PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBASIS SERVICE LEARNING DENGAN TEMA PENCEMARAN UDARA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP KELAS VII

dokumen-dokumen yang mirip
IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

BAB I PENDAHULUAN. tahun ajaran 2013/2014. Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN INTERESTING HANDOUT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP/MTs

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

HALAMAN JUDUL ARTIKEL E-JOURNAL

THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEETS ON THEME ENVIRONTMENTAL (SOIL) POLLUTION" WITH THE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) WHICH SCIENCE PROCESS SKILL

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Oleh: Asri Setyaningrum dan Yusman Wiyatmo, Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY DENGAN MODEL PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Oleh: Maryunia Siwi Utami, Asri Widowati, M.Pd., dan Sabar Nurohman, M.Pd., FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGEMBANGAN MODUL IPA YANG DAPAT MENANAMKAN SIKAP SPIRITUAL DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA SMP ARTIKEL SKRIPSI

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

PERWUJUDAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE PESERTA DIDIK SMA

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

PENGEMBANGAN E-MODULE

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Kata Kunci: perangkat pembelajaran, webbed, kemampuan kognitif, sikap peduli lingkungan, keterampilan generik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU UNTUK

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU TESIS

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL 3D (SKETCH UP ) GAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGEMBANGAN E-MODULE PEMBELAJARAN IPA BERBASIS LECTORA SEBAGAI BAHAN BELAJAR MANDIRI SISWA SMP KELAS VII ARTIKEL SKRIPSI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

Mahardika Intan Rahmawati

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA BERPIKIR SECARA KRITIS DALAM MENGHADAPI MEA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERMUATAN NATURE OF SCIENCE UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN MEDIA WORKSHEET

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN LINGKUNGAN DITINJAU DARI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP ARTIKEL E-JOURNAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dikembangkan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan modul himpunan dengan pendekatan Pendidikan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Ayu Rizqiana Ulfah, Yusman Wiyatmo

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA. Mayangku Serungke S.

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS VII SMP PADA MATERI KALOR

THE DEVELOPMENT OF AN EXPLORATIVE PROBLEM-BASED LEARNING WORKSHEET (LKPD) TO IMPROVE THE MASTERY OF CONCEPTS AND PROBLEM-SOLVING SKILLS

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengembangkan produk berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

Pengemabangan LKPD (Bayu Setiaji) 46

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LITOSFER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SMP TESIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) IPA BERBASIS SERVICE LEARNING MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK MENINGKATKAN REFLECTIVE THINKING

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

PENYUSUNAN KAMUS ANIMALIA BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER II SMA/MA

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMP KELAS VII ARTIKEL SKRIPSI

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

Transkripsi:

Pengembangan E-Module IPA... (Fera Kustanti) 1 PENGEMBANGAN E-MODULE IPA BERBASIS SERVICE LEARNING DENGAN TEMA PENCEMARAN UDARA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP KELAS VII DEVELOPING SERVICE LEARNING-BASED OF SCIENCE E-MODULE ON AIR POLLUTION TO IMPROVE THE CRITICAL THINKING SKILL FOR GRADE VII STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL Oleh: 1 Fera Kustanti; 2 Sabar Nurohman, M.Pd; 3 Asri Widowati, M.Pd FMIPA UNY kustanti.fera@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kevalidan e module IPA berbasis service learning untuk meningkatan keterampilan berpikir kritis siswa SMP kelas VII. Prosedur pengembangan penelitian ini yaitu model 4-D yang terdiri dari 4 langkah penelitian dan pengembangan, yaitu define, design, develop, disseminate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-module IPA berbasis service learning dengan tema Pencemaran Udara layak untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini ditunjukkan pada perolehan gain score sebesar 0,40 dengan kategori sedang, peningkatan keterampilan berpikir kritis menunjukkan peningkatan, yaitu pada pertemuan I sebesar 72,40% dan pada pertemuan II sebesar 83,98%. Kata kunci: E-Module, Service Learning, Pencemaran Udara, Keterampilan Berpikir Kritis Abstract This study aims to determine the prevalence of e-module IPA-based service learning to improve the critical thinking skills of students of SMP class VII. The development procedure of this research is 4-D model consisting of 4 research and development step, that is define, design, develop, disseminate. The results showed that e-module IPA-based service learning with the theme "Air Pollution" is feasible to improve students' critical thinking skills. This is shown in the acquisition of gain score of 0.40 with medium category, increasing critical thinking skill shows increase, that is at meeting I equal to 72,40% and at meeting II equal to 83,98%. Keywords: E-module, Service Learning, Air Pollution, Critical Thinking Skill PENDAHULUAN Pencapaian tujuan dari Kurikulum 2013 yaitu tuntutan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi yaitu dengan memfasilitasi atau memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan abad 21, peserta didik dituntut harus mampu mengkaitkan antara materi yang ia pelajari dengan kehidupan nyata. Hal tersebut agar siswa dapat belajar lebih lagi. Salah satunya dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di SMP N 3 Wonosari menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis peserta didik masih relatif rendah. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik, yaitu dengan mengimplementasikan strategi service learning, sehingga peserta didik mampu mencapai enam indikator berpikir kritis. Hal tersebut didukung hasil penelitian Rahzianta & Hidayat (2011: 1127) dalam Ertika Juniati & Winda Purnama Sari, 2016: 544-555) yang menyebutkan bahwa service learning dapat secara langsung memberikan pengalaman pada siswa berperan aktif dalam melayani masyarakat

2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi... Tahun 2017 ke.. 20... dan menggunakan pengetahuan akademiknya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif melalui belajar secara bermakna dengan langsung praktek dalam masyarakat. Service learning adalah sebuah strategi belajar, mengajar, dan melakukan refleksi yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melayani orang lain, dengan cara menggabungkan pembelajaran di kelas dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di masyarakat (Irene Nusanti, 2014: 255). Salah satu materi IPA adalah Pencemaran Udara. Pencemaran Udara merupakan materi pelajaran kelas VII semester II. Pemilihan materi ini didasarkan pada kompetensi Menganalisis yang menuntut keterampilan berpikir kritis dan masalah yang diangkat sangat erat dengan masalah dalam kehidupan masyarakat sehingga potensi menggunakan strategi service learning. Berdasarkan analisis bahan ajar, bahan ajar yang digunakan di SMP N 3 Wonosari adalah buku paket Kurikulum 2013 dan LKS dari penerbit, namun bahan ajar tersebut belum menyesuaikan potensi keadaan sekolah, sehingga akan dikembangkan bahan ajar berbentuk modul. Berkembangnya IPTEK maka kemajuan teknologi lebih cangih, sehingga memungkinkan peserta didik lebih menarik mencari informasi dengan memanfaatkan TIK. Dengan demikian bahan ajar modul akan dikembangkan dalam bentuk elektronik, yaitu e-module. E-module merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik (bagian dari e- learning) (TIM P2M LPPM UNS, 2010). Dalam hal ini apabila peserta didik terbiasa menggunakan bahan ajar, diharapkan peserta didik lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Dede Rosyada (2004: 140) dalam Elok Kristiana Dewi dan Oksiana Jatningsih (2015: 940) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi kemudian membuat sebuah kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4D Model Thiagaradjan yang terdiri dari tahap define design develop dan disseminate. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februri 2017 pada tahun ajaran 2016/2017 semester genap. Lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 3 Wonosari kelas VII B. Target/Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini yaitu 32 peserta didik kelas VII B SMP N 3 Wonosari.

