BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN KENCANG NABIRE DI NABIRE TANGGAL 03 JANUARI 2017 I. INFORMASI KEJADIAN ANGIN KENCANG KEJADIAN LOKASI TANGGAL 03 Januari 2017 DAMPAK Telah terjadi kejadian berupa Angin Kencang dengan kecepatan angin maksimum mencapai 25 Knot (50 km/jam) yang berhembus dari arah barat sekitar pukul 18.05 WIT Kota Nabire dan sekitarnya Beberapa pohon roboh di wilayah Kelurahan Bumi Wonorejo dan Kelurahan Morgo II. DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 20.2 mm Hujan Sedang III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR KETERANGAN 1. Matahari Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 03 Januari 2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Selatan (BBS). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBS dibandingkan dengan di deaerah BBU. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBS yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan awan awan konvektif di daerah BBS. 2. ENSO (El Nino South Osciilation) 3. MJO (Madden Julian Oscillation) Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 03 Januari 2017 yang bernilai 0.28 dan data SOI tanggal 03 Januari 2017 yang bernilai + 5.2, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 03 Januari 2017, potensi penguapan dan perawanan di wilayah benua maritim Indonesia cukup rendah dan potensi hujan cukup tinggi di wilayah Indonesia terutama di bagian timur. Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 03 Januari 2017 yang berada di tengah lingkaran kuadran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
4. SST (Sea Surface Temperature) Secara umum, suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia pada tanggal 03 Januari 2017 berkisar antara 27-31 0 C dengan anomali (-1) 2 0 C terhadap normalnya. Untuk wilayah perairan BADAN METEOROLOGI Nabire, suhu muka laut DAN pada GEOFISIKA kisaran 31 32 0 C dengan nilai anomali BALAI BESAR METEOROLOGI positif DAN antara GEOFISIKA 1.5 3 0 C WILAYAH terhadap normalnya. V Suhu muka laut yang STASIUN hangat METEOROLOGI tersebut ini menyebabkan NABIRE kandungan di udara cukup banyak. Kondisi tersebut menyebabkan potensi pembentukan awan awan konvektif sangat besar dan kondisi cuaca cenderung berawan hingga hujan di wilayah sekitar kota Nabire 5. Pola Tekanan Udara Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 03 Januari 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 5 (lima) daerah tekanan rendah (Low Pressure) dan 4 (dua) daerah sirkulasi tertutup (Eddy). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan. Hal ini menyebabkan massa udara bergerak dari BBU (daerah bertekanan lebih tinggi) menuju BBS (daerah bertekanan lebih rendah). 6. Pola Arus Angin (Streamline) Berdasarkan gambar pola arus angin streamline pada tanggal 03 Januari 2017 diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera pasifik dan melewati wilayah Nabire. Selain itu adanya pola shearline diatas wilayah Nabire yang dapat berperan untuk pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan dan angin kencang serta adanya shearline belokan angin dan daerah sirkulasi tertutup (Eddy) di atas wilayah perairan Ternate dan perairan Samudera Pasifik yang berdekatan dengan wilayah Nabire. 7. Kelembaban Relatif Berdasarkan data kelembaban relatif (Sumber: BOM Australia), pada lapisan 850 mb di atas wilayah Nabire, kelembaban relatif bernilai 70 80 % serta pada lapisan 700 mb, kelembaban relatif bernilai 60 70 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada lapisan atas udara cukup basah dan pada saat kejadian angin kencang kondisi udara basah tersebut sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Nabire. 8. Citra Satelit Berdasarkan citra satelit, terlihat kumpulan awan awan konvektif yang bergerak masuk ke wilayah Nabire awalnya berasal dari wilayah pergunungan atau perbukitan bagian selatan Nabire. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari-8 IR yaitu -50.9 0 C, yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 09.00 UTC 9. Indeks Labilitas Udara Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 03 Januari 2017 pukul 06.00 dan 12.00 UTC di wilayah Nabire yaitu : Indeks Labilitas Pukul 06.00 UTC Pukul 12.00 UTC K. Indeks 40 40 LI (Lifted Indeks) -2-3 SI (Showalter Indeks) -1-1 Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif kuat Nilai L.Indeks berkisar antara -2 hingga -3 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai Guntur yang kuat. Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur.
IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa angin kencang yang terjadi di wilayah Kabupaten Nabire dan sekitarnya diakibatkan karena kondisi SST yang cukup hangat, adanya shearline dan sirkulasi Eddy di sekitar wilayah Nabire BADAN yang menyebabkan METEOROLOGI terjadinya DAN pembentukan GEOFISIKA awan Cumulonimbus (Cb) yang menyebabkan BALAI terjadi BESAR angin METEOROLOGI kencang. Hal ini DAN juga GEOFISIKA didukung dengan WILAYAH RH lapisan V 850 & 700 mb yang cukup basah,berkisar antara 60 80 %. V. PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terutama pada sore dan malam hari disertai badai guntur dan angin kencang. VII. PERINGATAN DINI NIHIL LAMPIRAN Gambar 1. Gerak Semu Matahari & Suhu Muka Laut Tanggal 03 Januari 2017 Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI Tanggal 03 Januari 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 3. Analisa Tekanan Udara Permukaan & Arus Angin Jam 00.00 Tanggal 03 Januari 2017 Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 IR Jam 09.00 UTC tanggal 03 Januari 2017 Gambar 6. Prediksi Kelembaban Udara Lapisan 700 mb pada Jam 00 dan 12 UTC Tanggal 03 Januari 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA Gambar 7. Analisa SST & Anomali SST tanggal 03 Januari 2017 Gambar 8. K.Indeks tanggal 03 Januari 2017 Gambar 9. Lifted Indeks tanggal 03 Januari 2017
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA