1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru. Pembelajaran bukanlah proses yang didominasi oleh guru tetapi proses yang secara kreatif menuntut siswa melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya. Abidin (2012: 3) mengemukakan bahwa pembelajaran sebagai kegiatan yang tidak hanya mewariskan pengetahuan tetapi kegiatan membangun pengetahuan pada diri siswa. Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu (Abidin, 2012: 5). Pembelajaran Bahasa Indonesia selalu berorientasi pada empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini merupakan bidang implementasional yang digunakan sebagai wadah bidang lain. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus memperhatikan komponen pembelajaran, seperti: kurikulum, tujuan pembelajaran, guru, siswa, media dan strategi pembelajaran.
2 Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan yang penting bagi keberhasilan suatu pendidikan (Kurniasih dan Berlin, 2014: 3). Kurikulum mencakup semua hal yang bisa mencerahkan dan memberi pelajaran. Pada tahun ajaran ini, pemerintah telah menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (saintific approach). Abidin (2014: 127) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah, melalui serangkaian aktifitas inkuiri yang menuntut kemampuan berfikir kritis, berfikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pengamatan, penggunaan pendekatan ilmiah atau saintifik dengan menggali informasi melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran pendekatan ilmiah mampu menumbuhkembangkan pendidikan karakter (Priyatni, 2014: 100).
3 Dalam kurikulum 2013, bahasa Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berfikir. Bahasa adalah sarana mengekspresikan gagasan dan sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dengan bentuk teks (Priyatni, 2014: 37). Konsep genre dikaitkan dengan tindakan komunikatif dalam konteks budaya, sedangkan teks pada konteks yang lebih spesifik, yaitu situasi komunikatif yang ada. Keduanya sama-sama berkenaan dengan potensi bahasa sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berwacana secara efektif. Dengan kata lain, pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berbasis teks. Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila mampu mengubah peserta didik serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik saat terlibat proses pembelajaran dapat merasakan manfaat secara langsung bagi perkembangan pribadinya. Kunci pokok dalam sebuah pembelajaran adalah seorang guru. Guru menjadi subjek yang memiliki tugas, tanggung jawab dan inisiatif pengajaran. Guru dapat mengelola kegiatan belajar dengan maksimal secara efektif dan efisien lewat sarana buku. Salah satu buku yang dapat dimanfaatkan guru dalam dunia pendidikan adalah buku teks. Lange dalam (Agustina, 2011: 09) menjelaskan bahwa buku teks adalah buku standar/buku setiap cabang khusus studi dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok /utama dan suplemen/tambahan. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua macam buku dalam menunjang pembelajaran di kelas, yaitu buku teks wajib/paket dan buku teks penunjang.
4 Buku teks/ bahan ajar dalam konteks kurikulum 2013 sebenarnya sudah disediakan secara lengkap oleh Kemendiknas. Buku teks tersebut disusun dalam bentuk buku pegangan siswa, buku pegangan guru, pedoman penilaian bahkan hingga multimedia pelengkap bahan ajar. Namun, buku yang dikembangkan Kemendiknas tentu saja masih harus pula dikreasi dan dikembangkan oleh guru agar kebiasaan guru menyajikan materi dari satu sumber materi dapat dihindari. Kebiasaan menyajikan materi dari satu sumber dinilai membahayakan siswa sebab siswa dipaksa memahami sesuatu atas satu sudut pandang padahal di sisi lain, kurikulum 2013 hendak membentuk lulusan yang mampu berfikir kritis, kreatif, dan multiperspektif (Abidi, 2014: 264). Kualitas buku teks yang baik telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kualitas buku yang baik menurut BSNP harus memenuhi empat aspek kelayakan. Aspek kelayakan tersebut mecakup isi, penyajian, bahasa dan kegrafikan. Jadi, salah satu kelayakan buku teks yang harus dipenuhi yaitu kelayakan penyajian. Kelayakan penyajian ini mencakup tiga indicator, yaitu teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Penelitian buku teks telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Rizal (2009) telah melakukan penelitian mengenai kelayakan isi buku teks. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa buku Kompeten Berbahasa Indonesia Untuk SMA Kelas X Terbitan Erlangga memiliki kelayakan yang baik dan cocok digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
5 Penelitian telaah kelayakan penyajian buku teks dirasa penting untuk dilakukan karena belum pernah dilakukan penelitian dan masih banyaknya buku teks yang kurang memperhatikan penyajian buku. Penyajian dalam buku sangatlah penting untuk menunjang tampilan serta sistematika sebuah buku. Indikator penyajian buku teks ini meliputi: teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Dari tiga sub indikator tersebut apabila disajikan dengan baik maka akan menambah daya serap siswa dalam menangkap materi. Penyajian sebuah buku sangat membantu siswa untuk memahami maksud apa dan bagaimana materi yang akan dipelajari. Salah satu buku penunjang yang digunakan di sekolah adalah buku teks yang diterbitkan oleh PT. Yudhistira. Yudhistira adalah penerbit profesional yang senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk mencapai kualitas yang baik. Buku Yudhistira menggunakan visualisasi gambar berkualitas tinggi agar menarik minat siswa dalam mempelajari isi buku. Yudhistira memiliki jaringan pemasaran yang luas. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa penulis menjadikan buku teks terbitan Yudhistira sebagai bahan atau objek penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini terdiri atas dua masalah. Masalah tersebut yaitu masalah mayor dan masalah minor.
6 1.2.1 Masalah Mayor: Masalah mayor adalah masalah yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian. Rumusan masalah mayor dalam penelitian ini bagaimana buku Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berdasarkan kelayakan penyajian? 1.2.2 Masalah Minor: Masalah minor adalah masalah yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari masalah mayor. Rumusan masalah minor dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana teknik penyajian buku Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berbasis Kurikulum 2013? 2. Bagaimana penyajian pembelajaran buku Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berbasis Kurikulum 2013? 3. Bagaimana kelengkapan penyajian buku Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berbasis Kurikulum 2013? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan buku Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berbasis berdasarkan kelayakan penyajian yang meliputi: a. teknik penyajian;
7 b. penyajian pembelajaran; dan c. kelengkapan penyajian. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pembaca, agar dapat memperoleh informasi tentang kelayakan penyajian buku teks Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 terbitan Yudhistira. 2. Bagi guru dalam lembaga pendidikan, agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan buku teks dalam pembelajaran. 3. Bagi penulis buku teks, dapat digunakan sebagai pengetahuan dan bahan rujukan dalam rangka meningkatkan kualitas buku teks. 4. Bagi penerbit buku yang diteliti, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi buku teks yang telah diterbitkan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah buku teks Mahir Berbahasa Indonesia 2 Kelas VIII SMP terbitan Yudhistira berdasarkan kelayakan penyajian yang meliputi 3 indikator, yaitu (1) teknik penyajian, (2) penyajian pembelajaran, dan (3) kelengkapan penyajian.