menilai,dan mempersiapkan diri dalam pemilihan karir. Penelitian tentang kematangan karir pada mahasiswa sebelumnya juga pernah diteliti oleh Peterson (Pinasti,2011,h.2) yang membuktikan bahwa lebih dari setengah sampel terlihat skor kematangan karir yang rendah, maka dari penelitian tersebut dapat dikatakan kematangan karir belum matang. Oleh karena itu, mahasiswa yang tengah memasuki tingkat akhir perlu memiliki kesiapan diri untuk menghadapi tantangan dan kesulitan untuk penyesuaian diri dengan lingkungan sehingga dapat mempersiapkan diri untuk memasuki dunia pekerjaan. Data BPS melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa. (Mohammad,2015)

4 Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang nantinya akan lulus setelah masa perkuliahan dihadapkan pada masalah ketatnya persaingan kerja. Oleh karena itu mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja harus dipersiapkan secara matang akan bekal ilmu, minat,keterampilan, dan pengalaman individu tersebut. Berdasarkan survey yang dilakukan Meirina (Al-Arifin,2015,hal. 731) pada 20.000 calon mahasiswa, tercatat 87% pelajar bingung dalam memilih jurusan. Kurangnya informasi tentang jurusan dan lapangan kerja yang akan dihadapi oleh remaja ketika mereka lulus menambah kekhawatiran remajadalam pengambilankeputusan tersebut. Tekanan yang dirasakan dapat mempengaruhi beragam aspekkehidupan sehari-hari. Cara individu mengambil keputusan akan mempengaruhi karirnya dimasa depan (Gati dan Saka(Al- Faraqi, 2015, hal. 731) Saat ini mahasiswa tingkat akhir telah memegang peranan penting dalam pemilihan karir di masa mendatang, karena setelah selesai perkuliahan, individu akan dihadapkan pada realita yang sesungguhnya yaitu dunia pekerjaan. Maka dari itu sudah sejak awal minat pada karir seringkali menjadi pikiran mereka, dari mulai merumuskan ide mengenai pekerjaan yang sesuai dan mulai mengembangkan konsep diri mengenai pekerjaan yang berimplikasi terhadap keputusan karir. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan dewasa awal adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi/tugas akhir karena mahasiswa tersebut akan menuju ke jenjang tahap pemilihan karir oleh karena itu untuk lebih memantapkan perencanan karir mahasiswa dituntut untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pencapaian

5 kematangan karir,lalu setelah nya para mahasiwa akan dihadapkan pada realita untuk selanjutnya mencari pekerjaan dan menata masa depan dengan menata karir yang akan dijadikan sebagai profesi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Akan tetapi, realita yang terjadi dalam kehidupan sebagian besar mahasiswa mengalami kebingungan dalam hal pemilihan karir dan sebagian besar lainnya mengalami ketidakyakinan dalam proses pengambilan keputusan atau pengharapan mahasiswa akan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini juga dikuatkan dengan hasil wawancara terhadap 6 mahasiswa pada tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi dengan hasil dari empat orang mahasiswa di temukan bahwa mahasiswa tersebut masih kebingungan dalam penentuan karir atau hendak akan bekerja dimana, hal tersebut karena mahasiswa masih merasa ilmu yang mereka dapat dalam masa perkuliahan di rasa belum cukup untuk memasuki dunia kerja. Wawancara dilakukan tanggal 24 November 2015. Berdasarkan hasil wawancara dari 6 subjek yang telah di wawancara 5 dari subjek mengungkapkan pendapatnya tentang rencana karir setelah lulus dari perkuliahan belum mengetahui ingin melanjutkan studi atau ingin bekerja, jika bekerja pun mereka belum tahu ingin kerja dimana dan menjadi apa karena mereka menganggap mencari pekerjaan tidak lah mudah sedangkan ilmu yang mereka dapat saat perkuliahan di rasa belum cukup untuk masuk dalam dunia kerja nantinya. Hal di atas membuktikan betapa pentingnya kematangan karir. Pilihan karir dan langkah-langkah pendidikan dan

