BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan pemerintah merupakan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Pola-pola lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Indonesia mulai memasuki era reformasi, kondisi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam sistem reward. yang dapat menunjukkan kondisi sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. Pergantian pemerintahan dari orde baru kepada orde reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. harus ditingkatkan agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Mustikarini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Nasution (2007) menyatakan beberapa kelemahan yang ditemukan pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi semacam new product dari sebuah industri bernama pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004 menyatakan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. reformasi dapat dinilai kurang pesat, pada saat itu yang lebih mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK RI diamanatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (BPK RI, 2010). Tabel 1.1 Daftar Opini Audit BPK atas LKPD Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang tingkat pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN Keadaan Ekonomi Daerah. Tabel 1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD. Realisasi Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keuangan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pergantian Pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi yang. dimulai pertengahan tahun 1998 menuntut pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan teori perlu berimplikasi pada praktik. Oleh karena itu antara teori dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutukan, tidak saja untuk kebutuhan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. komitmen Pemerintah Pusat dalam perbaikan pelaksanaan transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governance merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan Daerah yaitu dengan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam mengelola keungan dengan sebaik-baiknya guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah secara efektif mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa otonomi daerah memberikan hak, wewenang dan kewajiban kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya. Otonomi daerah yang dilaksanakan pemerintah daerah dinilai apakah layak atau tidak oleh pemerintah pusat. Otonomi daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sehingga menyebabkan pemerintah daerah wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah pusat. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/Walikota untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan. Laporan keuangan pemerintah daerah yang diberikan kepada BPK untuk diperiksa sebagai pertanggungjawaban APBD harus memenuhi standar dan karakteristik. Karakteristik laporan keuangan pemerintah menurut Kerangka Konseptual yang dikutip oleh Armando (2013) antara lain: (1) relevan, (2) andal, 1

2 (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat dipahami. Tuntutan masyarakat pada pemerintahan adalah dihasilkannya laporan keuangan yang telah memenuhi keempat karakteristik kualitas laporan keuangan tersebut (Wati, Herawati, Sirnawati, 2014). Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD dibuat tidak hanya untuk pemerintah pusat, melainkan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Laporan pertanggungjawaban tersebut akan dinilai oleh pemerintah pusat dan diperiksa oleh badan pemeriksa keuangan (BPK). Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 bahwa laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini. Opini yang diberikan oleh BPK atas laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah akan menunjukkan kewajaran dari laporan pertanggungjawaban tersebut.

3 Gambar 1.1. Opini LKPD Tahun 2009 s.d. 2013 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan Opini diberikan oleh BPK setelah memeriksa laporan keuangan pemerintah daerah. Kenaikan persentase opini wajar tanpa pengeculian (WTP) menggambarkan adanya perbaikan akuntabilitas keuangan oleh pemerintah daerah dalam menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip (IHPS II, 2014).

4 Kualitas opini LKPD baik tingkat provinsi, kabupaten maupun kota mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Peningkatan kualitas tersebut ditunjukkan dengan menurunnya tingkat opini tidak wajar dan tidak memberikan pendapat, lalu ditambah dengan meningkatnya opini wajar dengan pengecualian dan wajar tanpa pengecualian. Peningkatan kualitas opini LKPD dari tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan kinerja pemerintah semakin baik dalam meningkatkan kualitas LKPD pemerintahan yang bersangkutan. Peningkatan opini WTP dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 tersebut berbanding terbalik dengan opini yang diberikan BPK kepada LKPD Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang memiliki 14 dinas yang termasuk kedalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sesuai yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa keempat belas dinas ini memiliki kewajiban untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan sebagai tanggung jawab atas dilaksanakannya APBD. Laporan keuangan 14 dinas akan disatukan dan dibentuk menjadi laporan keuangan pemerintah daerah oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Tabel 1.1. Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Karawang Tahun Opini 2012 WDP 2013 WDP 2014 WDP Sumber: bandung.bpk.go.id (data diolah kembali)

5 Selama kurun waktu tiga tahun yaitu dari tahun 2012-2014, laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Karawang selalu mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dari BPK sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas. Menurut FASB (1999) dan IASB (2008) tujuan utama pelaporan keuangan adalah memberikan kualitas informasi pelaporan keuangan yang tinggi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi (Beest, Braam, Boelesn, 2009). Menurut Andriani (2010: 70) Pada kondisi sekarang, banyak permasalahan yang terjadi berkaitan dengan laporan keuangan pemerintah di Indonesia. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dihasilkan dari penyatuan 14 Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang. Laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Karawang dapat dikatakan masih bermasalah karena memperoleh opini WDP dari BPK pada tahun 2012-2014 yang disebabkan oleh banyak faktor. Sebagaimana disebutkan Herawati (2014: 2) Salah satu penyebabnya adalah adanya kelemahan di dalam sistem pengendalian intern (SPI) Pemda. Menurut Changchit, Holsapple & Madden (2001) masalah sistem pengendalian internal sangat signifikan pada organisasi dalam aspek keandalan dan keakuratan laporan keuangan (Badara & Saidin, 2013). Keandalan dan keakuratan merupakan salah satu karakteristik laporan keuangan. BPK wajib menguji dan menilai SPI Pemda dalam pemeriksaan laporan keuangan, seperti diamanatkan dalam pasal 12 UU nomor 15 tahun 2004 (Herawati, 2014). Efektivitas pengendalian internal sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi (Warongan, Pagalung, Uppun, Habbe, 2014: 6). Maka dari itu, pemerintah daerah Kabupaten Karawang harus lebih

