PERANAN BPD DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI DESA BARATAKU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1. Oleh : Merson 2. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BOTTOM UP PLANNING DALAM PEMBUATAN KEBIIAKAN PEMERINTAH DESA DI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA. Jetty Mawara

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol. 13 No. 1 Oktober

PERANAN PERANGKAT KECAMATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN CAMAT PADA PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG. Oleh Andika Lontoh

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun Dalam rangka penyelenggaraan

B A B I P E N D A H U L U A N

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

Lex et Societatis, Vol. V/No. 5/Jul/2017

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Bawoleu Kecamatan Tagulandang Utara)

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. direalisasikan melalui wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRAKTEK KEKUASAAN ELIT POLITIK DALAM DEMOKRASI (SUATU STUDI KASUS PENYUSUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD DESA SUM TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Orde Baru jatuh dikarenakan reformasi maka istilah Good

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERAN BIRO HUKUM DALAM HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH (STUDI DI BIRO HUKUM SETDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam Bab ini dirikan kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan dari

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN veteran Jawa Timur

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...

Oleh Nama : Haetami NPM : AP

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan undang-undang No.22 tahun 1999, oleh undang-undang No 32

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

Oleh :Fitrianingsih Langoy 2

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desa adalah unit lembaga terkecil pemerintahan di Negara Kesatuan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

Keywords: partnership, chief of village, body consultative of village, village regulation.

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN 2007 NOMOR 52, TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 63 PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. hakekatnya ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA. Frian Gar. Andea

RANCANGAN PERATURAN DESA LOSARI KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS NOMOR.. TAHUN 2017 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA. Nomor : 06 Tahun : 2009 Seri : D Nomor : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 06 TAHUN 2009

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan salah satu rangkaian dasar

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Suatu Studi di Desa Kuma Selatan Kecamatan Essang Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud) 1

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN TOLIKARA PROVINSI PAPUA. Yupiter Weya NIM :

I. PENDAHULUAN. dilakukan langsung oleh pemerintah pusat yang disebar ke seluruh wilayah

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BUPATI TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SEBAGAI WAHANA DEMOKRASI DI DESA LOPANA KECAMATAN AMURANG BARAT. Oleh JEINE JOSEPHUS ABSTRAK

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

KEDUDUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi tersebut. Sebagaimana lembaga legislatif DPRD berfungsi

...BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR.. 2 TAHUN TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang pelaksanaan Otonomi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Indonesia berdasarkan UUD 1945 Pasal 18 ayat (1) terdiri dari

SKRIPSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG PERIODE TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

Transkripsi:

PERANAN BPD DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI DESA BARATAKU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1 Oleh : Merson 2 Abstrak Salah satu karakteristik demokratisasi dalam pemerintahan desa adalah terdapatnya Badan Permusyawaratan Desa. Yang dimaksud dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah sebutan nama Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang anggota-anggotanya dipilih secara langsung dari dan oleh penduduk desa yang memenuhi persyaratan. Peranan BPD adalah pelaksanaan fungsi, hak dan kewenangan BPD didasarkan pada peraturan yang berlaku.badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis(pasa1 1: 4 UU No. 6 Tahun 2014). Peranan BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah desa Barataku Kecamatan Laloda adalah menetapkan anggaran pendapatan dan belanja. Bersama-sama Kepala Desa menetapkan peraturan Desa. Bersama-sama dengan pemerintah desa menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan Kepala Desa. Meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa, juga membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah desa Barataku Kecamatan Loloda. Kata Kunci : Peranan, BPD, Kebijakan Desa PENDAHULUAN Dengan berlakunya UU No.6 Tahun 2014 kedudukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengalami perubahan. Jika sebelumnya BPD sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan maka sekarang menjadi lembaga desa. Dari fungsi hukum menjadi fungsi politis. Kebijakan pemerintah dan partisipasi masyarakat adalah faktor yang cukup dominan bagi keberhasilan pembangunan. Prinsip imbang antara kebijakan pemerintah dan prakarsa/partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa,secara serentak telah telah terjadi interaksi antara pemerintah di satu pihak dan masyarakat dilain pihak, atau dengan kata lain telah terjadi hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Demokrasi adalah nilai yang orisinil (asli) dimiliki dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam penyusunan kebijakan desa yang berbentuk peraturan desa pelaksanaannya juga dilakukan secara demokratismelalui Badan Permusyawaratan Desa. Suatu permasalahan yang berkembang menunjukan bahwa dalam pembuatan kebijakan ada kecenderungan kurangnya keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah desa melalui Badan Permusyawaratan Desa. Sementara Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang pelaksanaan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan 1 Merupakan skripsi penulis 2 Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP UNSRAT Manado

ditetapkan secara demokratis yang perlu menyampaikan aspirasi dalam pembentukan kebijakan di desa.

