GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 1~7 /1I.05/HK/2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAB GVBEUUR LAIIPl1BG NOMOR: G/:J.{;() /11.05/HK/2015 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ \ '30 /I1.0S/HK/201S

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUDERNUR LAMPUNG NOMOR: G/,7 I /1I.04/HK/2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNURLAMPUNG. KEPl1TUSAIf GUBERNUR LAMPUlIG NOMOR: G/44?/II.04/HK/2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERlWR LAMPUNG NOMOR : G/ ~hb /II.04/HK/2014

BUPATI DONGGALA KEPUTUSAN BUPATI DONGGALA NOMOR : / /BLHD/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ ::3rt7II.05/HK/2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/3etg.,. /I1.02/HK/2016

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR / 94 / 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 137 TAHUN 2003 TENTANG

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 4 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PENGAMBILAN AIR TANAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR LAMPUNG, KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/'t 1-"1 /l1i.10/hk/2016 TENTANG

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH R A N C A N G A N PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR :...TAHUN... TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab bencana bagi petani. Indikatornya, di musim kemarau, ladang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Unit Induk Pembangunan I Arun 220 MW di Kota di - Lhokseumawe Provinsi Aceh--

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ J01/V.13/HK/2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

Peraturan...

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ s S"/V.23/HK/2017

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG ' GUBERNUR LAMPUNG,

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN WADUK SERMO

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMPUNG BARAT

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Transkripsi:

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/ 1~7 /1I.05/HK/2016 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN/USAHA PEMBANGUNAN REGULATING DAM WAY SEKAMPUNG DI KABUPATEN PRINGSEWU DAN KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG OLEH BALAI BESAR WlLAYAH SUNGAI MESUJI SEKAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang a. bahwa rencana kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, merupakan rencana usaha danlatau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL); b. bahwa berdasarkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan dari Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut diatas dinyatakan layak dan perlu diterbitkan izin lingkungan; c. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a dan huruf b tersebut diatas, Kelayakan Lingkungan Rencana Kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung oleh BaIai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, perlu ditetapkan dengan Keputusan Gubemur Lampung; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

- 2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya; 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nornor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup; 9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan; 10. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Lampung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2014; Memperhatikan 1. Berita Acara Rapat Tim Teknis Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung Nomor l65/komdal/ii.05/20l5 tanggal 23 November 2015 mengenai Penilaian Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung; 2. Berita Acara Sidang Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung Nomor 167/KOMDAL/II.05/2015 tanggal 24 November 2015 mengenai Penilaian Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung; 3. Surat Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Lampung Selaku Ketua Komisi Penilai AMDAL Provinsi Lampung Nomor: 185 /KOMDAL/II.05/2015 tanggal 03 Desember 2015 tentang Rekomendasi Kelayakan Lingkungan untuk Rencana Kegiatan/Usaha Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung;

- 3 MBMUTUSKAN: Menetapkan KESATU KEDUA KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN/USAHA PEMBANGUNAN REGULATING DAM WAY SEKAMPUNG, or KABUPATEN PRINGSEWU DAN KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG OLEH BAW BESAR WlLAYAH SUNGAI MESUJI SEKAMPUNG. Rencana Kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, clidyatabn layak aecaja lidgkudpn bldup. Rencana Kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, di Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, meliputi: a. lokasi rencana kegiatan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung dari aspek legalitas tata ruang Kabupaten Pringsewu telah sesuai berdasarkan rekomendasi dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 003.1/BKPRD/LT.02/2015 tanggal 11 Juli 2015 perihal Rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Dengan Tata Ruang mendasari dokumen AMDAL ini dikaitkan dengan Perda Kabupaten Pringsewu Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Pringsewu tahun 2011-2031. b. dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Regulating Dam Way Sekampung, pemrakarsa kegiatan mernbutuhkan lahan, baik untuk tapak bangunan bendungan, maupun untuk daerah genangan dan jalan akses. Dalam kegiatan pembebasan lahan akan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku dan saat ini identifikasi kepemilikan dan luas lahan yang akan terkena proyek sedang dalam pendataan oleh Konsultan LARAP. Total Iaharr/areal yang diperlukan untuk rencana kegiatan ini adalah seluas ± 825Ha. c. pada tahap konstruksi rencana kegiatan Dam Way Sekampung, tenaga kerja diutamakan berasal dari penduduk sekitar. Adanya kebutuhan tenaga kerja ini tentunya akan meningkatkan kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi penduduk sekitar. Dengan adanya penduduk yang beke~a dan berusaha tersebut, maka tentunya pendapatan masyarakat juga akan meningkat. Tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung rencana kegiatan Dam Way Sekampung berjumlah ± 347 orang disesuaikan dengan kompetensinya.

- 4 d. melakukan kegiatan mobilisasi alat dan bahanj'material, hal ini terkait erat dengan dampak kerusakan jalan, kebisingan, dan debu karena mobilisasi ini akan mengangkut jenis peralatan berat untuk konstruksi bendungan. Peralatan berat yang diperlukan untuk rencana kegiatan Regulating Dam Way Sekampung dan saranajpraearana pendukungnya, disesuaikan dengan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Jenis peralatan berat yang diperlukan antara lain: aspalt mixing plant, buldozer, back hoe, scrapers, excavator, vibrator,crawler crane, dump truck, truck molen, generator set, dan lainnya. e. melakukan kegiatan penimbunan yaitu: Timbunan impervious core: tanah kedap air dari borrow area; - Timbunan filter halus dan kasar: pasir kerikil (sirtu) dari sungai; Timbunan random: material galian terseleksi/random; Timbunan batu: material batu dari quarry; Timbunan rip-rap: rip-rap rockfill; Timbunan blanket blanket. f. pembuatan jalan masuk (acces road) didesain untuk keperluan akses masuk ke lokasi Regulating Dam Way Sekampung sepanjang ±6 km.jalan ini dimulai dari jalan Arteri, jalan Ahmad Yani Kabupaten Pringsewu sampai ke Kota Agung Kabupaten Tanggamus, dan arah menuju Pekon Bumi Ratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. g. pembuatan jalan hantar (hauling road) didesain untuk keperluan pengangkutan material bangunan dari quarry dan borrow area. Ada 3 (tiga) lokasi haul road yang direncanakan yaitu: Lokasi jalan hantar (hauling road) antara quarry sampai dengan lokasi rencana Regulating Dam Way Sekampung berupa trase baru; Hauling road antara borrow area I sampai dengan lokasi rencana Regulating Dam Way Sekampung sepanjang 2 km berupa trase baru; Hauling road antara borrow area II (sepanjang 1,5 km) sampai dengan lokasi rencana Regulating Dam Way Sekampung akanmengikutijalan yang ada. h. jenis konstruksi yang akan dibangun dalam rencana kegiatan Dam Way Sekampung meliputi bangunan bendungan [tubuh bendungan), bangunan pelimpah (spillway), saluran pengelak (diversion), cofferdam (bendungan yang sifatnya temperer], dan bangunan pengambilan (intake).

- 5 KETIGA i. kegiatan operasional Regulating Dam Way Sekampung meliputi pengoperasian pintu-pintu intake untuk penyaluran ke saluran irigasi dan penyadapan air baku untuk berbagai keperluan. Pengoperasian dan pemeliharaan pintu-pintu intake akan ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai (SBWS) Mesuji-Sekampung. J. kegiatan pemeliharaan Dam Way Sekampung, meliputi pemeliharaan pintu-pintu intake dan sarana-prasarana penunjang bendungan, meliputi gedung pengontrol pengambilan dan menara, rumah dinas, rumah kontrol dan rumah jaga.pemeliharaan pintu-pintu intake dan saranaprasarana penunjang bendungan akan ditangani oleh Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai (SBWS) Mesuji Sekampung, termasuk sarana dan prasarana penunjang bendungan. Berdasarkan basil prakiraan dampak dari aspek fisik kimia dan sosial ekonomi budaya pada tahap pra operasi, operasi, dan pasca operasi usaha dan/atau kegiatan, diperoleh dampak. penting yang ditimbulkan dari rencana kegiatan ini sebagai berikut: a. Aspek geofisik kimia: 1. penurunan kualitas air pennukaan akibat operasional base campyang menghasilkan air limbah domestik; 2. penurunan kualitas udam, peningka.tan kebisingan dan getaran, serta gangguan arus lalulintas akibat kegiatan mobilisasi pera1atan berat dan bahan/material, konstruksi saluran pengelak; dan 3. peningkatan longsoran dan erosi skibat kegiatan konstruksi bendungan yaitu penggalian tanahj'batu untuk konstruksi saluran pengelak yang di1akukan untuk membuat terowongan bilamana kondisi tanah dasamya cenderung Iabil dan kekompakan lembek, serta kegiatan pengupasan tanah lapisan atas (stripping top soili, pengga1ian tanah/batu untuk bagian dari tubuh bendungan yang di1akukan dengan merubah kontur tanah dengan kondisi topografi bertebing. b. Aspek Biologi: konstruksi pembuatan jalan akses sebe1umnya adalah berupa lahan kebun campumn seluas 16.000 m 2 Pembuatan jalan akses memungkinkan terganggw1ya flora yang ada di laban atau dapat mengurangi populasi flora pada daerah yang digunakan untuk jalan tersebut karena rnerupakan laban yang produktif. c. Aspek sosial ekonomi budaya: 1. keresahan masyamkat terhadap kegiatan berupa SUIVey dan penetapan laban untuk kajian LARAP seluas ± 825 Ha. Pengukuran akan di1akukan selama ± 1 tahun yang direncanakan selesai pada akhir tahun 2015. Penggunaan laban secara umum sebagian besar berupa kebun campuran, sawah, kelapa sawit, dan bebempa rumah;

