Laporan perjalanan April-Mei 2014 Pada tanggal 17 april Herlina, Huei Ming dan Joshina berangkat dari Schiphol menuju Indonesia. Setelah melalui perjalanan selama 17 jam mendaratlah mereka di Jakarta. Dari bandara mengendarai taxi mereka berhenti sejenak di rumah seorang kawan dari Budi (saudara Herlina yang bermukim di Jerman) karena Budi bermalam disana. Mereka berkesempatan untuk membersihkan tubuh disana. Lalu bersama dengan Budi kembali menuju bandara. Disana pendeta Stevi sudah menanti kedatangan mereka untuk bergabung. Setelah 8 jam mendarat di Jakarta rombongan melanjutkan perjalanan terbang menuju Palangkaraya di Kalimantan. Dari sana perjalanan masih dilanjutkan dengan mobil selama 10 jam menuju tempat lokasi. Mereka tiba ditengah perayaan kampanye Kebangkitan Paskah yang telah berlangsung. Wisatawan kita dari kiri ke kanan : Budi, Huei Ming, Amos, Joshina dan Herlina www.kotapalem-indonesia.com 1
Kampanye KKR Gereja di Nangabulik KKR Anak-anak di Panopa Selama Kampanye-Kebangkitan mereka mengunjungi 3 tempat yaitu : Nanga Bulik, Panopa dan Kudangan. Ketiga tempat ini terletak diperbatasan dekat dengan pusat Kalimantan Barat. Programa yang ada semua sama disetiap desa. Hari pertama pada pagi hari latihan untuk para guru wanita dari sekolah minggu dan pada siang hari kebaktian kebangunan rohani buat anak-anak. Hari kedua pagi hari latihan para guru wanita untuk sekolah yang ada yang diberikan oleh pak Amos dan pada malam hari kebaktian gereja untuk orang dewasa. Seluruh kebaktian penuh dikunjungi peserta. Semua pendeta dari gereja setempat yang ada sangat merasa puas dengan segala acara yang diadakan. Dalam setiap kebaktian anak-anak selalu dihadiri lebih dari 100 anak. Herlina membawakan firman Tuhan di Nanga Bulik dan pendeta Stevi membawakan di dua desa lainnya. Joshina memberikan kesaksian beberapa kali dan Huei Ming membuat banyak foto. Semua anak ingin berfoto bersamanya. Mereka memanggilnya kakak saya. Selama kampanye ini rombongan bermalam di hotel yang berbeda kwalitasnya, kalau boleh disamakan. KKR Anak anak di Kudangan Brosure kampanye KKR www.kotapalem-indonesia.com 2
Sebagian dari jumlah anggota dari Team KKR Jalanan Desa di Panopa Anak anak ingin dipangkuan Huei Ming Jalan masuk ke Kudangan www.kotapalem-indonesia.com 3
Pulang Pisau Setelah kampanye Kebangunan Rohani rombongan menuju Pulang Pisau melalui Palangkaraya, yang merupakan kantor pusat dari Yayasan Kota Palem ini. Di bandara Palangkaraya rombongan menjemput 4 orang dari Bandung. Mereka adalah sahabat sekolah Herlina dan satu ibu dari Jakarta. Rombongan berangkat bersama menuju Pulang Pisau. Salah satu dari sahabat sekolah Herlina sedang meninjau kemungkinan membuka pabrik roti di Palangkaraya. Ibu yang dari Jakarta menceritakan bahwa putranya juga memiliki pelayanan untuk anak-anak dan ibu ini bersedia membantu pembangungan sekolah dan gereja disini. Di Pulang Pisau rombongan merayakan Paskah bersama dua sekolah. Anak-anak menerima kaos baju dengan dibelakangnya ada tulisan Jesus save my life. Peace in my heart. Sangat tepat sekali dengan arti pesta Paskah ini. Seusai kebaktian anak-anak di sekolah makananpun dibagikan pada anak-anak dan ibuibu yang hadir. Setelah rombongan selesai bersantap mereka melanjutkan pekerjaan mengecat di KPI 1 (Meri). Bangku juga kursi-kursi serta tembok dicat semua. Karena pada hari itu belum selesai semuanya maka hari berikutnya, Senen, dilanjutkan kembali. Beberapa orangtua murid datang membantu. Mereka tidak terbiasa mengerjakan ini bersama tetapi mereka menyukainya sehingga dengan sendirinya mereka terus melanjutkan. Amos memberikan kursus di Pulang Pisau kepada para ibu guru dari sekolah kanak-kanak. Kota Palem Indonesia 2 (Cici) Perayaan Paskah di Kota Palem Indonesia 1 Para ibu guru mendengarkan pak Amos dengan penuh perhatian Pengecatan di Kota Palem Indonesia 1(Meri) www.kotapalem-indonesia.com 4
Bandung, Bogor, Jakarta Satu jalanan di Bandung Dalam gereja ibu Pelita di Bogor Pada tanggal 1 Mei rombongan kembali ke pulau Jawa. Banyak sekali yang harus diurus. Mereka harus ke Bandung untuk mengurus seragam sekolah. Bandung adalah kota tekstil dimana biasa mengurus persoalan ini. Dikota Jakarta diadakan rapat pengurus dirumah Carla Hendriek, ketua dari Kota Palem Indonesia. Huei Ming membuat foto-foto dari semua angota pengurus untuk dilampirkan di website. Dikota Bogor mereka berjumpa dengan seorang ibu berani keturunan Tionghoa (Pelita). Ibu ini memimpin sebuah gereja, sekolah minggu dan sekolah kanak-kanak. Rombongan membicarakan dengan ibu ini tentang kemungkinan membuka perpustakaan untuk anak-anak yang disambut sebagai satu rencana yang baik. Dia sangat senang dengan kedatangan rombongan. Dia juga memiliki ruangan untuk perpustakaan. Di Bogor rombongan juga mengadakan kunjungan ke kebun raya yang terkenal. Pada hari Sabtu tanggal 3 Mei rombongan menghadiri sekolah minggu didaerah Bogor. Ada 6 anak yang datang dan seorang ibu moslim juga datang mengantar anak lakilakinya. Rombongan mendoakan anak-anak ini. Dalam sekolah Minggu di Bogor (kanan ibu Pelita) Anak-anak mendengarkan cerita dari Alkitab Di Kebun Raya Bogor (Perawatan luarkota) www.kotapalem-indonesia.com 5
Tarakan Huei Ming berangkat pulang menuju Belanda pada tanggal 5 mei dengan membawa laptop penuh foto-foto. Herlina dan Joshina melanjutkan penerbangan menuju Tarakan. Tarakan adalah sebuah pulau terletak di ujung utara-timur dari Kalimantan, mengarah ke Pilipina. Ini adalah kota kelahiran dari ibu Joshina. Joshina pindah dari sana waktu berusia 2 tahun. Ibu Joshina sendiri tidak memiliki kenangan masa kecil tetapi ingin sekali melihat kota kelahirannya. Mereka mendarat sejenak di Balikpapan. Bandara disana sangat bagus tetapi mereka harus melanjutkan penerbangan lagi. Dari bandara mereka memakai taxi sebab pendeta yang harus ditemui tidak bisa dihubungi. Mereka langsung menuju gereja. Untung supir taxi mengenal kota dengan baik sehingga bisa langsung menemukan gereja itu. Waktu mereka tiba di gereja mereka melihat dua orang pria sedang duduk bercakap-cakap. Mereka langsung menyapa dan menanyakan apakah ini betul gereja yang mereka maksudkan dan dua orang pria itu meneguhkannya bahwa memang itu gereja yang dimaksudkan. Pada sa at mereka berbicara semakin banyak orang yang datang melihat mengelilingi karena orang-orang itu ingin tahu apa yang terjadi. Tibatiba keluar seorang ibu berusia sekitar 80 tahun yang mengatakan mengenal pendeta yang dahulu membaptis Joshina. Ibu ini tinggal tidak begitu jauh dari gereja tetapi sedikit diatas gunung sehingga Herlina dan Joshina harus mendaki dengan membawa koperkoper dan barang-barang mereka. Setibanya mereka dirumah ibu itu, keluar seorang wanita muda diikuti oleh wanita yang lebih tua. Mereka melihat dengan heran tetapi juga senang. Ibu ini menceritakan bahwa hari kemarin ada 2 kupu-kupu terbang di ruang tamunya, putih dan hitam. Seharian mereka terbang di ruangan itu dan pagi hari ini dia melihat kupu-kupu besar terbang diluar taman seperti burung merpati yang hinggap diatas Yesus pada waktu Dia dibaptis. Joshina di bandara Tarakan Gereja dimana Joshina pernah dibaptis Ibu tua ini yang mengenal pendeta yang membaptis Joshina Mereka berdoa untuk ibu ini dengan keluarganya. Sebelumnya mereka mendoakan seorang anak laki-laki usia 6 tahun yang tinggal bersama kakeknya dan tidak pergi ke sekolah. Setelah ini mereka juga mendoakan 3 orang ibu lainnya. www.kotapalem-indonesia.com 6
Di Tarakan mereka bermalam di salah satu hotel yang kotor sebab hotel-hotel lain yang bagus sudah penuh semuanya. Pemilik hotel ini seorang beragama budha. Mereka boleh menceritakan tentang Yesus. Memang Tuhan sering mengeluarkan kita dari daerah nyaman kita untuk mengirim kita ketempat yang Dia kehendaki walaupun kita ingin pergi mencari tempat yang lebih baik tetapi Roh Tuhan memimpin kita ketempat yang Dia kehendaki. Hari kedua di Tarakan mereka berjanji untuk bertemu dengan pendeta Onesimus bersama istrinya yang akan menjemput mereka dari hotel dan menghantar Joshina dan Herlina melihat kota Tarakan dengan banyak kenangan dari masa lalu waktu jaman Belanda seperti jaknikkers ( ya mengangguk ) dari pertambangan minyak. Setelah itu bapak pendeta membawa mereka ketempat dimana dia tinggal dan memperkenalkan murid-murid dari sekolah Alkitab yang ada. Pak pendeta juga meminta secara pribadi supaya murid-murid itu didoakan dan pada waktu yang bersamaan pak pendeta mulai bermain gitar dan kemudian menyanyi bersama memuji Tuhan. Di perjalanan dari hotel ke restoran Pendeta Onesimus Jaknikker in Tarakan Para pelajar dari sekolah Alkitab. www.kotapalem-indonesia.com 7
Pulang Pisau ke dua Penyerahan resmi sekolah dari KPI 1 Surat Penyerahan sedang di tanda tangani Setelah Tarakan mereka pulang kembali ke Pulang Pisau. Disana mereka berbicara dengan banyak orang. Dalam acara dimana sekitar 15 orang hadir terjadilah penyerahan KPI 1 (Meri) kepada yayasan. Bersama dengan Yuli, Herlina masih mengadakan kunjungan ke beberapa keluarga di Pulang Pisau dan sekitarnya. Pada hari yang terakhir di Pulang Pisau mereka masih sempat bertemu dengan pejabat dari pemerintah. Bapak pejabat ini memiliki tugas memperhatikan keagamaan, terutama agama Kristen. Ada satu grup para guru sekolah Alkitab harus mengambil tingkat pengajaran yang sudah ditetapkan untuk waktu mendatang. Karena itu mereka memerlukan ruangan khusus untuk hal itu. Mungkin bisa dari salah satu gedung sekolah yayasan dapat dipakai. Anak-anak murid mengisinya sampai siang hari dan diperkirakan 10 pelajar yang akan mengikuti kursus baru pada malam hari. Kedua hal ini sesungguhnya bisa dipadukan. Tetapi untuk itu harus mengatur kursi-kursi dan meja-meja lipat yang ada. Pertemuan dengan pejabat dari pemerintah untuk membicarakan perumahan sekolah Alkitab Berdoa bersama dengan tukang bangunan dari sekolah KPI2 Dari Pulang Pisau melalui Palangkaraya mereka menuju Jakarta. Setibanya mereka disana Herlina dan Joshina dapat beristirahat beberapa hari sebelum mereka kembali pulang ke Belanda. Kedua ibu ini sangat lelah, tetapi penuh sukacita karena banyak berkat Tuhan untuk perjalanan ini. www.kotapalem-indonesia.com 8
Pertemuan Selama perjalanan terjadi beberapa pertemuan yang berkesan. Bukan hanya melalui perjanjian yang sudah direncanakan tetapi juga diluar rencana. Terutama dari pertemuan yang tidak terduga menjadi lebih jelas apa yang diperlukan oleh Kalimantan. Pelepasan adalah kata kunci yang dibutuhkan. Pelepasan yang dibawa oleh Yesus dan yang boleh diberitakan kepada orang-orang di Indonesia. Bersediakah anda untuk mendoakan mereka semua yang anda baca melalui laporan ini? Waktu saya sedang sibuk mencat kursi dan meja saya melihat seorang anak perempuan. Dia juga duduk disekolah ini. Saya bertanya bagaimana dengan ibunya dan memintanya untuk membawa saya kepada ibunya. Dia membawa saya kepada ibunya, mereka tinggal diseberang sekolah. Ibunya sangat senang menerima saya, sebab dia masih mengenali saya dari tahun yang lalu. Tahun lalu saya mendengar dari seorang guru dan beberapa ibu lainnya bahwa dia tidak pernah mengantar anak-anaknya kesekolah sebab suaminya sering memukulnya. Dia mengalihkannya kepada kedua putrinya. Dia juga sering memukul anak-anaknya. Setelah itu saya meminta kepada ibu guru untuk membawa ibu ini daang kepada saya karena saya mau berbicara dengannya. Suatu keajaiban bahwa ibu ini mau datang. Dia sangat berterima kasih dan senang. Saya waktu itu bersama pak Amos dan kami berdoa untuk kedua anaknya setelah itu mendoakan ibu itu sendiri. Dia adalah seorang moslim tetapi saya memintanya apakah mau menerima Tuhan Yesus dalam hatinya. Setelah itu saya berdoa pribadi untuk si ibu dimana dia merasa terjamah dan ingin menangis. Dan sekarang waktu saya kembali kepadanya ibu ini bercerita bahwa malam hari setelah didoakan tahun lalu, Tuhan Yesus datang menghampirinya dan mengulurkan tangannya diatasnya. Dia juga bercerita bahwa suaminya keesokan hari datang kepadanya dan mengatakan bahwa dia mau pergi ke gereja, seperti yang dikatakannya pada istrinya: digereja orang-orang menyanyi dan terlihat bahagia. Tetapi istrinya mengejeknya dan berkata ah kamu ke gereja!? Pemandangan sekilas di sungai di Pulang Pisau www.kotapalem-indonesia.com 9
Setelah percakapan dengan ibu ini kembali saya mengatakan arti dari penglihatan yang diterimanya berarti : keselamatan telah datang dirumah ini. Pada sa at bersamaan, setelah suaminya membersihkan dirinya dia juga datang duduk bersama. Saya meminta kepada mereka untuk mendoakan anak-anak mereka terlebih dahulu setelah itu ibunya. Pada waktu berdoa ibu ini juga menangis lagi. Setelah saya mendoakan beliau bertanya mengapa selalu menangis kalau didoakan? Saya menjelaskan bahwa yang membuat ibu mau menangis bukan saya tetapi Roh Tuhan. Roh Kudus menjamah kesakitan dan kesedihannya, sebab Dia mau menyembuhkannya dari dalam. Setelah itu saya menanyakan suaminya apakah boleh mendoakan dan apakah beliau mau menerima Tuhan Yesus dan mau mengucapkan doa pertobatan. Suami ini langsung berkata ya. Saya lalu mendoakannya. Dua ibu tetangga mereka juga bertanya apakah bisa didoakan. Pada waktu saya berdoa untuk mereka ternyata sudah banyak orang berdiri didepan. Mereka berseru Ibu, ibu doakan anak-anak laki ini, mereka bekerja keras tetapi sedikit sekali penghasilannya. Disitu berdiri 3 anak laki-laki sekitar usia 23 dan 25tahun. Anak pertama memiliki tattoo naga yang besar di tubuhnya. Saya menceritakan bahwa naga adalah musuh terbesar dari Tuhan, tapi Tuhan telah mengalahkan musuh-nya. Kuasa dari setan sudah dipatahkan! Puji Tuhan saya melihat betapa lapar mereka untuk dipenuhi oleh Tuhan yang hidup. Mereka siap untuk menerima Tuhan Yesus. Mereka mengatakan segera: Ja, saya mau menerima Tuhan Yesus dalam hati saya. Mereka mengucapkan doa pengampunan dosa dan setelah itu saya mendoakan mereka secara pribadi. Ketika saya berjalan kembali ke sekolah, tetangga yang lain memanggil apakah saya mau mendoakan mereka. Saya berdoa untuk ibu tua yang sakit di lututnya dan tidak bisa jalan tetapi waktu didoakan ada satu tenaga kuat dari dalam yang mengalir sehingga ibu ini dapat berdiri dan berjalan. Dan dalam rumah yang sama juga ada seorang wanita muda. Beliau sering sekali mengalami sakit kepala. Kedua wanita ini menerima Tuhan Yesus. Tiba-tiba ibu tadi yang sering dipukul oleh suaminya berdiri dekat sekolah. Dia bercerita bahwa suaminya mau tertawa terus setelah saya berkunjung kerumah mereka. Beliau bertanya pada suaminya kenapa mau terus tertawa. Suaminya menjawab bahwa dia sangat bersuka cita, dan si istri berkata selanjutnya: kalau kamu mau pergi ke gereja, pergilah. Keesokan harinya saya meminta pendeta ibu Yuli untuk mengunjungi keluarga ini dan juga ke 3 anak laki-laki karena mereka semua mau pergi ke gereja. Luar biasa pimpinan Tuhan sedangkan pada waktu itu saya sedang sibuk mencat. www.kotapalem-indonesia.com 10
Anda mau ikut pergi bersama satu waktu? Marilah bergabung!! www.kotapalem-indonesia.com 11