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Peranan BPD Menurut Soerjono Soekanto (1989 : 146) peranan adalah aspek dinamis dari status. Peranan ini selanjutnya berwujud kegiatan yang merupakan suatu fungsi kepemimpinan yang berusaha melaksanakanatau menyaksikan sesuatu yang menjadi kepentingan bersama. Peranan yang melekat pada diri seseorang lebih banyak menanjak atau bersumber dari aktivitas yang dilakukan sesuia fungsi atau penyesuaian diri terhadap posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Sebagai suatu fungsi merupakan suatu proses apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran. Dengan demikian kata peranan sebagai bagian dari tugas utama yang harus dilakukan terhadap sesuatu. Peranan BPD adalah pelaksanaan fungsi, hak dan kewenangan BPD didasarkan pada peraturan yang berlaku.sedangkan Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis (Pasa1 1: 4 UU No. 6 Tahun 2014) Dari uraian diatas terlihat dengan jelas bahwa Badan Permusyawaratan Desa mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam rangka pembuatan berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. B. KonsepKebijakan Kebijakan dalam artian umum adalah mengenai seperangkat buah-buah pikiran, pandangan, pendapat serta langkah-langkah yang ditempuh dan yang tertuang dan terumuskan dalam bentuk ketetapan-ketetapan, keputusan peraturan, ketentuan ataupun sejenis undang-undang yang ditujukan bagi pelaksanaan atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu (Irfan Islamy, 1984:22) Teori sistem dikaitkan dalam proses politik di desa sangatlah relevan, sebab dalam proses politik di desa sistem pembuatan kebijakan dalam pembangunan desa haruslah melalui suatu mekanisme yang belaku di desa yang merupakan sustu sistem yang merupakan kesepakatan dari elemen-elemen yang ada di desa yang bersifat otonom. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan dan sesuai tujuan yang ingin dicapai, maka metode atau jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif, yang dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya (Nawawi, 1990:22). Fokus Penelitian dalam penulisan ini adalah Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka pembuatan berbagai kebijakan pemerintah terhadap pembangunan desa Barataku. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Barataku Kecamatan Loloda. Informan dalam penelitian ini berjumlah 50 orang adalah Ketua dan Wakil Ketua serta Anggota BPD, perangkat Desa, dan masyarakat. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara terhadap informan juga dengan pengamatan secara langsung, untuk mendapatkan data sekunder dilakukan dengan mengadakan pencatatan data statistik di kantor desa. Analisis data dilakukan dengan memberikan gambaran tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka pembuatan berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dilakukan uraian secara deskriptif.

PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang peranan BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku Kecamatan Laloda Kabupaten Halmahera Barat adalah : berperan dalam proses untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja. Juga Bersama-sama Kepala Desa menetapkan peraturan Desa. Selain itu bersama-sama dengan pemerintah desa menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa, angaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan Kepala Desa ; Meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa ; Membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Pelaksanaan kegiatan tersebut sangat mendapat dukungan positif dari masyarakat. Partisipasi masyarakat melaui BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa khususnya menyangkut pembuatan rencana-rencana pembangunan desa terlihat bahwa tinggi partisipasi masyarakat melaui BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku di Kecamatan Loloda. Salah satu produk hukum yang merupakan hasil kerja bersama sebagai kebijakan di desa yang banyak diperankan oleh BPD adalah Peraturan Desa Barataku No. 1 Tahun 2014 tentang APBDes. Hasil penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam melaksanakan atau merealisasikan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku menunjukan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan atau mengimplementasikan kebijaksanaankebijakan pembangunan desa Barataku terlihat bahwa semakin sering informan ikut serta dalam berpartisipasi pada pembuatan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan desa, maka semakin sering mereka berpartisipasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peranan BPD dalam pembuatan kebijakan pemerintah desa Barataku Kecamatan Laloda adalah Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut kami selalu mendasarkan pada tugas pokok dan fungsi serta wewenang. yaitumenetapkan anggaran pendapatan dan belanja. Bersama-sama Kepala Desa menetapkan peraturan Desa. Bersama-sama dengan pemerintah desa menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa, angaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan Kepala Desa. Meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa, juga membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. 2. Dalam melaksanakan peran sebagai Badan Permusyawaratan Desa, pelaksanaan kegiatan tersebut kami selalu meminta dukungan dari masyarakat desa Barataku. Pelaksanaan kegiatan tersebut sangat mendapat dukungan positif dari masyarakat. 3. Hasil penelitian informan yang terdiri dari anggota masyarakat, pemerintah desa dan BPD, menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat adalah baik/tinggi karena sering ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku di Kecamatan Loloda. Dari 50 orang yang menjadi sampel informan; 31 orang menyatakan sering berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa, 12 orang jarang menyalurkan aspirasi mereka dalam pembuatan kebijakan. Dan 7 orang tidak pernah ikut serta atau terlibat dalam pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa di Kecamatan Loloda.

4. Semakin sering masyarakat ikut serta dalam berpartisipasi melaui BPD pada pembuatan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan desa, maka semakin sering mereka berpartisipasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa Barataku. Ada kaitan antara partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan desa Barataku dengan partisipasinya dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang pembangunan tersebut. 5. Kebijakan pemerintah terhadap pembangunan desa seringkali kurang mendapat dukungan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya, oleh karena kebijakan yang ditempuh pemerintah desa kurang mengena atau kurang sesuai dengan kebutuhan atau aspirasi masyarakat. Masalah ini banyak terjadi, oleh karena warga masyarakat desa kurang dilibatkan dalam berpartisipasi pada proses pembuatan kebijakan pemerintah dalam pembangunan desa di desa Barataku. B. S a r a n 1. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan pemerintah desa terhadap program-program pembangunan desa Barataku itu perlu ditunjang oleh partisipasi masyarakat melaui BPD, tanpa adanya aspirasi politik masyarakat maka akan mengakibatkan kebijakan yang dihasilkan tersebut akan kurang mendapat respon yang positif dari masyarakat desa Barataku. 2. Hendaknya pemerintah selalu mengikutsertakan masyarakat desa Barataku dalam memberikan masukan atau aspirasi dalam rangka pembuatan kebijakan pemerintah tentang pembangunan desa, sehingga kebijakan adalah juga merupakan bagian dari artikulasi aspirasi masyarakat. Hal ini akan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut. 3. Dalam pelaksanaan pembangunan di desa, hendaknya masyarakat mempunyai kesadaran dan kemauan yang tinggi untuk turut berperan serta dalam pembuatan kebijakan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan melalui BPD dan dengan sadar memegang teguh nilai-nilai demokrasi, serta bertindak dan berperilaku demokratis sehingga kelak terwujud masyarakat yang demokratis. DAFTAR PUSTAKA Anderson, J.E., 1979, Public Policy Making, New York; Holt, Rinehart and Winston. Cheppy Haricahyono, 1986. Ilmu Politik dan Perspektifnya, Tiara Wacana Yogyakarta. Goni Jourdan, 1984. Hubungan Antara Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Pedesaan di Halmahera Barat, Thesis Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Hoogerwerf A, 1983, Ilmu Pemerintahan, Erlangga, Jakarta. Huntington, S, dan Nelson, 1986, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Rinda Cipta, Jakarta. Ibnu Syamsi, 1986. Pokok-pokok Kebijakan Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran Pembangunan Nasional dan Daerah, Rajawali Jakarta. Islamy, Irfan, 1984. Prinsip-Prinsip Pembuatan Kebijakan Negara, Aksara Baru, Jakarta. Mirriam Budiarjo, 1982. Partisipasi dan Partai Politik, PT. Gramedia, Jakarta. NdrahaTaliziduhu, 1982. PartisipasiMasyarakatDesa di BeberapaDesa.BinaAksara, Jakarta. Pamudji S., 1985. Perbandingan Pemerintahan, Bina Aksara, Jakarta. Poerwadarminta, W.J.S., 1974. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Saparin Sumber, 1986. Tata Pemerintahan dan Administrasi Pemerintahan Desa, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Suharsimi Arikunto, 1985. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Bina Aksara, Jakarta. Sumber-sumber lain : - Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. - Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Badan Permusyawaratan desa (BPD). - Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 3 Tahun 2000 Tentang Susunan Organisasi Pemerintah Desa - Himpunan Hasil Rapat Evaluasi Pelaksanaan Otonomi Desa di Hotel Indonesia Jakarta Tanggal 4 s/d 7 Juli 2000. - UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa