BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang dipelajari. Menurut Oemar Hamalik, belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas, menggambar, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan (Oemar Hamalik, 2008:173) Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam mencapai tujuannya, dipengaruhi oleh beberapa komponen yang mendukung. Komponen tersebut antara lain: guru, siswa, kurikulum, proses pembelajaran. Proses pembelajaran, pada dasarnya meliputi: materi, metode dan penilaian. Metode merupakan hal yang penting karena materi dapat menarik bila dikemas dengan metode yang tepat. Proses pembelajaran kurang berhasil bila metode yang digunakan kurang tepat. Berhasil tidaknya proses pembelajaran salah satunya sangat ditentukan oleh efektifitas metode yang digunakan. Oleh karena itu, guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya. 1
2 Sampai saat ini pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih memiliki berbagai masalah di antaranya, pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang masih didominasi oleh guru (theacer centered), keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat kurang, aktivitas siswa dalam pembelajaran masih belum optimal. Masih banyak guru yang menggunakan metode yang monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar kurang menarik. Dalam pembelajaran di SMP N 2 Kalasan, biasanya guru menggunakan metode ceramah, di mana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit kesempatan siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif yang akhirnya berpengaruh pada hasil belajar. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah merencanakan dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif. Tugas guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain. Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak di antara guru-guru menyelenggarakan pembelajaran tidak menarik sehingga berpengaruh pada
3 minat belajar siswa dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Begitu pula dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( Pkn ) di SMP Negeri 2 Kalasan meskipun saat ini sudah didukung dengan adanya alat bantu LCD namun penyampaian materi kepada siswa kurang mendapat perhatian. Guru belum menerapkan pembelajaran inovatif selama proses belajar mengajar sehingga siswa terlihat tegang selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMP N 2 Kalasan menggunakan metode pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab, kelompok presentasi dan diskusi kelompok. Guru berusaha untuk melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk kelompok presentasi maupun kelompok diskusi. Namun diskusi kelompok ternyata juga berjalan kurang optimal. Dari beberapa kelompok hanya sedikit kelompok yang terlihat cukup interaktif dan ikut berpartisipasi, yang berusaha untuk saling membantu dan mengemukakan ide atau gagasannya dalam menyelesaikan tugas. Sisanya cenderung bekerja sendiri-sendiri dalam kelompok, bahkan ada yang sama sekali tidak ikut mengerjakan tugas atau soal latihan. SMP Negeri 2 Kalasan merupakan sekolah yang mempunyai siswa dengan kemampuan belajar yang berbeda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, sedang dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar tersebut membuat siswa dalam menyikapi kegiatan belajar di kelas sangat beragam, yaitu ada siswa yang sangat antusias dengan
4 pelajaran sehingga siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi sebagian besar siswa masih terlihat sangat pasif dalam pembelajaran. Berdasar pra-survey diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, siswa mengantuk, siswa bersikap pasif, banyak siswa yang ngobrol dan bercanda dengan teman lain, tidak ada interaksi terjadi antara guru dengan siswa artinya siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menjelaskan materi, saat guru memberi pertanyaan siswa tidak mau menjawab jika tidak ditunjuk oleh guru. Siswa banyak yang tidak mencatat dan tidak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa hanya diam dan tidak mau bertanya pada guru bila ada materi yang belum dipahami, sebagian besar siswa tidak membawa buku panduan, banyak yang tidak mengumpulkan tugas. Keadaan tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran. Maka guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang inovatif dan bervariasi agar proses pembelajaran bisa lebih menarik, lebih mudah dipahami oleh siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran keaktifan dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimiliki siswa, berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari keaktifan siswa yang rendah, maka hasil belajar siswa juga akan rendah.
5 Tindakan yang tepat untuk mengatasi hasil belajar siswa yang rendah maka dalam kegiatan belajar mengajar dibutuhkan suatu metode pembelajaran diskusi kelas yang membuat siswa bisa bekerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran dan dapat meningkatkan penguasaan akademik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran diskusi kelas dengan menggunakan teknik Buzz Groups merupakan struktur yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan akademik dan memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir dan merespon siswa lain, saling membantu satu sama lain. Struktur yang ada dalam metode pembelajaran diskusi kelas dengan menggunakan teknik Buzz Groups yaitu siswa diberi waktu untuk berpikir bekerja sama dan menyampaikan ide-idenya dalam bentuk diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas, sehingga seluruh siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran diskusi kelas teknik buzz group diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong, dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi, serta meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
6 Beberapa alasan lain yang menyebabkan perlu pembelajaran diskusi kelas teknik buzz groups diterapkan yaitu peserta didik dalam sebuah kelompok terlalu banyak, dan agar tidak adanya persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa dalam kelompok saling bekerja sama dalam penguasaan materi belajar. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan hasil belajar PKn melalui penggunaan metode pembelajaran konvensioal dan metode pembelajaran teknik buzz groups, dengan judul: Studi Komparasi Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan antara Metode Konvensional dengan Diskusi Kelas Teknik Buzz Groups pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Kalasan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP 2 Kalasan masih di dominasi oleh guru (theacer centered). 2. Kurangnya metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran di SMP 2 Kalasan
7 3. Banyaknya nilai siswa yang belum memenuhi KKM khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP 2 Kalasan C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Kalasan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan metode diskusi kelas teknik buzz groups dan metode konvensional. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan hasil belajar antara kelompok yang diajar menggunakan metode diskusi kelas teknik buzz groups dengan pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas VIII SMP N 2 Kalasan antara siswa yang diajar menggunakan metode diskusi kelas teknik Buzz groups dengan metode pembelajaran konvensional?
8 F. Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelian diharapkan: 1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran, menambah wawasan dan pengalaman melaksanakan pembelajaran dalam hal ini meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, guru diharapkan dapat mengasah kreativitas guru dengan menyusun sendiri Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mempermudah guru mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Manfaat Praktis a) Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi, dan bersosialisasi. b) Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak. c) Dengan penerapan model pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).