6 memperhatikan sistem pengendalian intern yang dilaksanakan pada pemerintahan daerahnya. Pemerintah telah mengatur standar pengendalian intern dengan membentuk Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang merupakan adaptasi dari COSO pada tanggal 28 Agustus 2008. Sesuai yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (2006) bahwa setiap entitas wajib menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern dalam rangka meningkatkan keandalan laporan keuangan dan kinerja. Menurut penelitian terdahulu, yaitu Sari (2012), Armando (2013) dan Herawati (2014), terdapat pengaruh yang signifikan dari pengendalian intern terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, apabila sistem pengendalian intern pemerintah daerah Kabupaten Karawang masih lemah, maka laporan keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan tidak akan memenuhi salah satu karakteristik dari laporan keuangan yaitu andal. Ristanti, Sinarwati, Sujana (2014: 3) mengatakan bahwa Keandalan pelaporan keuangan dibutuhkan untuk tanggung jawab (akuntabilitas) pemerintah dalam penggunaan dana masyarakat. Selain sistem pengendalian internal, keandalan laporan keuangan dipengaruhi juga oleh kompetensi sumber daya manusia. Kompetensi sumber daya manusia pada pemerintah daerah merupakan faktor lain yang mempengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Karawang menjadi bermasalah. Menurut Wati et al (2014: 1) Sumber daya manusia adalah faktor penting demi terciptanya laporan keuangan yang

7 berkualitas. Kompetensi sumber daya manusia harus sangat diperhatikan oleh pejabat pemerintah daerah Kabupaten Karawang. Menurut Wati et al (2014: 1) Keberhasilan suatu entitas bukan hanya dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang dimilikinya melainkan kompetensi sumber daya manusia yang dimilikinya. Kapasitas sumber daya manusia yang masih minim memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan pemerintah daerah (Andriani, 2010). Kurangnya kompetensi dan kapasitas pada sumber daya manusia akan mempengaruhi entitas yang bersangkutan. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh kompetensi sumber daya manusia. Hal ini berarti semakin baik kompetensi sumber daya manusia, maka akan meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah sebagaimana dikatakan oleh Wati et al (2014: 7). Menurut penelitian terdahulu Wati, Herawati, Sirnawati (2014) dan Andriani (2010) menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Sumber daya manusia yang bekerja pada pemerintah daerah harus dipilih secara selektif oleh pihak yang berwenang. Pemerintah memenuhi kewajibannya dengan mengembangkan dan mengelola sumber daya manusia untuk membantu melayani masyarakat (Ojebiyi & Amos, 2013). Sari (2012: 719) mengatakan bahwa Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan penerapan sistem pengendalian intern adalah memberikan keyakinan yang memadai terkait keandalan penyajian laporan keuangan pemerintah. Menurut Herawati (2014: 2) Peran SPI adalah untuk meningkatkan kinerja, transparansi,

8 dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Peningkatan efektivitas pengendalian intern membutuhkan kapasitas sumber daya manusia yang baik yang akan berpengaruh terhadap kinerja yang baik dari organisasi sebagaimana dikatakan oleh Warongan et al (2014: 6). Sumber daya manusia dibutuhkan dalam pelaksanaan pemerintahan salah satunya berperan dalam sistem pengendalian intern. Menurut Wati et al (2014: 7) Kompetensi sumber daya manusia ditunjukkan agar penyelenggaraan organisasi dalam menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dapat diterapkan. Kualitas sumber daya manusia mempengaruhi laporan keuangan melalui pengendalian internal sebagaimana dijelaskan dalam penelitian sebelumnya oleh Warongan, Pagalung, Uppun, dan Habbe (2014). Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus pada 14 Dinas Kabupaten Karawang). 1.2. Identifikasi Masalah Masalah yang diteliti adalah masih rendahnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang?

9 2. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang? 3. Apakah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas- Dinas Kabupaten Karawang? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan juga informasi terkait dengan masalah yang diteliti, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Universitas Widyatama Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti tentang: 1. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang. 2. Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang. 3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dinas-Dinas Kabupaten Karawang.

10 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi: 1. Penulis Penelitian ini sangat berguna bagi penulis karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat memperoleh pemahaman mengenai pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan. Skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat sarjana akuntansi fakultas ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Pemerintah Daerah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah mengenai penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dan kompetensi sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. 3. Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam hal untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penelitian ini juga dapat berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai bidang ini.

11 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dalam penyusunan skripsi ini dilakukan pada 14 Dinas Kabupaten Karawang dan yang menjadi responden yaitu pegawai pada 14 Dinas Kabupaten Karawang. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan selesai.