6 pelatihan yang tepatakan mengantar seseorang menjadi individu yang memiliki daya saing dalam bursa kerja. Melihat persaingan yang begitu ketat, maka tak ada alasan bagi mahasiswa untuk tetap mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan tersebut dimulai seperti mencari sumber-sumber informasi mengenai karir dan bagaimana dunia kerja itu sendiri ElHami(Pinasti,2011,h.5), sehingga pada saatnya mahasiswa menentukan karir yang diinginkan, ia sudah siap. Kesiapan inilah yang disebut dengan kematangan karir Kematangan dalam menentukan pilihan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting dilakukan bagi mahasiswa karena dapat memberikan pandangan mengenai masa depan seseorang,termasuk dalam hal memilih jurusan pendidikan yang ditempuh saat ini. Mahasiswa dituntut agar dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan minat, harapan, serta cita-citadalam hal menetukan karir. Individu yang memiliki keterlibatan dankemandirian dalam memilih suatujurusan pendidikan denganmemperkirakan kekuatan dan kelemahanyang ada pada dirinya,mempertimbangkan kemampuan, minat dan kepribadian yang dimilikinya tanpamengikuti pilihan orang tua atau teman,cenderung dapat memilih jurusanpendidikan yang tepat untuk dirinya,sehingga mengakibatkan individu khususnya mahasiwa tingkat akhir untuk memantapkan karir. Salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir seseorang adalah efikasidiri.efikasi dirimenurut Santrock (Rachmawati, 2012, h.10) adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

7 Penelitian yang dilakukan Patton dan Creed (dalam Pinasti 2011, h.8)pada pelajar di Australia berhasil mengungkap bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan kematangan karir adalah efikasi diri. Demikian juga dengan penelitian Zulkaida dan kawan-kawan (Pinasti, 2011,h.8) yang menemukan bahwa sumbangan efikasi diriterhadap kematangan karir menyebabkan adanya keyakinan akan kemampuan diri individu. Efikasi diri merujuk pada tingkat kepercayaan diri individu dan keyakinannya akan kemampuan terhadap kesuksesan,sehingga memunculkan suatu perbuatan,menunjukkan perilaku yang diinginkan, menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, mencapai prestasi yang diinginkan Bandura (Pinasti 2011,h.19) Efikasi diri berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Mahasiswa yang terlibat dalam pemilihan karir untuk masa depannya kelak dengan mempertimbangkan kemampuan,minat,dan kepribadian yang dimilikinya cenderung dapat merencanakan dan membuat keputusan karir yang tepat untuk dirinya. Mahasiswa diharapkan dapat menumbuhkan efikasi diri agar mempunyai kemandirian dalam pembuatan keputusan karir yaitu mahasiswa mengetahui pekerjaan apa yang sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya. Bandura(Friedman & Schustack, 2006.hal. 283) efikasi diri menentukan apakah kita akan menunjukkan perilaku tertentu,sekuat apa kita dapat bertahan saat menghadapi suatu kesulitan dan kegagalan, dan bagaimana kesuksesan dan kegagalan dalam suatu tugas tertentu mempengaruhi suatu perilaku kita di masa depan.

8 Dalam upaya pemilihan karir yang lebih tepat individu perlu memiliki kesadaran sepenuhnya tentang kepribadian yang menonjol dari dirinya,mengenal lebih lanjut tentang potensi/bakat yang ada, sehingga dalam hal ini akan menjadi pertimbangan maupun perbedaan antara individu satu dengan individu yang lainnya. Efikasi diri dimaknai sebagai persepsi seseorang tentang kemampuan fisik maupun psikis yang dimiliki untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehubungan dengan perbaikan kualitas hidupnya. Supriyono (Lestari,2013,h.3) Mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi serta berorientasi otonomi dalam menghadapi proses pengambilan keputusan karir akan lebih mudah menentukan karir. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan bahwa otonomi dan efikasi diri yang dimiliki individu berperan dalam pengambilan keputusan karir. Individu yang memiliki efikasi diri akan lebih mudah mengatasi tugas-tugas pemilihan karir seperti mengukur kemampuan diri sendiri dan kesesuaian kemampuan dengan dunia kerja. Pemaparan latar belakang di atas menunjukkan adanya berbagai permasalahan tentang kematangan karir yang berkaitan dengan efikasi diri. Berdasarkan permasalahan teersebut, peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa?

9 B. Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara efikasi diri dengan kematangan karir pada mahasiswa. C. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan bagi disiplin ilmu psikologi, khususnya dalam psikologi pendidikan. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan kajian bagi mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi berkaitan dengan kematangan karir dan efikasi diri