Prosedur Gambar 1. Bagan PenelitianPengembangan (Thiagarajan 1974: 6-9) Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang dikembangkan dibedakan manjadi dua yaitu instrumen validasi e-module dan instrumen uji coba produk. Instrumen valiasi e-module digunakan untuk menilai kualitas bahan ajar e-module IPA berbasis service learning oleh dosen ahli dan guru IPA. Sementara instrumen uji coba produk meliputi soal pretest dan posttest untuk mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik, lembar observasi keterampilan berpikir kritis peserta didik yang digunakan untuk melihat perkembangan keterampilan berpikir kritis peserta didik dan lembar keterlaksanakan pembelajaran untuk melihat persentase keterlaksanakan pembelajaran dengan strategi service learning. Teknik Analisis Data Hasil validasi e-module IPA berbasis service learning dianalisis dengan dengan mencari skor rata-rata dari 5 validator. Hasil validasi bahan ajar selanjutnya dikonversikan dengan dengan menggunakan skala empat. Analisis soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan Pengembangan E-Module IPA... (Fera Kustanti) 3 keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam berpikir kritis setelah menggunakan e-module. Analisis dilakukan dengan cara menghitung gain score. Lembar Observasi keterampilan berpikir kritis peserta didik dianalisis dengan menghitung presentase keterampilan berpikir kritis peserta didik setiap pertemuan. Data keterlaksanaan pembelajaran ditinjau dari kegiatan guru dan kegiatan peserta didik dianalisis dengan cara menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran setiap pertemuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Validasi E-Module IPA Berbasis Service Learning Validasi e-module IPA berbasis service learning dilakukan dengan menggunakan lembar validasi produk e-module. Aspek penilaian e- module meliputi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, tampilan e-module, dan penggunaan e module. Berdasarkan hasil validasi oleh lima validator maka dipadatkan rerata skor validasi e- module berbasis service learning dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata Skor Validasi E-Module berbasis Service Learning No Aspek Skor Nilai Kategori 1 Kelayakan isi a. Cakupan materi 23,09 A Sangat b. Keakuratan 8 A Sangat materi c. Ketercakupan service learning dalam e- module 11,05 A Sangat d. Keterampilan berpikir kritis 21,15 A Sangat 2 Kebahasaan a. Lugas 11,1 A Sangat b. Koherensi dan keruntutan 3,85 A Sangat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi... Tahun 2017 ke.. 20... 4 berpikir c. Kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia yang benar 3 Penyajian a. Teknik penyajian b. Pendukung penyajian materi 4 Tampilan E- Module 5 Penggunaan E- Module 11,3 A Sangat 7,7 A Sangat 27,35 A Sangat 26,3 A Sangat 11,3 A Sangat Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan penilaian e-module IPA berbasis service learning oleh validator, memperoleh nilai A dengan kategori sangat. Dengan demikan, e-module IPA hasil pengembangan layak untuk digunakan uji lapangan. Hal ini karena nilai kelayakan e-module ditentukan nilai minimum C. Selain hal ini kelayakan e-module IPA juga ditentukan oleh pernyataan yang diberikan oleh dua dosen ahli dan tiga guru IPA semunya menyatakan bahwa e- module IPA layak untuk uji coba dengan revisi. Selain itu juga didukung oleh analisis reliabilitas lembar kelayakan e-module IPA. Berdasarkan analisis yang dilakukan, secara keseluruhan hasil validasi e-module IPA hasil pengembangan memberikan hasil yang reliabel dengan persentase 99,9%. Hal ini juga dibuktikan pada penilaian observasi keterlaksanaan pembelajaran IPA berbasis service learning menggunakan lembar observasi yang diamati oleh empat observer. Lembar observasi service learning terdiri dari 3 indikator yaitu: (1) materi diambil dari permasalahan yang umum ditemukan di masyarakat; (2) solusi masalah didapatkan melalui kombinasi antara ilmu yang telah didapatkan dan pengalaman dimasyarakat sebelumnya; (3) dan permasalahan dan solusi mampu menjadi wadah refleksi. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh observer, pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan kegiatan guru dan peserta didik menunjukkan semua indikator service learning telah terlaksana dengan yaitu keterlaksanaan sebesar 100% dengan kategori sangat. Pemahaman Keterampilan Berpikir Kritis terhadap Materi Peningkatan pemahaman keterampilan berpikir kritis terhadap materi dilakukan menggunakan tes tertulis yang berupa soal pretest dan posttest. Tes tertulis ini berupa soal uraian yang terdiri dari enam soal yang dijabarkan dari enam aspek berpikir kritis, yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, memecahkan masalah, menganalisis, membuat kesimpulan, dan mengevaluasi. Hasil data skor pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Gain Score Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Nilai Rata-rata Gain Kategori Pretest Posttest Score 10,88 16,25 0,40 Sedang Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan peningkatan pemahaman keterampilan berpikir kritis sebesar 0,40 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa e-module IPA cukup efektif digunakan untuk bahan ajar yang memfasilitasi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Observasi Keterampilan Berpikir Kritis Penilaian observasi keterampilan berpikir kritis yang dilakukan setiap pertemuan

pembelajaran. Aspek keterampilan berpikir kritis yang diobservasi, yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, memecahkan masalah, menganalisis, merumuskan kesimpulan, dan mengevaluasi. Adapun penilaian observasi keterampilan berpikir kritis peserta didik setiap pertemuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skor Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Skor Pertemuan Pertemuan No Aspek I II (%) (%) Mengidentifikasi 1 76,22 85,9 masalah Merumuskan 2 62,5 78,13 hipotesis Memecahkan 3 79,69 93,75 masalah 4 Menganalisis 67,97 78,13 Membuat 5 75,78 89,06 kesimpulan 6 Mengevaluasi 975,78 78,91 Jumlah Rata-Rata 72,40 83,98 Sangat Kategori Baik Baik Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antara pertemuan I dengan pertemuan II. Hal tersebut dapat dilihat bahwa dari keenam aspek semuanya mengalami peningkatan. Hasil observasi keterampilan berpikir kritis secara keseluruhan pada pertemuan I sebesar 72,40% dengan kategori dan meningkat pada pertemuan II menjadi 83,98% dengan kategori sangat. Secara umum keenam aspek keterampilan berpikir kritis mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II. Berdasarkan pembahasan di atas, data hasil keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui kegiatan pretest dan posttest serta lembar observasi keterampilan berpikir kritis diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal tersebut didukung bahwa Pengembangan E-Module IPA... (Fera Kustanti) 5 service learning juga memberikan manfaat penting menurut Bilig and Jesse (2008: 22-23) dalam Ertika Juniati & Winda Purnama Sari (2016: 544-555) antara lain menghubungkan teori dengan praktek langsung ke kehidupan nyata, memperdalam pemahaman materi pelajaran, meningkatkan rasa tanggung jawab kemasyarakatan, pengembangan diri dan karir, komunikasi dan kerjasama antara learner. Selain itu, Carol (2012: 100) menyatakan Studies found that service learning sharpened critical thingking skills. callister and Hobbins- Garbett (2000) reported that nursing student listed a "higher level of critical thingking skills" as a benefit of their service learning project.. Hal ini menjelaskan bahwa service learning dapat mengasah keterampilan berpikir kritis, kemudian Callister dan Hobbins-Garbett (2000) melaporkan bahwa mahasiswa keperawatan terdaftar "tingkat yang lebih tinggi dari keterampilan berpikir kritis" sebagai manfaat dari proyek service learning mereka. Dengan demikian, E-Module IPA berbasis service learning dengan tema Pencemaran Udara telah layak digunakan sebagai bahan ajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik SMP kelas VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. E-module IPA berbasis service learning dengan tema Pencemaran Udara untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VII telah memenuhi kelayakan berdasarkan aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, tampilan, dan penggunaan e-module IPA. Hal ini berdasarkan penilaian berskala empat oleh

6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi... Tahun 2017 ke.. 20... dosen ahli dan guru IPA secara keseluruhan memberikan nilai A dengan kategori sangat dan memberikan hasil yang reliabel dengan persentase 99,9%. 2. E-module IPA berbasis service learning Saran dengan tema Pencemaran Udara dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan gain score sebesar 0,40 dengan kategori peningkatan sedang. Peningkatan keterampilan berpikir kritis juga didukung dari hasil penilaian observasi keterampilan berpikir kritis selama dua kali pertemuan, menunjukkan peningkatan, yaitu pada pertemuan I sebesar 72,40% dan pada pertemuan II sebesar 83,98%. Hasil data penilain bahwa skor tertinggi pada pertemuan I dan pertemuan II yaitu pada aspek memecahkan masalah, sedangkan untuk skor rata-rata terendah yaitu pada aspek merumuskan hipotesis. 1. Senya penyebaran produk e-module IPA perlu diperluas tidak hanya di SMP N 3 Wonosari. 2. Menambah jumlah observer penilaian keterampilan berpikir kritis. 3. Menambah waktu uji lapangan agar peningkatan keterampilan berpikir kritis lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Callister, L. C., and D. Hobbins;Garbett. (2000). Enter to learn, go forth to serve : Service learning in nursing education. Journal of Preffesional Nursing 16(3): 177-183. Carol.A Sedlak.et al. (2003). Critical Thingking In Studens Service-Learning Experiences. Vol. 51.No. 3:100. Elok Kristiana Dewi dan Oksiana Jatiningsih. (2015). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKN Kelas X di SMAN 22 Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan.. Vol 02. No. 3. Hlm. 936-950. Ertika Juniati dan Winda Purnama Sari. (2016). Integrasi Potensi Lokal Pada Pembelajaran Sl Terhadap Pembentukan Learner Softskill Untuk Memecahkan Permasalahan Lingkungan. Jurnal Prodi Pendidikan Biologi FIP UAD. Hal 545-546. Irene Nusanti. (2014). Strategi Service Learning Sebuah Kajian untuk Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol 20. No 2: 252, 255. 256. Thiagarajan, Sivasailam, et. Al. (1979). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Indiana: Indiana University. TIM P2M LPPM UNS. (2010). Pengembangan E-Modul. Solo: LPPM UNS.