- or....... ~ - 6 2. perubahan tingkat pendapatan masyarakat akibat lahannya dibebaskan, berupa lahan kebun campuran, kelapa sawit, dan sawah serta beberapa rumah penduduk yang diprakirakan akan mempengaruhi pendapatan masyarakat pemilik dan penggarap lahan tersebut, serta penerimaan pendapatan bagi tenaga kerja yang terlibat langsung ataupun tidak langsung karena peluang usaha;dan 3. timbulnya kesempatan berusaha berupa tempat kontrakan rumah, penyediaan makanan dan minuman, kebutuhan hidup sehari-hari, serta transportasi lokal akibat kegiatan konstruksi direncanakan menyerap tenaga kerjasekitar 347 orang. d. Aspek kesehatan masyarakat: dengan adanya peningkatan resuspensi debu dan gas polutan diprakirakan menimbulkan dampak pada peningkatan insiden dan prevalensi penyakit terutama penyakit ISPA. KEEMPAT Untuk menanggulangi dampak penting sebagaimana dimaksud Diktum Ketiga, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung berkewajiban: a. melakukan pemantauan kualitas air limbah domestik dengan melakukan pengujian sarnpel air limbah pada saluran outlet air limbah domestik yang menjadi titik penaatan minimal 1 (satu) bulan sekali dan pengujian sampel kualitas air sungai di hulu dan hillir Way Sekampung minimal 6 (enam) bulan sekali selama kegiatan konstruksi berlangsung; b. melakukan pemantauan kualitas udara terutama parameter debu, kebisingan dan getaran minimal 6 (enam) bulan sekali selama kegiatan konstruksi berlangsung; c. melakukan pengamatan secara visual dan menerapkan teknik pengupasan dan penggunaan bahan peledak yang benar pada kegiatan konstrukei bendung utama untuk mencegah terjadinya erosi dan longsor; d. melakukan penanaman pohon besar pada sempadan jalan, seperti mahoni (Swietenia macrophyua), ketapang (Tenninalia cattapa), dan lain-lain untuk menggantikan nilai keanekaragaman yang berkurang, dengan bekerja sarna dengan warga setempat dalam penyediaan bibitnya; e. alternatif lainnya dengan menanam tanaman produktif yang juga efektif sebagai green belt seperti Pohon Mangga (Mangifera indica). Dapat pula menggunakan tanaman kacang hias (Arachis pinto~ yang bibitnya bisa ditemukan di sekitar lokasi kegiatan, dengan berkerja sarna dengan warga setempat;

- 7 f. melakukan penghijauan (penanaman kembali) pepohonan dengan tipe strata (ketinggian) vegetasi serta jenis yang bervariasi, dan diutamakan jenis-jenis yang banyak berbuah dan bebunga agar dapat meningkatkan atau mempercepat suksesi ekosistem di wilayab Regulating Dam Way Sekampung. Beberapa dapat ditemukan di sekitar lokasi kegiatan yaitu contohnya Asem (Tamarindus indica) Bunga kupu-kupu (Bauhinia pupurea), Mangga (Mangifera indica), (Leucaena leucochepala Lansium domestiatm), (Lagerstroemia indica)j g. melakukan komunikasi dengan masyarakat melalui sosialisasi dengan media pertemuan yang ada di masyarakat seperti kegiatan pengajian atau rapat koordinasi (mingguan) yang diselenggarakan di tingkat kecamatan; h. melaksanakan rencana dan program yang telah disusun oleh team studi LARAP, yang berupa ganti laban dan tanaman yang layak dan sesuai dengan peraturan yang berlaku; i. mengelola Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Regulating Dam Way Sekampung tersebut dengan cara melakukan pendekatan personal maupun kelembagaan terhadap warga, RT, Pekon dan Kecamatan setempat baik didalam menerima saran dan masukan maupun sebagai langkah awal untuk diterima dalam lingkungan masyarakat; J. memberikan kompensasi laban garapan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan; k, memfasilitasi kelompok penduduk mr untuk bermusyawarab untuk menggali gagasan dengan tujuan membuat daftar kebutuhan prioritas setelah hilangnya sumber mata pencaharian dari laban garapan; 1. menyusun program pemulihan pendapatan dan membuat lokakarya yang dihadiri oleh instansi terkait dan pemangku kepentingan, untuk mendapatkan saran tanggapan rencana program; dan m. melakukan pelatihan - pelatihan keterampilan bagi penduduk lokal yang berkaitan dengan pemanfaatan Regulating Dam Way Sekampung, seperti budidaya ikan jaring terapung dan usaha pariwisata yang berdimensi perairan. KELIMA Balai Besar Wilayab Sungai Mesuji Sekampung dalam melaksanakan kegiatannya mengajukan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain:

- 8 KEENAM KETUJUH a. izin penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun; b. izin pembuangan air limbah domestik; dan c. izm terkait lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kelima, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung wajib memiliki izin usaha dan/atau izin lainnya yang terkait dengan kegiatannya sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Telukbetung pada tanggal Z~ - 02-2016 GUBBRlWR LAllPVRG, M. RI:DHO Tembusan: 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rl di Jakarta; 2. Menteri Pekerjaan Umum RI di Jakarta; 3. Bupati Pringsewu di Pringeewu; 4. Bupati Tanggamus di Kota Agung; 5. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera di Pekanbaru; 6. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Lampung di Telukbetung; 7. Kepala Biro Hukum Selda Provinsi Lampung di Te1ukbetung.